BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

Transformasi BPJS 2. September 2011

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG KETENAGAKERJAAN (SJSN-TK)

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

Marita Ahdiyana, M. Si

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KESIAPAN PT. JAMSOSTEK (Persero) MENUJU BPJS KETENAGAKERJAAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

OVERVIEW PEMERIKSAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL. Auditorat Utama Keuangan Negara VI

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

RAMBU-RAMBU IMPLEMENTASI AZAS DAN PRINSIP SJSN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL OLEH BPJS KETENAGAKERJAAN. Jakarta, 31 Maret 2016

PENUNJUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

Dr Gede Subawa. M. Kes. AAAK

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget)

Daftar Peraturan/Kebijakan di Bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Tahun (Sumber: hukumonline.com)

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga tak lepas dari pertimbangan dari hasil pekerjaan yang didapat. Tabungan

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

Peta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL didukung oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk apapun, termasuk fotokopi tanpa ijin tertulis dari penerbit

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PP NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT.

Kebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) di Harian Pelita tentang transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Ketenagakerjaan, yaitu frekuensi yang muncul dari setiap berita mengarah kepada pemberitaan secara umum mengenai Jaminan Sosial yaitu sebanyak 3,1%, ditinjau dari teknik penulisan berita, seluruh pemberitaan bersifat Hard News yang memiliki frekuensi sebesar 3,2%, ditinjau dari kecenderungan isi pemberitaan, sebesar 3,1% berita cenderung positif, dan ditinjau dari siapa yang diberitakan, Peserta Jamsostek dan Ketua DJSN lebih sering diberitakan yaitu mempunyai frekuensi masing-masing sebesar 2,9%, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jaminan sosial memegang peranan penting dimasyarakat sehingga setiap perkembangan dari pemberitaan jaminan sosial menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, selain itu khususnya peserta jamsostek yang perlu mendapatkan sosialisasi tentang apa saja yang berubah dari PT Jamsostek (Persero) tersebut menjadi BPJS Ketenagakerjaan, baik dari segi program maupun pelayanan. Media massa memudahkan perusahaan dalam memberikan informasi dan sosialisasi, serta media massa juga memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) menempati isi pemberitaan sebanyak 2,9% di Harian Pelita. Jamkesda adalah 84

85 program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu disuatu daerah yang diselenggarakan secara nasional namun pelaksanaanya hanya didaerah yang berlaku saja. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menempati isi pemberitaan sebanyak 2,9%. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada urutan selanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan menempati isi pemberitaan sebanyak 2,8% di Harian Pelita. BPJS Ketenagakerjaan adalah merupakan pelaksana Undang-undang jaminan sosial tenaga kerja yang dahuku bernama PT Jamsostek (Persero) yang memberikan perlindungan sosial ekonomi bagi masyarakat. Pada urutan selanjutnya, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menempati isi pemberitaan sebanyak 2,8%. SJSN adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak. Pada urutan selanjutnya, Pengalihan Aset PT Jamsostek (Persero) menempati isi pemberitaan sebanyak 2,8%. Pengalihan aset dalam transformasi ini mengenai data-data peserta jamsostek yang akan menjadi data-data BPJS

86 Kesehatan dalam hal Jaminan Kesehatan yang sebelumnya dikelola oleh PT Jamsostek (Persero). Pada urutan selanjutnya, Sosialisasi Menjadi BPJS menempati 2,7% dari isi pemberitaan. Sosialisasi menjadi BPJS dilakukan agar seluruh pihak-pihak terkait mampu mengerti prosedur yang akan sedikit berubah. Sosialisasi yang dilakukan berupa pemberitaan melalui media-media informasi. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) menempati 2,7% dari isi pemberitaan. JKK adalah jaminan bagi tenaga kerja untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resiko sosial seperti kematian atau cacat akibat kecelakaan kerja. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Hari Tua (JHT) menempati 2,7% dari isi pemberitaan. JHT adalah program perlindungan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat atau hari tua. Pada urutan selanjutnya, Peraturan Pemerintah (PP) menempati 2,7% dari isi pemberitaan. PP dalam BPJS adalah aturan mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja. Pada urutan selanjutnya, Penerima Bantuan iuran (PBI) menempati 2,7% isi pemberitaan. PBI adalah masyarakat yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

