ABSTRAK PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP LEBIH MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DARIPADA PELATIHAN PLIOMETRIK BOX JUMP SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULAR BOLA VOLI SMK NEGERI 1 PETANG Teknik dasar olahraga bola voli banyak menggunakan kelompok otot-otot besar terutama otot-otot tungkai yang berfungsi memfasilitasi gerakan saat melakukan loncatan. Daya ledak merupakan kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan dalam cabang olahraga bola voli khususnya dalam melakukan gerakan smash, passing dan block. Daya ledak dapat ditingkatkan, salah satunya dengan pelatihan pliometrik. Pelatihan yang diberikan pada penelitian ini adalah pelatihan pliometrik depth jump dan pelatihan pliometrik box jump menggunakan prinsip beban progresif. Pelatihan ini bertujuan untuk membandingkan pelatihan yang mana lebih meningkatkan daya ledak otot tungkai. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Randomized Pre Test and Post Test Group Design selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu. Sampel berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I diberikan pelatihan pliometrik depth jump dan kelompok II diberikan pelatihan pliometrik box jump. Pengukuran daya ledak menggunakan jump DF yang diukur sebelum dan sesudah pelatihan pada masing-masing kelompok. Selanjutnya hasil rerata dibandingkan dengan uji statistik t-test. Rerata peningkatan daya ledak otot tungkai Kelompok I sebelum pelatihan 42,25 ± 3,92 cm dan setelah pelatihan 51,81 ± 4,14 cm dengan selisih 9,56 ± 2,63cm secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Pada kelompok II sebelum pelatihan 40,25 ± 5,14 cm dan setelah pelatihan 45,25 ± 5,07 cm dengan selisih 4,88 ± 1,78 cm secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Peningkatan daya ledak otot tungkai antara ke dua kelompok berbeda bermakna (p<0,05). Disimpulkan bahwa pelatihan pliometrik deph jump lebih meningkatkan daya ledak otot tungkai daripada pelatihan pliometrik box jump pada siswa peserta ekstrakurikular bola voli SMK Negeri 1 Petang. Kata kunci : pelatihan pliometrik depth jump dan box jump, daya ledak otot tungkai, olahraga bola voli. viii
ABSTRACT PLYOMETRIC DEPTH JUMP TRAINING IS BETTER THAN THE PLYOMETRIC BOX JUMP TRAINING IN INCREASING THE LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER FOR THE STUDENTS OF VOLLEY BALL EXTRACURRICULAR AT SMK NEGERI 1 PETANG The basic techniques of volleyball used to use muscular group in our body, especially the leg s muscles that is facilitating the springboard movement. Explosive power is the ability of muscles to exert maximum force in a very quick time. Leg muscle explosive power is one of the essential components required in the sport of volleyball particular in the motion of smash, passing and blocking hat needs to be improved by training plyometrics. The training that were conducted during this research are the plyometric depth jump and plyometric box jump training using the principle of progressive load with 3 times frequencies a week within 6 weeks. The aim of this study is to compare the explosive power of training leg muscle. This study use a randomized experimental design with Pre Test and Post Test Group Design for six weeks with 3 times frequencies a week. The sample s numbers is 32 participants that was divided into two groups. The first group was given training in plyometrics depth jump and the second group was given training plyometrics box jump. The explosive power is measured by using a jump DF which measured before and after training for each groups. The result of this research is shown below. The increase of explosive power leg muscle mean before training in group I is 42.25 ± 3.92 cm and 51.81 ± 4.41cm after training statistically significant (p <0.05) While, in group II the mean shows 40.25 ± 5.14 cm before training and 45.25 ± 5.07 cm after training statistically significant (p <0.05). The increase in explosive muscle power between the two groups was significantcy diffrence (p <0.05). Based on the result, it is concluded that the plyometric depth jump training is better than the plyometric box jump training in increasing the leg muscle explosive power for the students of volley ball extracurricular at SMK Negeri 1 Petang. Keywords: plyometrics depth jump training and box jump, explosive power leg muscle, sports volleyball. ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSYARATAN GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.3.1 Tujuan Umum... 6 1.3.2 Tujuan Khusus... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.4.1 Manfaat Praktis... 7 1.4.2 Manfaat Teoritis... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8 2.1 Permainan Bola Voli... 8 2.2 Teknik Dasar Permainan Bola Voli... 9 2.3 Analisis Gerakan Permainan Bola Voli... 10 2.3.1 Analisis Gerakan Smash dalam Permainan Bola Voli... 10 x
