BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

ARTIKEL BENTUK KOREOGRAFI TORTOR DIHAR SITARLAK DI KABUPATEN SIMALUNGUN. Diajukan oleh : YERE ANGELA PUTRI HUTAPEA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa yang berda di bawah naungan Wakil Rektor III, dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai rasa gembira dan bersenang-senang, namun dalam pengertian lain seni

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah toping-toping.toping-toping merupakan suatu seni pertunjukan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Koentjaraningrat (2004:1) dalam arti yang sempit kebudayaan adalah kesenian, sebaliknya dalam arti yang sangat luas kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinnya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Karena demikian luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur kebudayaan yang meliputi: kesenian, ilmu pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur-unsur kebudayaan merupakan tiang yang menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara yang terdapat ditengah-tengah masyarakat. Kesenian tersebut terbagi atas seni musik, seni rupa, seni tari, seni sastra dan lain sebagainya. Kesenian merupakan ekspresi dan kreativitas dari manusia yang dituangkan melalui gerak,bunyi,gambar,atau sesuatu yang dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. Kesenian juga merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan, melainkan harus dikembangkan karena dapat menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Kesenian bisa digunakan dalam ritual, upacara adat, 1

hiburan, dan pertunjukan sehingga keseniaan itu sendiri tidak lepas dari aktivitas masyarakat. Kesenian yang ada pada masyarakat Simalungun diantaranya adalah gual (seni musik), Tortor (seni tari) dan Dihar (seni bela diri). Bagi suku Simalungun,Gual (seni musik) disebut dengan Gondrang (Gendang) yang dimainkan dengan cara dipukul. Gondrang pada suku Simalungun dibagi dua,yaitu Gonrang sidua-dua dan Gonrang sipitu-pitu. Bagi masyarakat Simalungun, Tortor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya, karena Tortor merupakan ekspresi jiwa yang dituangkan melalui gerak, baik kepentingan sukacita maupun dukacita. sehingga Tortor memiliki arti yang penting bagi masyarakat. Tortor dalam bahasa Indonesia berarti tari. Namun, Tortor memilki arti yang mendalam pada setiap acaranya, hal itu di karenakan Tortor, selalu terkait dengan kepentingan ritual (berhubungan dengan hal ihwal tatacara dalam upacara keagamaan) dan spritual (bersifat kejiwaan yang berhubungan dengan rohani dan batin). Tetapi keberadaan Tortor saat ini sudah dipertunjukan untuk keperluan yang beragam bahkan sebagai daya tarik wisata. Dalam suatu proses adat atau suatu kegiatan acara resmi, biasanya suku Simalungun melakukan gerak dihar atau disebut mandihar pada awal acara menyambut tamu-tamu terhormat seperti Raja Simalungun. Dihar merupakan seni bela diri dari daerah Simalungun, dahulunya dihar hanya dilakukan oleh Raja Simalungun dan datu atau orang yang menjadi panutan bertanya yang memiliki kolerasi terhadap kepercayaan leluhurnya pada zaman itu atau disebut 2

3 dangan paranormal. Seperti orang yang tersebut diataslah yang berhak untuk melakukan dihar. Dihar memiliki sikap dasar gerakan yang tidak arogan atau tidak menunjukan kesombongan,sesuai dengan filsofi suku Simalungun yakni toruh maruhur (rendah hati) sebagai cermin karakter dan sikap hidup orang Simalungun yang tercermin dalam jiwa dihar ini. dihar dahulu adalah sebagai ritual untuk menyambut tamu terhormat dalam acara besar yang ada di Simalungun dan dihar juga sebagai sarana pertahanan yang digunakan untuk jaga badan atau diri. Seiring dengan perkembangan zaman gerak-gerak bela diri dalam Dihar dihadirkan dalam sebuah tarian yang disebut tor-tor Dihar. Menurut narasumber yang ada, Tortor Dihar terbagi menjadi empat macam, yaitu 1) Tortor Dihar Horbou Sihalung,2) Tortor Dihar rimau putih,3) Tortor Dihar sitarlak,4) Tortor Dihar balang sahua. Dari macam Tortor dihar ini fungsinya adalah sama yaitu untuk menyambut tamu dan menghibur tamu-tamu dalam acara adat Simalungun (wawancara dengan Sahat Damanik 24 Februari 2015). Berdasarkan dari ke 4 Tortor dihar tersebut, penulis lebih tertarik untuk meneliti Tortor Dihar Horbou Sihalung karena dalam Tortor Dihar Horbou Sihalung lebih banyak mengandung makna simbol gerak Tortor nya. Narasumber juga mengatakan bahwa Tortor Dihar Horbou Sihalung adalah seni dari Simalungun yang telah terkikis oleh zaman atau bisa dikatakan hampir punah bahkan sudah hampir tidak ada yang megenalnya.

