BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu manajer korporasi untuk mengerti lingkungan stakeholder mereka dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan ataupun yang telah

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian intern merupakan salah satu fungsi kontrol dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

Mengenal dan Menaksir Resiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PENGENDALIAN INTERN 1

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN KAS PADA PT. EXSOL INNOVINDO. Oleh Emi Suci Safitri NPM ; ABSTRAK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

Regulasi Tahapan dalam Siklus Akuntansi. Contoh Hasil Regulasi Publik Sektor Publik. Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut Indonesia sebagai

RINGKASAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi juga terpengaruh akan hal ini.

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Sehingga hal ini menuntut perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

Sistem Pengendalian Intern

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

"EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno. Abstrak

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut PMK No 238/PMK.05/2011 pasal 1 Sistem Akuntansi Pemerintah. B. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

ANALISIS EFEKTIFTITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PT. TWINK PRIMA PRATAMA. Adithia Pratama EB10

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Tujuan utamanya adalah membantu manajer korporasi untuk mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif diantara keberadaan hubunganhubungan dilingkungan perusahaan mereka serta menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka dan meminimalkan kerugian bagi stakeholder-nya. Lebih lanjut lagi menurut Helena dan Therése (2005) masyarakat merupakan stakeholder terpenting bagi perusahaan dan media memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan aktivitas-aktivitas perusahaan kepada para stakeholder. Media juga memiliki kekuatan untuk membeberkan informasi perusahaan, apabila perusahaan melakukan tindakan yang tidak pantas, maka media akan membeberkan keburukan perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan perlu menerapkan prinsip good corporate governance dan corporate social responsibility untuk menjaga reputasi dihadapan stakeholder-nya. 8

9 2. Organisasi Nirlaba Organisasi non-profit atau organisasi nirlaba didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan operasionalnya dengan tidak bertujuan untuk memperoleh laba (profit), adapun surplus yang diperoleh dari kegiatan tersebut kembali digunakan untuk tujuan pencapaian misi organisasi (Connolly dan Kelly, 2011). Karakter dan tujuan dari organisasi nirlaba menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia (Komang, 2008). Organisasi nirlaba juga dapat didefinisikan secara hukum sebagai organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aset atau pendapatannya untuk kepentingan dan kesejahteraan pekerja atau pemimpinnya. 3. Masjid sebagai Organisasi Nirlaba Masjid merupakan salah satu organisasi non-profit atau nirlaba, sehingga bentuk laporan arus kas maupun laporan keuangannya harus mengacu pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi) No. 45. Dalam PSAK No. 45 diatur mengenai bagaimana bentuk format dari laporan keuangan yang terdapat pada yayasan yang berisi mengenai laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Standar ini juga mengatur

10 bagaimana model pencatatan dan pelaporannya (Rizky, 2013). Pada praktiknya dilapangan masih belum terealisasi, kebanyakan Masjid masih menggunakan metode pencatatan sederhana dan manual. Tetapi bentuk laporan keuangan yang dihasilkan sudah dapat menjadi gambaran pengelolaan dana pada Masjid tersebut. Struktur organisasi Masjid berlangsung selama 3 tahun (1 periode). Pembentukan pengurus Masjid dilakukan dengan rapat bersama semua pengurus. Selain tugas utama dari masing-masing divisi pada struktur organisasi yang telah ditetapkan, dibentuk pula badan pengawasan serta badan koordinasi terhadap Paguyuban Masjid, Taman Pendidikan Al-Qur an, Majlis Ta lim, Remaja Masjid Islam dan kepanitiaan pengurus-pengurus Masjid. Adapun salah satu contoh struktur organisasi pada Masjid seperti berikut: Dewan Pakar dan Penasehat Ketua Majelis dan Dewan Syariah Wakil Ketua Sekretaris dan Wakil Sekretaris Bendahara dan Wakil Bendahara

