Prosiding Psikologi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

EFFECT OF USE OF DIET DIARY TO BLOOD GLUCOSE LEVEL OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS (DM) TYPE 2 AT BERBAH HEALTH CENTER DISTRICT OF SLEMAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN SERAT PENDERITA DM DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Manuscript. Oleh. Teguh Anggoro G2A

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK Di PoliPenyakitDalamRumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI AKUT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

The Effect of High-Calorie Diet towards the Increase of Blood Sugar Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN INDEKS GLIKEMIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

SURVEI RASA SYUKUR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: TRIO MOCH SAIFUL ULUM NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

Transkripsi:

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Gratitude pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang di Diagnosa Kurang dari 12 Bulan di Puskesmas GA Descriptive Study of Gratitude in Patients with Diabetes Melitus Type 2 That Diagnosed Less Than 12 Months at Clinic GA 1 Inggrid Prihandini Amanda Ratu Perdana, 2 Endang Pudjiastuti 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 Email: 1 aratupdana@gmail.com 2 anugrahaji77@yahoo.com Abstract. Patient with Diabetes Melitus Type 2 should do the diet therapy, taking medicine. And sport. In generally, patients with Diabetes Melitus type 2 had a difficulty in carrying it, because become a challenge for them, so it is possible if patients are breaking the rules by consuming foods containing sugar and fat, and did not taking medicine. Patients with Diabetes Mellitus type 2 in clinic GA showed blood sugar levels relatively stable and did the doctor s advice. It was found that patients with Diabetes Melitus type 2 have gratitude towards life events so it appears the grateful behavior to God, family, life events, jobs, and health. This is related gratitude. The research aims to describe the gratitude in patients with Diabetes Melitus type 2 based on aspect intensity, frequency, span and density from McCullough theory. The research method using descriptive study with descriptive data analysis percentage and with 20 people as respondents. The instruments used was a gratitude questionnaires based on McCullough theory. The result showed as many as 13 people have high gratitude, while 7 people have moderate gratitude. Keywords: Gratitude, patient with diabetes mellitus, clinic Abstrak. Individu dengan DM tipe 2 harus melakukan terapi diet, menkonsumsi obat dan olahraga. Pada umumnya, penderita DM tipe 2 kesulitan dalam menjalankan hal tersebut dikarenakan adanya perubahan pola hidup serta menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka, sehingga tidak menutup kemungkinan bila penderita DM tipe 2 melanggar aturan dengan menkonsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak, tidak menkonsumsi obat-obatan. Pada penderita DM di Puskesmas GA menunjukkan kadar gula darah yang relatif stabil dan dapat menjalankan anjuran dokter. Dari hal tersebut ditemukan bahwa ternyata penderita DM tipe 2 menunjukkan adanya perasaan bersyukur yang lebih mudah, lebih sering terhadap kejadian hidup yang dialaminya sehingga memunculkan perilaku untuk berterimakasih baik kepada Tuhan, keluarga, kejadian hidup, kesehatan, pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan gratitude. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gratitude pada penderita DM berdasarkan aspek intensity, frequency, span, dan density dari McCullough & Emmons. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan analisis data deskriptif persentase. Jumlah responden yang diteliti adalah 20 orang. Instrument yang digunakan adalah kuesioner gratitude berdasarkan teori McCullough & Emmons. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13 orang (65%) memiliki gratitude tinggi, sedangkan 7 responden lainnya (35%) memiliki gratitude dengan kategori sedang. Kata Kunci: Gratitude, penderita diabetes mellitus, puskesmas A. Pendahuluan Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglokemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau dua-duanya (PB PERKENI, 2015). Sedangkan Diabetes Mellitus Tipe II adalah diabetes yang disebabkan tubuh tidak efektif menggunakan insulin atau kekurangan insulin yang relative dibandingkan kadar gula darah (aladokter.com). Untuk mencegah terjadinya penyakit lain atau komplikasi maka, penderita diabetes mellitus harus dapat mengikuti saran yang diberikan oleh dokter. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia terdapat empat pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani dan terapi farmakologi (PB PERKENI, 2015). Keempat pilar tersebut diperlukan dalam mencapai penyembuhan yang optimal. Pada umumnya, penderita diabetes mellitus tipe 2 kesulitan dalam menjalankan hal 30

