BAB I PENDAHULUAN. lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur a>n telah dijelaskan bahwa Allah SWT akan. mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu, orang yang berilmu

BAB I PENDAHULUAN. tentang isu kemerosotan nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga cukup

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menjelaskan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang serba modern dan canggih ini, dimana perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

Dari Sini Kita Memulai

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. sering diartikan juga sebagai sekolah agama bagi pelajar muslim (Sumadi,

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN MORAL TAHUN 1 MASALAH PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini, semenjak ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesatnya, terutama psikologi dan pendidikan, maka fasefase perkembangan manusia telah diperinci dan ciri-ciri serta gejala-gejala yang tampak pada setiap fase perkembangan itu dipelajari secara mendalam. Di dalam fase-fase perkembangan itu, masa remaja merupakan pusat perhatian, hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja merasakan bukan anak-anak lagi akan tetapi belum memegang tanggungjawab seperti orang dewasa karena itu pada masa remaja ini dapat kegoncangan pada individu remaja itu terutama di dalam melepaskan nilai-nilai yang lama dan memperoleh nilainilai yang baru untuk mencapai kedewasaan. Hal ini tampak dalam tingkah lakunya remaja itu sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam masyarakat. Akhlak sebagai tingkah laku manusia merupakan objek yang sama dengan psikologi. Manusia bergerak dengan perilaku yang dinamis dan berubah-ubah. Manusia memiliki insting yang sama dengan binatang, yang sifatnya alamiah, misalnya rasa lapar, rasa haus, nafsu terhadap lawan jenisnya, dan berusaha mempertahankan kehidupannya, berlindung dari berbagai ancaman yang membahayakan dan berusaha mengambil segala sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan bagi kehidupannya. Semua tingkah laku manusia menjadi objek materiil psikologi yang mengungkap tentang tingkah laku atau akhlak. (Hamid dan Saebani, 2013 : 46) Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur an. Al-Qur an menerangkan berbagai pendekatan yang 1

2 meletakkan Al-Qur an sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling jelas. Pendekatan Al-Qur an dalam menerangkan akhlak yang mulia, bukan pendekatan teoretikal, melainkan dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlak mulia dan akhlak buruk digambarkan dalam perwatakan manusia, dalam sejarah dan dalam realitas kehidupan manusia semasa Al-Qur an diturunkan. (Anwar, 2010: 21) Al-Qur an dan Sunnah terdapat tuntunan agar kita berakhlak mulia. Tuntunan tersebut dapat dipahami menjadi dua yaitu: pertama, tuntunan yang bersifat perintah, dan yang kedua, tutunan yang bersifat cegahan. Contohnya; anjuran bersilaturahmi dan keharaman memutuskannya dan cegahan untuk membantah orangtua (Hakim dan Mubarok, 2009: 202) Akhlak memiliki wilayah garapan yang berhubungan dengan perilaku manusia dari sisi baik dan buruk sebagaimana halnya etika dan moral. Akhlak merupakan seperangkat nilai keagamaan yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan keharusan, siap pakai, dan bersumber dari Ilahi. (Mahfud, 2011: 96) Pandangan Islam mengartikan akhlak sebagai cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. (Azra, 2002: 204) Kemauan menjadi modal utama dalam berakhlak. Seseorang yang tahu akan baik, mengetahui baiknya sesuatu, mengetahui betapa baiknya jujur, adil, dermawan, ramah, sopan, rendah hati dll. Tapi apabila dia tidak mau

3 melakukan berbuat jujur, tidak mau berbuat adil, tidak mau berderma, tidak mau ramah, tidak mau berbuat sopan, dsb. Maka dia tidak menjadi orang yang baik. (Djatnika, 1996: 40) Akhlak manusia berasal dari isi hatinya, tetapi yang berhak menilai isi hati hanya diri manusia, sedangkan yang paling mengetahui isi hati adalah Allah SWT. (Hamid dan Saebani, 2013: 48) Allah SWT mewajibkan kepada manusia untuk menuntut ilmu, karena manusia berbeda dengan makhluk lain. Di mana manusia di beri otak supaya berfikir dan belajar. Ilmu merupakan pondasi utama dalam mengawali bertutur kata maupun dalam perbuatan. Baik buruknya ilmu tergantung pada niat diri sendiri, karena diri sendiri yang tahu dan yang bisa memahami diri sendiri hanya kita bukan orang lain. Sesungguhnya Allah akan meninggikan derajat bagi orang yang beriman dan berilmu. Carilah ilmu pengetahuan dimana saja kita berada, mulai dari kecil sampai pintu lahat. Maksudnya, mencari ilmu itu tidak ada batas dan tiada habis-habisnya. Kita jangan mengira bahwa orang yang sudah tua itu tidak perlu lagi mencari ilmu. (Salim, 1992: 35) Berilmu memang dibutuhkan dari generasi terdahulu sampai generasi sekarang karena pemahaman tentang ilmu bisa merubah pola pikir kita agar lebih berpikir kritis dalam menanggapi masalah maupun hidup. Berakhlak dalam menuntut ilmu sangat penting karena dalam menuntut ilmu tanpa berakhlak menjadi kurang lengkap.

4 Ingatlah, bahwa orang yang berilmu akan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara bila ilmunya diamalkan. Sebaliknya, orang yang dirinya kosong dari ilmu maka hidupnya kurang berguna bagi nusa dan bangsa, terutama bagi negara. (Salim, 1992: 37) Di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga merupakan sekolah yang berlandaskan agama Islam. Sekolah yang mempunyai visi Islami unggul dan berprestasi serta misi yang memberikan kemajuan pada sekolah tersebut. Berdasarkan observasi siswa-siswi pada tanggal 5 Februari 2017 di sana mempunyai akhlak yang baik namun masih ada sebagian siswa-siswi yang mempunyai akhlak yang kurang baik contohnya kurang dalam menghormati terhadap guru, merokok, berbicara yang tidak baik (kotor) dan lain-lain. Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah kekazanah keilmuan mengenai penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru dan sekolah Dapat memberikan gambaran tentang manfaat riil dalam mengetahui penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu. b. Bagi peneliti Untuk menambah pengetahuan baru dalam mengetahui penerapan nilai-nilai akhlak dalam menuntut ilmu. c. Bagi peserta didik Dapat memberikan motivasi siswa untuk lebih meningkatkan nilai-nilai akhlak dengan baik, sehingga diharapkan berdampak sikap berakhlak dalam menuntut ilmu.