BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami perubahan dan perkembangan ini adalah sektor bisnis. Menurut Farih (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin terpacu untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja agar dapat bersaing dan going concern perusahaannya akan tetap bisa dipertahankan. Perusahaanperusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management). Sawarjuwono (2003) berpendapat bahwa kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Terjadinya perubahan dalam dunia bisnis yang awalnya model dalam dunia bisnis didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) berubah menjadi knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), membuat perusahaan saling berusaha meningkatkan pengetahuan bisnis mereka untuk dapat unggul dalam persaingan bisnisnya. Persaingan antar perusahaan tidak hanya 1

2 terletak pada kepemilikan aktiva tidak berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Hal ini membuat perusahaan semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets (aset pengetahuan). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian di berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000 dalam Sunarsih dan Mendra, 2012). Berdasarkan perubahan yang terjadi, maka tentu saja akan menimbulkan tantangan baru bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Namun, hal ini juga menyebabkan kesulitan untuk memperkirakan nilai sebuah perusahaan. Sebab tidak hanya aset fisik, tetapi kita juga harus memperkirakan nilai intellectual capital (IC) dari sebuah perusahaan. Munculnya kesulitan ini disebabkan oleh sifat intellectual capital (IC) yang bersifat aktiva tidak berwujud (intangible asset). Menurut PSAK No. 19 tahun 2012, aset tak berwujud adalah aset nonmeneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Entitas seringkali mengeluarkan sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atas peningkatan sumber daya tak berwujud, seperti ilmu pengetahuan atau teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).

3 Untuk menghadapi persaingan dan perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini, muncul sebuah pengakuan bahwa intellectual capital merupakan sebuah kekuatan yang mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, intellectual capital memiliki peranan penting dalam dunia bisnis saat ini. Perkembangan dan inovasi yang terjadi ini telah memaksa perusahaan untuk meningkatkan strateginya dan juga menuntut perusahaan untuk dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan sebaik mungkin. Rafinda (2011) menyatakan bahwa perusahaan menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban etrhadap para stakeholders dari pihak manajemen. Terjadinya perkembangan teknologi yang sangat pesat yang terjadi di negara-negara maju memacu perusahaan-perusahaan untuk menyediakan informasi yang lebih luas, berkualitas, dan real time. Selain perkembangan teknologi, beberapa faktor seperti kecanggihan investor, keberadaan standar yang berkualitas, keinginan perusahaan untuk dinilai tinggi oleh pasar juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk menyediakan informasi secara luas, berkualitas, dan real time. Intellectual capital merupakan bagian dari aset tak berwujud dan dalam laporan keuangan sistem akuntansi konvensional, aset tidak berwujud ini tidak dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut maka penilaian terhadap aktiva tidak berwujud tersebut sangat dibutuhkan agar laporan keuangan menjadi lebih informatif sehingga semua nilai perusahaan dilaporkan secara utuh oleh perusahaan yang asset-nya berbentuk modal intelektual (Muna, 2014).

4 Intellectual capital di Indonesia sendiri mulai dikembangkan setelah adanya PSAK No. 19 (revisi 2012) tentang aset tidak berwujud. Namun, meskipun telah dimunculkannya PSAK No. 19 (revisi 2012) dan intellectual capital di Indonesia mulai berkembang, pada kenyataannya pengungkapan intellectual capital ini masih tergolong kurang. Hal ini dikarenakan perusahaan kurang menyadari pentingnya pengungkapan intellectual capital dalam mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan adanya pengungkapan dan pengelolaan intellectual capital yang efektif dan efisien, dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan tentu saja akan menumbuhkan kepercayaan dari stakeholder. Ketika para stakeholder mulai mempercayai kinerja keuangan perusahaan, maka going concern akan turut meningkat dan dapat mempengaruhi return saham perusahaan. Maka dari itu, pengungkapan intellectual capital ini mampu memberikan suatu sinyal positif bagi para investor dan menariknya untuk menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan dengan mempertimbangkan return saham yang akan diperolehnya kelak, dengan mengacu pada kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hingga saat ini, penelitian tentang intellectual capital yang dikaitkan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan juga telah menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hubungan antara Value Added Intellectual Coefficient (VAIC ) yang terdiri dari tiga komponen yaitu Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), dan

5 Structural Capital Efficiency (SCE) telah dibuktikan secara empiris oleh Rachmawati (2012). Dalam penelitian yang dilakukannya pada perusahaan perbankan di Bank Indonesia tahun 2006-2009 tentang pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset (ROA) perbankan menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif diantara kedua variabel tersebut. Begitu pula dengan Baroroh (2013) juga melakukan penelitian tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan yang mana obyeknya adalah perusahaan manufaktur di Indonesia. Baroroh mengukur kinerja keuangan pada saat ini dan masa yang akan datang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang serta rata-rata pertumbuhan modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahardian (2011), ia meneliti pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap kinerja keuangan dengan pendekatan Partial Least Squares. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak semua komponen intellectual capital memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Innovation capital memiliki hubungan positif dan signifikan dengan customer capital, sementara innovation capital memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan human capital. Human capital memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sementara human capital tidak memiliki hubungan signifikan dengan customer capital. Customer capital tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan.