Halaman 2.4 Daya Ledak Otot... 12 2.4.1 Penggunaan Daya Ledak dalam Olahraga Bola Voli... 14 2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot Tungkai... 15 2.5 Pelatihan... 18 2.5.1 Pelatihan Fisik... 19 2.5.2 Pelatihan Teknik... 19 2.5.3 Pelatihan Taktik... 20 2.5.4 Pelatihan Mental... 20 2.6 Prinsip-Prinsip Pelatihan... 20 2.7 Tujuan Pelatihan Fisik... 22 2.8 Prosedur Pelatihan Fisik... 23 2.8.1 Pemanasan... 23 2.8.2 Pelatihan Inti... 25 2.8.3 Pendinginan... 25 2.9 Takaran Pelatihan... 26 2.9.1 Intensitas Pelatihan... 26 2.9.2 Frekuensi Pelatihan dan Lamanya Pelatihan... 27 2.10 Pelatihan Pliometrik... 28 2.11 Pelatihan Pliometrik Depth Jump... 29 2.12 Pelatihan Pliometrik Box Jump... 38 2.13 Komponen Biomotorik dalam Melakukan... Pelatiahan Pliometrik Depth Jump dan Box Jump... 34 2.14 Efek Pelatihan Depth Jump dan Box Jump... 37 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS... 40 3.1 Kerangka Berpikir... 40 3.2 Konsep Penelitian..... 42 3.3 Hipotesis Penelitian... 43 xi
BAB IV METODE PENELITIAN... 44 4.1 Rancangan Penelitian... 44 4.2 Lokasi Tempat dan Waktu Penelitian... 45 4.3 Penentuan Sumber Data... 45 4.3.1 Populasi... 45 4.3.2 Sampel... 45 4.3.3 Perhitungan Jumlah Sampel... 46 4.4 Variabel Penelitian... 47 4.4.1 Identifikasi Variabel... 47 4.4.2 Definisi Operasional Variabel... 48 4.5 Instrumen Penelitian... 51 4.6 Prosedur Penelitan... 51 4.6.1 Tahap Persiapan... 52 4.6.2 TahapPemilihan Sampel... 52 4.6.3Tahap Penelitian... 52 4.7 Analisis Data... 56 4.8 Alur Penelitian... 58 BAB V HASIL PENELITIAN... 59 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 59 5.2 Karakteristik Lingkungan Penelitian... 60 5.3 Uji Normalitas dan Homogenitas... 61 5.4 Uji Beda Rerata Hasil Daya Ledak Otot Tungkai Antar Kelompok Pelatihan... 62 5.5 Uji Beda Rerata Hasil Daya Ledak Otot Tungkai Antara Sebelum dan Sesudah Pelatihan... 63 5.6 Persentase Peningkatan Hasil Daya Ledak Otot Tungkai... 64 BAB VI PEMBAHASAN... 64 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 65 6.2 Karakteristik Lingkungan Penelitian... 66 xii
Halaman 6.3 Pengaruh Pelatihan Pliometrik Depth Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai... 67 6.4 Pengaruh Pelatihan Pliometrik Box Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai... 70 6.5 Perbedaan Pengaruh Pelatihan Pliometrik Depth Jump dan Box Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai... 72 BAB VII SIMPULAN PENELITIAN... 76 7.1 Simpulan... 76 7.2 Saran... 76 DAFTAR PUSTAKA... 77 LAMPIRAN... 82 xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gerakan Smash Bola Voli... 11 Gambar 2.2 Pelatihan Pliometrik Depth Jump... 30 Gambar 2.3 Pelatihan Pliometrik Bok Jump... 38 Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 42 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian... 44 Gambar 4.2 Rangkaian Pelatihan Pliometrik Depth jump... 54 Gambar 4.3 Rangkaian Pelatihan Pliometrik Box Jump... 55 Gambar 4.5 Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai... 56 Gambar 4.6 Alur Penelitian... 58 Gambar 6.6 Rangkaian Gerakan Pelatihan Pliometrik Depth jump... 74 Gambar 6.7 Rangkaian Gerakan Pelatihan Pliometrik Box jump... 74 xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 60 Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Suhu Lingkungan... 60 Tabel 5.3 Uji Normalitas dn Homogenitas... 61 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Uji Beda Rerata Hasil Daya Ledak Otot Tungkai Antar Kelompok Pelatihan... 62 Uji Beda Rerata Hasil Daya Ledak Otot Tungkai Antara Sebelum dan Sesudah... 63 Persentase Peningkatan Hasil Daya Ledak Otot Tungkai Sesudah Pelatihan... 