1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gunung Merapi yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi memiliki interval waktu erupsi antara 2 5 tahun (Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2011). Dengan kondisi tersebut, Gunung Merapi sangat berbahaya mengingat ancaman erupsi yang berupa aliran awan panas dan lahar dapat sewaktu-waktu mengancam penduduk dan infrastruktur di kawasan Gunung Merapi dalam jangka waktu yang pendek. Pembentukan aliran lahar dipicu tidak hanya akibat erupsi namun dapat juga dipicu oleh hujan, gempa bumi, gerakan massa, dan aliran piroklastik (Lavigne dan Thouret, 2002). Lahar Gunung Merapi sangat dipengaruhi oleh curah hujan, kelerengan asli Gunung Merapi dan morfologi sungai yang dilalui oleh material Gunung Merapi (Lavigne dkk., 2000). Daerah di sekitar Gunung Merapi memiliki intensitas hujan yang cukup tinggi. Intensitas hujan yang tinggi terjadi pada Bulan April yang mencapai 700 mm dengan rata-rata intensitas 468 mm (Lavigne dkk., 2000). Berdasarkan kondisi tersebut, endapan-endapan lahar Gunung Merapi merupakan jenis lahar hujan karena Gunung Merapi tidak memiliki danau kawah (Bronto, 2000). Material erupsi yang berasal dari Gunung Merapi menghasilkan aliran lahar di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Persebaran lahar
2 Gunung Merapi didominasi oleh aliran sungai yang mengalir dari timur ke barat dan dari utara ke selatan serta sedikit yang mengarah dari barat ke timur (Andeastuti, 2000). Untuk material lahar yang mengalir dari barat ke timur diwakili oleh Sungai Kenteng dan Sungai Gandul, dari arah utara ke selatan diwakili oleh Sungai Woro, Sungai Gendol, Sungai Kuning, Sungai Boyong, dan Sungai Bedog, dari arah timur ke barat diwakili oleh Sungai Krasak, Sungai Apu, Sungai Bebeng, Sungai Batang, Sungai Putih, Sungai Blongkeng, Sungai Lemat, Sungai Senowo, Sungai Trising dan Sungai Pabelan. Lokasi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah endapan lahar pada tebing Sungai Apu (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Sungai Apu terletak di barat laut dari puncak Gunung Merapi. Sungai Apu merukan hulu dari Sungai Pabelan. Sungai Apu dipilih menjadi topik pada penelitian ini karena Sungai Apu sangat berpengaruh terhadap aktivitas manusia. Terdapat infrastruktur penting di sekitar sungai ini yaitu jalan utama Solo Selo Borobudur. Selain itu Sungai Apu juga merupakan lokasi penambangan pasir oleh masyarakat. Terdapat singkapan endapan lahar pada tebing Sungai Apu di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah sangat representatif untuk dikaji (Gambar 1.1). Singkapan ini masih berada pada satuan geomorfologi kaki Gunung Merapi dengan kondisi kelerengan sedang hingga landai (<18 o ) (Bronto, 2000). Dari rekaman produk lahar ini sangat menarik untuk dilakukan studi penelitian sehingga dapat ditentukan karakteristik dan mekanisme aliran lahar.
3 Gambar 1.1 Kenampakan singkapan endapan lahar pada tebing Sungai Apu. (Kamera menghadap selatan) Aliran lahar atau transportasi lahar memiliki variasi dan perilaku yang khas. Aliran lahar sangat menentukan rekaman dan karakteristik lahar yang dihasilkan. Karakteristik endapan lahar akan mencerminkan jenis aliran lahar tersebut (Smith dan Lowe, 1991). Penelitian ini melalui studi stratigrafi, sedimentologi dan petrografi diharapkan akan dapat mengetahui karakteristik dan jenis aliran lahar. Kemudian untuk mengkaji mekanisme aliran lahar perlu dilakukan studi sedimentologi berupa morfologi butir untuk mengetahui karakter butir sedimen dan proses yang terjadi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk membahas karakteristik dan mekanisme aliran endapan lahar Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
4 I.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk mempelajari karakteristik dan mekanisme aliran lahar. Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah 1. Untuk mengetahui karakteristik singkapan endapan lahar Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. 2. Untuk mengetahui mekanisme aliran lahar Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. 1.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara administratif berada di tebing Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian berada pada Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Edisi 1-1999 terbitan BAKOSURTANAL (Badan Koordinas i Survey dan Pemetaan Nasional) Lembar Kaliurang 1408 244. Lokasi penelitian secara astronomis terletak pada titik koordinat 7 o 30 33,372 LS dan 110 o 24 23,967 BT (Gambar 1.2). Lokasi penelitian dapat dicapai dengan kendaraan pribadi selama kurang lebih 1,5 jam dari Kota Yogyakarta melalui Jalur Kota Yogyakarta Muntilan, Magelang Tlogolele, Boyolali. Lokasi penelitian tepat di sebelah barat dam Sungai Apu dan sebelah selatan lokasi penambangan pasir oleh masyarakat.