11 Seksi Koordi nasi Seksi Pendidik an Seksi PHBI Seksi Humas Seksi Kemanan Seksi Kebersih an Seksi Remaja Masjid Gambar 2.1 Struktur Organisasi Masjid Berikut adalah tugas masing-masing divisi pada struktur organisasi Masjid: a. Dewan Penasehat Memberikan masukan, arahan serta saran kepada semua pengurus agar roda organisasi dan program kerja berjalan dengan baik sejalan dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan. b. Ketua Umum Bertanggung jawab penuh atas jalannya organisasi dan mengontrol seluruh program kerja dan mengevaluasi semua program kerja serta kegiatan yang dilaksanakan.

12 c. Wakil Ketua Membantu Ketua Umum untuk mengontrol seluruh organisasi dan program kerja pengurus agar berjalan dengan baik, terutama di bidang dakwah, pendidikan dan peribadatan. d. Sekretaris dan Wakil Sekretaris Bertanggung jawab atas administrasi kesekretariaan pengurus, menyusun serta mencatat notulen rapat dan ikut membantu membuat laporan keuangan Bendahara. e. Bendahara dan Wakil Bendahara Bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang serta menerima, menyimpan dan membukukan keuangan Masjid. f. Seksi Koordinasi Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan ibadah dan programprogram yang sedang berjalan seperti mengontrol pelaksanaan. g. Seksi Pendidikan Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan pendidikan serta dakwa yang dilakukan secara teknis. Seperti mengelola majelis taklim atau pengajian dan TPA. h. Seksi PHBI Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra dan Mi raj, pelaksanaan qurban Idul Adha, dll.

13 i. Seksi Humas Bertanggung jawab untuk sosialisasi dan publikasai atas jalannya organisasi dan program-program kerja Masjid serta membuat dokumentasi setiap kegiatan. j. Seksi Keamanan Bertanggung jawab menjaga dan memelihara fasilitas serta perlengkapan Masjid. k. Seksi Kebersihan Bertanggung jawab atas kebersihan Masjid dan sarana pendukung lainnya seperti toilet, tempat wudhu, dll. l. Seksi Remaja Masjid Bertanggung jawab melakukan pembinaan terhadap anak dan remaja di lingkungan Masjid dengan melakukan kegiatan serta program kerja yang bermanfaat. 4. Praktik Manajemen Keuangan Menurut Bambang (2005) manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Sedangkan menurut Darsono (2006), aktivitas dalam manajemen kuangan meliputi:

14 a. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity) Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal untuk membiayai kegiatan bisnis. b. Aktivitas Investasi (Investment Activity) Aktivitas Investasi ialah kegiatan penggunaan dana berdasar pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan risiko yang sekecilkecilnya. c. Aktivitas Bisnis (Business Activity) Aktivitas bisnis ialah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa dan efisiensi biaya yang akan melahirkan laba. Dalam pandangan agama Islam, segala pekerjaan harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam yang sesuai dengan unsur-unsur manajemen (Mulyono, 2010). Manajemen keuangan bukan hanya seputar pencatatan akuntansi. Tetapi merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan (Subagio, 2010). Jadi, manajemen keuangan pada Masjid yaitu pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan yang secara langsung maupun tidak

15 langsung untuk menunjang penyelenggaraan aktifitas atau kegiatan tersebut secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. 5. Sistem Pengendalian Internal Pengendalian dalam arti sempit disamakan dengan internal check yang merupakan prosedur mekanis dan secara otomotis dapat saling memeriksa ketelitian dan pencatatan data akutansi yang dilakukan oleh suatu bagian dengan hasil-hasil pencatatan lainnya. Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang terkoordinasi yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akutansi, memajukan efesiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu ( Zaki, 1990). Menurut Mulyadi (2001) suatu perusahaan atau organisasi akan memiliki pengendalian internal yang baik, bila didalamnya terdapat ciri atau karakteristik yang baik atau memuaskan. Antara lain adalah: a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatanpendapatan, dan biaya-biaya. c. Praktik-praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

