Gambaran fungsi ginjal pada penderita sindrom koroner akut

dokumen-dokumen yang mirip
PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

GAMBARAN HEMATOLOGI PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT YANG DIRAWAT DI BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2010

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

Gambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014

Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

Gambaran Derajat Hipertensi Pada Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di RSUP PROF. R. D. Kandou Manado Periode Januari - Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

Sodiqur Rifqi. Bagian kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

Profil lipid pada wanita dengan sindrom koroner akut

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

PROPORSI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia 45 Tahun di RSUP H. Adam Malik, Medan Tahun

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: JULIAN KOMALA DEIWI

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

FAKTOR YANG DAPAT DIMODIFIKASI DAN DAPAT DIMODIFIKASI PADA PENDERITA SINDROMA KORONER AKUT DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : FURQAN ARIEF

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

HUBUNGAN JENIS SINDROM KORONER AKUT DENGAN KUALITAS HIDUP ASPEK FISIK PASIEN PASCA SERANGAN JANTUNG YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

GAMBARAN KADAR HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN PADA KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Gambaran fungsi ginjal pada penderita sindrom koroner akut 1 Albertha M. Kristin 2 Agnes L. Panda 2 Janry Pangemanan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian / SMF Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Email: alberthakristin12089@yahoo.com Abstract: Acute Coronary Syndrome (ACS) refers to a condition involving chest discomfort or other symptoms due to the lack of oxygen supply to the heart muscle due to coronary artery disorders. According to the 2008 World Health Organization (WHO) report, ACS is the first cause of death in the world with 12.8% mortality. Many studies confirmed that ACS was correlated with various factors that aggravated the kidney function. The formation of atherosclerotic lesions will cause constriction of the blood vessels resulting in decreased blood flow to the kidneys which leads to a decrease in Glomerular Filtration Rate (GFR). This study aimed to obtain the description of kidney function in patients with ACS. This was a descriptive study with a cross sectional design using secondary data from medical records of patients as a reference. Samples were 73 ACS patients. Most of the patients were in the age group 51-60 years. There were more male patients than females. GFR decline in patients with Unstable Angina Pectoris (UAP) was 27.17%; the Non ST-segment Elevation Myocardial Infraction (NSTEMI) was 40.74%; and ST-segment Elevation Myocardial Infraction (STEMI) was 72.73%. The co-morbidities were: Chronic Kidney Disease (CKD) 39.44%, hypertension 25.35%, diabetes 22.54%, and 12.68% as others. Conclusion: Most of the ACS patients were male, and the largest age group was 51-60 years. The most number of comorbidities was CKD and the largest decrease in GFR was in patients with STEMI. Keywords: renal function, glomerular filtration rate, ACS, CKD Abstrak: Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu kondisi yang melibatkan rasa tidak nyaman pada dada atau gejala lainnya oleh karena kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung akibat gangguan pada arteri koroner. Menurut laporan WHO tahun 2008, SKA merupakan penyebab kematian pertama di dunia dengan mortalitas 12,8%. Telah banyak penelitian yang mengatakan bahwa SKA berkorelasi dengan berbagai faktor yang memperberat kerja ginjal. Terbentuknya lesi aterosklerosis akan menyebabkan terjadinya konstriksi pembuluh darah sehingga terjadi penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan terjadinya penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran fungsi ginjal pada penderita SKA. Metode penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien sebagai acuan. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 73 pasien. Penderita terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun, jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Penurunan LFG pada penderita Unstable Angina Pectoris (UAP) sebanyak 27,17%, Non ST-segment Elevation Myocardial Infraction (NSTEMI) 40,74% dan ST-segment Elevation Myocardial Infraction (STEMI) 72,73%. Penyakit penyerta pada kejadian SKA diantaranya Chronic Kidney Disease (CKD) sebanyak 39,44%, hipertensi 25,35%, diabetes 22,54% dan lain-lain 12,68%. Simpulan: Kelompok usia yang menderita SKA terbanyak adalah 51-60 tahun. Penderita SKA terbanyak berjenis kelamin laki-laki dan kelompok usia terbanyak ialah 51-60 tahun. Penyakit penyerta terbanyak ialah CKD dan penurunan LFG terbanyak pada penderita dengan STEMI. Kata kunci: fungsi ginjal, laju filtrasi glomerulus, sindrom koroner akut 243