5 Gambar 1.2 Lokasi penelitian yang terletak di Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah (BAKOSURTANAL, 1999) 1.4. Batasan Penelitian Batasan dan ruang lingkup wilayah pada skripsi ini, dibatasi pada salah satu rekaman endapan lahar di Sungai Apu, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo,
6 Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian pada salah satu rekaman endapan lahar (pada bagian bawah) dianggap cukup representatif karena terdapat variasi endapan antar endapan satu dengan yang lainnya dan layak untuk dikaji secara detail mengenai karakteristik dan mekanisme aliran lahar. Selain itu lokasi yang sulit dijangkau oleh peneliti juga menjadi alasan pemilihan salah satu rekaman endapan lahar. Pada penelitian ini curah hujan, kelerengan asli dan morfologi sungai diasumsikan sama. Batasan dan ruang lingkup penelitian pada skripsi ini adalah pembahasan meliputi : 1. Karakteristik endapan lahar Karakteristik endapan lahar yang dimaksud adalah kondisi fisik endapan lahar yang meliputi geometri, tekstur dan struktur sedimen melalui studi stratigrafi, sedimentologi (granulometri) dan petrografi. 2. Mekanisme aliran lahar Mekanisme aliran lahar yang dimaksud adalah proses-proses yang terjadi di dalam pembentukan aliran lahar dan rekonstruksi pengendapan yang didapat melalui karakteristik endapan lahar dan sedimentologi ( karakter butir). 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini membahas karakteristik dan mekanisme aliran endapan lahar ini dapat bermanfaat untuk mengetahui proses kejadian aliran lahar di masa
7 lampau, keperluan penelitian lebih lanjut seperti zonasi lahar dan mitigasi bencana terkait dengan ancaman aliran lahar yang terjadi di masa yang akan datang. 1.6. Peneliti Terdahulu 1. Smith dan Lowe (1991) dalam penelitian yang berjudul Lahar : Volcano Hydrologic Events and Depostions in The Debris Flow Aliran hiperkonsentrat Continuum telah menyebutkan jenis dan karakteristik aliran lahar secara umum. 2. Paripurno (1998) dal am penelitian yang berjudul Karakteristik Endapan Lahar Gunungapi Merapi Merapi (K asus Pelaharan di Kali Boyong 5 Desember 1996) telah memberikan gambaran umum mengenai karakteristik berdasarkan analisa sedimentologi lahar Gunung Merapi. 3. Bronto (2000) dalam penelitian yang berjudul Merapi Volcano Borobudur telah merekam secara berkala terhadap Gunung Merapi berdasarkan studi stratigrafi dan kondisi lahar pada Gunung Merapi. 4. Newhall dkk. (2000) dalam penelitian yang berjudul 10.000 Years of Explosive Eruption of Merapi Volcano, Central Java : Archaelogical and Modern Implications telah menyebutkan sejarah erupsi Gunung Merapi pada periode-periode tertentu dan dampak yang ditimbulkan. 5. Lavigne dan Thouret (2002) dalam buku yang berjudul Sediment transportation and deposition by rain triggered lahar at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia menyebutkan beberapa faktor utama yang membentuk lahar Gunung Merapi.
8 6. Surjono dan Yufianto (2011) dalam penelitian Geo-Disaster Laharic Flow Along Putih River, Central Java, Indonesia melakukan penelitian pada Sungai Putih terkait dengan tipe aliran lahar dan faktor pemicu terbentuknya aliran lahar. 7. Adityarani (2012) dalam penelitian yang berjudul Studi Karakter dan Mekanisme Gunung Api Merapi Tahun 2010 2011 pada Jalur Sungai Opak, Kabupeten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan gambaran terkait dengan karakteristik lahar Gunung Merapi pada Sungai Opak berdasarkan faktor-faktor pemicunya. 8. Murwanto (2013) dalam penelitian Jejak Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah telah melakukan penelitian pada Sungai Apu dan hilir Sungai Apu (Sungai Pabelan).