Cara uji geser langsung batu

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji penyulingan aspal cair

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Cara uji kelarutan aspal

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Analisis kadar abu contoh batubara

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Metode uji CBR laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji CBR laboratorium

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Bambu lamina penggunaan umum

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Semen portland komposit

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Rambu evakuasi tsunami

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Kulit masohi SNI 7941:2013

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Metode pengujian kuat tarik belah beton

GESER LANGSUNG (ASTM D

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Semen portland campur

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Cara uji geser langsung batu ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan dan persyaratan... 1 4.1 Benda uji... 3 4.2 Peralatan dan perlengkapan... 3 4.3 Penanggung jawab hasil uji... 3 5 Rumus-rumus perhitungan... 3 6 Cara uji... 5 7 Laporan uji... 5 Lampiran A Gambar-gambar (informatif)... 6 Lampiran B Tabel dan grafik (informatif)... 8 Lampiran C Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif)... 12 Bibliografi... 13 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji geser langsung batu merupakan revisi dari SNI 03-2824-1992, Metode pengujian geser langsung batu, dengan perubahan pada judul, penambahan istilah dan definisi, penambahan dan revisi beberapa materi mengenai persyaratan dan ketentuan serta cara pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan contoh formulir. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Sub Panitia Teknis 91-01-S1 Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik. Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 08:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 14 Desember 2006 di Bandung dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait. ii

Pendahuluan Cara uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium mengenai kuat geser batu. Tujuan cara uji ini untuk memperoleh parameter kuat geser batu. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan tegangan geser sampai batuan mengalami keruntuhan pada tegangan normal tertentu. Hasil pengujian berupa kekuatan geser batu yang dinyatakan dengan sudut geser dalam ø dan kohesi c. Pada batuan masif akan diperoleh kekuatan geser puncak, sedangkan pada batuan berdiskontinuitas dapat diperoleh kekuatan geser residual yang mencerminkan kekuatan geser disepanjang bidang diskontinuitas. iii

1 Ruang lingkup Cara uji geser langsung batu Standar ini menetapkan cara uji geser langsung batu untuk memperoleh nilai sudut geser dalam dan kohesi. Standar ini membahas cara uji, perhitungan, laporan hasil uji geser langsung batu di laboratorium dan hanya berlaku untuk batu lemah atau batu berdiskontinuitas. 2 Acuan normatif SNI 2436, Tata cara pencatatan dan interpretasi hasil pemboran inti. SNI 2461, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktural. SNI 2848, Tata cara pembuatan benda uji untuk pengujian laboratorium mekanika batuan. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut. 3.1 batu berdiskontinuitas massa batuan yang mempunyai perlapisan, kekar maupun sesar 3.2 batu lemah batu yang mempunyai nilai kuat tekan uniaxial antara 7 MPa s.d. 24 MPa (SNI 03-2436-xxxx) 3.3 gaya geser puncak gaya geser maksimum persatuan luas yang diperlukan untuk menggeser benda uji 3.4 gaya geser sisa gaya geser yang sudah konstan setelah benda uji mengalami keruntuhan 3.5 keruntuhan suatu keadaan dimana gaya geser yang diberikan sesaat setelah mencapai maksimum 4 Ketentuan dan persyaratan 4.1 Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang dipakai pada pengujian ini adalah : a) Dua unit dongkrak hidraulis, kapasitas 25 kn dan 50 kn, untuk memberikan beban dan gaya dorong yang masing-masing dilengkapi dengan manometer tekanan dengan ketelitian ± 0,001 kn. b) Alat pengukur pergerakan atau pergeseran dengan ketelitian ± 0,001 mm. 1 dari 13

