ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SDN 13 TUNGKAL SELATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN Oleh: YOSIF RIKARDO NPM 1110013411270 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SDN 13 TUNGKAL SELATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN Disusun Oleh: YOSIF RIKARDO NPM 1110013411270 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Pembimbing I Padang, Juni 2016 Pembimbing II Dr.Erman Har, M.Si. Yulfia Nora,S.Pd, M.Pd.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SDN 13 TUNGKAL SELATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN ¹ ) Yosif Rikardo ² ) Erman Har, ¹ ) Yulfia Nora ¹ ) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ² ) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta e-mail : yosifrikardo@yahoo.co.id ABSTRACT This study aimed to describe the activities and learning outcomes the inquiry model of learning with learning science in elementary school 13 Tungkal Selatan Pariman Utara Kota Pariaman. This research is a classroom action research (PTK) which is implemen ted in the second semester of the 2015/2016 academic year at elementary school 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman. The research subject is the fourth grade students of elementary school Negeri 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman totaling 16 students.the opinions referenced in this research is Arikunto (2012). The research instrument used in this study is the observation sheet activities of teacher and student activity. The study consisted of two cycles of meetings were held twice each cycle. The procedure consisted of four stages: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The results showed an increase in the activity of the first cycle of students obtained an average percentage of students questioned 40.7% increase to 71.9% in the second cycle and found a 65.9% increase to 90.7% in the second cycle. Based on the results of research carried out unknown percentage of the first cycle of learning outcomes was 31.3% and an increase in the percentage of learning outcomes of the second cycle to 75%. The final conclusion is that learning science using inquiry models can increase the activity and learning outcomes of fourth grade students at elementary school 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman. The results are expected to be useful for teachers and readers in order to improve student learning outcomes in the classroom.while the students can improve learning and training activities to Socialization with friend.. Keywords: IPA, Activities and Learning Outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan selalu mengupayakan kehidupan manusia kearah yang lebih baik dandiperlukan untuk kehidupan di masa akan datang. Upayameningkatkanmutu pendidikanpemerintah telahmelaksanakanperbaikanterhadap Indonesia
system pendidikandalam meningkatkan mutu pendidikan, baikpadatingkat SekolahDasar, Sekolah Menengahmaupun Peguruan Tinggi. Sampaisaatinipersoalanpendidikan yang di hadapibangsa Indonesia adalahrendahnyamutupendidikanpadasetia pjenjangsatuan pendidikan khususnyapendidikandasar dan menengah. Jadi, pendididkan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam dimana individu itu berada. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa dalam proses pembelajaran IPA masih berpusat pada guru denganmenggunakan metode ceramah dan mencatat, kegiatan siswa sebagian besar hanya duduk dan mendengarkan yang disampaikan oleh guru, tetapi itu tidak berlangsung lama. Ketika proses pembelajaran berlangsung, terdapat siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangkunya dan sebagian siswa melakukan kegiatan lain sewaktu guru menjelaskan materi, ada pula siswa yang izin keluar masuk. Ketika guru mengadakan diskusi terlihat pada saat diskusi aktivitas siswa dalam bertanyadan mengemukakan pendapat masih rendah peneliti melihat hanya 4 orang (25%) dari 16 siswa yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, sedangkan siswa lain lebih banyak diam. Ketika disuruh menyimpulkan pelajaran, peneliti melihat hanya 8 orang (35%) dari 16 siswa yang bisa menyimpulkan pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, siswa yang mampu menjawab soal pengetahuan dengan benar sebanyak 15orang siswa ( 60%). Dan Siswa yang mampu menjawab soal pemahaman dengan benar sebanyak 10 orang siswa (40%).Hal ini sangat serius dan harus ditanggulangi karna guru adalah ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Rendahnya hasil belajar siswa salah satu penyebabnya adalah rendahnya aktivitas. Menurut Natawijaya (Dalam Depdiknas, 2005:31), Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses belajar pembelajaran tercipta situasi belajar aktif. Menurut Hamalik (2008:30) menyatakan bahwa, Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dari
yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pernyataan baru, perubahan dalam kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA, salah satu cara untuk menyapaikan pelajaran dengan melibatkan siswa seutuhnya untuk mencari dan menemukan sendiri sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyimpulkan pelajaran. Menggunakan model Inkuiri tersebut keaktifan siswa bisa tergali karena siswa akan tertantang untuk menemukan, mencari, mengolah, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan sendiri dari permasalahan yang dihadapinya. Carin dan Sund (dalam KTSP Yustisia, 2006:283) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Taufik (2012:38), menyatakan model mengambarkan tingkat terluas dari praktek pembelajaran dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran, yang digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktifitas peserta didik untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran. Istarani (2012:1), menyatakan model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Inkuiri merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual. Hal ini diungkapkan Basyiruddin (Istarani, 2012:132) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analitis, dan argumentatif (ilmiah) den gan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Tujuanpenelitianiniadalah: 1. Mendeskripsikanpeningkatan aktivitas bertanya dan menyampaikan pendapat siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Inkuiridi SDN 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman 2. Mendeskripsikanpeningkatanhasilbelaj arsiswaaspekkognitif (pengetahuan dan pemahaman)dalam Pembelajaran IPA dengan menggunakan model
Inkuiri di SDN 13Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman. 3. Medeskripsikanpeningkatanhasilbelaja rsiswaaspekkognitif pada tingkat(pemahaman dan pengetahuan) dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Inkuiri di SDN 13Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman? METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK ). Menurut Arikunto (2012:2 ), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN 13 Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman yang mana siswanya berjumlah 16 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang dikemukakan oleh Arikunto, dkk. (2012:16), Ada empat tahap yang perlu dilakukan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan persentase proses siswa dan kriteria ketuntasan minimum (KKM). Data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara yaitu observasi, ativitas, dokumentasi, dan tes. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini masing-masingnya adalah sebagai berikut: 1. Lembar observasi aspek guru 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa 3. LembarTes Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi, baik data perencanaan, pelaksanaan maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada bagian informasi yang mendukung pembelajaran dan menghambat pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Teknik analisis data di atas akan digunakan terhadap data rata-rata tes hasil belajar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Hasil analisis observer terhadap pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran yang peneliti laksanakan tidak berlangsung dengan baik. Begitu juga dengan pengamatan terhadap proses yang dilihat dari aktivitas dan hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model Inkuiri. Untuk lebih jelasnya, hasil observasi peneliti diuraikan sebagai berikut: 1) Data hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Data hasil observasi ini dapat melalui lembar observasi aktivitas siswa, dan digunakan untuk melihat proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hasil analisis peneliti terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 1. Jumlah dan Presentase Aktivitas Siswa Kelas IV SDN 13 Tungkal Selatan dalam Pembelajaran IPA pada Siklus Pertemuan RatarataPersenta Indikator I II Jumlah % Jumlah % se 1 6 37,5 7 43,8 40,9% 2 9 56,3 12 75,5 65,9% Jumlah siswa 16 16 Jumlah rata-rata persentase 53,3%. Keterangan: 1. Aktivitas bertanya 2. Aktivitas berpendapat Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat dikemukakan persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran pada bagian yang diamati dan penjelasan sebagai berikut: a. Persentase rata-rata siswa bertanya dalam pembelajaran sesuai materi yang diajarkan adalah 40,9% berarti siswa sudah belum cukup baik dalam bertanya mengenai materi pembelajaran. b. Persentase rata-rata siswa mengeluarkan pendapat mengenai materi pembelajaran adalah 65,9% berarti sudah cukup baik dalam mengeluarkan pendapat pada saat berdiskusi. 2) Analisis lembar observasi kegiatan pembelajaran (dari aspek guru) Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I tersebut dapat dilibat pada tabel berikut. Tabel 2. Presentase Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Inkuiri Pertemuan Jumlah skor Presentase I 16 80% Baik II 17 80,5% Baik Rata-rata 80,3% Baik Keterangan
