BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi dan

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberdayakan karyawan agar karyawan mampu melaksanakan pekerjaan dengan. utama untuk mendorong keberhasilan suatu perusahaan.

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga perusahaan melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

NURDIYANTO F

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. peran sosial dimana dapat bekerja sesuai dengan bakat, kemampuan dan. antara tugasnya sebagai istri, ibu rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. hanya sepintas saja. Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam

Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

COPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam prosesnya terjadi penyaringan dan penyerapan zat zat yang berfungsi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran wanita dalam dunia kerja sebagai satu potensi yang penting karena jika dilihat dari jumlah penduduknya, dan Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar dan rata-rata setengah penduduk di Indonesia didominasi oleh wanita. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita berpartisipasi langsung dalam dunia kerja, diantaranya keinginan mengembangkan potensi yang dimiliki dan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Pertumbuhan angkatan kerja wanita lebih cepat daripada laju pertumbuhan angkatan kerja laki-laki. Di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja wanita yang terdaftar pada tahun 2011 adalah sebesar 47.139.551 juta jiwa, meningkat dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 44.645.753 juta jiwa. Artinya terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebesar kurang lebih tiga juta jiwa per tahun. Peningkatan ini cukup signifikan dibandingkan jumlah angkatan kerja laki-laki hanya meningkat sebesar satu juta jiwa per tahun. (BPS, 2011) Wanita yang menjadi ibu dan istri bila bekerja di luar rumah dianggap mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu dan istri sekaligus sebagai pekerja. Wanita berperan ganda jika kedua peran tersebut tidak dapat dikelola dengan baik maka akan menimbulkan konflik antara pekerjaan dan keluarga, karena wanita 1

2 dihadapkan pada banyak pilihan yang ditimbulkan oleh perubahan peran baik didalam likungan pekerjaan maupun didalam keluarga. Konflik yang berkepanjangan karena tekanan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan jika tidak dapat dihadapi secara tepat dan baik maka akan mengakibatkan stres kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rice (1999), wanita yang bekerja mengalami stres kerja lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Perbandingan stres kerja antara wanita dan laki-laki didapatkan hasil rata-rata sebesar 28% wanita mengalami stres ditempat kerja, sedangkan pada laki-laki didapatkan ratarata sebesar 20%. Hal ini disebabkan karena wanita dihadapkan dengan permasalahan praktik-praktik diskriminatif mengenai kondisi kerja seperti peraturan kerja yang kaku, atasan yang kurang bijaksana, beban kerja yang berat, upah pendapatan rendah, rekan-rekan yang sulit bekerja sama, waktu kerja yang sangat panjang, atau pun ketidaknyamanan psikologis yang dialami akibat dari problem sosial-politis di tempat kerja. Situasi demikian akan membuat wanita mudah merasa kelelelahan sehingga wanita berpotensi mengalami stres kerja. Stres yang terjadi ditempat kerja merupakan hasil reaksi emosi dan fisik akibat kegagalan individu beradaptasi dilingkungan kerja dimana terjadi ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Tarupolo (2002) mendefinisikan stres kerja adalah suatu proses yang menyebabkan seseorang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja tertentu. Keenan dan Newton (1984) berpendapat bahwa stres kerja perwujudan dari kekaburan peran, konflik peran dan beban kerja yang berlebihan, sehingga kondisi tersebut dapat mengganggu prestasi dan kemampuan individu untuk bekerja.

3 Stres yang tidak dapat diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan, baik dalam arti lingkungan pekerjan maupun lingkungan diluarnya. Reaksi terhadap stres seringkali muncul akibat dari reaksi yang bersifat psikis maupun fisik sehingga pada pekerja yang stres akan memunculkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Setiap pekerjaan bisa dikatakan sebagai penyebab munculnya stres, karena didasari adanya beban kerja yang terlalu banyak, konflik peran dan adanya proses penyesuaian hubungan dengan orang lain (Smet,1994). Salah satu profesi yang rentan terhadap stres adalah profesi sebagai guru, hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan pekerjaan. Profesi guru memiliki tanggungjawab dan beban moral yang dipikul sebagai seorang pengajar dan pendidik yang sangat besar sehingga sering mengakibatkan stres atau tekanan mental pada guru. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap 30 wanita yang berprofesi sebagai guru PAUD sampai guru SMA, didapatkan hasil bahwa terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa adanya stres kerja pada guru wanita, hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat sekitar 93,3% subjek merasa kelelahan hal ini disebabkan oleh waktu kerja terlalu lama, 86,6% subjek merasa terancam yang disebabkan oleh beban kerja yang semakin tinggi, 80% keputusan pimpinan yang berubah menyebabkan subjek merasa tertekan dan sekitar 60% perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan kerja membuat subjek merasa terganggu. Dari hasil survei, guru yang mengajar di SMP memiliki prosentase tinggi sekitar 53,3% dibandingkan yang dengan guru yang mengajar di PAUD, TK, SD,