4 Dalam penyajiannya, gerakan Tortor Dihar Horbou Sihalung memiliki makna simbol. Makna simbol pada tari merupakan kajian yang mengupas tentang makna-makna yang disimbolkan oleh tari tersebut. Pada bentuk gerak Tortor dihar, gerak sombah memiliki simbol mensombah dengan hati yang tulus dan benar-benar menghargai pihak yang disombah dengan memiliki makna sebagai bentuk penghormatan kepada yang dituakan atau tamu. Selain gerak sombah ada juga gerak horbou sihalung merupakan gerak pengembangan dari gerak siku kedua tangan yang seolah bagaikan tanduk kerbau yang kuat dan kokoh. Gerak horbou sihalung memiliki arti bahwa orang Simalungun pintar dalam mempertahakan jalan hidup antara yang baik dan yang buruk. Gerakan seolah tanduk kerbau memiliki arti bahwa orang Simalungun telah mempertahankan jalan hidup yang baik dan gerak yang kuat dan kokoh memiliki arti bahwa ketika orang Simalungun memilih jalan yang baik dia akan memperjuangkan dan langsung mempertahankanya, dan apabila jalan hidup itu tidak baik maka dia akan segera membuangnya dan hanya mempertahankan yang baik saja. Dari penjelasan di atas peneliti menganggap penting melakukan suatu penelitian, dengan maksud untuk mengetahui lebih dalam makna simbol gerak pada Tortor Dihar Horbou Sihalung dalam upacara penyambutan masyarakat Simalungun. Dengan mengangkat judul Makna Simbol Tortor Dihar Horbou Sihalung Pada Masyarakat Simalungun. B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian dilakukan identifikasi masalah dengan benar, yang dimana identifikasi masalah dilakukan agar penelitian terarah secara cakupan

5 masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan lebar. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan: identifikasi masalah merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaankebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan. Selain Hedali (2006:23), Sugiono (2008:52) juga menyatakan: setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Dari pendapat Headali dan Sugiona di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah sangat mendukung suatu penelitian. Oleh karena itu, beberapa yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk penyajian Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun? 2. Bagaimana peranan Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun? 3. Gerak-gerak apa yang terdapat pada Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun? 4. Bagaimana makna Simbol gerak Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun?

6 C. Pembatasan Masalah Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan dengan jelas yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasinya. Menurut Surakhmad (1982:31): sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan oleh karena tidak akan pernah jelas batas-batas masalahnya. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk menetapkan lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan masalah, tenaga, waktu, ongkos, dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu. Sesuai dengan pendapat diatas, permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi agar data yang terkumpul menjadi lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah: 1. Bagaimana bentuk penyajian Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun di desa Sondi Raya? 2. Bagaimana makna Simbol gerak Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun di desa Sondi Raya? D. Rumusan Masalah Suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan perlu perumusan masalah, agar hasil penelitiannya lebih jelas. Rumusan masalah merupakan jebaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi penulis karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya (Metode Penelitian pendidikan 2010:14).

7 Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut Bagaimanakah kajian makna simbol gerak Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun di desa Sondi Raya? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah Mengungkapkan permasalahan yang dibahas dalam suatu pemikiran untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah yang terjadi.dengan tujuan yang jelas,maka kegiatan penelitian menjadi terarah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan bentuk Penyajian Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun di desa Sondi Raya? 2. Menjelaskan makna Simbol gerak Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun di desa Sondi Raya? F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka, temuan penelitian ini Diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1. Sebagai bahan informasi bagi lembaga yang membutuhkan, khususnya mahasiswa/i jurusan Sendratasik dimana peneliti menuntut ilmu di Program seni tari.

8 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan. 3. Sebagai informasi tertulis mengenai makna simbol gerak Tortor Dihar Horbou Sihalung pada masyarakat Simalungun. 4. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh dan pijakan untuk menciptakan kreasi baru. 5. Membangkitkan keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya, khususnya pada masyarakat Simalungun. 6. Menambah kajian pustaka bagi Universitas Negeri Medan khususnya kepustakaan