BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

PROSIDING ISBN :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Metode Pembelajaran. Kata metode berasal dari kata latin methodos, yang bearti jalan

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB II KAJIAN TEORI. siswa dengan topik baru dan di tengah-tengah pelajaran untuk menguji

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

Dio Roka Pratama Rahayu, Nur Ngazizah, Ashari

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

Keywords: Cooperative Learning Follow-Up Question, Learning Outcomes. Abstrak

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama. 1

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( leraning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing) yang merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil tujuan, belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalaminya. 1 Aunurrahman menyatakan belajar adalah suatu proses yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 2 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat di pahami bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. 2. Hasil Belajar 27 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2001, hlm. 2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35

2 Agus suprijono menyatakan hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang di kategorikan oleh para pakar pendidikan tidak di lihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprensif. 3 Syaiful Bahri Djamarah menyatakan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotorik. 4 Lebih lanjut Nana sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 5 Paul Suparno dalam sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam hasil belajar yaitu : a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. b. Konstruksi makna adalah proses yang terus-menerus. c. Belajar bukan lah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian 9 Agus suprijono, cooperative Leraning : Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009, hlm7-6 10 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 13 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2010, Hlm. 22 12 Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Edisi Revisi, hlm 38

3 yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. d. Hasil belajar di pengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. 6 3. Hubungan strategi formasi regu tembak dengan hasil belajar siswa Secara garis besar di kelompokkan dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal (berasal dari dalam diri), dan faktor eksternal (berasal dari luar diri). Slameto mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat di kelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. 7 Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Faktor internal 7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm. 54-46

4 Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. 8 Faktorfaktor internal meliputi : 1) Faktor fisiologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. 2) Faktor fsikologis, yaitu keadaan psikologis seoranh yang dapatmempengaruhi proses belajar. Seperti kecerdasan siswa, motivasi, minat,dan bakat dalam belajar. b. Faktor eksternal, yang meliputi : 1) Lingkungan sosial, meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. 2) Lingkungan nonsosial, meliputi lingkungan alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi pelajaran (yang ajarkan kepada siswa.) Selanjutnya Muhibbin Syah menambahkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di bedakan menjadi tiga macam, yakni : a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kond isi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 8 Slameto, Ibid

5 c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 9 Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat di kelompokkan dalam dua factor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar subjek belajar). Bagi guru strategi pembelajaran ini di jadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yanhg sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan strategi pembelajaran di rancang untuk mempermudah di dalam proses belajar, kemudian di harapkan strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang dipilih adalah strategi formasi regu tembak. alasan pemilihan stratgi formasi regu tembak ini karena : a. Dengan strategi formasi regu tembak ini guru bisa mengontrol urutan keleluasaan materi pembelajaran, dengan itu guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran yang telah di sampaikan b. Proses pemebelajaran akan menarik, sebab siswa mendengar dan juga beraktivitas 9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2008, hlm. 144

6 c. Menambah motivasi siswa dan percaya diri d. Menambah rasa senang berada disekolh serta menyayangi kawankawannya e. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang positif 4. Formasi Regu Tembak Strategi Formasi Regu Tembak adalah salah satu Strategi yang merupakan strategi formasi dua barisan yang berhadapan, yang terdiri dari regu tembak 1, 2, 3,dan 4 yang bertugas menembakkan (membacakan) soal kepada siswa yang duduk di hadapannya dan menjawabnya. Startegi Formasi Regu Tembak ini membentuk suatu susunan atau aturan kelompok yang menampilkan pasangan secara bergiliran untuk, menjawab atau menyelesaikan tantangan-tantangan yang di berikan oleh pasangan lawan. Melvin. L. Siberman mengatakan bahwa strategi Formasi Regu Tembak suatu format yang cepat dan dinamis yang dapat di gunakan untuk berbagai macam tujuan, minsalnya menguji dan memerankan suatu lakon. siswa mendapat peluang untuk merespon dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bertubitubi atau jenis tantangan lain. 10 Dalam melaksanakan strategi formasi regu tembak, siswa di tekankan untuk terlibat secara aktif selama proses pembelajaran 10 Melvin L. Silberman, Aktive Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Yogyakarta: Nusamedia, 2009, hlm. 223-225

7 berlangsung, dan siswa di tuntut untuk lebih mempersiapkan dirinya untuk belajar lebih awal sebelum memasuki pelajaran. Strategi ini merupakan salah satu format aktif yang juga di maksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Strategi ini menuntut siswa merespon dengan cepat terhadap tantangan yang diberikan guru melalui pasangan lawan. Adapun langkah-langkah strategi formasi regu tembak ini sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan di pelajari 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tujuan menggunakan formasi regu tembak 3. Guru menggelompokkan siswa dalam formasi dua barisan berhadapan Formasi ini bisa tampak seperti gambar berikut : Kelompok regu tembak 1 tembak 2 Kelompok regu x x x x x x x x x x e. a. b c. d. e. a. b. c. d.

8 Pengamat tembak 4 Kelompok regu tembak 3 Kelompok regu Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y e. a. b. c. d. e. a. b. c. d 4. Guru memberikan lembar soal dan lembar jawaban kepada kelompok yang berbeda 5. Guru meminta regu tembak 1 untuk menembakkan (membacakannya) soal kepada regu tembak 3 yang duduk dihadapannya, kemudian regu tembak 2 menembakkan (membacakan) soal kepada regu tembak 4 6. Pada tahap kedua guru meminta regu tembak 3untuk menembakkan(membacakan) soal kepada regu tembak 2 yang duduk dihadapannya, kemudian regu tembak 4 menembakkan (membacakan) soal kepada regu tembak 1. 7. Guru meminta setiap pasangan regu tembak berpindah satu kursi di sebelah kiri untuk merangkum hasil kerja mereka 8. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan proses pembelajaran Kelebihan strategi formasi regu tembak yaitu :

9 a. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar b. Terjalin sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran. c. Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya. d. Mengaktifkan fisik dan mental siswa dalam proses pembelajaran. e. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik. Kelemahan strategi formasi regu tembak yaitu : a. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja kawannya. b. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif. c. Pengaturan seting kelas yang lebih rumit. B. Penelitian yang relevan Setelah membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh: 1. Rikka Yanti mahasiswa fakultas tarbiyah dan keguruan program studi 2008 dengan judul: Penerapan Strategi Formasi Regu Tembak Untuk meningkatkan Motivasi Belajar matematika Kelas VII SMP

10 Muhammadiyah 1 Pekanbaru. 11 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi formasi regu tembak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa: perbandingan besar nilai t o dan t t diperoleh to lebih besar dari t t baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% ( 2,04<7.045 > 2,57). Ini berarti bahwa hipotesis nihil ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi Formasi Regu Tembak dapat meningkatkan motivasi belajar matematika. Persamaan penelitian Rikka Yanti dengan penelitian penulis lakukan adalah sama-sama menerapkan strategi formasi regu tembak, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel Y, yaitu saudara rikka yanti meningkatkanmeningkatkan motivasi belajar matematika, sedangkan peneliti ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS. 2. Ira Irmatati mahasiswa fakultas tarbiyah dan keguruan program studi 2012 dengan judul: Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi tumbuhan hijau melalui strategi Active Learning Formasi Regu Tembak siswa kelas V sekolah dasar Negeri 002 Aman Kecamatan Tapung hilir Kabupaten Kampar. 12 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa melalui strategi Active Learning Formasi Regu Tembak dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam, 11 Rikka Yanti, Penerapan Strategi Formasi Regu Tembak Untuk Meningkatkan Motivasi Belaja rmatematika Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru, Skripsi UIN, 2008. 12 Ira Irmatati, Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui strategi Active Learning formasi regu tembak siswa kelas IV Disekolah Dasar Negeri 002 Aman kecamatan tapung hilir kabupaten kampar, Skripsi UIN, 2011

11 hasil belajar siswa jauh lebih meningkat dibandingkan sebelum tindakan. Sebagaimana diketahui ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 15 orang (95,75%) siswa yang tuntas. Sedangkan I orang siswa (6,25%) belum tuntas, artinya hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai Kriteria ketutasan minimal yang telah ditetapkan sebesar 75%. C. Hipotesis tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan sebelumnya maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini melalui strategi formasi regu tembak, maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikelas IV SDN 002 Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan. D. Indikator keberhasilan 1. Indikator kinerja 1) Indikator aktivitas guru dengan strategi formasi regu tembak Indikator penerapan aktivitas guru melalui strategi formasi regu tembak dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tujuan menggunakan formasi regu tembak c) Guru menggelompokkan siswa dalam dua barisan yang berhadapan.

12 d) Guru memberikan lembar soal dan lembar jawaban kepada kelompok yang berbeda. e) Guru meminta regu tembak 1 menembakkannya (membacakan) soal kepada regu tembak 3 yang duduk dihadapannya, kemudian regu tembak 2 menembakkan ( membacakannya) soal kepada regu tembak 4. f) Pada tahap kedua Guru meminta siswa regu tembak 3 untuk menembakkan (membacakan) soal kepada regu tembak 2 yang duduk di hadapannya, dan kemudian regu tembak 4 menembakkan (me mbacakannya) soal kepada regu tembak 1. g) Guru meminta setiap pasangan regu tembak berpindah satu kursi di sebelah kiri untuk merangkum hasil kerja mereka h) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan proses pembelajaran. Pada penelitian ini akan dikatakan berhasil apabila aktivitas guru dengan formasi regu tembak ini mencapai 75%Adapun presentase yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat sempurna : 81% -- 100% Sempurna : 61% 80% Cukup Sempurna: 41% -- 60% Kurang sempurna : 21% 40%

13 stidak sempurna : 0% 20%%. 13 2) Indikator aktivitas siswa. Indikator aktivitas siswa melalui strategi formasi regu tembak ini dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut : a. Siswa mendengarkan materi pelajaran yang akan dipelajari b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tujuan menggunakan formasi regu tembak c. Siswa duduk dalam formasi dua barisan yang berhadapan d. Siswa mengerjakan lembar soal dan lembar jawaban kepada kelompok yang berbeda e. Siswa bersama kelompok mendiskusikan soal yang terdapat pada kartu f. Siswa bersama kelompok mendiskusikan pertanyaan yang ditembakkan g. Siswa saling bertanya tentang materi yang di berikan guru bersama kelompok h. Siswa membuat kesimpulan tentang yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.. Secara klasikal rata-rata mencapai 75% dari jumlah keseluruhan siswa.adapun presentase yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat sempurna : 81% -100% 13 Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2008). hlm, 89

14 Sempurna : 61% - 80% Cukup Sempurna : 41% - 60% Kurang sempurna : 21% - 40% Tidak sempurna : 0% - 20%. 14 2. Indikator hasil belajar Adapun hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan tes diakhir setiap proses pembelajaran dengan indikator tes, Indikator aktivitas siswa pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini adalah secara klasikal rata-rata mencapai 75% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai mencapai kkm yang telah ditetapkan yaitu 70. Adapun presentase yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat sempurna : 81% -100% Sempurna : 61% - 80% Cukup Sempurna : 41% - 60% Kurang sempurna : 21% - 40% Tidak sempurna : 0% - 20%. 15 14 Ibid 15 Ibid