BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan dengan berfikir global dan bertindak secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA KINERJA PASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Transaksi Saham Industri Manufaktur di BEI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB V SIMPULAN. perusahaan sektor keuangan kemungkinan disebabkan modal intelektual

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal. Menurut Bernardin dan Russel (1998:239) performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period yang dapat diartikan bahwa prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Menurut Febryani dan Rahardian (2003) kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan perusahaan pada periode tertentu dan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Laba atau tingkat keuntungan merupakan parameter yang mudah untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan, membantu memprediksi keadaan usaha dimasa mendatang, dan memperkirakan distribusi dividen untuk periode selanjutnya (Hendriksen dan Van Breda, 1992). Dalam berinvestasi investor terlebih dahulu akan melihat bagaimana kinerja dari perusahaan tersebut, jika kinerja dari perusahaan itu baik maka investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Jika kinerja dari perusahaan itu baik, maka kinerja pasar 1

dari perusahaan itu baik pula. Kinerja pasar dilihat dari berapa banyak saham yang beredar dan fluktuasi dari harga saham tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja pasar digunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) Indrawan (2011). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan (Jogiyanto, 2010: 205). Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian (Jogiyanto 2010 : 579). Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan berperan penting dalam pasar modal, baik bagi investor secara individual, maupun bagi pasar secara keseluruhan. Bagi investor, informasi berperan penting dalam pengambilan keputusan investasi, sementara pasar memanfaatkan informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi (Jogiyanto, 2009). Oleh karena itu, diharapkan investor mempertimbangkan informasi tambahan yang diungkapkan dalam laporan keuangan seperti Corporate Social Responsibility (CSR) dan Intellectual 2

Capital (IC). Apabila informasi CSR dan IC dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan yang diikuti dengan kenaikan pembelian saham perusahaan sehingga terjadi kenaikan harga saham yang melebihi return yang diekpektasikan oleh investor, sehingga pada akhirnya informasi CSR dan IC merupakan informasi yang memberikan nilai tambah bagi investor dan menyebabkan abnormal return. Kajian corporate social responsibility (CSR) semakin berkembang pesat seiring banyaknya kasus ketidakpuasan yang terjadi akibat pencemaran lingkungan dan eksploitasi besar-besaran pada sumberdaya alam dan energi yang mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Ketidakpuasan itu terjadi karena perusahaan kurang memaksimalkan tanggugjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Penerapan CSR yang pada awalnya bersifat sukarela untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang tidak memiliki kaitan dengan strategi dan pencapaian tujuan jangka panjang, menjadi suatu kegiatan strategis yang memiliki keterkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat penerapan CSR secara benar dan konsisten. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tertulis menegenai tanggungjawab sosial perusahaan yaitu dalam Undang Undang No.40 Pasal 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT). Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain (people) dan menjamin keberlangsungan hidup 3

bumi (planet) Nugroho (2007). Untuk melaksanakan CSR maka perusahaan akan mengeluarkan biaya, dan biaya tersebut akan menjadi beban yang akan mengurangi profit perusahaan. Tetapi dengan melaksanakan CSR citra perusahaan akan menjadi baik, investor lebih berminat dengan perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat. Semakin baik citra perusahaan, maka semakin tinggi pula loyalitas dari para konsumen. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen, maka penjualan perusahaan juga akan semakin baik. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu memberikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat memaksimalkan profit dalam jangka panjang (Cheng, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Dahlia dan Siregar (2008), Kurnianto (2011), Indrawan (2011) menemukan bahwa corporate social responsibility (CSR) berpengaruh pada kinerja perusahaan. Ilmu pengetahuan telah menjadi mesin baru dalam perkembangan suatu bisnis dan sejak tahun 1990-an perhatiannya terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud (intangible assest) telah meningkat secara dramatis. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tidak berwujud (intangible asset) tersebut adalah modal intelektual (intellectual capital) yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi. Menurut Hidayat (2000) modal intelektual telah menyebabkan pergeseran dalam paradigma melakukan bisnis, sumber kekuatan akan bergeser dari modal fisik menjadi sumber daya manusia, 4