87 Pada urutan selanjutnya, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menempati 2,7% isi pemberitaan. DJSN adalah penyelenggara SJSN yang diamanatkan dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Pada urutan selanjutnya, Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) menempati 2,7% isi pemberitaan. PPK adalah bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang dikontrak dan dibayar praupaya/dimuka oleh bapel, sehingga terdorong untuk memberikan pelayanan yang terjaga mutu dan terkendali biayanya. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menempati 2,7% isi pemberitaan. JKN adalah bagian dari SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak kepada orang yang telah membayar iuran kepada pemerintah. Pada urutan selanjutnya, BPJS Kesehatan menempati 2,5% isi pemberitaan. BPJS Kesehatan merupakan penyelenggara jaminan kesehatan yang sebelumnya bernama PT Askes. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kesehatan (JK) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) menempati 2,5% isi pemberitaan. JK-JPK merupakan jaminan kesehatan bagi tenaga kerja yang awalnya dikelola oleh PT Jamsostek (Persero) lalu dikelola oleh BPJS Kesehatan. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Pensiun (JP) menempati 2,5% isi pemberitaan. JP adalah program jaminan sosial bagi tenaga kerja yang akan dikelola oleh BPJS Ketenegakerjaan pada 2015.

88 Pada urutan selanjutnya, UU BPJS menempati 2,5% isi pemberitaan. UU BPJS adalah peraturan pelaksanaan programa jaminan sosial. Pada urutan selanjutnya, Peraturan Presiden (Perpres) menempati 2,5% isi pemberitaan. Perpres adalah terkait dengan UU SJSN. Pada urutan selanjutnya, Jaminan Kematian (JKM) menempati 2,3% isi pemberitaan. JKM adalah jaminan sosial untuk meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pada urutan selanjutnya, UU SJSN menepati 2,3% isi pemberitaan. UU SJSN adalah aturan untuk mensinkronisasi penyelenggaraan program jaminan sosial. Pada urutan selanjutnya, Teknik penulisan berita Hard News sebesar 3,2% yang dapat disimpulkan bahwa seluruh pemberitaan disampaikan secara langsung pada inti permasalahan. Pada urutan selanjutnya, Kecenderungan isi berita positif sebesar 3,1% sedangkan isi berita netral hanya 0,1% yang dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemberitaan cenderung positif. Mengenai siapa yang diberitakan, mayoritas pemberitaan mengulas mengenai DJSN dalam penelitian ini adalah Ketua DJSN karena lembaga tersebut memiliki peran penting sebagai pengawas jalannya BPJS. Selanjutnya adalah Peserta Jamsostek yang memiliki proporsi yang sama dengan pemberitaan Ketua DJSN sebanyak 2,9%. Peserta jamsostek banyak diberitakan karena transformasi

89 BPJS ini menyangkut dengan masyarakat terutama para peserta jamsostek yang nantinya akan menjadi peserta BPJS. Dari hasil penelitian yang dilakukan, pemberitaan mengenai transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS cenderung positif. Hal ini merupakan sebuah kesuksesan Public Relations dalam aktivitas media monitoring, bahwa dari pemberitaan media PR dapat mengetahui citra perusahaan di media dan masyarakat. Hubungan perusahaan dengan media perlu dilakukan untuk menjaga kemudahan dalam penempatan berita perusahaan di media. Banyak cara untuk menjalin hubungan dengan media, dan dampaknya pun positif bagi pihak perusahaan maupun media. Orang yang berada di belakang sebuah media massa, secara langsung maupun tidak langsung, memang berkontribusi pada kebijakan media massa itu sendiri, hal ini dapat dilihat dari materi pemberitaan yang dilaporkan media massa tersebut kepada khalayaknya. Semakin besar kontribusi pemilik dengan latar belakang kepentingan tertentu, maka semakin besar pula intervensi yang diberikan pada media massa tersebut. 5.2.Saran Berdasarkan data yang peneliti peroleh dan semua dengan kesimpulan di atas, peneliti akan menyampaikan saran baik saran akademis maupun saran praktis sebagai pertimbangan :

90 1. Saran Akademis Penelitian tentang analisis isi oleh Public Relations masih jarang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi Public Relations, peneliti berharap agar penelitian dengan metode analisis isi seperti ini dapat dikembangkan dikemudian hari. 2. Saran Praktis Dalam melakukan publikasi di media massa memang membutuhkan strategi Media Relations yang baik agar berita yang dipublikasikan dapat sesuai dengan apa yang perusahaan harapkan, akan tetapi harus tetap pada keseimbangan berita dan fakta-fakta yang tidak boleh mengabaikan etika-etika jurnalistik.