BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Menurut Lind et. al. (2012) populasi merupakan kumpulan, atau kelompok dari semua individu, objek, atau pengukuran yang sifat-sifatnya sedang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia. Sampel merupakan himpunan bagian dari suatu populasi yang sedang diteliti (Lind et. al., 2012). Penelitian ini mengunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel penelitian. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk memilih sampel. 1. Pemerintah kabupaten/kota di Indonesia tahun 2013 2. Pemerintah kabupaten/kota di Indonesia yang menerbitkan LKPD tahun 2013 dan telah diaudit oleh BPK. 3. Pemerintah kabupaten/kota yang tercantum dalam data penyampaian LKPD ke BPK 2013. 4. Pemerintah kabupaten/kota yang data karakteristik politiknya dapat diperoleh 3.2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder (Secondary Data). Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data sekunder
berarti data sudah ada dan tersedia sehingga peneliti tidak perlu mengumpulkan data yang dibutuhkan sendiri. Jenis data dan sumber data pada penelitian ini dapat dilihat pada TABEL 3.1 di bawah ini: Data Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPD tahun 2013 TABEL 3.1 Data dan Sumber Data Sumber Data Pusat Informasi dan Komunikasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1 dan 2 Tahun 2013 Daftar Tanggal Penyampaian LKPD kepada BPK Tahun Anggaran 2013 Daftar Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pusat Informasi dan Komunikasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Pusat Informasi dan Komunikasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Kementerian Dalam Negeri 3.3. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Menurut Sugiyono (2013), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 3.3.1. Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah audit delay. Audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan. Cohen dan Leventis (2013) mendefinisikan audit delay sebagai jumlah hari dari akhir tahun keuangan sampai tanggal pelaporan audit. Undang- Undang No. 15 Tahun 2004 mengatur bahwa laporan hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan oleh BPK kepada DPRD selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah daerah. Dalam penelitian ini audit delay (DELAY) diukur berdasarkan tanggal penyampaian LKPD kepada BPK hingga tanggal diterbitkannya laporan audit oleh auditor. Untuk menghitung DELAY adalah sebagai berikut: DELAY = (tanggal penyampaian LKPD kepada BPK sampai dengan tanggal laporan audit) 3.3.2. Variabel Independen Dalam penelitian ini digunakan 3 (empat) karakteristik yang terdiri 4 (empat) variabel independen yakni: 3.3.2.1. Karakteristik Auditing Pada karakteristik auditing, digunakan variabel independen remarks atau temuan audit. Temuan audit diukur secara kuantitatif dari temuan audit atas pelanggaran perundang-undangan yang telah tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun anggaran 2013 oleh BPK. 3.3.2.2. Karakteristik Politik Pada karakteristik politik, digunakan variabel independen yakni terpilihnya kembali kepala daerah. Pemilihan kepala daerah di Indonesia rutin dilakukan selama 5 (lima) tahun sekali. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy dalam pengukuran re-election. Apabila kepala daerah terpilih kembali pada periode sebelumnya diberi "1" dan jika tidak diberi "0".
3.3.2.3. Karakteristik Auditor Pada karakteristik Auditor, variabel independen yang digunakan oleh peneliti yakni: 1. Latar Belakang Pendidikan Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 pasal 13, disyaratkan untuk menjadi anggota BPK minimal menempuh pendidikan terakhir Strata- 1 (S1). Seorang auditor dengan latar belakang pendidikan yang tinggi diharapkan auditor tersebut dapat lebih efektif dalam menyelesaikan auditnya. Terdapat jenjang jabatan fungsional pemeriksa yang terdiri dari Pemeriksa Pertama, Pemeriksa Muda, Pemeriksa Madya, dan Pemeriksa Utama. Penanggung jawab pemeriksaan masing-masing daerah adalah Pengendali Mutu (Pemeriksa Madya atau Pemeriksa Utama) yang memiliki tanggung jawab atas mutu hasil pemeriksaan. Pada variabel ini akan diukur melalui jenjang pendidikan dari penanggung jawab pemeriksaan yang menggunakan ukuran sebagai berikut: a. S1 = "1" b. S2 = "2" c. S3 = "3" 2. Kecakapan Profesional Standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyebutkan bahwa "Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Pada variabel ini
digunakan variabel dummy dimana penanggung jawab pemeriksaan yang memiliki sertifikasi akan diberi angka "1" dan sebaliknya dberi angka "0". 3.3.3. Variabel Kontrol Penelitian ini menggunakan hasil opini audit sebagai variabel kontrol. Opini audit yang dikeluarkan BPK dapat menunjukkan bagaimana kualitas dari laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut IAI (2001) bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ada lima opini yang dikeluarkan oleh BPK yaitu, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-DP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Opini diukur dengan menggunakan skala 1 sampai 5, skala 1 untuk WTP, 2 untuk WTP-DP, 3 untuk WDP, 4 untuk TW, dan 5 untuk TMP. 3.4. Analisis Data Penelitian ini dirancang untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh karakteristik auditing, politik dan auditor terhadap audit delay. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik.
3.4.1. Uji Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013). Lind et.al (2013) mengemukakan bahwa Statistik Deskriptif adalah metode mengatur, merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara yang informatif. Umumnya, ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. 3.4.2. Uji Asumsi Klasik Uji asusmi klasik adalah prasyarat yang harus dipenuhi dalam melakukan regresi linear berganda. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS. 3.4.2.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Alat uji yang digunakan untuk melihat uji normalitas yaitu dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). 3.4.2.2. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2013). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan sebaliknya disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2013) model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah Uji Glejser. Metode uji glejser meregresikan nilai absolute residual dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.4.2.3. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam suatu model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang rerpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. 3.4.3. Analisis Model Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model yang digunakan dalam penelitian adalah:
DELAY = α + β 1 REMARKS + β 2 ELECT + β 3 EDU + β 4 PROF + β 5 OPINI + e Keterangan: DELAY = Audit delay α = Konstanta β = Koefisien regresi REMARKS = Temuan Audit ELECT = Terpilihnya kembali Kepala Daerah EDU = Latar Belakang Pendidikan Auditor PROF = Kecakapan Profesional OPINI = Opini Auditor e = Residual (standar error) 3.4.3.1. Koefisien Determinasi Menurut Ghozali (2013), Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan nilai
adjusted R² untuk mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. 3.4.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) 3.4.4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik auditing, karakteristik politik dan karakteristik auditor terhadap audit delay. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.4.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,01 (α =1%), 0,05 (α =5%) dan 0,10 (α=10%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi > 0,10 maka hipotesis nol diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi diantara 0,05 dan 0,10 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi cukup signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap variabel dependen. 3. Jika nilai signifikansi diantara 0,01 dan 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 4. Jika nilai signifikansi < 0,01 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi sangat signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel dependen.