RESPON PERTUMBUHAN PADI GOGO LOKAL YANG DIBERI BAHAN ORGANIK PADA BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN AIR

dokumen-dokumen yang mirip
RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GABAH BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH TERHADAP DOSIS PUPUK P

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

Efektifitas Pemberian Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama dan Kedua

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) PADA BERBAGAI WAKTU PEMBERIAN PUPUK NITROGEN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI DAN ARA SUNGSANG UNTUK MENURUNKAN KEPADATAN ULTISOL. Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK DI LAHAN KERING

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA PANJANG STEK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ( Hylocereus costaricensis)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

Volume 11 Nomor 2 September 2014

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Keywords : N,P,K, farm fertilizer, pellets, corn plants, soil regosol

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN INTENSITAS PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.)

PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 5 (1) : 53-57, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 RESPON PERTUMBUHAN PADI GOGO LOKAL YANG DIBERI BAHAN ORGANIK PADA BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN AIR Growth Responseof Rainfed Lowland Rice Applied with Organic Matter in the Various Condition of Water Availability Nina Yunita Sari 1), Andi Ete 2) danusman Made 2) 1) Mahasiswa Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTadulako, Palu, nina_yunitasari@ymail.com 2) StafDosen Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTadulako, Palu, Email : andiete62@gmail.com usman_made_atjong@yahoo.com ABSTRACK Research aimswas to studies the of response localrainfed lowland riceon the application of organic matter invarious condition of thewater availability. Research was carried out in February until June 2015, in a screen house of BalaiBenih, Petobo Sub-district, South Palu, Central Sulawesi.This study was arranged infactorial randomized block design,first factor was the availability of water, consists of 4 levels that were the field capacity, 8 of the field capacity, 70% of the field capacity, and55 % of field capacity.the second factor consisting of two rates of organic matter, namely without bokashi fertilizer andbokashi fertilizer.every treatment was repeated three times so there are 24 units of experiments.every unit of experiment consisting of 2 plants so there are 48 populations of plant. The result showed that the application of 70% of field capacity can obtain higher plant andmore younger plant than others treatment at the beginning growth. The application of organic matter seem no effect at the beginning growth. There is no significant difference of the application of organic matter at all the availability of water condition. Keywords : Gogo local rice, Organic material, and The availability of water. ABSTRACK Penelitian bertujuan untuk mempelajari respon padi gogo lokal terhadap pemberian bahan organik pada kondisi ketersediaan air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2015, bertempat di Screen House Balai Benih Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dua faktorial, faktor pertama adalah ketersediaan air yang terdiri dari empat level yaitu kapasitas lapang; 8 kapasitas lapang; 70% kapasitas lapang dan 5 kapasitas lapang. Faktor kedua adalah pupuk organic yang terdiri dari dua level yaitu tanpa pupuk organik dan pemberian pupuk organik. Terdapat delapan kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sebagai kelompok, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari dua tanaman sehingga diperlukan 48 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan ketersedian air 70% kapasitas lapang memberikan respon lebih baik pada awal pertumbuhan padi gogo lokal yang menghasilkan tanaman lebih tinggi dan anakan lebih banyak. Pemberian bahan organik belum memberikan respon pada awal pertumbuhan tanaman padi gogo lokal. Respon padi gogo lokal terhadap pemberian bahan organik sama pada setiap kondisi ketersediaan air. Kata Kunci : Bahan organik, Ketersediaan air and Padi gogo lokal. PENDAHULUAN Padi merupakan sumber makanan pokok utama bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan padi selalu mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Dari tahun 2000 hingga 2010 terjadi peningkatan jumlah penduduk 53