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu kondisi yang melibatkan rasa tidak nyaman pada dada atau gejala lainnya oleh karena kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung akibat gangguan pada arteri koroner. 1 Sindrom koroner akut meliputi Unstable Angina Pectoris (UAP), Non STsegment Elevation Myocardial Infraction (NSTEMI), dan ST-segment Elevation Myocardial Infraction (STEMI). 2 Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008, SKA merupakan penyebab kematian pertama di dunia dengan mortalitas 12,8%. Sindrom Koroner Akut juga merupakan penyebab kematian keempat di negara berpenghasilan rendah dengan mortalitas 6,1%, penyebab kematian pertama di negara berpenghasilan sedang dan tinggi dengan mortalitas 13,7% dan 15,6%. 3 Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, 4 prevalensi SKA yang terdiagnosis dokter tertinggi di Sulawesi Tenggara (0,8%), kemudian Sulawesi Utara, DKI Jakarta dan aceh masing-masing 0,7%. Sementara SKA yang terdiagnosis dan menunjukkan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%). Terdapat keterkaitan antara organ jantung dan ginjal dimana jantung berfungsi sebagai pompa yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh termasuk ginjal, kemudian ginjal berfungsi untuk mengatur tekanan darah serta volume cairan. 5 Pada keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerosis yang merupakan faktor risiko terjadinya SKA, akan merangsang pelepasan endothelial derived contracting factor (EDCF) sehingga menyebabkan terjadinya konstriksi pembuluh darah termasuk pembuluh-pembuluh darah ginjal. Konstriksi pembuluh darah ginjal akan menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah ke ginjal sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. 6 Fungsi ginjal diukur dengan melihat estimasi Laju Filtrasi Glomerulus yang dapat dihitung dengan berbagai metode. 7-9 Telah banyak penelitian yang Kristin, Panda, Pangemanan: Gambaran fungsi ginjal... menunjukkan bahwa SKA berkorelasi dengan berbagai faktor yang memperberat kerja ginjal, tetapi saat ini belum tersedia data mengenai profil fungsi ginjal pada pasien SKA di Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran fungsi ginjal pada pasien SKA di Sulawesi Utara, khususnya di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado pada bulan Juli September 2015. Populasi penelitian ialah semua penderita sindrom koroner akut yang dirawat inap di Pusat Jantung dan Pembuluh darah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli September 2015. Sampel penelitian ini ialah penderita yang memenuhi kriteria inklusi berupa pemeriksaan fungsi ginjal ureum dan kreatinin, sedangkan kriteria eksklusi ialah penderita SKA yang datanya tidak lengkap. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu tipe SKA dan variabael terikat yaitu laju filtrasi glomerulus. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan data penderita SKA periode Juli hingga September 2015 di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado didapatkan sebanyak 77 kasus SKA. Dari jumlah yang didapatkan, data pasien yang memenuhi kriteria inklusi di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado berjumlah 73 kasus. Distribusi berdasarkan Usia Dari 73 kasus SKA yang ditemukan di Pusat jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado periode Juli hingga September 2015, frekuensi tertinggi berdasarkan usia yaitu golongan usia 51-60 tahun sebanyak 27 kasus (36,99%), 61-70 tahun sebanyak 20 kasus (27,40%), 41-50 244