16 Menurut Mulyadi (2001) untuk memenuhi tujuan-tujuan sistem pengendalian intern harus dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut : a. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatankegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Harus ada pemisahan antara fungsi-fungsi operasi, penyimpanan dan akutansi. 2) Tidak ada satupun unit organisasi (bagian) yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan semua tahap atau transaksi. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi terlaksananya setiap transaksi (Mulyadi, 2011). c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. Beberapa unsur untuk menciptakan praktik yang sehat: 1) Struktur organisasi yang baik. 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memadai. 3) Harus didukung oleh praktik yang sehat sehingga dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Mutu pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu pengendalian intern,

17 karena bagaimanapun baiknya struktur organisasi serta wewenang dan prosedur-prosedur, tetapi mutu pegawainya tidak memenuhi syarat yang diinginkan, sulit diharapkan bahwa SPI akan berhasil dengan baik. e. Pengawasan Tambahan, untuk menjamin sistem pengendalian intern yang baik, selain terpenuhinya keempat ciri-ciri diatas, diperlukan beberapa pengawasan tambahan yang terdiri dari laporan, budget / standar dan suatu staf audit intern. 6. Kegiatan Pengumpulan Dana Pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan, mengumpulkan, perhimpunan dan pengarahan (Burhan, 2013). Masjid lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh. a. Pengertian Zakat Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (Didin, 1998). Dipahami demikian sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum yang memerlukan (Amiruddin, 2005). b. Pengertian Infaq Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sementara menurut istilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan agama Islam. Jika zakat ada

18 nisabnya, maka infaq dan shodaqoh terbebas dari nisab. Infaq bisa dilakukan oleh siapapun baik yang berpenghasilan rendah maupun sempit (Sanusi, 2009). c. Pengertian Shodaqoh Shodaqoh atau sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil (Didin, 1998). Dari pengertian diatas secara garis besar, dana shadaqoh, infaq dan zakat dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif. Kegiatan konsumtif adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut digunakan (jangka pendek). Sedangkan, kegiatan produktif adalah pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif. Sedangkan, kegiatan produktif sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi para mustahik. 7. Kualitas Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas atau organisasi tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu

19 entitas pelaporan. Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai informasi (Tantriani, 2010). Data dapat berubah menjadi informasi kalau diubah kedalam konteks yang memberikan makna (Lillrank, 2003). Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Menurut Harahap (2012) laporan keuangan pada dasarnya harus memiliki kualitas informasi atau karakteristik kualitatif agar dapat memberikan informasi yang berkualitas tinggi bagi para pemakainya seperti: a. Dapat Dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

20 d. Dapat Dibandingkan Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. B. Penurunan Hipotesis 1. Praktik Manajemen Keuangan dan Kualitas Laporan Keuangan Dalam ilmu manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Sutrisno (2003) tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana mengelola perusahaan, baik untuk mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Atiek, dkk. (2010) menemukan bahwa kemampuan manajemen, ilmu akuntansi, pelatihan, akuntansi, sumber daya manusia, pengalaman di bidang akuntansi, SPI, TI, integritas, kesinambungan, budaya organisasi dan latar belakang pendidikan mempengaruhi kualitas laporan keuangan pada UMKM di Kabupaten Bayumas. Penelitian serupa dilakukan oleh Zaenal (2008) yang menemukan bahwa manajemen keuangan, resiko perusahaan dan informasi teknologi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan.