dari 206.264.595 menjadi 237.556.363 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 % per tahun (BPS, 2010). Upaya Indonesia dalam memenuhi kebutuhan beras bagi rakyat Indonesia mengalami penurunan setelah terjadi swasembada beras pada tahun 1984. Salah satu penyebab penurunan produksi beras adalah penyempitan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Alih fungsi ini menyebabkan sempitnya lahan kering sehingga perlu diarahkan ke lahan kering. Menurut Puslitbangtan, (2008) potensi lahan kering di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 55,6 juta hektar yang tersebar di berbagai provinsi dan sekitar 11 juta ha lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanaman padi gogo. Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi yaitu penanaman padi di lahan kering. Padi gogo umumnya ditanam sekali setahun pada awal musim hujan. Rendahnya produksi padi gogo juga disebabkan masih banyaknya yang menanami lahan kering dengan padi gogo varietas local yang berumur panjang (Prasetyo, 2002). Lahan kering yang sesuai untuk tanaman semusim diperkirakan seluas 25,33 juta hektar. Di banyak daerah potensi lahan kering belum dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan tanaman padi dan tanaman pangan lainnya. Proporsi luas panen padi gogo masih sangat kecil yakni seluas 6.898 ha atau baru mencapai 3,17 % dari luas panen padi sawah yang mencapai 217.428 ha (BPS, 2014). Kurangnya pemanfaatan lahan kering tersebut disebabkan oleh keterbatasan ketersediaan air dan bahan organik dalam tanah. Pada kondisi lahan kering dan intensitas curah hujan yang tidak pasti dapat menyebabkan tanaman padi gogo sangat beresiko mengalami cekaman kekeringan, sehingga varietas padi yang ditanam harus toleran terhadap kekeringan dan berumur pendek (Taslim dkk, 1993). Menurut Fagi (1986), konsep cekaman air atau cekaman kekeringan dapat digunakan membantu dalam menentukan waktu penanaman yang tepat untuk mendapatkan produksi yang maksimum pada tanaman padi lahan kering tadah hujan dan konsep cekaman ini digunakan pula untuk penentuan waktu pemberian air pada tanaman padi. Selain ketersediaan air, hal lain yang menjadi kendala dalam penanaman di lahan kering adalah ketersediaan hara dan bahan organik yang rendah. Upaya yang dilakukan adalah pemberian pupuk. Pupuk yang diberikan ke tanaman dapat berupa pupuk anorganik dan pupuk organik. Menurut Norsalis (2011), pupuk yang digunakan dalam budidaya padi gogo sebaiknya dikombinasikan antara pupuk anorganik dan pupuk organik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan hijau) dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Sedangkan pemberian pupuk anorganik dapat menyediakan hara dalam waktu cepat. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dilakukan penelitian tentang Respon Pertumbuhan Padi Gogo Lokal yang diberi Bahan Organik pada Kondisi Ketersediaan Air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui respon padi gogo lokal terhadap kondisi ketersediaan air, pemberian bahan organik dan pemberian bahan organik pada kondisi ketersediaan air. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2015, bertempat di Screen House Balai Benih Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah. Alat yang digunakan antara lain ember, sekop, cangkul, penggaris dan meteran timbangan analitik, alat tulis menulis dan kamera. Bahan yang digunakan yaitu benih padi gogo lokal asal Kabupaten Banggai, pupuk bokashi kotoran ayam, polybag 10 kg dan tanah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dua faktorial, 54