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 tahun sebanyak 12 kasus (16,44%), 71-80 tahun sebanyak 8 kasus (10,96%), >80 tahun sebanyak 4 kasus (5,48%), kemudian <30 tahun dan 31-40 tahun masing-masing satu kasus dengan perentase sebesar (1,37%). Tabel 1. Distribusi Penderita SKA Berdasarkan Usia Usia (tahun) n % <30 1 1,37 31-40 1 1,37 41-50 12 16,44 51-60 27 36,99 61-70 20 27,40 71-80 8 10,96 >80 4 5,48 Total 73 100 Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin Dari 73 kasus Sindrom Koroner Akut di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado periode Juli hingga September 2015, menurut hasil pengumpulan data berdasarkan jenis kelamin yang didapatkan dari penelitian, frekuensi paling tertinggi adalah laki-laki, sebanyak 58 kasus (79,45%), kemudian pada perempuan sebanyak 15 kasus (20,55%). Tabel 2. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Perempuan Laki-laki Total 15 58 73 20,55 79,45 100 Distribusi berdasarkan Tipe SKA Berdasarkan hasil survei dari data rekam medik di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli-September 2015 diperoleh 73 kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan Tabel 3 dapat dinilai bahwa jumlah kasus Sindrom Koroner Akut yang paling banyak adalah NSTEMI yaitu sebanyak 27 kasus (36,99%), diikuti oleh UAP sebanyak 24 kasus (32,88%), dan STEMI sebanyak 22 kasus (30,14%). 245 Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Tipe SKA Tipe SKA Bulan % 7 8 9 UAP 6 14 4 32.88 NSTEMI 19 3 5 36.99 STEMI 3 11 8 30.14 Total 28 28 17 100 Distribusi Berdasarkan Penyakit Penyerta Dari 73 kasus SKA di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Juli September 2015 dari 73 kasus, didapatkan 71 kasus SKA dengan penyakit penyerta. Penyakit penyerta yang tebanyak ialah CKD 28 kasus (39,44%), disusul dengan Hipertensi sebanyak 18 kasus (25,35%), Diabetes sebanyak 16 kasus (22,54%), dan lain lain sebanyak 9 kasus (12,68%). Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Penyakit Penyerta Penyakit Jumlah Penyerta Kasus % CKD 28 39.44 Hipertensi 18 25.35 Diabetes 16 22.54 Lain-lain 9 12.68 Total 71 100 Distribusi LFG Berdasarkan Usia Penderita SKA Pada penelitian ini didapatkan dari 73 penderita SKA yang mengalami penurunan LFG sebanyak 34 orang (46,58%), dan yang normal sebanyak 39 orang (53,42%). Penderita SKA <30 tahun yang mengalami penurunan LFG sebanyak 1 orang (1,36%), yang LFGnya normal tidak ada, usia 31-40 tahun terdapat 1 orang pasien dan tidak mengalami penurunan LFG, terdapat 12 orang pada kelompok usia 41-50 tahun, 3 (4,11%) diantaranya mengalami penurunan LFG, 9 (12,33%) diantaranya normal. Terdapat 27 orang pada kelompok usia 51-60 tahun, 11 (15,07%) diantaranya mengalami penurunan LFG dan 16 (21,92%) normal.

