BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenggara. Menurut data We are Social, dengan penetrasi 34%, saat ini pengguna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi

Zahra Noor Eriza Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang sampai saat ini. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB I PENDAHULUAN. Marketing Group (2015), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tanggal 30

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BABl PENDAHULUAN. Mitsubihi Pajero Sport menjadi tulang punggung penjualan PT Krama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. setahun, mulai Januari 2015 sampai Januari 2016, yaitu sekitar 15 persen.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung-tanggung pada saat ini pemerintah juga mengeluarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursyid, 2006:26). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet menyebabkan perubahan dalam banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet semakin pesat dalam era modern jaman ini karena didorong dengan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 17,04 13,42 8,07. Gambar 1.1 Tingkat Kelahiran (Birth Rate) dunia tahun 2014 Sumber: Central Intelligence Asia (2014)

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk salah satunya di Indonesia telah membawa perubahan yang besar terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan telepon genggam dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. ponsel pintar. Menurut Brahima Sanou, Direktur Biro Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengisi waktu luang ataupun menjadikannya sebagai peluang bisnis. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan internet di Indonesia saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada sistem perdagangan. Seiring kemajuan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini

Pengguna Internet di Indonesia (juta jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai e-commerce. Sistim perdagangan elektronik atau e- commerce saat ini menawarkan bentuk bisnis yang baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media internet adalah e-government (layanan pemerintahan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: GAMBAR 1.1 ASIA TOP INTERNET COUNTRIES (JUNI 30, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko

1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Profil Tokopedia.com

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sektor bisnis merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. hal meningkatkan bisnis, penjualan dan pembelian produk adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

BAB I PENDAHULUAN. halnya bertransaksi secara langsung. Konsumen juga bisa menulusuri (surfing)

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

Salah satu permasalahan UMKM adalah PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo HijUp Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1. Situs Zalora.co.id. Sumber : Zalora.co.id

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berawal pada pembelian offline yang biasa kita lakukan dari toko ke toko,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media pemasaran yang dikenal dengan internet marketing atau e- menjadi masalah yang berarti bagi dunia pemasaran.

Gambar 1. 1 Logo BukaLapak

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat khususnya di dunia maya (internet). Internet menghubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan cara mereka menjalankan bisnisnya. teknologi internet (interconnection networking) ini, informasi dapat diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan internet di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau bertatap muka kini berubah menjadi konsep telemarketing yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Seiring dengan kemajuan dalam berbisnis, teknologi internet yang

Perkembangan sistem informasi di seluruh dunia telah membuat hidup. belahan dunia lain secara langsung kapan pun, di mana pun, selama 24 jam melalui

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan pembelanjaan. Konsumen kini mampu membeli berbagai

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN LAZADA INDONESIA METODE PENELITIAN. Disusun oleh: SALMA NABELLA PUTRI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia Tenggara. Menurut data We are Social, dengan penetrasi 34%, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna. Data lain menyebutkan, 79,0 juta sebagai pengguna aktif media sosial dan 66,0 juta memanfaatkan mobile device sebagai perangkat untuk mengakses internet (We are Social, 2016). Tingginya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia ini, membuka peluang bagi para pelaku bisnis untuk untuk melakukan transaksi perdagangan melalui internet, yang dikenal dengan istilah electronic commerce atau e- commerce. E-commerce merupakan penggunaan internet dan Web dalam melakukan transaksi bisnis. E-commerce secara digital mampu mempermudah transaksi komersial antar organisasi dan antara organisasi dan individu. E- commerce tersebut terbagi menjadi dua segmen yaitu business to business e- commerce (perdagangan antar pelaku usaha) dan business to consumen (perdagangan antar pelaku usaha dan konsumen) (Laudon dan Laudon, 2012) Di Indonesia, pada tahun 2016 sebanyak 23,8 juta orang bertransaksi jual beli secara online (We are Social, 2016). Hadirnya beragam situs e-commerce seperti zalora.com, berrybenka.com, hijup.com, mataharimall.com,dan online market place seperti tokopedia.com, bukalapak.com, lazada.com serta beragam 1

2 toko online yang memanfaatkan social media seperti facebook dan instagram, memberikan berbagai pilihan produk, pembayaran dan garansi kepada konsumen. Melalui internet, konsumen dapat mencari beragam informasi mengenai suatu produk. Aktivitas ini memungkinkan terjadinya sebuah komunikasi mulut ke mulut atau word-of-mouth (WOM) yang tidak hanya menjadi sebuah bentuk komunikasi interpersonal yang membahas sebuah produk, layanan ataupun merek, tetapi menjadi suatu bentuk komunikasi word-of-mouth (WOM) yang kemudian merambat secara mendunia melalui internet dan ini sering disebut Electronic Word of Mouth (E-WOM) (Jalilvand, 2012). E-WOM memberikan kesempatan bagi konsumen untuk membagikan informasi mengenai pengalaman konsumsi mereka dan memberikan saran mengenai suatu produk dan merek melalui media sosial dan situs review pelanggan (Godes dan Mayzlyn, 2004; Brown et al., 2007, Xia dan Bechwati, 2008). Komunikasi E-WOM melalui media elektronik mampu membuat konsumen tidak hanya mendapatkan informasi mengenai produk dan jasa terkait dari orang-orang yang mereka kenal, namun juga dari sekelompok orang yang berbeda area geografisnya yang memiliki pengalaman terhadap produk atau jasa yang dimaksud (Christy, 2010). E-WOM menjadi sebuah tempat yang sangat penting untuk konsumen memberikan opininya dan dianggap lebih efektif dibandingkan WOM karena tingkat aksesibilitas dan jangkauannya yang lebih luas daripada WOM tradisional