faktor pertama terdiri dari 4 perlakuan yaitu kapasitas lapang, ketersediaan air 8 kapasitas lapang, ketersediaan air 70% kapasitas lapang dan ketersediaan air 55 % kapasitas lapang. Setiap kombinasi perlakuan di ulang tiga kali sebagai kelompok sehingga menghasilkan 24 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari dua tanaman sehingga menghasilkan 48 tanaman. Perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata diuji lanjut dengan uji (taraf 5 %). HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman. Sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan ketersediaan air dan pemberian bahan organiik berpengaruh nyata pada tinggi tanaman pada umur 2 MST, interaksi antara kedua perlakuan pengaruhnya tidak nyata. Hasil uji Tabel 2 menunjukkan bahwa ketersediaan air 70% kapasitas lapang menghasilkan tanaman lebih tinggi berbeda dengan kapasitas lapang, 8 kapasitas lapang, tetapi tidak berbeda dengan 5 kapasitas lapang. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa tanpa pemberian bahan organiik menghasilkan tanaman lebih tinggi dan berbeda dengan pemberian bahan organik. Jumlah Daun. Sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan ketersediaan air berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 7 MST. Pemberian bahan organikdan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata. Hasil uji Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan ketersediaan air kapasitas lapang menghasilkan jumlah daun lebih banyak, berbeda dengan ketersediaan air 70% kapasitas lapang, tetapi tidak berbeda dengan 8 kapasitas lapang dan 5 kapasitas lapang. Jumlah anakan. Sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan ketersediaan air berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 3 MST pemberian bahan organiikserta interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Padi Gogo Umur 2 MST pada Berbagai Keter sediaan Air Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Padi Gogo Umur 7 MST Pada Berbagai Keter sediaan Bahan Organik Rataan Air B 0 B 1 K 1 39,50 45,17 42,33 b K 2 35,33 35,67 35,50 ab K 3 28,83 29,83 29,33 a K 4 43,83 37,67 40,75 ab Rataan 36,88 37,08 12,16 Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda pada uji. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Anakan Padi Gogo Umur 3 MST Pada Berbagai Keters ediaan Bahan Organik Rataan air B 0 B 1 K 1 1,50 1,33 1,42 ab K 2 1,33 1,17 1,25 a K 3 2,00 1,83 1,92 b K 4 1,67 1,00 1,33 a b Rataan 1,63 1,33 Bahan Organik Rataan B 0 B 1 K 1 20,87 18,38 19,63 a K 2 19,55 18,30 18,93 a 4,29 K 3 29,15 24,00 26,58 b K 4 26,10 24,25 25,18 b Rataan 23,92 b 21,23 a 2,24 Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda pada uji. 0,66 Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda pada uji. 55

Hasil uji Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan ketersediaan air 70% kapasitas lapang menghasilkan anakan lebih banyak, berbeda dengan 8 kapasitas lapang tetapi tidak berbeda dengan ketersediaan air kapasitas lapang dan 5 kapasitas lapang. Jumlah Anakan Produktif. Hasil pengamatan jumlah anakan produktif di sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan ketersediaan air, pemberian bahan organik dan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata. Pengaruh Ketersediaan Air. Respon Tanaman Padi Gogo terhadap perlakuan ketersediaan air berpengaruh terhadap tinggi tanaman 2 MST, jumlah daun 7 MST dan jumlah anakan 3 MST. Hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa ketersediaan air 70% kapasitas lapang menghasilkan tanaman lebih tinggi dan anakan lebih banyak. Pada pengamatan jumlah daun ketersediaan air kapasitas lapang menghasilkan daun lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan air tanaman Padi Gogo dari fase vegetatif sampai generatif meningkat dan kemampuan akar tanaman Padi Gogo menyimpan air serta menyerap hara dari tanah semakin tinggi. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), bahwa fase pertama hara tanaman berpindah tempat dalam tanah dari suatu tempat ke permukaan akar tanaman. Kemudian setelah sampai permukaan akar (bulu akar) masuk ke dalam akar yang dari sini ditranslokasi ke organ tanaman lain termasuk daun, buah dan sebagainya. Perpindahan ion dari tanah ke larutan tanah ke permukaan akar memiliki tiga macam pergerakan, yaitu intersepsi dan persinggungan, aliran massa dan difusi. Gardner dkk (1991) mengemukakan bahwa jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman memiliki keadaan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaruh Respon Tanaman Padi Gogo terhadap pemberian bahan organikberpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 2 MST. Hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa perlakuan tanpa bahan organik menghasilkan tanaman lebih tinggi. Sedangkan menurut Nurshanti (2009) pemberian pupuk organik kotoran kambing, kotoran sapi dan kotoran ayam berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat berangkasan basah. Hal ini diduga karena penggunaan bahan organik yang kurang baik seperti yang dikemukakan oleh Musnamar (2003), bahwa penggunaan pupuk panas harus hati-hati karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan tanaman atau bahkan menyebabkan tanaman muda mati dan kandungan unsur hara dalam pupuk kandang dapat hilang karena beberapa sebab, diantaranya penguapan, penyerapan, dekomposisi serta penyimpanan. Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah dapat menyumbangkan unsur N, P dan K, sehingga meningkatkan ketersediaan unsur-unsur tersebut dalam tanah. Secara kimia fungsi bahan organik tanah adalah memberikan sumbangan hara melalui proses dekomposisi. Terjadinya peningkatan serapan hara tanaman Padi dengan peningkatan dosis pupuk organik karena kondisi tanah menjadi relatif lebih baik dibandingkan tanpa pemberian pupuk sehingga perakaran tanaman berkembang lebih baik dan mampu meningkatkan serapan hara N, P dan K. Bahan organik mengandung mikroorganisme tanah efektif sebagai dekomposer yang dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P dan K bagi tanaman. Pupuk organik yang difermentasi dengan EM4, dapat melarutkan fosfat yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman (Wididana, 1997). Penggunaan bahan organik memberikan beberapa keuntungan, salah satunya meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air agar tidak cepat menguap atau evaporasi. Keberadaan air dapat membantu proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Selain itu air berfungsi sebagai media gerak 56