Studi Deskriptif Mengenai Gratitude pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2... 31 tersebut dikarenakan adanya perubahan pola hidup serta menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka, sehingga tidak menutup kemungkinan bila penderita diabetes mellitus tipe 2 melanggar aturan dengan menkonsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak, tidak menkonsumsi obat-obatan. Berbeda dengan penderita diabetes mellitus tipe 2 yang baru didiagnosa kurang dari 12 bulan sedang melakukan rawat jalan di puskesmas GA, yang menunjukkan bahwa kadar gula darah yang relative stabil dan dapat menjalankan anjuran dokter. Dari hal tersebut ditemukan bahwa ternyata penderita diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan adanya perasaan bersyukur yang lebih mudah, lebih sering terhadap kejadian hidup yang dialaminya sehingga memunculkan perilaku untuk berterimakasih baik kepada Tuhan, keluarga, kejadian hidup, kesehatan, pekerjaan, dan kepada banyak orang. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitia ini adalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran gratitude pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang baru didiagnosa kurang dari 12 bulan di puskesmas GA?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai gambaran gratitude penderita diabetes mellitus tipe 2 yang baru di diagnose kurang dari 12 bulan di Puskesmas GA. B. Landasan Teori Menurut Emmons & Mccullough (2002), gratitude atau kebersyukuran merupakan kecenderungan umum seseorang untuk mengenali dan berespon dengan perasaan berterima kasih sebagai bentuk pengembalian terhadap kebaikan orang lain atas pengalaman positif dan keuntungan yang seseorang dapatkan. McCollough menyebutkan beberapa aspek gratitude yang terdiri dari empat unsur, yaitu (a) intensity yaitu individu dengan disposisi bersyukur yang kuat yang mana ia mengalami kejadian positif yang diperkirakan akan merasakan bersyukur yang lebih sering dibandingkan mereka yang lebih lemah disposisinya terhadap bersyukur dengan mengalami kejadian positif yang sama; (b) frequency individu dengan disposisi bersyukur yang kuat kemungkinan akan mengungkapkan perasaan bersyukur beberapa kali dalam sehari, dan bersyukur dapat ditampilkan dari hal-hal yang paling sederhana seperti bertingkah laku sopan; (c) span, ditunjukkan pada jumlah sebuah kejadian hidup yang mana indiividu merasa bersyukur pada saat tertentu. Individu dengan disposisi bersyukur yang kuat kemungkinan akan merasa bersyukur pada keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan dengan variasi yang berbeda dengan keuntungan yang lain; (d) density, merujuk pada jumlah orang yang mana orang-orang tersebut merupakan orang yang telah memberikannya kebaikan dan keberuntungan untuk hasil yang positif maupun kejadian hidup, individu dengan disposisi bersyukur yang kuat, ketika mendapatkan kebaikan, mereka akan mengucapkan terima kasihnya kepada lebih banyak pihak dibandingkan dengan individu yang memiliki disposisi bersyukur yang lemah. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