6 Octama (2011) juga telah meneliti tentang intellectual capital. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2012), Baroroh (2013), dan Rahardian (2011), penelitian yang dilakukan oleh Octama ini meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap return saham. Dalam penelitian yang dilakukannya, hasil yang dapat disimpulkan ialah bahwa pengungkapan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian tentang pengaruh Intellectual Capital (IC) pada return saham, telah dilakukan sebelumnya oleh Muna (2014). Namun yang membedakan dengan penelitian Octama (2011) adalah Muna menggunakan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Dalam penelitiannya, komponen intellectual capital terdiri dari Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), dan Structural Capital Efficiency (SCE). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitiannya adalah return saham, sedangkan kinerja keuangan digunakan sebagai variabel intervening diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Dari penelitian yang dilakukannya, hasil yang bisa disimpulkanya adalah (1) HCE dan CEE berpengaruh positif terhadap ROE dan EPS, (2) SCE tidak berpengaruh terhadap ROE dan EPS, (3) HCE dan SCE tidak berpengaruh terhadap return saham, (4) CEE berpengaruh negatif terhadap return saham, (5) ROE memediasi hubungan HCE dan CEE terhadap return saham, tetapi ROE tidak mampu memediasi hubungan SCE Penelitian ini akan menghubungkan ketiga komponen dalam VAIC dengan return saham melalui kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Peneliti memilih menggunakan

7 Return on Equity (ROE), sebab ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang saham, setelah dipotong kewajiban kepada kreditor dan memilih menggunakan EPS dalam pengukurannya sebab menurut Eduardus (2001:241), informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Peneliti mengambil kerangka penelitian yang dikembangkan oleh Muna (2014) yang meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap return saham melalui kinerja keuangan. Alasan peneliti memilih intellectual capital dan return saham sebagai variabel dalam penelitiannya sebab dalam penelitian yang dilakukannya, dari ketiga komponen IC tersebut terdapat pengaruh yang berbeda terhadap return saham, dimana HCE dan SCE tidak berpengaruh terhadap return saham, tetapi CEE berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini berbeda pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Octama (2011) yang menyebutkan bahwa pengungkapan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap return saham. Pada penelitian ini, obyek yang akan diujikan adalah perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI dengan lama periode tiga tahun yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan transportasi dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini sebab pada perusahaan transportasi sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan khusus dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. Keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia ini termasuk aset tidak berwujud perusahaan yang merupakan intellectual capital.

8 Maka dari itu modal intelektual dari setiap sumber daya manusianya tersebut menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan. Era informasi dan pengetahuan saat ini, Intellectual capital menjadi salah satu aset tidak berwujud yang sangat penting. Intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa keahlian, pengetahuan dan keterampilan dari karyawan perusahaan tersebut. Intellectual capital juga berupa sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses dan sistem perusahaan dari waktu ke waktu. Selain kedua hal tersebut, intellectual capital juga berupa kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang dimiliki (Muna, 2014). Kinerja perusahaan akan meningkat apabila semua hal tersebut dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini juga akan meningkat jika perusahaan mampu menciptakan value added dengan intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pengungkapan intellectual capital yang mampu meningkatkan kinerja keuangan ini akan mampu memunculkan sinyal positif bagi para investor, dengan demikian investor akan merasa tertarik untuk menanamkan investasinya dengan lebih banyak pada perusahaan tersebut. Hal ini dapat diukur dengan return saham. Dengan berdasarkan pada penjelasan yang telah dijabarkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap return saham melalui kinerja keuangan. Dengan demikian, judul yang dapat diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return Saham dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening terhadap Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran atas latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan? 2. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dimunculkan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. 2. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap return saham. 3. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Kegunaan teoritis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah : a. Memberikan wawasan baru dan memberikan kontribusi dalam pengembangan teori, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman mengenai informasi value added yang dihasilkan oleh Intellectual Capital dan implikasinya terhadap peningkatan kinerja keuangan dan return saham.

10 b. Sebagai suatu pengaplikasian dari ilmu yang dimiliki penulis yang diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan. 1.4.2 Manfaat Praktis Kegunaan praktis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah : a. Bagi pihak perusahaan, diharapkan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. b. Bagi pihak investor, diharapkan dapat membantu para investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan sahamnya dengan mempertimbangkan return saham yang akan diperolehnya kelak. c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan juga sebagai informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang intellectual capital. 1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan dalam penelitian ini adalah : a. Penelitian ini terbatas pada pengaruh intellectual capital pada return saham dengan melalui kinerja keuangan perusahaan transportasi yang diteliti. b. Obyek dalam penelitian ini terbatas hanya pada perusahaan transportasi dengan lama periode tiga tahun antara tahun 2011-2013. c. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan tidak dengan acak dan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peneliti.