64 xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Persetujuan... 82 Lampiran 2 Rekapan Hasil Data Penelitian... 83 Lampiran 3 Hasil Analisis Data... 88 Lampiran 4 Peralatan Penelitian... 91 Lampiran 5 Dokumentasi... 92 xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG % = Persen < = Kurang Dari > = Lebih Besar Dari ± = Kurang Lebih 0 cm = Derajat Celcius (menggambarkan temperatur udara) = Centi Meter (menggambarkan ukuran) f(α, β) = 7,9 table value kg = Kilogram (menggambarkan berat) m = Meter (menggambarkan jarak) mm = Milimeter (menggambarkan ukuran) n = Jumlah sampel O1 = Pengukuran daya ledak otot tungkai kelompok 1 sebelum pelatihan O2 = Pengukuran daya ledak otot tungkai kelompok 1 sesudah pelatihan O3 = Pengukuran daya ledak otot tungkai kelompok 2 sebelum pelatihan O4 = Pengukuran daya ledak otot tungkai kelompok 2 sesudah pelatihan P = Populasi P1 = Perlakuan I, Pelatihan Pliometrik depth jump P2 = Perlakuan II, Pelatihan Pliometrik box jump R = Randomisasi RA = Random alokasi S = Sampel α = Alpha σ = Standar deviasi (SD) daya ledak otot tungkai μ1 = Rata-rata daya ledak otot tungkai sebelum pelatihan μ2 = Harapan peningkatan daya tungkai setelah pelatihan xvii
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu bidang kajian yang menarik sehingga banyak kalangan olahraga mencurahkan perhatiannya terhadap upaya-upaya peningkatan kebugaran dan prestasi olahraga. Untuk mencapai prestasi puncak dalam olahraga seorang atlet harus memperhatikan beberapa faktor seperti kondisi fisik, teknik, taktik, mental, faktor lingkungan, sarana prasarana dan lain-lain (Nala, 2011). Upaya untuk meningkatkan semua itu diperlukan pelatihan yang terprogram dan sistematis. Pelatihan adalah upaya untuk meningkatkan fungsi sistem organ tubuh supaya dapat berfungsi optimal saat melakukan aktivitas olahraga. Bompa (dalam Nala, 2011) menyatakan pelatihan merupakan suatu proses sistematis dari suatu pengulangan, suatu kinerja progresif yang juga menyangkut proses belajar serta memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem dan fungsi dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai maksimal. Pelatihan fisik merupakan unsur terpenting yang diperlukan dalam pelatihan olahraga untuk mencapai prestasi yang tertinggi, dengan melakukan pelatihan fisik maka fungsi sistem organ tubuh akan meningkat sebelum diberikan pelatihan, yang tentunya sangat diperlukan untuk memenuhi penampilan dalam beraktivitas (Nala, 2011). Kondisi fisik adalah tingkat kemampuan fisik yang terdiri dari sepuluh komponen biomotorik yaitu: kekuatan, daya tahan, kecepatan, 1
2 daya ledak, kelentukan, keseimbangan, waktu reaksi, kelincahan, ketepatan dan koordinasi (Sajoto, 2002). Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Petang diperoleh data awal yang menunjukkan rendahnya hasil belajar bola voli siswa dan berdampak pada Pekan Olahraga Pelajar (PORJAR) Kabupaten Badung tahun 2014, kontingen SMK Negeri 1 Petang pada cabang bola voli kalah dalam babak penyisihan dan pada tahun 2015 SMK Negeri 1 Petang tidak mengirimkan atlet pada cabang bola voli. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya peningkatan prestasi pada cabang bola voli di SMK Negeri 1 Petang, kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor seperti aspek kondisi fisik, pelatihan-pelatihan yang diberikan dan teknik setiap pemain sehingga masih mungkin untuk ditingkatkan. Olahraga bola voli sama seperti halnya dengan olahraga permainan lainnya, dimana seseorang untuk dapat bermain harus menguasai terlebih dahulu teknik dasar sebagai acuan untuk dapat bermain voli secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, block dan yang terpenting adalah smash (Yunus, 2000). Menang atau kalah dalam permainan bola voli tergantung pada baik tidaknya kemampuan teknik dasar yang dimiliki pemain. Smash merupakan sebuah pukulan yang paling sering dijadikan serangan dalam mematikan bola bertujuan untuk memperoleh angka atau memperoleh point. Saat melakukan gerakan smash pemain harus memiliki ketepatan dan kontrol terhadap tembakan, oleh sebab itu untuk mempermudah dalam menempatkan bola pemain voli harus ditunjang dengan kemampuan meloncat yang baik untuk mempermudah dalam mematikan bola dengan smash dan sekaligus memperoleh point.