21 Penelitian Jamaliah, dkk. (2013) menemukan bahwa pengurus, komite Masjid berhak ikut serta dalam mendiskusikan strategi manajemen keuangan Masjid. Dimana nantinya akan berdampak pada kuantitas dan kualitas laporan keuangan serta pengelolaan keuangan yang efektif. Manajemen keuangan memiliki fungsi yang sangat vital disamping fungsi manajemen yang lainnya, karena manajemen keuangan berkaitan dengan bagaimana perusahaan mencari dana dan mengelola dana tersebut agar dapat mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan organisasi atau perusahaan. Praktik manajemen keuangan merupakan suatu proses dalam pengaturan aktifitas atau termasuk di dalam kegiatan keuangan organisasi. Logikanya, semakin tinggi praktik manajemen keuangan organisasi yang dilakukan oleh pihak pengelola semakin baik kualitas laporan keuangan yang akan dihasilkan. Merujuk pada teori, logika dan hasil penelitian sebelumnya, maka penurunan hipostesisnya sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh positif antara Praktik Manajemen Keuangan dan Kualitas Laporan Keuangan. 2. Sistem Pengendalian Internal dan Kualitas Laporan Keuangan Menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang

22 efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tuti (2014) mengenai Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan mengungkapkan bahwa pengaruh sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian serupa dilakukan oleh Anggraeni, dkk. (2011) tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara yang menunjukkan bahwa sistem pegendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Menurut Jamaliah, dkk. (2013) tujuan dari dilaksanakannya sistem pengendalian intern adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang bebas dari salah saji, untuk patuh terhadap perundang-undangan dan untuk menjaga aset organisasi. Dengan adanya kontrol dari pihak intern yang kuat di dalam organisasi Masjid, maka dapat mengurangi segala bentuk penyimpangan terutama penyalahgunaan dana yang masuk berupa infaq, sodakoh maupun zakat, sehingga dana menjadi aman. Pengelolaan dana merupakan isu penting yang harus mendapat perhatian serius dari organisasi Masjid dan masyarakat. Pada penelitian Jamaliah, dkk. (2013) mengungkapkan selain pengurus, komite Masjid berhak ikut serta dalam pengendalian internal yang efektif untuk meningkatkan kinerja keuangan Masjid yang pastinya berdampak terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena kelalaian dalam

23 pengelolaan dana akan berakibat mudahnya terjadi pencurian, penggelapan, dan bentuk manipulasi lainnya. Maka, penurunan hipotesisnya ialah: H2: Terdapat pengaruh positif antara Sistem Pengendalian Internal dan Kualitas Laporan Keuangan. 3. Kegiatan Pengumpulan Dana dan Kualitas Laporan Keuangan Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasar dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana atau uang yang dimiliki, disimpan atau diinvestasikan (Binti, 2011). Catatan penting adalah penghimpunan dana secara kolektif akan menghasilkan dana dalam jumlah besar, sehingga pendistribusiannya dapat direncanakan dan diatur untuk program jangka panjang yang bersifat produktif. Penelitian yang dilakukan oleh Binti (2011) menemukan bahwa implementasi Pengelolaan Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat Implementasi Pengelolaan Keuangan maka semakin tinggi pula tingkat kualitas laporan keuangan. Serupa dengan penelitian Jamaliah, dkk. (2013) yang menemukan hasil positif dari kegiatan pengumpulan dana. Selanjutnya, Masjid perlu menyadari pentingnya penggalangan dana. Keterlibatan aktif anggota komite Masjid dalam kegiatan pengumpulan dana memfasilitasi aliran dana yang berkelanjutan ke Masjid. Menurut (Burhan, 2013) tujuan dari pelaporan pengumpulan dana adalah untuk pertama memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara

24 tepat, efisien, dan efektif atas zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf yang dipercayakan kepada organisasi atau lembaga pengelola zakat. Dari teori, logika dan hasil penelitian sebelumnya, maka, bentuk hipotesisnya ialah: H3: Terdapat pengaruh positif antara Kegiatan Pengumpulan Dana dan Kualitas Laporan Keuangan. C. Model Penelitian Adapun model dari penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut: Praktek Manajemen Keuangan Sistem Pengendalian Internal Kegiatan Pengumpulan Dana H1 (+) H2 (+) H3 (+) Kualitas Laporan Keuangan Gambar 2.2 Model Penelitian