4 maupun SMA. Guru PAUD memiliki prosentase gejala stres kerja sekitar 13,3%, guru TK sekitar 10%, guru SD sekitar 13,3%, guru SMP sekitar 53,3 %, guru SMA sekitar 10 %, sehingga guru wanita yang mengajar di SMP rentan mengalami stres kerja. Penelitian ini menfokuskan pada SMP Negeri, alasannya karena jika dilihat dari jumlah guru disekolah negeri lebih banyak dibandingkan sekolah swasta. Hal ini dapat dilihat dari data Dikpora tahun 2012 menunjukan bahwa dari 27 SMP Negeri di Surakarta terdapat kurang lebih 1.095 guru dan kurang lebih 10.373 siswa, sedangkan dari 43 SMP Swasta di Surakarta terdapat kurang lebih 1028 guru dan kurang lebih 8787 siswa. Stres kerja yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi situasi di lingkungannya, akibatnya pada diri seseorang akan berkembang berbagai gejala stres kerja yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja khususnya pada wanita yang berprofesi sebagai guru sekaligus ibu rumah tangga. Upaya untuk mengurangi stres kerja dapat dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada di sekitar individu yaitu salah satunya dukungan sosial. Dwiyanti (2001) dukungan sosial merupakan faktor sosial di luar individu yang dapat meningkatkan kemampuan menghadapi stres. Salah satu faktor penyebab timbulnya stres kerja adalah tidak adanya dukungan sosial. Artinya, stres akan cenderung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. Taylor (1997) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat melindungi jiwa seseorang dari akibat stres. Dalam kenyataannya tidak semua orang yang bekerja memiliki dukungan sosial. Mereka yang memperoleh dukungan sosial

5 kemungkinan akan memiliki stres kerja yang lebih rendah daripada yang tidak memperoleh dukungan sosial. Berdasarkan survey yang diajukan peneliti mengenai perasaan terganggu akibat perubahan dilingkungan kerja akan terbantukan oleh beberapa dukungan sosial didapatkan hasil bahwa dari 30 guru wanita sekaligus ibu rumah tangga terdapat sekitar 93,3% dukungan berasal dari suami. Dukungan sosial suami nampaknya mampu meminimalisir stres kerja yang dialami guru wanita. Dukungan yang berasal dari suami secara langsung maupun tidak langsung berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis maupun fisiologis individu (Rustiana,2006). Bagi seorang wanita yang berprofesi sebagai guru sekaligus sebagai ibu rumah tangga, dukungan dari suami dapat membuat perasaannya menjadi tentram dan dapat mengurangi beban yang dirasakan. Sebagaimana yang diungkapkan Yanita dan Zamralita (2001) bahwa dukungan suami terhadap istri dapat membuat batin menjadi tenang dan perasaan senang dalam diri istri, sehingga istri lebih mudah menyesuaikan diri baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pekerjaan. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan Budiman (2006) menunjukkan bahwa faktor penting yang dapat mengurangi dilema antara keluarga dan pekerjaan bagi wanita adalah adanya dukungan dari suami. Sekaran (1986) mengatakan bahwa dukungan dan bantuan yang diberikan suami dan anggota keluarga lainnya akan memberikan kesempatan kepada istri untuk mengembangkan karirnya. Adanya dukungan sosial suami akan memberikan rasa aman bagi wanita untuk berkarir. Dukungan yang diperoleh dari

6 orang-orang terdekat khususnya suami akan menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang pada diri istri (Dagun,1992). Melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti Apakah ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan stres kerja pada wanita berperan ganda?. Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah tersebut penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

7 B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui: 1. Hubungan antara dukungan sosial suami dengan stres kerja pada wanita berperan ganda. 2. Peranan dukungan sosial suami terhadap stres kerja pada wanita berperan ganda 3. Tingkat dukungan sosial suami dan tingkat stres kerja C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Guru wanita sekaligus ibu rumah tangga dapat memberikan masukan terhadap permasalahan tentang stres kerja. 2. Kepala Sekolah dapat memberikan referensi terhadap sekolah tentang pentingnya memahami stres kerja yang terjadi dikalangan guru wanita dalam menjalankan tugas atau kewajiban, sehingga pihak sekolah dapat memberikan upaya untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya stres kerja yang dialami oleh para guru agar dapat bekerja dan menjalankan fungsi perannya dilingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar. 3. Ilmuwan psikologi dan peneliti selanjutnya diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan sumbangan wacana ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu Psikologi khususnya di bidang Psikologi Industri serta sebagai referensi untuk penelitian lain.