c) Satu set tempat uji yang terbelah dan terdiri dari dua bagian yang sama. d) Semua timbangan, alat ukur pergerakan, manometer harus dikalibrasi 6 bulan sekali atau kurang dari waktu tersebut apabila dianggap perlu. 4.2 Benda uji Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam benda uji, sebagai berikut : a) Benda uji harus disiapkan dengan mengikuti Tata cara pembuatan benda uji, SNI 03-2848-xxxx, adalah sebagai berikut : 1) Bentuk benda uji dapat berupa silinder atau balok. 2) Sifat fisik contoh batu seragam dan jumlah minimal benda uji 3 buah. 3) Panjang benda uji disesuaikan dengan ukuran peralatan geser yang ada dan tidak lepas sewaktu pengujian. 4) Setiap benda uji diberi nomor atau kode tertentu untuk memudahkan identifikasi. 5) Contoh batu tidak boleh disimpan lebih dari 30 hari. 6) Benda uji disimpan selama 5 hari s.d. 6 hari pada suatu tempat yang mempunyai temperatur antara 20 0 C ± 2 0 C dan angka kelembaban 50% ± 5%. b) Pembungkus benda uji harus memenuhi ketentuan : 1) Terbuat dari adukan semen dan pasir, serta bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan, bilamana perlu VI-Pre-Mixed Grout dapat digunakan disesuaikan dengan kondisi batunya. 2) Pasir yang digunakan adalah pasir yang memenuhi persyaratan untuk campuran beton (SNI 03-2461-1991), dan semen yang dipakai adalah PC type I. 3) Jumlah bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan dalam campuran disesuaikan dengan spesifikasi jenis bahannya. 4) Perbandingan volume campuran dengan memakai faktor air semen antara 0,45-0,50 adalah sebagai berikut : (a) Untuk batu yang berdiskontinuitas, PC : pasir (ditambah bahan pemercepat) = 1 : 1,5. (b) Untuk batu lemah, PC : pasir (ditambah bahan pemercepat) = 1 : 1,5. (c) Apabila campuran pada butir 2) di atas gagal, VI-Pre-Mixed Grout dapat digunakan. (d) Pemakaian bahan pemercepat, agar campuran dapat mengeras dalam waktu ± 7 hari. 2 dari 13

4.2.1 Benda uji silinder Benda uji silinder harus dibuat dengan ketentuan, sebagai berikut : a) Benda uji diambil dari tabung bor inti berukuran minimal NX (54 mm) dan panjang ± 1,5 kali diameter. b) Diameter benda uji sepanjang contoh tidak boleh berbeda lebih dari 0,1 mm, dan permukaan keliling silinder harus rata; permukaan lingkaran atas dan bawah juga harus rata dan tidak boleh berbeda lebih dari 0,05 mm. c) Pengukuran diameter benda uji harus dilakukan pada bagian atas, tengah dan bawah, masing-masing dua kali dan diambil nilai rata-ratanya. d) Pengukuran tinggi benda uji harus dilakukan sepanjang dua bidang orthogonal diametris dan hasilnya dirata-ratakan. e) Benda uji harus dimasukan ke dalam alat cetak dengan bantuan alat penjepit agar posisinya ada ditengah-tengah. f) Campuran adukan harus di cor ke dalam cetakan hingga rata dan biarkan selama ± 24 jam, lalu benda uji berikut pembungkusnya dikeluarkan dari cetakan. g) Benda uji yang belum terbungkus harus dimasukan kedalam cetakan yang telah berisi campuran dan ratakan hingga bagian atas dan bawah pembungkus tidak saling melekat dengan celah yang berjarak sekitar 0,5 cm s.d1,0 cm. 4.2.2 Benda uji balok Bentuk dan dimensi benda uji balok harus memenuhi ketentuan berikut : a) Bentuk benda uji batu dibuat dari contoh blok dengan sisi-sisi minimal 54 mm dan panjang = 1,3 kali sisi. b) Pengukuran panjang dan lebar benda uji harus dilakukan pada 2 bidang sejajar bagian atas dan bawah sebanyak empat kali, kemudian hasilnya dirata-ratakan; tinggi benda uji diukur empat kali yang hasilnya dirata-ratakan pula. c) Pengukuran pada butir b) tersebut dilakukan sampai ketelitian ± 0,1 mm. d) Pembungkus benda uji dilakukan dengan campuran adukan seperti pada benda uji berbentuk silinder. 4.2.3 Benda uji berdiskontinuitas Benda uji ini harus dibuat dengan ketentuan berikut : a) Contoh batu harus diambil dari bor inti yang panjangnya ± 1,3 kali s.d. 1.5 kali diameter sehingga bidang diskontinuitas ada di tengah. b) Benda uji harus dimasukan kedalam cetakan dengan bantuan alat penjepit supaya bidang diskontinuitasnya pada posisi horizontal. c) Adukan yang digunakan sama dengan yang dipakai pada benda uji silinder atau balok. 4.3 Penanggung jawab hasil uji Nama penanggung jawab hasil pengujian harus ditulis dan dibubuhi tanda tangan serta tanggal yang jelas. 3 dari 13