3 Pelatihan daya ledak otot tungkai sangat berhubungan dengan kemampuan melompat dalam permainan bola voli. Lompatan yang baik harus mutlak dimiliki oleh pemain bola voli, sebab dengan melompat yang tinggi dapat memudahkan dalam menempatkan bola di daerah kosong lawan atau pada saat mendapat peluang untuk mematikan bola dan memperoleh rally. Kemampuan melompat dapat menurun jika kekuatan dan daya ledak otot tungkai menurun (Fadiel, 2011). Daya ledak adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat untuk dapat melakukan aktivitas secara tibatiba. Daya ledak ini sering disebut dengan kekuatan eksplosif, yang ditandai dengan adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat, dimana tubuh terdorong ke atas (vertikal) baik dengan cara melompat (menapak dengan satu kaki) atau meloncat (menapak dengan kedua kaki), atau terdorong kearah depan horizontal, dengan menggerakkan otot maksimal (Nala, 2011). Pelatihan yang baik hendaknya dilakukan sesuai dengan gerak berolahraga yang sesungguhnya (Nala, 2011). Pelatihan pliometrik merupakan salah satu usaha yang ditujukan untuk mengembangkan daya ledak eksplosif dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang secara langsung dapat mempengaruhi kontraksi otot (Nala, 2011). Pelatihan pliometrik merupakan suatu pelatihan yang mempunyai ciri khusus yaitu kontraksi otot yang kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot terkait (Radcliffe dan Farentinos, 2002). Permainan bola voli tergantung pada baik tidaknya kemampuan teknik dasar yang dimiliki setiap pemain. Smash merupakan sebuah pukulan yang paling
4 sering dijadikan serangan dalam mematikan bola, bertujuan untuk memperoleh angka atau memperoleh point. Gerakan smash dilakukan dengan memukul bola tinggi di atas net dengan didahului melakukan lompatan setinggi mungkin dan memukul bola sekeras mungkin ke daerah lapangan lawan. Saat melakukan gerakan smash pemain harus memiliki ketepatan dan kontrol terhadap tembakan, oleh sebab itu untuk mempermudah dalam menempatkan bola pemain voli harus ditunjang dengan kemampuan melompat yang baik untuk mempermudah dalam mematikan bola dengan smash dan sekaligus memperoleh point. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2013) terhadap 22 orang atlet melalui pelatihan pliometrik depth jump dan jump to box, didapatkan ada pengaruh terhadap daya ledak otot tungkai secara bermakna. Penelitian serupa dilakukan oleh Sulaksono (2015) terhadap siswa SMK Plus Darus Salam kota Kendari tahun ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai pada siswa yang diberikan pelatihan pliometrik depth jump memberi pengaruh positif terhadap daya ledak otot tungkai dalam smash pada permainan bola voli serta penelitian yang dilakukan oleh Tkesnay (2015), terhadap 36 orang laki-laki remaja usia 13-16 tahun, menunjukkan bahwa daya kekuatan otot tungkai pada kelompok yang diberi pelatihan box jump lebih baik dari kekuatan ledak otot tungkai pada kelompok yang diberi pelatihan skiping. Dari beberapa penelitian tersebut latihan dengan metode pliometrik mempunyai kontribusi dalam usaha peningkatan kekuatan otot dan daya ledak otot tungkai. Dengan adanya kekuatan otot dan daya ledak otot yang baik maka sangat memungkinkan didapat peningkatan tinggi lompatan smash pada atlet bola
5 voli. Melihat pentingnya pelatihan pliometrik untuk meningkatkan daya ledak harus ditunjang dengan penerapan metode dan prinsip-prinsip pelatihan. Pelatihan yang baik dan tepat dapat meningkatkan kemampuan komponen biomotorik yang dominan diperlukan dalam permainan bola voli, sehingga seluruh komponen biomotorik tersebut dapat saling menunjang untuk meningkatkan vertical jump dan smash dalam permainan bola voli. Bertolak dari latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul Pelatihan Pliometrik Depth Jump Lebih Meningkatkan Daya Ledak Otot Tungkai Daripada Pelatihan Pliometrik Box Jump Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli SMK Negeri 1 Petang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah pelatihan pliometrik depth jump dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang? 2. Apakah pelatihan pliometrik box jump dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang? 3. Apakah pelatihan pliometrik depth jump lebih meningkatkan daya ledak otot tungkai daripada pelatihan pliometrik box jump siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang?
6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode pelatihan yang menghasilkan peningkatan daya ledak otot tungkai yang lebih baik dibandingkan dengan pelatihan yang biasa diterapkan di lapangan. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk membuktikan bahwa pelatihan pliometrik depth jump meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang. 2. Untuk membuktikan bahwa pelatihan pliometrik box jump meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang. 3. Untuk membuktikan bahwa pelatihan pliometrik depth jump lebih meningkatkan daya ledak otot tungkai daripada pelatihan pliometrik box jump siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Petang.
7 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis pengembangan teori dan wawasan atlet maupun pelatih serta memperoleh konsep ilmiah tentang metode pelatihan dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis dipergunakan sebagai pedoman oleh para pelatih, guru olahraga serta para atlet untuk diterapkan di lapangan dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai.