BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

A. Latar Belakang Masalab

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berhenti ketika nyawa sudah tidak ada lagi di dalam raga manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Melalui wawancara dengan salah satu guru SMP Negeri 9 Pematangsiantar,

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber daya manusia dalam mengatasi berbagai krisis tersebut bisa memberikan efek negatif dalam masyarakat untuk berkembang. Kemampuan setiap individu dalam menangani berbagai permasalahan yang ditemui, sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Permasalahan yang tidak pernah selesai dan terjawab pada saat ini adalh begaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Antara lain, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan beberapa hal telah dilakukan, baik perbaikan sarana dan prasarana, kurikulum, maupun peningkatan kualitas tenaga pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu unsur penting yang peling menentukan adalah tenaga pendidik, sebagaimana dikemukakan Tilaar (1994:64) bahwa tanpa mengabaikan faktor-faktor lain, guru dianggap sebagai faktor tunggal yang menentukan mutu pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung peningkatan mutu sumber daya manusia,sehingga secara terus menerus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penataan sistem pendidikan nasional secara komprehensif. Penataan, pengembangan dan pemantapan sumber daya manusia, perlu ditumbuhkan secara efisien agar sarana pembangunan mutu pendidikan yang berkesinambungan dapat tercapai. 1

2 Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, berarti pedoman dasar, tujuan, jalur, jenis, jenjang pendidikan serta pelaksanaannya sudah jelas diatur dan tegas. Sementara itu dalam jenis pendidikan disebutkan adanya pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, pendidikan professional. Dengan adanya berbagai jenis pendidikan ini, maka terbuka peluang dan kesemapatan yang luas bagi warga Negara untuk memperoleh pendidikan yang diminatinya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wadah penyelenggaraan pendidikan di bidang intelektual memikul beban yang erat dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Sebagai sebuah organisasi tentunya memiliki personel yang cukup besar. Organisasi yang besar dengan personil yang besar tentunya memiliki masalahmasalah yang tidak kecil, dan masalah masalah tersebut muncul sedemikian rupa disebabkan adanya kepentingan yang berbeda atau juga karena adanya ketidak pahaman terhadap tugas maupun misi yang diemban oleh organisasi. Jika dicermati masalah dilapangan berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan permasalahan yang cukup kompleks, diantaranya : (1) masih rendahnya usaha pengembangan pengetahuan dan wawasan guru,( 2) masih ada sebagaian guru memiliki kemampuan dan kecakapan kerja tidak sesuai dengan tugasnya sebagai guru, (3) bakat dan minat serta sikap guru terhadap pekerjaan yang kurang professional, (4) masih ada guru dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya mengacu kepada pengembangan nilai dan sifat-sifat pribadi, (5) masih dirasakannya budaya organisasi yang tidak mendukung pengembangan diri guru, (6) pengharapan yang terlalu tinggi dari para guru sehingga tidak sesuai dengan realitas/keadaan, (7) masih ada beberapa guru yang ketertarikannya terhadap pekerjaan masih rendah, (8)

3 masih adanya ketidakpuasan beberapa guru berkenaan dengan pekerjaan dan penghargaan serta kebijakan organisasi, dan (9) kurangnya kerjasama antar peran guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Keadaan ini terus berkembang dari hari ke hari, dan mempengaruhi keberhasilan tugas guru secara keseluruhan. Rendahnya penyelesaian tugas yang ditampilkan guru ini diduga karena motivasi kerja guru yang belum dapat dirasakan guru.untuk ituguru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, maka guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk itu kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai guru (pendidik) dapat terlaksana dengan baik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus meneruskan berkesinambungan melalui berbagai usaha diantaranya melalui kegiatan penataran, pelatihan maupun kesempatan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun perlu juga memeperhatikan peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan kinerja guru diharapkan meningkat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan terlihat beberapa masalah yang mengindikasikan adanya masalahmotivasi kerja guru. Permasalahan ini nampak dari beberapa fenomena, yaitu : (1) masih ada sebagian guru yang terlambat masuk kelas dan keluar kelas sebelum jadwal pergantian jam pelajaran, (2) masih ada sebagian guru kurang disiplin dalam menjalankan tugas, (3) masih ada sebagian guru bersikap acuh

4 tak acuh terhadap tugas yang diberikan, kurang bergairah dalam menjalankan tugas, (4) masih ada sebagian guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa berpedoman pada RPP yang telah disusun, (5) masih ada sebagian guru sering meninggalkan sekolah pada saat jam kerja, (6) masih ada sebagian guru kurang menunjukkan perhatiannya terhadap pelaksanaan tugas sekolah, (7) masih ada sebagian guru menunjukkan sikap komunikasi di sekolah yang kurang efektif akibatnya kesan yang diterima guru kurang jelas, komunikasi lebih banyak bersifat formal, kurangnya komunikasi informal, informasi yang diterima guru sering terlambat sehingga mempersulit dalam melaksanakan pembaharuan, komunikasi di sekolah bersifat tertutup guru tidak berani mengungkapkan saran yang berhubungan dengan bidang tugasnya. Hal ini merupakan fenomena kurang lancarnya komunikasi di sekolah. Agar motivasi kerja dapat dioptimalkan dalam organisasi sekolah maka perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja itu. Faktor-faktor itu meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain- lain serta faktor dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan (Wahjosumidjo, 2001:42). Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam keberlangsungandan perkembangan organisasi pendidikan. Untuk mencapai tujuan sekolah, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan guru terhadap pimpinannya. Maka dari segi kepemimpinan kepala sekolah dirasakan terdapat masalah, ini terlihat dari fenomena-fenomena : (1) kepala sekolah kurang membantu guru yang

5 menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas seperti dalam penyusunan RPP, (2) kepala sekolah jarang memberikan apresiasi terhadap guru yang berprestasi dalam menjalankan tugasnya, (3) kepala sekolah kurang memperhatikan pendapat, saran dan kritik yang disampaikan oleh guru, (4) kepala sekolah kurang memeberikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanakan tugas guru, (5) Kurangnya peranan kepala sekolah sebagai motivator terhadap semangat dan peningkatan motivasi kerja guru. Fenomena-fenomena di atas apabila dibiarkan dan tidak mendapat perhatian akan berdampak pada pelaksanaan yang dapat mempengaruhi pada tujuan organisasi dan instansi itu sendiri dan kualitas sekolah atau mutu sekolah itu sendiri. Kurang tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri menjadikan rendahnya motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban yang harus ditaati, sebagaimana bunyi Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 : Setiap Pegawai Negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Sesuai dengan Teori Sistem Perilaku dijelaskan Oleh Newstorm, (2007:26) bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepemimpinan dan komunikasi, selanjutnya kepemimpinan dan komunikasi mempengaruhi motivasi, dan pada akhirnya motivasi mempengaruhi kinerja. Sementara Colquitt, Lepine, Wesson (2009:34), mengemukakan model Integrative Model of Organizational Behavior. Untuk memahami motivasi organisasi diantaranya mencakup struktur budaya organisasi, struktur organisasi. Mekanisme tim mencakup kepemimpinan, yakni : gaya kepemimpinan & perilaku dan kekuasaan, pengaruh kepemimpinan, proses tim, dan karakteristik tim.

6 Karakteristik individu mencakup kepribadian nilai-nilai etika dan kemampuan brupa kecerdasan/ inteligensi termasuk kecerdasan emosional. Mekanisme individu termasuk kepuasan kerja, stress/tekanan, motivasi, kepercayaan, keadilan, dan pengambilan keputusan. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah kinerja dan komitmen organisasi. Jika motivasi kerja guru tinggi, maka akan sangat mudah mencapai tujuan yang diharapkan secara sempurna. Motivasi kerja guru merupakan suatu faktor yang dominan mempengaruhi kualitas kerja guru dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, organisasi perlu melakukan perbaikan kinerja. Dalam hal ini, menurut Furtwengler (2003:16) terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan oleh suatu organisasi di dalam melakukan perbaikan kinerja, yaitu : (1) Faktor kecepatan; (2) kualitas; (3) layanan, dan (4) nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu : (1) Keterampilan interpersonal; (2) mental untuk sukses; (3) Terbuka untuk berubah; (4) kreativitas; (5) Terampil berkomunikasi, (6) inisiatif; (7) kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi tugasnya. Faktor faktor tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang sama terhadap motivasi kerja guru. Menurut teori situasi kerja stoner, J.A.F dan R.E. Freeman (1994:86), situasi kerja yang dapat memepengaruhi motivasi kerja adalah : 1) Kebijakan Perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff,pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi untuk menarik karyawan baru.

7 2) Sistem Balas Jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orangorang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam dengan menurunkan prestasi kerja mereka. 3) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi inidividu. Kultur yang membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam merencanakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa secara garis besar faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi kerja sangat bervariasi. Namun secara umum faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yang datangnya dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yang bersumber dari lingkungan kerja organisasi/sekolah. Guru pada umumnya akan termotivasi mengajar dengan motivasi kerja yang tinggi apabila kebutuhannya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial dapat terpenuhi secara baik. Mengingat begitu besarnya peranan guru di dalam proses belajar mengajar dalam suatu institusi pendidikan, maka seharusnya pimpinan harus mengetahui bagaimana kondisi iklim yang terjadi di sekolahnya karena iklim tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Iklim mempunyai

8 peranan penting dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Jika iklim sekolah berjalan dengan baik maka motivasi kerja guru akan meningkat. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelolah tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Sekolah yang merupakan sebuah organisasi, manajemennya dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Faktor kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan upaya peningkatan motivasi kerja guru. Pada umumnya, kepemimpinan kepala sekolah di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai manajer profesional. Hal ini disinyalir pula oleh laporan Bank Dunia bahwa salah satu penyebab makin menurunnya mutu pendidikan di persekolahan di indonesia adalah kurang profesionalnya peran kepala sekolah (E. Mulyasa, 2003:42). Komunikasi antar pribadi terhadap sesama guru berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi antarpribadi dalam setiap individu secara khusus pada diri guru dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya apabila dikembangkan dengan baik dalam membantu dirinya dalam memenuhi kekurangannya. Dengan komunikasi antarpribadi setiap individu menunjukkan diri pribadinya kepada orang lain. Komunikasi antarpribadi dapatmempererat hubungan antarpribadi dan saling membagi rasa dengan disadari konsep diri serta memberikan evaluasi positif dalam menerima dan menyampaikan informasi sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Komunikasi antarpribadi seorang guru merupakan bagian yang tak dapat dipisahklan dalam mewujudkan motivasi kerja guru di sekolah sebagai ujungtombak pendidikan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat, (2000:147) yang menyatakan agar kemunikasi antarpribadi melahirkan hubungan

9 pribadi yang efektif maka dogmatis harus diganti dengan sekap terbuka.bersama-sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan saling mengembangkan kualitas antarpribadi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, timbul pertanyaan apakah terdapat hubungan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru. Hal ini mengingat bahwa guru merupakan ujung tombak dari keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu penulis mengadakan penelitian tentang motivasi kerja guru serta ubahan-ubahan yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi guru. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan di teliti yaitu : (1) Apakah ada hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi kerja guru? (2) Apakah ada hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru? (3) Apakah ada hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru? (4) Apakah ada hubungan positif kekuatan budaya organisasi dengan motivasi kerja? (5) Apakah ada hubungan positif disiplin kerja dengan motivasi kerja guru? (6) Apakah ada hubungan positif kemampuan profesional guru dengan motivasi kerja guru? C. Pembatasan Masalah Banyak faktor yng mempengaruhi motivasi kerja guru. Faktor-faktor itu antara lain : iklim organisasi sekolah, disiplin, tingkat pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, motivasi kerja dan krrativitas. Agar lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada penulisan, maka pembatasan masalah sangat diperlukan. Dalam

10 lingkup penelitian ini diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja guru yakni : iklim organisasi (X 1 ), kepemimpinan kepala sekolah (X 2 ), komunikasi antarpribadi (X 3 ).Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan? 2. Apakah terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan? 3. Apakah terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dngan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan? 4. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan 2. Terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan

11 3. Terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan 4. Terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan F. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis 1. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan yang berhubungan dengan manajemen organisasi dan sumber daya manusia (SDM). 2. Temuan penelitian ini dapat memeberikan informasi tentang motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah, kepuasan kerja dan motivasi kerja. 3. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan motivasi kerja guru. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi kepala Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang menyangkut kerja guru. 2. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.

12 3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar mengetahui sebab-sebab dan cara meningkatkan motivasi kerja guru sehingga kualitas pendidikan yang diselenggarakan pada SMK Negeri di Kota Kisaran dapat ditingkatkan sesuai dengan Standart Nasioanal Pendidikan. 4. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.