dari sumber daya alam menuju sumber daya pengetahuan, dari posisi sosial seseorang menjadi proses hubungan (relasi), dan dari kekuatan pemegang saham menjadi kekuatan pelanggan. Di Indonesia fenomena intellectual capital mulai berkembang terutama setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 19 (revisi 2010) tentang aktiva tidak berwujud. Menurut PSAK no. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak dapat mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administrasi (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002). Keberhasilan perusahaan pada masa yang akan datang ditentukan oleh bagaimana investasi dan pengelolaan modal intelektual atau tak berwujud. Menurut Cut Zurnali (2010) modal intektual (intellectual capital) merupakan asset dan sumberdaya non-tangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas inovasi, pola-pola, dan pengetahuan yang tidak kelihatan dari para anggotanya dan jaringan kolaborasi serta hubungan organisasi yang dimanfaatkan untuk menghasilkan aset yang mempunyai nilai tambah dan keunggulan dalam bersaing. Ada banyak metode untuk mengukur Intellectual Capital salah satunya yang dikembangkan oleh Pulic (1998) yaitu metode The Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Komponen utama dari VAIC adalah physical capital (VACE - Value Added Capital Employed), human capital (VAHU - Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA - Structural Capital Value Added). Sebagai salah satu bagian dari Intellectual 5

Capital, physical capital (dana-dana keuangan) merupakan sumber daya yang dapat menentukan kinerja perusahaan. Dalam perkembangannya, penelitian mengenai IC mulai menghubungkan IC dengan abnormal return. Salah satu penelitian seperti yang telah dilakukan oleh Sir, et all. (2010) yang melakukan penelitian mengenai IC dan abnormal return saham. Penelitian tersebut menemukan bahwa pengungkapan IC berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih, dkk. (2010) yang menguji pengaruh antara modal intelektual dengan kinerja pasar perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak memberikan penilaian terhadap modal intelektual perusahaan. Selain penelitian yang dilakukan oleh Sir, et all. (2010) dan Yuniasih, dkk. (2010), beberapa penelitian juga telah dilakukan, antara lain oleh Belkaoui (2003), Firer dan Williams (2003), Firer dan Stainbank (2003), dan Bollen (2005) menemukan IC berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. Kirmizi dan Jessica (2011) juga menemukan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto dan Safruddin (2008) menemukan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini penting untuk dilakukan karena adanya ketidakkonsistenan pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya tentang Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Intellectual Capital pada Kinerja Pasar. 6

Penelitian ini ingin menguji kembali apakah CSR dan IC berpengaruh terhadap kinerja pasar pada dimensi waktu yang berbeda. Penelitian ini di khususkan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Perusahaan Manufaktur dipilih karena merupakan perusahaan yang relatif lebih banyak memiliki dampak terhadap lingkungan dibandingkan dengan perusahaan jasa ataupun dagang (Indrawan, 2011). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah : 1) Apakah CSR berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014? 2) Apakah IC berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui pengaruh CSR pada kinerja pasar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014 2) Untuk mengetahui pengaruh IC pada kinerja pasar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014 7

1.4 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan informasi kepada peneliti dan para akademisi terkait dengan pengaruh CSR dan IC pada kinerja pasar. 2) Kegunaan Praktis a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta kebijakan bagi manajemen mengenai pengaruh CSR dan IC pada kinerja pasar. b) Meningkatkan kepedulian perusahaan pada lingkungan sosial dan memberikan informasi mengenai manfaat dilakukannya CSR dan IC dalam meningkatkan kinerja perusahaan. c) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. 8

Bab I : Pendahuluan Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah yang diikuti rumusan pokok permasalahan yang diteliti, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Merupakan bab yang menguraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan CSR, IC, kinerja pasar perusahaan, serta hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Merupakan bab yang menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Merupakan bab yang menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi variabel penelitian, dan pembahasan mengenai hasil analisis tersebut. 9

Bab V : Simpulan dan Saran Merupakan bab yang menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya. 10