Darianalisis di atas dapat dilihat bahwa presentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata 80,3%, sehingga sudah dapat dikatakan baik tetapi belum dapat di katakan sempurna, karena guru belum melakukan keseluruhan indikator aktivitas pembelajaran. 3) Data hasil belajar siswa guru dalam proses Berdasarkan hasil tes siklus I terkait dengan hasil belajar siswa, persentase siswa yang tuntas belajar dan rata-rata skor tesnya dapat dilihat pada Tabel 4 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa menggunakan rumus Jihad (2012:130), sebagai berikut: Ketuntasan belajar = = x 100% = 31,3% Hasil Tes Akhir Siklus I = = 60 Tabel 3. Nilai Ratarata x = x 100% Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Jumlah Tuntas Belum Tuntas Persentase Ketuntasan Kriteria 60 16 5 11 31,3% Kurang Terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada Ulangan Harian pada siklus I secara keseluruhan belum mencapai KKM yang ditetapkan. Dapat digambarkan pada masing-masing data hasil belajar siswa (terlampir) yaitu: yang terendah dengan nilai 50 sejumlah 3 orang siswa, nilai 55 sejumlah 5 orang siswa, nilai 60 sejumlah 2 orang siswa, nilai 65 sejumlah 1 orang siswa, nilai 70 sejumlah 5 orang siswa. Dapat dikatakan jumlah siswa yang mengikuti ulangan harian I sejumlah 16 orang dan dikatakan belum tuntas yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70, sedangkan nilai 70 sejumlah 5 orang siswa yang mana termasuk siswa yang tuntas dari KKM yang telah ditetapkan. Hasil Penelitian 1.Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II Hasil analisisobserver terhadap pelaksanaan pembelajaran, menunjukkan bahwa pembelajaran yang peneliti laksanakan sudah berlangsung dengan baik. Begitu juga halnya dengan pengamatan terhadap hasildan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menggunakan Model inkuiri yang sudah optimal. Untuk lebih jelasnya, hasil
observasi dari observer (guru kelas), dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Data hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Data hasil observasi ini didapat melalui lembar observasi aktivitas siswa, dan digunakan untuk melihat proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hasil analisis peneliti terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4. Jumlahdan PersentaseAktivitasSiswaKelas IV SDN 13 Tungkal SelatandalamPembelajaran IPA pada Siklus II Pertemuan RatarataPersenta Indikator I II Jumlah % Jumlah % se 1 10 62,5 13 81,3 71,9% % % 2 14 87,5 % 15 93,8 % 90,7% Jumlah siswa 16 16 Jumlah rata-rata persentase 81,3% Keterangan: 1. Aktivitas bertanya 2. Aktivitas berpedapat Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas dapat dikemukakan persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran pada bagian yang diamati dan penjelasan sebagai berikut: a. Persentase rata-rata siswa dalam bertanya pada proses pembelajaran berlansung meningkat menjadi71,9%, berartisiswa sudahbaik dalambertanya mengenai materi pelajaran. b. Persentase rata-rata siswa mengeluarkan pendapat kepada guru mengenai materi pelajaran dengan baikmeningkat 90,7%,berartisudah menjadi banyaksiswa yangbisa/berani dalam mengeluarkan pendapat. Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Dan rata-rata persentase aktivitas siswa secara keseluruhan sudah dikategorikan baik. Secara umum seluruh komponen indikator aktivitas siswa berada pada kategori baik dan sangat baik. 2) Analisis Lembar observasi kegiatan pembelajaran (dari aspek guru) Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Tabel5. Persentase Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Inkuiri Pertemuan Jumlah skor Persentase Kriteria I 18 90% Baik II 18 90% Baik Rata-rata 90% Baik Dari analisis data di atas, dapat dilihat bahwa persentase guru dalam
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata persentase 90%, sehingga guru dalam mengelola pembelajaran sudah dapat dikatakan baik dan persentase guru dalam mengelola pembelajaran sudah jauh meningkat dari siklus sebelumnya. 3) Data hasil belajar siswa Berdasarkanhasil tes siklus IIterkait dengan hasil belajar siswa, persentase siswa yang tuntas belajar dan rata-rata skor tesnya dapat dilihat pada Tabel 7diketahui ketuntasan hasil belajar siswa menggunakan rumus Jihad (2012:130), sebagai berikut: Ketuntasan belajar = = x 100% = 75% Hasil Tes Akhir Siklus II x = = = 76 Tabel 6. Nilai Ratarata x 100% Ketuntasan dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Jumlah Tuntas Belum Tuntas Persentase Ketuntasan Kreiteria 76 16 12 4 75% Cukup Dari tabel diatas terlihat bahwa hanya 75% siswa yang tuntas (sebanyak 12 siswa telah tuntas) dan 4% tidak tuntasdalam pembelajaran. Dari tabel di atasapabila dibandingkan dengan siklus I, maka siklus II ini jauh lebih baik. Hal ini terlihat pada persentase ketuntasan belajar dan rata-rata skor tes. Dapat digambarkan pada masingmasing data hasil belajar siswa ( terlampir) yaitu: yang terendah dengan nilai 65 sejumlah 4 orang siswa,dan nilai yang berada pada KKM yang sudah ditentukan adalah nilai 70 sejumlah 2 orang siswa,nilai 75sejumlah 3 orang siswa,nilai80 sejumlah 3 orang siswa,nilai 85 sejumlah 2 orang siswa,nilai 90 sejumlah 2 orang siswa. Dapat dikatakan jumlah siswa yang mengikuti ulangan hariansejumlah 16 orang dan nilai 70 sejumlah 14 orang siswa yang mana termasuk siswa yang tuntas dari KKM yang telah ditetapkan.pada siklus I terdapat 31,3% siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata skor tes 55,7%. Sedangkan pada siklus II, terdapat 75% siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata skor tes 76%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus II, siswa sudah dapat dikatakan tuntas belajar secara klasikal dan rata-rata skor tes juga meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan tercapainya target pembelajaran yang diinginkan. Pembahasan a. Data Aktivitas Siswa Persentase rata-rata aktivitas siswa pada umumnya mengalami peningkatan dalam penelitian ini. Pembelajaran dengan penggunaan Model Inkuiritelah berdampak positif terhadap siswa dan telah meningkatkan aktivitas siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada rangkuman hasil pengamatanpada Tabel berikut ini: Tabel 7 Indikator Aktivitas Siswa Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan temannya me-ngenai materi pelajaran dengan baik Siswa mengemungkakan pendapat kepada guru tentang materi yang sudah ditanyakan oleh guru. b.aktivitas Guru PersentaseAktivitasSiswa Kelas IV SDN 13 Tungkal Selatandalam Pembelajaran IPApada SiklusI dan II Presentase Keterangan Siklus I (%) SiklusII (%) 40,7% 71,9% Mengalami kenaikan (31,2%) 65,9% 90,7% Mengalami kenaikan (24,8%) Keberhasilan siswa dalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase aktivitas guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran Model Inkuiri pada tabel di bawah ini: Tabel8. Siklus Persentase Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II Rata-rata per Kriteria Siklus I 80,3% Baik II 90% Baik Sekali Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui Model Inkuiri pada siklus I dapat dilihat rata-rata persentase 80,3% dengan kriteria baik sehingga belum dikatakan baik. Hal ini disebabkan guru belum terbiasa membawakan pembelajaran melalui Model Inkuiri. Pada siklus II, ratarata persentase 90% dengan kriteria baik sekali, sehingga pelaksanaan pembelajaran melalui Model Inkuiri sudah jauh meningkat dari siklus I. c. Hasil Belajar Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar. Dalam hal ini, terlihat perbedaan peningkatan ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan siklus II pada Tabel berikut ini: Tabel 9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus Nilai Nilai Jumlah JumlahRata-PersentaseKriteria rataketuntasan TuntasTidak (%) Tertinggi TerendahSiswa Siswa Tuntas I 70 50 5 11 60% 31,3% Kurang II 90 65 12 4 76% 75% Cukup
Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata adalah 60%. Nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah 50. Hasil belajar ketuntasan kelas 4 siswa yang memperoleh ketuntasan, sementara 12 siswa belum mencapai ketuntasan, sehingga diperoleh ketuntasan sebesar 31,3%. Dengan demikian pada siklus I dikatagorikan belum tuntas. Semua dari hasil pengamatan tersebut menjadi bahan refleksi untuk siklus selanjutnya. Analisis penilaian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata adalah sebesar 76%. Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 65. Hasil ketuntasan kelas tersebut 12 siswa telah memperoleh ketuntasan, sementara 4 siswa belum mencapai ketuntasan, sehingga diperoleh ketuntasan kelas sebesar 75%. Hal ini berarti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar siswa meningkat pada siklus II. Dengan demikian, penerapan model Inkuiri pada siklus II sudah tuntas dan berhasil meningkat hasil belajar IPA. KESIMPULAN Dari paparan data dan hasil penelitian dan pembahasan dalam BAB IV, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kempampuan bertanya, berpendapat dan hasil belajar siswa pada masing-masing indikator mengalami peningkatan. 1. Terjadi peningkatan aktivitas bertanya siswa kelas IV pada pembelajaran IPAdengan menggunakan model Inkuiridari siklus I 40,7%, meningkat menjadi 71,9% pada siklus II. 2. Terjadi peningkatan aktivitas berpendapat siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Inkuiri dari siklus I 65,9% meningkat menjadi 90,7% pada siklus II. 3. Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Inkuiri dari siklus I31,3% meningkat menjadi 75% pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP Istarani. 2011. 58 Model inkuiri. Medan: Media Persada. Moh Uzer Usman, 1993.126 Langkahlangkah Pelaksanaan Model Inkuiri. Medan: Media Persada Collette. 2007:5 Pembelajaran IPA SD. Medan : Media Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : BNSP Depdiknas