3 yang bermedia offline (Jalilvand, 2012). Thurau et al., (2004) mengatakan, bahwa bentuk word of mouth yang baru ini telah menjadi faktor penting dalam pembentukan perilaku konsumen. Konsumen yang tersangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak seperti mencari bahan bacaan, bertanya pada teman, datang ke toko atau mencari informasi produk atau merek di internet (Kotler, 2002). Selanjutnya konsumen akan mempelajari informasi mengenai merekmerek yang berhasil dikumpulkan (Tseng, Lin & Chien Hsiung, 2012). Informasi yang diberikan melalui E-WOM dapat digunakan sebagai pertimbangan sebelum pembelian produk (Adjei et al.,2009 ; Zhu dan Zhang, 2010; Lee dan Koo, 2012). Informasi yang berasal dari E-WOM tersebut kemudian mampu mengarahkan sikap konsumen (Lee at al., 2009; Jalilvand et al., 2012), mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra merek produk dan mendorong minat beli (Elseidi, 2016). Penelitian mengenai hubungan electronic word of mouth (E-WOM) terhadap minat beli pernah dilakukan oleh Jalilvand (2012). Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh signifikan E-WOM terhadap minat beli. Jalilvand (2012) juga menggunakan variabel citra merek yang memediasi hubungan E- WOM terhadap minat beli yang menghasilkan kesimpulan bahwa variabel citra merek memediasi hubungan E-WOM dengan minat beli. Penelitian lain yang dilakukan Indiani et al., (2015) menunjukkan bahwa aktivitas E-WOM juga dapat menurunkan persepsi risiko pada konsumen yang akan bertransaksi melalui e-commerce. Konsumen yang tidak memiliki

4 kepercayaan terhadap situs belanja e-commerce, tidak akan melakukan pembelian produk (Mayer et.al., l995 ). Transaksi melalui e-commerce akan menempatkan konsumen pada rasa ketidakpastian seperti ketidakpastian transaksi yang berhasil, kualitas produk yang diterima, serta garansi pengembalian, hal ini disebut dengan persepsi risiko (Gurung. 2006). Penelitian Indiani et al., (2015) dan Kim et al., (2008) juga membuktikan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh negatif terhadap minat beli. Hal ini dapat terjadi karena, ketika konsumen sudah memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap situs e-commerce atau tidak ada kemungkinan konsumen menderita kerugian, persepsi risiko pada konsumen akan menurun,sehingga meningkatkan minat beli. Sebaliknya, jika persepsi risiko konsumen tinggi, maka konsumen akan enggan untuk melakukan transaksi online. Pada penelitian ini peneliti memilih objek penelitian konsumen di wilayah Solo Raya yang pernah melakukan pembelian produk kosmetik melalui e- commerce. Produk kosmetik merupakan salah satu sektor di pasar fashion, selain pakaian dan apparel, aksesoris dan alas kaki serta peralatan rumah tangga. (Posner, 2011). Menurut laporan AC Nielsen Consumer & Media View Survey pada kuartal II tahun 2011-2015, fashion adalah produk yang paling banyak dibeli konsumen melalui e-commerce. E-commerce Foundation mencatat, pada tahun 2015 penjualan online produk kecantikan di Indonesia mencapai 139 juta dolar. Jumlah ini tumbuh 35,7 persen dari tahun 2014 (AC Nielsen, 2015).

5 Kosmetik didefinisikan berdasarkan tujuan penggunaannya yakni secara digosok, dituangkan, ditaburkan atau disemprotkan pada tubuh manusia yang bertujuan untuk membersihkan, mempercantik, membuat lebih menarik atau mengubah penampilan. Di antara produk yang termasuk di dalam definisi ini adalah pelembab kulit, parfum, lipstik, pemoles kuku, riasan mata dan wajah, sampo, produk pengkriting, pewarna rambut dan deodoran serta zat apapun yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai komponen dari produk kosmetik (The Federal Food, Drug and Cosmetic Act of Unites State,2016). Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pemaparan mengenai objek penelitian tersebut, maka peneliti memodifikasi dua penelitian sebelumnya yakni penelitian Jalilvand (2012) yang menguji pengaruh E-WOM terhadap minat beli dengan mediator citra merek, dan Indriani et al., (2015) yang menguji pengaruh E-WOM terhadap minat beli dengan mediator persepsi risiko. Penelitian yang dilakukan berjudul Peran Mediasi Citra Merek dan Persepsi Risiko pada Hubungan Antara Electronic Word of Mouth (E-WOM) dan Minat Beli (Studi pada Konsumen Kosmetik E-Commerce di Solo Raya).