5 Rumus-rumus perhitungan Rumus-rumus yang digunakan untuk pengujian pada benda uji silinder, dan benda uji silinder yang diletakan miring adalah sebagai berikut : a) untuk benda uji silinder. 2 pd A s =... (1) 4cos q 2 pd æ d' 2 2 ö A ks = - ç D - d... (2) 4cosq è 2 ø P s =... (3) A s F t =... (4) A ks dengan pengertian : A s adalah luas sebelum diuji, (m 2 ); A ks adalah luas terkoreksi, (m 2 ); s adalah tegangan normal, (kpa); t adalah tegangan geser, (kpa); D adalah diameter benda uji, (m); d adalah besar pergeseran selama pengujian, (m); P adalah beban, (N); F adalah gaya dorong, (N). q sudut yang dibentuk antara ujung benda uji terhadap bidang horizontal b) Untuk benda uji balok : A p = b d... (5) A kp = b ( d d )... (6) P s =... (7) A p F t =... (8) A kp dengan pengertian : A p adalah luas sebelum diuji, (m 2 ); A kp adalah luas terkoreksi, (m 2 ); s adalah tegangan normal, (kpa); t adalah tegangan geser, (kpa); b adalah lebar penampang balok, (m); d adalah tebal penampang balok, (m). 4 dari 13

6 Prosedur uji Lingkup: persiapan, pengujian dan perhitungan serta penggambaran hasil pengujian, sebagai berikut: a) Persiapan dan pengujian, sebagai berikut: 1) Letakkan benda uji batu yang telah dibungkus dengan adukan ke dalam alat geser. 2) Pasang penutup dan pasang slang-slang hidraulis ke alat pemberi tekanan normal dan geser. 3) Pasang alat ukur pergerakan horizontal atau geseran dan alat ukur pergerakan vertikal. 4) Berikan tekanan normal yang masing-masing merupakan kelipatan dua pada benda uji pertama, kedua dan ketiga, sehingga tekanan normal maksimum yang diberikan tidak melebihi nilai kuat tekan satu sumbu benda uji batu (nilai kuat tekan ini diperoleh dari hasil penggujian kuat tekan satu sumbu pada benda uji batu yang sama dan sejenis). 5) Berikan gaya geser dengan kenaikan secara bertahap dan setelah gaya geser puncak dicapai, lanjutkan sampai diperoleh gaya geser sisa. 6) Catat tekanan normal, tekanan geser dan pergeseran selama pengujian. 7) Hentikan pengujian setelah gaya geser sisa tercapai, yaitu setelah angka pembacaan tetap (konstant), minimal pembacaan dilakukan 10 kali. 8) Lepaskan penutup dan keluarkan benda uji berikut pembungkusnya dari dalam alat. 9) Ukur luas bidang permukaan benda uji yang mengalami keruntuhan. 10) Lakukan langkah 1) sampai dengan 9) untuk benda uji lainnya. b) Perhitungan dan penggambaran hasil pengujian sebagai berikut: 1) Hitung tegangan normal dengan memakai rumus (3), (7) tergantung pada bentuk dan posisi benda uji. 2) Hitung tegangan geser dengan memakai rumus (4), (8) tegantung pada bentuk luas penampang bidang geser benda uji. 3) Gambar hasil tegangan maksimum dan tegangan sisa untuk 1 rangkaian pengujian dan tentukan masing-masing kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø). 7 Laporan uji Laporan hasil pengujian dalam bentuk formulir dan grafik, yang antara lain berisi : a) Lokasi dan tanggal pengujian. b) Nama-nama penguji, pengawas, dan penanggung jawab hasil uji dengan dibutuhi tanda tangannya; c) Litologi dan kondisi benda uji. d) Nomor dan dimensi benda uji. e) Macam pengujian berikut data pengujian dan hasil penghitungan. f) Posisi bidang diskontinuitas kalau ada. 5 dari 13

