BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama seumur peradaban manusia.pemanfaatan bahan alam sebagai obat dan rempah cenderung mengalami peningkatan sejarah dengan trend masyarakat dunia untuk back to nature dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relative lebih mahal harganya (Hasanah, 2011).Tanaman merupakan sumber suplemen makanan yang baik dan berpotensi untuk meningkatkan kontrol glukosa darah serta mencegah komplikasi jangkapanjangpadapenderita diabetes (Gallagher, et al., 2003). Diabetesmellitus merupakangejala yang dapatdikarakterisasimelaluihiperglikemiakronisdangangguanmetabolismekarbohid rat, lemakdan protein yang berhubungandenganterjadinyakekurangansekresi insulin atauaksi insulin baiksecaramutlakmaupunrelatif (Schoenfelder, et al., 2006).Populasi penyakit ini sekitar 4% di seluruhduniadandiperkirakan akan meningkat 5,4% di 2025 (Kim et al., 2006). Menurut survei WHO tahun 2000, Indonesia menempati urutan ke empat jumlah penderita DM terbanyak setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta) dan Amerika Serikat (17,7 juta) dan diperkirakan pada tahun 2030, jumlah penderita DM di Indonesia akan meningkat mencapai 21,3 juta orang (Wild, et al., 2004). Manifestasi jangka panjang dari penyakit diabetes adalah dapat menyebabkan beberapa komplikasi (Brachmari, 2011).
Mengingat bahaya penyakit DM tidak dapat disembuhkan maka penggunaan obat merupakan pilihan utama dalam menanganinya. Obat yang sering dipakai untuk terapi DM adalah golongan sulfonilurea dan biguanida (Noltedan Karam,2002), namun agen hipoglikemik oral saat ini yang digunakanmemiliki karakteristik efek samping serius (Holman and Tuener, 1991) diantaranya sulfonilurea dapat menyebabkan penyakit hati dan meningkatkan berat badan, tiazolidindion dapat menyebabkan toksisitas hati (Talaviya, dkk., 2014) dan inhibitor α-glukosidase dan metformin menyebabkan diare, perut kembung dan terasa tidak nyaman, serta nyeri (Ministry of Health Malaysia, 2009). Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di 22 provinsi (Departemen Pertanian, 2005) dan kelapa sawit masih tetap menjadi produk utama dalam perekonomian nasional (Pahan, 2013).Namun, limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit dapat berubah menjadi nilai tambah produk, salah satunya daun kelapa sawit dalam tujuan pengobatan (YinShie, 2013). Menurut Eddouks dan kawan- kawan kelapa sawit merupakan salah satu tanaman berkhasiat sebagai antidiabetes dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun kelapa sawit dapat digunakan untuk pengobatan seperti penyembuhan luka sayat (Sasidharan, et al., 2010; Hasibuan, 2014), antiinflamasi (Anyanji, et al., 2013), antihipertensi (Jaffri, et al., 2010), antibakteri (Chong, et al., 2008), antikanker (Owoyele dan Gbenga, 2014), antioksidan (Mohamed, 2014) dan hepatoprotektor (Sasidharan, et al.,2012).hasil skriningfitokimiadaridaunkelapasawitmenunjukkan adanya senyawa alkaloid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid/steroid, serta
flavonoid (Yin, et al., 2013).Menurut penelitian alkaloid (Prameswari dan Simon, 2014), flavonoid (Brahmachari, 2011), saponin(firdous, et al., 2014) dan tanin (Liu, et al., 2004) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes. Hal inimendorongpenelitiuntukmenemukanobatalternativedenganefikasi yang lebihbaikdanmemungkinkanpenderita diabetes mempunyaibanyakpilihanpengobatan, sehinggameningkatkanpeluanguntuksembuh, minimal dengankadarglukosadarah yang terkontroldanefeksamping yang minimal serta biaya yang relatif lebih murah (Marianne, et al., 2011). Glibenklamid digunakan sebagai pembanding untuk uji toleransi glukosa karena dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara merangsang sekresi insulin(ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes, 2005). Metformin digunakan sebagai pembanding untuk uji induksi aloksan karena mekanisme kerja tidak bergantung atas adanya sel β-pankreas yang berfungsi (Prameswari dan Simon, 2014). Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian inidilakukan uji efektivitas antidiabetes dari ekstrak etil asetat daun kelapa sawit (EEADKS) terhadap mencit jantan diabetik yang diinduksi dengan aloksan dan metformin digunakan sebagai pembanding. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: a. Apakahekstrak etil asetat daun kelapa sawit memiliki efek sebagai antidiabetes terhadap mencit jantan yang diinduksi dengan aloksan?
b. Apakah ekstrak etil asetat daun kelapa sawit mempunyai efek yang sama dengan metformin dalam menurunkan kadar gula darah yang diinduksi dngan aloksan? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis penelitian ini adalah: a. Ekstrak etil asetat daun kelapa sawit memiliki efek antidiabetes terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan karena adanya metabolit sekunder daun kelapa sawit yang mendukung penggunaan sebagai antidiabetes seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. b. Ekstrak etil asetat daun kelapa sawit mempunyai efek yang sama dengan metformin untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Efek antidiabetes EEADKS terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan. b. Efek penurunan kadar glukosa darah (KGD) dari ekstrak etil asetat daun kelapa sawit dibandingkan dengan metformin pada mencit jantan yang diinduksi aloksan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Memberikan informasi ilmiah mengenai khasiat daun kelapa sawit sebagai penurun kadar glukosa darah.
b. Menambah inventaris obat tradisional yang berkhasiat sebagai antidiabetes. 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 Penelitian ini dilakukan dengan kerangka pikir sebagai berikut: Variabel bebas Variabel terikat Parameter Simplisia daun kelapa sawit Karakterisasi simplisia Penetapan kadar air Penetapan kadar sari yang larut dalam air Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Penetapan kadar abu total Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Ekstrak etil asetat daun kelapa sawit Skrining fitokimia Alkaloida Flavonoida Tanin Saponin Glikosida Steroida/triterpenoida kelompok kontrol : - CMC Na 0,5 % kelompok uji: - EEADKS dosis 50, 75, 100 dan 125 mg/kg bb kelompok pembanding: - metformin dosis 65 mg/kg bb Penurunan kadar glukosa darah mencit Kadar glukosa darah mencit (mg/dl) Waktu pengamatan: 15 hari Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian