BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan secara empiris dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif. Artinya, setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis data secara mendalam dan selanjutnya menginterpretasikan hasil analisis tersebut dengan skala rasio, yaitu skala yangmana angka mempunyai makna sesungguhnya, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Pembiyaan Rakyat Syariah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batasan sampel kategori BPRS yang paling banyak menyaluran pembiayaan dalam bentuk prinsip bagi hasil dan bank yang paling sedikit menyalurkan pembiayaan dalam bentuk prinsip bagi hasil (dominan dalam bentuk murabahah), serta memiliki laporan keuangan terpublikasi selama periode 2012 2015. Pemilihan populasi BPRS di wilayah DIY dikarenakan BPRS-BPRS di DIY masih banyak yang menyalurkan pembiayaan dalam bentuk akad mudharabah dan musyarakah, bahkan ada BPRS yang seimbang dalam menyalurkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil maupun murabahah, dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain yang secara acak telah penulis 58
59 amati laporan keuangannya seperti Jawa Barat dimana jumlah BPRSnya paling banyak diantara wilayah lain, Aceh, Lampung, DKI Jakarta dan beberapa wilayah lain. Namun, dari beberapa BPRS tersebut hampir semuanya sedikit dalam penyaluran pembiayaan dengan akad mudharabah maupun musyarakah, bahkan ada yang tidak menyalurkan pembiayaan mudharabah sama sekali atau nilai pembiayaan mudharabahnya Rp. 0. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria dipilihnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1. BPRS di Yogyakarta yang terdaftar di Bank Indonesia. 2. BPRS di Yogyakarta yang memiliki laporan keuangan triwulanan periode triwulan I 2012 sampai triwulan IV 2015 yang telah dipublikasikan secara konsisten di website Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan. 3. BPRS di Yogyakarta yang memiliki prosentase penyaluran pembiayaan dalam bentuk prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dengan prosentase di atas 40% (prosentase ini menunjukkan bahwa bank sudah berani bergerak ke pembiayaan bagi hasil, karena hampir setengah dari total pembiayaan dialokasikan dalam pembiayaan bagi hasil), dan BPRS di Yogyakarta yang memiliki prosentase penyaluran pembiayaan murabahah lebih besar atau sama dengan 90% (prosentase ini menunjukkan bahwa hampir semua pembiayaan dialokasikan dalam akad murabahah).
60 Berdasarkan kriteria sampel di atas, ada 12 BPRS yang terdaftar di Bank Indonesia. Dari 12 BPRS tersebut hanya 8 BPRS yang memiliki laporan keuangan triwulanan periode triwulan I 2012 sampai triwulan IV 2015 secara konsisten dan telah dipublikasikan di website Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan. Tabel 3.1 Prosentase Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah BPRS di Yogyakarta posisi September 2016 Sumber : ojk.go.id, 2016, data diolah (dalam ribuan) No Nama BPRS Prosentase pembiayaan murabahah mudharabah musyarakah 1 Bangun Drajat Warga 55% 23% 22% 2 Madina Mandiri Sejahtera 78% 13% 7% 3 Danagung Syariah 50% 2% 24% 4 FORMES 85% 8% 2% 5 Mitra Amal Mulia 90% 0,16% 3% 6 Dana Hidayatullah 74% 0,0025% 22% 7 Mitra Harmoni 99% 1% 0% 8 Barokah Dana Sejahtera 47% 1% 45% Berdasarkan data di atas, dari 8 BPRS di Yogyakarta yang memiliki laporan keuangan triwulanan periode triwulan I 2012 sampai triwulan IV 2015 yang telah dipublikasikan secara konsisten di website Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan, ada 2 BPRS yang memiliki prosentase penyaluran pembiayaan dalam bentuk prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah)
61 dengan prosentase di atas 40% (prosentase ini menunjukkan bahwa bank sudah berani bergerak ke pembiayaan bagi hasil, karena hampir setengah dari total pembiayaan dialokasikan dalam pembiayaan bagi hasil) yakni BPRS Bangun Drajat Warga dengan prosentase pembiyaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) sebesar 45% dan BPRS Barokah Dana Sejahtera dengan prosentase pembiyaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) sebesar 46%. Sedangkan kategori sampel yang kedua adalah BPRS di Yogyakarta yang memiliki prosentase penyaluran pembiayaan murabahah lebih besar atau sama dengan 90% (prosentase ini menunjukkan bahwa hampir semua pembiayaan dialokasikan dalam akad murabahah) yakni BPRS Mitra Harmoni dengan prosentase pembiyaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) sebesar 99% dan BPRS Mitra Amal Mulia dengan prosentase pembiyaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) sebesar 90%. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumenter, yakni studi yang dilakukan dengan cara mempelajari dokumen publikasi laporan keuangan BPRS periode 2012-2015 yang bersumber dari website Otoritas Jasa Keuangan maupun website Bank Indonesia. Penelitian ini mengunakan data bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)dari periode Tahun 2012-2015 dengan jenis data tiga bulanan. Jenis data yang di gunakan adalah data sekunder yang secara runtun waktu (time series).
62 D. Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode RAROC. Ada beberapa variabel yang digunakan yaitu: 1) Total Revenue (TR), Total Cost (TC) Total Revenue (TR) dan Total Cost (TC) menunjukkan tingkat keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian merupakan selisih antara TR dengan TC yang diformulasikan dengan π = TR TC. Apabila TR > TC maka terdapat keuntungan, apabila TR < TC maka terdapat kerugian dan apabila TR = TC maka impas. Dalam penelitian ini, TR dengan TC diukur melalui variabel Laba(Rugi) Sebelum Pajak (earning before tax) BPRS dimana selisih antara TR dengan TC menunjukkan ratarata keuntungan atau kerugian. 2) Expected Loss (EL) Expected Loss (EL) adalah rata-rata ramalan tingkat kerugian. Dalam aplikasi penelitian ini, expected loss (EL) merupakan variabel Pembiayaan Non Lancar (Non Performing Financing) pada masing-masing BPRS dari periode triwulanan dalam setahun (tahun 2012-2015). 3) Worst case loss (WL) Worst Case Loss (WL) menunjukkan kemungkinan besar kerugian terburuk atau maksimum. Dalam penelitian ini, WL diukur melalui variabel rata-rata maksimum atau terburuk dari Pembiayaan Non-Lancar (NPF) pada masing-masing BPRS periode triwulanan dalam setahun
63 (tahun 2012-2015). Namun demikian, worst case loss diestimasi dengan tingkat kepercayaan (confidence level c) yang telah ditentukan. Jika confidence level 95%, hal tersebut terdapat probabilitas atau peluang sebesar 5% bahwa kerugian aktual (actual loss) akan melebihi modal ekonomis (economic capital). Suatu kerugian yang tidak ditutup dengan confidence level merupakan risiko bencana besar (catastrophic risk) yang dihadapi oleh perusahaan. Estimasi WL terhadap confidence level dapat dirumuskan sebagai berikut: WL = EL + Zcσ N Dimana : WL = nilai kerugian terburuk EL = rata-rata nilai distribusi NPF σ = standar deviasi Zc = tingkat kepercayaan N = jumlah nilai Variabel NPF adalah variabel pembiayaan bermasalah dari pembiayaan yang memiliki kolektabilitas kurang lancar, diragukan, dan
64 macet. Masing-masing kolektabilitas tersebut memiliki probabilitas default yang telah ditentukan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 13/13/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagai berikut : Kolekatabilitas kurang lancar, probabilitas default 15% Kolekatabilitas diragukan, probabilitas default 50% Kolekatabilitas macet, probabilitas default 100% Langkah-langkah pengukuran RAROC adalah sebagai berikut : 1) Menentukan nilai NPF dari masing-masing kolektabilitas. 2) Melakukan perhitungan expected loss (EL) dan worst case loos (WL). Perhitungan expected loss (EL) dilakukan dengan menggunakan variabel NPF yaitu dengan mengalikan masing-masing variabel NPF dengan nilai probabilitas default. Nilai probabilitas default diambil dari Peraturan Bank Indonesia di atas. Sedangkan worst case loss dihitung dengan melalui variabel rata-rata maksimum atau yang terburuk dari pembiayaan non lancar BPRS dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95%. 3) Pengukuran RAROC, dengan menggunakan persamaan : RAROC = Risk Adjusted Return Risk Capital = TR TC EL WL EL
65 Confidence level yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95% dari nilai Zc = 1.96 (berdasarkan tabel statistik). Standar deviasi digunakan untuk mengukur kerapatan jarak atau fluktuasi dari suatu nilai variabel rata-rata (mean) kerugian atau expected loss (EL). Pada aplikasinya, standar deviasi diukur pada variabel rata-rata NPF BPRS Bangun Drajat Warga, BPRS Barokah Dana Sejahtera, BPRS Mitra Amal Mulia, dan BPRS Mitra Harmoni dari periode triwulanan dalam empat tahun (tahun 2012-2015).