Tabel 5. Distribusi LFG berdasarkan Usia Penderita SKA LFG Usia (Tahun) Menurun Normal (n=%) (n=%) <30 1 (1,37%) 0 31-40 0 1 (1,37%) 41-50 3(4,11%) 9 (12,33%) 51-60 11(15,07%) 16 (21,92%) 61-70 11(15,07%) 9 (12,33%) 71-80 5(6,85%) 3 (4,11%) >80 3(4,11%) 1 (1,37%) Total 73 (100%) Pada kelompok usia 61-70 tahun terdapat 20 orang pasien, 11 (15,07%) mengalami penurunan LFG dan 9 (12,33%) normal. Terdapat 8 orang pada kelompok usia 71-80 tahun 5 (6,85%) diantaranya mengalami penurunan LFG dan 3 (4,11%) diantaranya normal. Pada kelompok usia >80 tahun terdapat 4 orang, 3 (4,11%) diantaranya mengalami penurunan LFG dan 1 (1,37%) orang normal. Distribusi LFG berdasarkan Tipe SKA Pada penelitian ini 24 kasus didiagnosa dengan UAP, 7 kasus (29,17%) diantaranya mengalami penurunan LFG, 17 kasus (70,83%) normal. Terdapat 27 kasus yang didiagnosa NSTEMI, 11 kasus (40,74%) diantaranya mengalami penurunan LFG, 16 kasus (59,26%) normal. Terdapat 22 kasus yang didiagnosis dengan STEMI, 16 kasus (72,73%) diantaranya mengalami penurunan LFG dan 6 kasus (27,27%) normal. Tabel 6. Distribusi LFG berdasarkan Tipe SKA LFG Diagnosis Menurun (n=%) Normal (n=%) Total UAP 7 (29,17%) 17 (70,83%) 24 NSTEMI 11 (40,74%) 16 (59,26%) 27 STEMI 16 (72,73%) 6 (27,27%) 22 Kristin, Panda, Pangemanan: Gambaran fungsi ginjal... BAHASAN Pada penelitian ini ditemukan 73 penderita sindrom koroner akut yang di rawat inap di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado selama periode Juli September 2015. Pada bulan Juli sebanyak 28 kasus, bulan Agustus sebanyak 28 kasus dan bulan September sebanyak 17 kasus. Dari 73 kasus tersebut, jenis sindrom koroner akut yang terbanyak ialah NSTEMI yaitu sebanyak 27 kasus (36,99%), kemudian disusul dengan UAP sebanyak 24 kasus (32,88%), dan STEMI sebanyak 22 kasus (30,14%). Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa prevalensi NSTEMI dan UAP lebih tinggi dibandingkandengan STEMI. 10 SKA juga merupakan penyebab kematian pertama di dunia, hal ini sesuai dengan data dari WHO tahun 2008, ditemukan kasus SKA sekitar 12,8%, dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 3 Hasil dari data yang didapatkan dari golongan usia, penderita terbanyak ialah pada golongan usia 51-60 tahun sebanyak 29 kasus (39,73%), diikuti dengan golongan usia 61-70 tahun sebanyak 19 kasus (26,03%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Khairunisa 11 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011, diperoleh bahwa proporsi penderita SKA menurut usia yang tertinggi adalah penderita dengan kelompok usia 51-60 tahun dengan persentase 39,17%. Menurut jenis kelamin persentase tertinggi ialah laki-laki sebanyak 58 kasus (79,45%) dan perempuan sebanyak 15 kasus (20,55%). Hal ini sesuai dengan penelitian Ismantri yang menyatakan bahwa penderita SKA terbanyak adalah laki-laki dengan persentase sebesar 75,9%. Hal ini disebabkan karena sebelum memasuki masa menopause wanita memiliki hormos estrogen yang berfungsi sebagai protektan terhadap kejadian aterosklerosis. 12 Hasil data yang didapat dari penyakit penyerta, terdapat 71 kasus sindrom koroner akut yang disertai dengan penyakit penyerta. Sedangkan dua kasus 246

