BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antar profesi kesehatan (IPE) pada bulan September 2013 setelah melalui

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Isah Cahyani. Diadaptasi dari karangan Dadan Juanda, dkk. untuk kepentingan perkuliahan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB IV PENUTUP. kewenangan bidan praktik mandiri merupakan peran imperatif. Peran. imperatif yakni peran yang wajib dilaksanakan sesuai ketentuan.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lainlain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai moral guna. sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

PENERAPAN METODE ACTIVE DEBATE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATAKULIAH ILMU POLITIK DI JURUSAN PP-Kn

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini maka diperoleh ide-ide baru, serta pemikiran kreatif dan kritis

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Umpan balik yang diberikan kepada siswa didik merupakan salah satu hal

John Toding Padang, Novita Medyati

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

Pembelajaran pendidikan klinik di wahana Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Standard Operating Procedure SOCA. (Student Oral Case Analysis)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MANUAL PROSEDUR PENDAFTARAN KKN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BUKU KOMUNIKASI MAHASISWA - PEMBIMBING AKADEMIK Fakultas Kedokteran UI

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

Transkripsi:

205 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang dapat digunakan oleh dosen sebagai salah satu metode dalam memfasilitasi pengembangan refleksi mahasiswa. Model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik terdiri dari (1) pemilihan kasus, (2) presentasi kasus, (3) evaluasi diri, (4) umpan balik teman, (5) umpan balik pembimbing klinik, (6) menulis refleksi. Langkah tiga, empat dan lima dapat digunakan secara tidak berurutan tergantung situasi dan jenis mahasiswa yang dihadapi oleh dosen. 2. Penerapan pembelajaran reflektif saja tidak mampu meningkatkan penalaran klinik secara signifikan, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meminimalkan berbagai macam hambatan yang masih terjadi pada pembelajaran klinik dan pembiasaan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pembelajaran reflektif. Hambatan yang masih sering ditemui pada pembelajaran klinik misalnya dari aspek mahasiswa (kurang persiapan dan bekal masuk stase; sikap pasif saat berada di suatu stase; kurang berpikir kritis; perilaku, tanggung jawab dan disiplin yang kurang), aspek dosen (variasi keterampilan dosen memfasilitasi pembelajaran; kurang motivasi; variasi isi pembelajaran antar dosen), variasi kasus dan jumlah pasien, sistem pendidikan (kebijakan rumah sakit; sistem penilaian, metode pembelajaran dan kurikulum; sarana

206 prasarana; posisi, kejelasan tugas dan hak mahasiswa profesi dan PPDS; status sosial dan gender; biaya formal dan non formal. 3. Model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik mengembangkan metakognisi dengan meningkatkan keaktifan mahasiswa dan saling berbagi ilmu antar mahasiswa, juga meningkatkan keterampilan dosen dalam memfasilitasi pembelajaran dan memperbaiki komunikasi mahasiswa dan dosen. Semua itu didukung juga oleh faktor motivasi mahasiswa akan mempengaruhi penalaran klinik mahasiswa. Dukungan keluarga terutama berupa sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam pembelajaran mahasiswa program studi profesi dokter. Keluarga juga merupakan salah satu pihak yang memotivasi mahasiswa dalam pembelajaran. Riwayat budaya pembelajaran yang bersifat students centered learning pada tahap pendidikan tingkat dasar maupun menengah akan mempengaruhi penalaran klinik mahasiswa program studi profesi dokter. B. SARAN 1. Perlu upaya perbaikan terhadap hal-hal yang masih menjadi penghambat pada kelancaran proses pembelajaran klinik, sehingga dengan perbaikan ini bersama dengan penerapan pembelajaran reflektif diharap akan meningkatkan metakognisi dan penalaran klinik mahasiswa. Untuk perbaikan yang efektif, perlu dilakukan secara bersama dengan berbagai pihak terkait pembelajaran klinik misalnya antara institusi pendidikan (Fakultas kedokteran), rumah sakit pendidikan, dan profesi lain yang terkait pembelajaran tahap profesi dokter

207 sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang kondusif. Dosen sebagai salah satu pihak yang mempunyai posisi penting dalam pembelajaran perlu selalu meningkatkan kemampuan diri dalam memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan koordinasi baik antar sesama dosen, institusi pendidikan (misalnya dalam hal kurikulum dan kebijakan fakultas), maupun rumah sakit (misalnya mengetahui dengan benar kebijakan rumah sakit). Mahasiswa program studi profesi dokter juga sebaiknya mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalani pembelajaran, dan selalu melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan belajarnya, misalnya dengan meningkatkan kemampuan belajar mandiri, motivasi dan keaktifan belajar. 2. Perlu kurikulum pendidikan kedokteran terutama program studi profesi dokter yang memasukkan unsur refleksi secara luas pada semua bagian klinik dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran ataupun penilaian mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan refleksi mahasiswa dan kemampuan dosen dalam memfasilitasi pembelajaran reflektif klinik. 3. Perlu penelitian lebih lanjut dengan melibatkan seluruh bagian klinik dengan berbagai karakteristik bagian tentang implementasi model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik untuk memberikan bukti ilmiah yang lebih lengkap tentang implementasi refleksi pada kurikulum institusi pendidikan kedokteran tahap klinik, juga hambatan dan manfaat pada berbagai bagian atau departemen klinik. 4. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh model pembelajaran ini terhadap penalaran klinik dengan mengendalikan variabel luar yang belum

208 dapat dikendalikan dalam penelitian ini, seperti pembimbing klinik, waktu pembelajaran dan keterpaparan kasus pasien. 5. Perlu penelitian lebih lanjut tentang variasi model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang dihasilkan dalam penelitian ini, adakah perbedaan implementasi masing-masing variasi tersebut terhadap peningkatan penalaran klinik. 6. Perlu penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran reflektif terhadap penalaran klinik mahasiswa tahap klinik dengan menggunakan jenis penelitian yang lain, misalnya time series design, supaya dapat melihat perkembangan penalaran klinik mahasiswa dari waktu ke waktu selama menempuh tahap klinik. Hasil penelitian dengan time series design ini juga dapat digunakan untuk memberikan umpan balik secara spesifik departemen mana yang masih memerlukan peningkatan dalam proses belajar mengajar. 7. Perlu penelitian lebih lanjut secara spesifik tentang upaya mengatasi hambatan dalam pembelajaran tahap klinik yang juga dalam penelitian ini menghambat implementasi pembelajaran refleksi, misalnya masalah keterbatasan waktu pembimbing klinik dan lingkungan pembelajaran yang masih kurang kondusif. 8. Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi dosen pembelajaran klinik, misalnya dari aspek benturan waktu untuk kepentingan pelayanan dan pendidikan, status dosen yang bervariasi (dosen diknas, dosen luar biasa) dengan semua akibatnya.

209 9. Perlu penelitian lebih lanjut tentang waktu (durasi) pembelajaran pada tahap sarjana dan tahap profesi dokter yang optimal untuk penerapan pembelajaran reflektif untuk memfasilitasi pengembangan penalaran klinik.