BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN MEMILIH MAKANAN JAJANAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN KARANGASEM 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

BAB 1 PENDAHULUAN. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). FAO mendefinisikan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. oleh pedagang kaki lima, toko-toko makanan, swalayan di jalanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei awal yang dilakukan di MIN Bawu Batealit Jepara terdapat sekitar delapan orang penjual makanan jajanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan dalam keluarga mempunyai. ada pengaruh yang dapat mengubahnya (Arisman, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan menjadi penerus bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

SUKOHARJO. Oleh : Kesehatan Bidang J NIM FAKULTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempattempat

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PENGESAHAN.. ii. KATA PENGANTAR. iii. HALAMAN PERSYATAAN PUBLIKASI.. iv. ABSTRAK v. DAFTAR ISI...

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan. Makanan (BPOM) per 2013 menyatakan PJAS (Panganan Jajanan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

TINJAUAN PUSTAKA Siswa Sekolah Dasar Kebiasaan Jajan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5

Pendidikan Gizi Anak Sekolah Dasar Pada Daerah Hutan Hujan Tropis Kalimantan Timur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Pada masa ini keseimbangan gizi perlu dijaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Suandi, 2012). Karakteristik anak sekolah secara kebiasaan anak sering tidak sarapan dengan mengganti makanan yang mengandung kalori atau zat gizi yang rendah, anak-anak banyak menonton televisi dan menirunya. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan jajan yang buruk akan mempengaruhi status gizi (Arisman, 2004). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Almatsier,2001). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Selain itu juga dapat dilakukan dengan penilaian secara tidak langsung yaitu dengan melakukan survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi (Supariasa dkk, 2002). Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor utama penentu status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat seoptimal mungkin (Almatsier, 2004). Konsumsi makanan jajanan yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak 1

saat di rumah. Selain itu kebiasaan banyak makan jajanan kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat mengancam kesehatan anak (Khomsan, 2003). Pengetahuan gizi pada anak sangat mempengaruhi pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan gizi dalam memilih makanan yang bersumber zat-zat gizi dan pandai dalam memlih makanan jajanan yang sehat dan tidak sehat (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang memperburuk keadaan gizi anak sekolah adalah umumnya dalam memilih makanan seringkali anak-anak salah memilih makanan yang sehat. Kebiasaan jajan misalnya es, gula-gula, atau makanan lain yang kurang gizinya dan anak susah makan. Pada dasarnya anak dibiasakan memilih makanan yang baik (Moehji, 2009). Pemilihan makanan mencakup sebagian dari hal-hal yang lebih luas tentang kebiasaan yang berkaitan dengan makanan yang merupakan perilaku khas masyarakat dalam kaitannya dengan makanan. Kebiasaan memilih makanan juga mempengaruhi waktu makan, jumlah hidangan, metode penyiapan makanan, orang yang ikut makan, ukuran porsi dan cara makan (Barasi, 2007). Makanan jajanan sekolah salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian masyarakat, terutama orang tua, pendidik dan pengelola sekolah. Makanan jajanan yang diperjualbelikan saat ini masih berisiko terhadap kesehatan disebabkan penanganannya yang tidak higienis, yang memungkinkan makanan jajanan tersebut terkontaminasi mikrobia atau bahan tambahan pangan (BTP) (Cahyadi, 2006). Kebiasaan jajan anak dapat mempengaruhi makanan jajanan yang dikonsumsi pada anak-anak. Makanan jajanan adalah makanan dan

minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Makanan tersebut sering tidak disiapkan secara higienis atau juga mempergunakan bahanbahan yang berbahaya misalnya zat pewarna karena harga yang murah (Khomsan, 2003). Penelitian yang dilakukan Purtiantini (2010) menyatakan bahwa sikap siswa tentang pemilihan makanan jajanan, perilaku siswa dalam memilih makanan sebagian besar mempunyai perilaku baik sebanyak 43,1% dan yang perilaku tidak baik sebanyak 33 siswa 56,9%. Penelitan yang dilakukan Nuryati (2005) menyatakan bahwa frekuensi jajan kategori rendah sebesar 7,7% berstatus gizi kurang sebesar 17,6%, sedangkan frekuensi jajan kategori tinggi sebesar 15,4% berstatus gizi baik sebesar 73,6%. Penelitian yang dilakukan Aprilia (2011) menyatakan bahwa pengetahuan baik sebesar 24,7%, sebagian besar anak (71,2%) sarapan pagi setiap hari, sedangkan frekuensi membawa bekal (69,9%). Kebiasaan membawa bekal makanan pada anak ketika sekolah memberikan beberapa manfaat antara lain dapat menghindarkan dari gangguan rasa lapar dan dari kebiasaan jajan. Oleh sebab itu frekuensi membawa bekal makanan sekolah merupakan variabel yang paling berhubungan dengan pemilihan makanan jajanan pada anak sekolah. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas yang menyebutkan pentingnya memilih makanan jajan yang baik untuk meningkatkan status gizi sehingga perlu diadakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan memilih makanan jajanan dan kebiasaan jajan dengan status gizi. Adanya

penelitian ini maka diharapkan dapat menjadi referensi untuk dapat selektif dalam pemilihan makanan jajanan dan kebiasaan jajan. Berdasarkan survei pendahuluan di SDN Karangasem 3 terdapat pedagang makanan jajanan yang bervariasi. Status gizi siswa di sekolah ini 22% berstatus gizi kurang, 2,2% berstatus gizi lebih, dan 75% berstatus gizi normal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan memilih makanan jajanan dan kebiasaan jajan dengan status gizi?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan memilih makanan jajanan dan kebiasaan jajan dengan status gizi di SDN Karangasem 3 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan memilih makanan jajanan anak sekolah dasar. b. Mendeskripsikan kebiasaan jajan anak sekolah. c. Mendeskripsikan status gizi anak sekolah dasar. d. Menganalisa hubungan pengetahuan memilih makanan jajanan dengan status gizi anak sekolah dasar. e. Menganalisa hubungan kebiasaan jajan terhadap status gizi anak sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada responden akan pentingnya memilih makanan jajanan anak sekolah dasar. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola makanan jajanan dari pihak sekolah dalam melakukan intervensi dan pemantauan terhadap penjual makanan jajanan di lingkungan sekolah. c. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam pelaksanaan penelitian serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.