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 lain tidak disertai penyakit penyerta atau tidak terdapat data yang lengkap. Data penyakit penyerta terbanyak adalah CKD sebanyak 28 kasus (39,44%), hipertensi sebanyak 18 kasus (25,35%), diabetes sebanyak 16 kasus (22,54%) dan lain-lain sebanyak 9 kasus (12,68%). Dari 34 penderita yang mengalami penurunan LFG, 30 diantaranya mengalami penurunan LFG yang disertai dengan penyakit penyerta. Menurut penelitian yang dilakukan Fried et al. 13 peningkatan kadar kreatinin yang mempengaruhi LFG tidak hanya disebabkan oleh CKD tetapi dapat juga disebabkan oleh hipertensi, kadar trigliserida yang tinggi diabetes, serta peningkatan kadar kreatinin juga dapat menjadi penanda adanya aterosklerosis. Hal-hal tersebut juga merupakan faktor pencetus meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Hasil data yang didapat dari distribusi LFG berdasarkan tipe SKA pada penelitian ini ditemui penurunan LFG yang tertinggi pada kasus STEMI sebanyak 16 kasus (72,73%). Pada kasus NSTEMI ditemukan sebanyak 11 kasus (40,74%) mengalami penurunan LFG dan penurunan LFG pada kasus UAP sebanyak 7 kasus (29,17%). Hal ini berbeda dengan penelitian Suwaidi et al. 14 dimana data yang didapat kasus NSTEMI yang mengalami penurunan LFG sebanyak 41% kasus, STEMI sebanyak 42% dan UAP 18 %. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan jumlah sampel dan perbedaan umur dari tiap penderita SKA serta pengaruh dari penyakit penyerta yang ada pada penderita SKA yang di rawat di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan bahasan tentang gambaran fungsi ginjal pada penderita sindrom koroner akut selama periode Juli September 2015 di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou dapat disimpulkan bahwa: 1. Penderita terbanyak ialah golongan usia 51-60 tahun dan jenis kelamin laki-laki 247 2. Penyakit penyerta terbanyak ialah CKD diikuti dengan hipertensi, diabetes, dan lain-lainnya 3. Penurunan LFG terbanyak ialah pada SKA tipe STEMI diikuti dengan NSTEMI dan UAP SARAN 1. Kasus sindrom koroner akut di semua usia dapat ditekan dengan menjalankan pola hidup yang baik (olah raga teratur, asupan makanan rendah kolesterol, istirahat cukup), dan menghindari faktor risiko lain seperti alkohol, merokok, stres. 2. Kontrol faktor-faktor risiko sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lanjut baik dari SKA sendiri maupun penyakit penyerta yang ada. DAFTAR PUSTAKA 1. Shiel WC, Stoppler MC. In: Webster s New World Medical Dictionary (3rd ed). New Jersey: Wiley Publishing, 2008. 2. Ramrakha P, Hill J. Oxford handbook of cardiology: coronary artery disease ( 1st ed). Oxford: Oxford University Press, 2006. 3. World Health Organization. The top ten causes of death. 2008. Diakses dari: http://www.who.int/mediacentre/facts heets/fs310_2008.pdf 4. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Diakses dari: http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/general/hasil%20riskesdas% 202013.pdf 5. Sarnak MJ, Levey AS, Schoolwerth AC, Coresh J, Culleton B, Hamm LL, et al. Kidney disease as a risk factor for development of cardiovascular disease. Circulation. 2003; 108:2154-69. 6. Guyton AC, Hall JE. Pembentukan Urin oleh Ginjal: Filtrasi Glomerulus, Aliran Darah Ginjal, dan Pengaturannya. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed). Jakarta: EGC, 2008. 7. Hartopo BA, Setianto BY, Gharini PR. Predictive value of different estimated glomerular filtration rates on hospital

Kristin, Panda, Pangemanan: Gambaran fungsi ginjal... adverse events following acute myocardial infraction. The Indonesian Journal of Internal Medicine. 2013;45:114-22. 8. Herzog CA, Asinger RW, Berger AK, Charytan DM, Diez J, Hart RG, Eckardt KU, et al. Cardiovascular diease in chronic kidney disease: improving global outcomes (KDIGO). Kidney international. 2011:1-15. 9. Afiatin, Roesli R. Laju filtrasi glomerulus dengan metode egfr. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, 2009. 10. Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. 2015. [cited 2015 oktober 02]. Available from: http: //jki.or.id 11. Khairunisa R. Gambaran Jenis dan Biaya obat pada Pasien Rawat Inap dengan Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2013. 12. Ismantri F. Prevalensi penderita penyakit jantung koroner yang menjalani intervensi koroner perkutan di Rumah Sakit Binawaluya tahun 2008-2009 [Skripsi]. Banten: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2009. 13. Fried FL, Shlipak MG, Casey C. Renal insuffiency as a predictor of cardiovascular outcomes and mortality in elderly individuals. J. Am. Coll. Cardiol. 2003;41:1364-72 14. Suwaidi J, Reddan DN, Williams K, Pie per KS, Harrington RA, Califf RM, et al. Prognostic implications of abnormalities in renal function in patients with acute coronary syndromes. Circulation. 2002;106: 974-80. 248