TIDAK PENYIAPAN BENDA UJI BENTUK SILINDER Benda uji harus dimasukan ke dalam alat cetak Campuran adukan harus di cor ke dalam cetakan Benda uji yang belum terbungkus dimasukan ke dalam cetakan Benda uji dibiarkan selama 5 hair Lampiran A (informatif) Gambar-gambar MULAI PERSIAPAN BENDA UJI DAN PERALATAN PENYIAPAN BENDA UJI BENTUK BALOK Benda uji harus dimasukan ke dalam alat cetak Campuran adukan harus di cor ke dalam cetakan Benda uji yang belum terbungkus dimasukan ke dalam cetakan TERPENUHI PENGUJIAN 1. Masukan benda uji batu kedalam alat geser; 2. Pasang penutup dan pasang slang-slang hidraulis ke alat pemberi tekanan normal dan geser; 3. Pasang alat ukur pergerakan horizontal atau geseran dan alat ukur pergerakan vertikal; 4. Berikan tekanan vertikal sesuai rencana. 5. Berikan gaya geser dengan kenaikan bertahap. (1) catat tekanan normal, tekanan geser dan pergeseran selama pengujian; (2) hentikan pengujian setelah tekanan sisa tercapai,yaitu setelah angka pembacaan mencapai maksimum serta angka pembacaan berikutnya telah menurun dan konstan; (3) lepaskan penutup dan keluarkan benda uji berikut pembungkusnyadari dalam alat (4) ukur luas bidang permukaan benda uji yang mengalami keruntuhan YA PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN LAPORAN PENYIAPAN BENDA UJI BERDISKONTINUITAS Ambil contoh dari bor inti Benda uji harus dimasukan kedalam cetakan Adukan yang digunakan seperti yang digunakan pada benda uji silinder atau balok Tes persis di tengah-tengah bagian diskontinuitas SELESAI Gambar A.1 Bagan alir cara uji geser langsung batu 6 dari 13

Gambar A.2 Kotak uji geser Gambar A.3 Alat pencetak benda uji 7 dari 13

Lampiran B (informatif) Tabel dan grafik Tabel B.1 Contoh pengujian geser langsung Contoh No. : DH.1 Tanggal : 12 Oktober 2004 Kedalaman : 20,5 21,00 Nama Penguji : Agus Pengawas : Said, B.Sc Benda uji : silinder Luas, L : 2290 mm 2 Tinggi, h : 80 mm Isi, V : 183,2 mm 3 Diameter, d : 54 mm Berat isi, n : 20,08 kn/m 3 Berat, W : 4,60 N Beban, P : 3000 N Kondisi : kering udara Tekanan Normal : 1310 kpa Jenis Batu : BATU PASIR Waktu T menit Benda uji Gaya dorong F kn Pergeseran d (x 10-2 mm) Luas terkoreksi ak mm 2 Tegangan geser t kpa 0,00 0 2290 0 0,45 10 2287 197 0,90 20 2285 394 1,55 30 2282 679 2,30 40 2279 1009 3,00 50 2276 1318 3,85 60 2273 1694 5,10 70 2271 2246 6,35 80 2268 2800 4,10 90 2265 1810 3,60 100 2263 1591 3,40 120 2258 1506 3,50 140 2252 1554 3,55 160 2247 1580 3,60 180 2241 1606 3,75 220 2231 1681 3,65 260 2220 1644 3,65 300 2209 1652 3,65 340 2198 1661 3,65 380 2188 1668 Tegangan geser kpa Puncak Tegangan normal kpa Tegangan geser kpa Sisa Tegangan normal kpa 1 2600 1310 1600 1310 2 3350 2620 2250 2620 3 4200 3930 3000 3930 Keterangan 8 dari 13