akar untuk menyerap unsur hara dalam tanah, serta mendistribusikannya ke seluruh bagian organ tanaman (Sudarto et al., 2003). Pemberian bahan organik pada tanaman dapat memperbaiki kesuburan, struktur, dan cadangan air tanah. Bahan organik juga menghalangi pertumbuhan gulma, dan menyangga (buffer) suhu tanah agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Penggunaan komposisi bahan organik yang tepat mampu menahan air sebagai air yang tersedia bagi tanaman walaupun tanaman berada pada kondisi kekeringan. Bahan organik yang telah mulai mengalami perombakan mempunyai kemampuan menyerap dan menahan air yang tinggi. Pernyataan ini sesuai yang dikemukakan oleh Arsyad (2010) bahwa bahan organik dapat menyerap air dua sampai tiga kali dari beratnya. Sedangkan menurut Djohana (1998), bahwa pemberian pupuk harus dalam jumlah yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Ketersedian air 70 % kapasitas lapang memberikan respon lebih baik pada awal pertumbuhan padi gogo lokal yang menghasilkan tanaman lebih tinggi dan anakan lebih banyak. 2) Pemberian bahan organik belum memberikan respon pada awal pertumbuhan tanaman padi gogo lokal. 3) Respon padi gogo lokal terhadap pemberian bahan organik sama pada setiap kondisi ketersediaan air. Saran Diharapkan selanjutnya dapat melakuka, penelitian dengan menggunakan varietas Padi Gogo dengan kombinasi bokasi yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Halaman 78-83. BPS. 2014. Jumlah Penduduk dalam Angka. BPS. 2010. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 2035. Melalui www.bps.go.id /indeks.php /publikasi/16 [18/11/15]. Djohana, 1998. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta. Halaman 46-49. Fagi, A.M. 1986. Lingkungan Tumbuh Padi. Padi I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Halaman 183-190. Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Edisi 1, Penerbit Swadaya, Jakarta. Norsalis, E. 2011. Padi Gogo dan Padi Sawah. Melaluihttp://skp.unair.ac.id/repository/Gur uindonesia/padigogodansawah_ekonorsalis _17170.pdf [07/05/15]. Nurshanti D., F. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea L.). AgronobiS, Vol. 1, No. 1 Prasetyo, Y. T. 2002. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. Puslitbangtan. 2008. Data Lahan Indonesia. Melalui http://aplikasi.puslitbangtan.go.id [28/02/15]. Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta 224 Hal. Sudarto, M. Zairin, A. Hipi dan A. Surahman, 2003. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Pastura (1): 2. Wididana, G.N., 1997. Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi EM4. Departemen Kehutanan, Jakarta. Taslim, Haeruddin, S. Partohardjono dan D. Suardi. 1993. Teknik Bertanam Padi Gogorancah. Dalam: Ismunanji, M., S. Partohardjono, M Syam dan A Widjono (Eds). Padi. Buku 2. Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Bogor, Halaman 21-27. Gardner, P, F, R,B, Pearce and R,I, Michell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi TanamanBudidaya). Terjemahanoleh H, Susilo. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hartatik, W., D. Setyorini, L.R. Widowati, dan S. Widati. 2009. Laporan Akhir Penelitian Teknologi Pengelolaan Hara pada Budidaya Pertanian Organik Laporan Bagian Proyek Penelitian Sumberdaya Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif. Hal 67-74. 57