Tabel B.2 Contoh pengujian geser langsung Contoh No. : DH.1 Tanggal : 12 Oktober 2004 Kedalaman : 20,5 21,00 Nama Penguji : Agus Pengawas : Said, B.Sc Benda uji : silinder Luas, L : 2290 mm 2 Tinggi, h : 80 mm Isi, V : 183,2 mm 3 Diameter, d : 54 mm Berat isi, n : 20,08 kn/m 3 Berat, W : 4,60 N Beban, P : 3000 N Kondisi : kering udara Tekanan Normal : 1310 kpa Jenis Batu : BATU PASIR Waktu T menit Gaya dorong F kn Pergeseran d (x 10-2 mm) Luas terkoreksi Ak mm 2 Tegangan geser t kpa 0.000 0 2290 0.00 0.531 10 2287 232.26 1.061 20 2285 464.53 1.827 30 2282 800.54 2.712 40 2279 1189.61 3.537 50 2276 1553.92 4.539 60 2273 1997.23 6.013 70 2271 2648.03 7.487 80 2268 3301.20 5.273 90 2265 2327.66 4.630 100 2263 2046.03 4.372 120 2258 1936.72 4.501 140 2252 1998.44 4.565 160 2247 2031.88 4.630 180 2241 2065.32 4.823 220 2231 2161.77 4.681 260 2220 2114.18 4.694 300 2209 2124.47 4.694 340 2198 2136.05 4.694 380 2188 2145.05 Keterangan 9 dari 13

Tabel B.3 Contoh pengujian geser langsung Contoh No. : DH.1 Tanggal : 12 Oktober 2004 Kedalaman : 20,5 21,00 Nama Penguji : Agus Pengawas : Said, B.Sc Benda uji : silinder Luas, L : 2290 mm 2 Tinggi, h : 80 mm Isi, V : 183,2 mm 3 Diameter, d : 54 mm Berat isi, n : 20,08 kn/m 3 Berat, W : 4,60 N Beban, P : 3000 N Kondisi : kering udara Tekanan Normal : 1310 kpa Jenis Batu : BATU PASIR Waktu T menit Gaya dorong F kn Pergeseran d (x 10-2 mm) Luas terkoreksi ak mm 2 Tegangan geser t kpa 0.000 0 2290 0.00 0.698 10 2287 305.47 1.396 20 2285 610.94 2.403 30 2282 1052.86 3.566 40 2279 1564.56 4.652 50 2276 2043.69 5.970 60 2273 2626.72 7.908 70 2271 3482.65 9.846 80 2268 4341.68 5.572 90 2265 2459.79 4.892 100 2263 2162.17 4.621 120 2258 2046.65 4.757 140 2252 2111.89 4.824 160 2247 2147.22 4.892 180 2241 2182.55 5.096 220 2231 2284.48 4.947 260 2220 2234.20 4.960 300 2209 2245.07 4.960 340 2198 2257.30 4.960 380 2188 2266.81 Keterangan 10 dari 13

Tegangan geser t (kpa) Tegangan geser t (kpa) 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Tegangan normal s (kpa) f = 25 o f r = 22.5 o C m = 1750 kpa C m = 800 kpa Puncak 0 1 2 3 4 Pergeseran d' (mm) Sisa Gambar B.1 Contoh grafik pengujian geser langsung batu 11 dari 13

Lampiran C (informatif) Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya No. Materi Sebelum Revisi 1. Judul Metode pengujian geser langsung batu 2. Prakata Tidak ada Ada 3. Pendahuluan Tidak ada Ada 4. Acuan normatif Sudah ada Tetap 5. Daftar istilah Sudah ada Tetap cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium 6. Ketentuan dan persyaratan Sudah ada Perbaikan beberapa materi 7. Bagan alir Ada Tetap 8. Gambar Sudah ada Perbaikan gambar dan perbaikan grafikgrafik 9. Contoh formulir Sudah ada, tetapi belum menyeluruh Penyempurnaan contoh formulir pengujian (Lampiran B) 12 dari 13

Bibliografi ASTM D5607-02, Test method for performing laboratory direct shear strength test of rocks specimens under constants normal force International Society for Rock Mechanics, 1981, Determination of Direct Shear Strength Suggested Method for laboratory Asian Institute of Technology, 1981, Laboratory Manual for Rock Testing, Direct Shear Test for Intact Rock 13 dari 13