32 Inggrid Prihandini Amanda Ratu Perdana, et al. C. Hasil Penelitian Diagram 1. Persentase tinggi rendahnya gratitudepada penderita Diabetes Melitus Type 2 di Puskesmas GA 80 60 40 Tinggi Sedang 20 0 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 13 Orang (65%) berada dalam kategori tinggi, sedangkan 7 orang (35%) berada dalam kategori sedang. Artinya, pada sebagian besar penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas GA menyadari bahwa penyakit diabetes mellitus tipe 2 bukan sebagai ancaman hidup yang dapat menjadikan beban dalam hidup tetapi memanfaatkan situasi tersebut sebagai pengalaman positif dan berterimakasih kepada peran kebaikan orang lain. Seperti kondisi tubuh yang mudah lelah membuat mereka lebih memanfaatkan waktu yang mereka miliki dengan aktivitas yang penting, dan menyadari bahwa orang lain baik keluarga, dokter, perawat, teman ikut berperan dalam proses kesembuhannya sehingga penderita diabetes mellitus tipe 2 mengucapkan terimakasih kepada mereka. Hal ini sejalan dengan teori McCullough (2002) yang mengatakan bahwa orang yang memiliki gratitude tinggi cenderung untuk mengalami dan mengekspresikan gratitude lebih mudah, lebih sering dan lebih kuat baik pada kejadian atau hal-hal kecil maupun pada hal atau kejadian yang besar. Hal tersebut menjadikan para penderita diabetes mellitus tipe 2 menghadapi penyakit yang dialaminya dengan berpikiran positif sehingga, dapat mencegah timbulnya stress yang dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula darah. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Emmons & McCullough (Fluhler,2010 dalam Psychoshare) bahwa orang yang bersyukur lebih jarang menderita depresi. Diagram 2. Persentase Aspek Gratitude Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas GA 100 50 0 Tinggi Series 2 Ditemukan bahwa pada aspek density keseluruhan subjek memiliki gratitude density yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengungkapkan keersyukurannya pada jumlah orang yang mana orang-orang tersebut merupakan orang yang telah memberikannya kebaikan dan keberuntungan untuk hasil yang positif Volume 3, No.1, Tahun 2017

Studi Deskriptif Mengenai Gratitude pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2... 33 maupun kejadian hidup, individu dengan disposisi bersyukur yang kuat, ketika mendapatkan kebaikan, mereka akan mengucapkan terima kasihnya kepada lebih banyak pihak. Ditemukan pula terdapat 7 orang dari 20 responden yang hanya tinggi pada aspek density, ditemukan bahwa dari data demografi, responden memiliki jam kerja lebih dari 8 jam, yang menunjukkan responden memiliki kesempatan lebih sering untuk bertemu dan berkomunikasi dengan rekan kerja atau orang lain. Komunikasi yang dilakukan antar rekan kerja dan orang lain dapat berupa hal mengenai pekerjaan, lelucon, atau pembicaraan sehari-hari sehingga memungkinkan responden untuk mengungkapkan kebersyukuran orang-orang di sekitarnya atau yang disebut dengan gratitude density. D. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan dijadikan dasar oleh peneliti dalam menemukan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut; (1) penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas GA memiliki gratitude tinggi. Artinya, sebagian besar para penderita diabetes mellitus tipe 2 lebih mudah, lebih sering, berterimakasih kepada kejadian besar maupun kecil dalam setiap harinya yang terjadi dalam kehidupannya, serta menyadari banyak hal dan banyak pihak yang membantu dirinya dalam kehidupan sehingga menjadikan penderita diabetes mellitus tipe 2 memiliki gratitude yang kuat; (2) Para penderita Diabetes mellitus tipe 2 memiliki gratitude density yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa responden bersyukur pada orangorang yang telah memberikan kebaikan dan keberuntungan untuk hasil yang positif maupun kejadian hidup, sehingga mereka akan mengucapkan terim kasihnya kepada lebih banyak pihak; (3)Dari data demografi menunjukkan bahwa responden dengan gratitude density tinggi memiliki jam kerja lebih dari 8 jam yang memungkinkan untuk bertemu orang banyak dan responden senang berada di tempat kerja meskipun memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan dan dapat menimbulkan rasa lelah, namun dengan banyaknya relasi dan rekan kerja, rasa lelah tersebut dapat hilang, sehingga responden selalu berterimakasih kepada rekan kerjanya. E. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa hal yang menjadi saran dan diharapkan bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam penelitian ini terutama individu yang bersangkutan. Adapun saran sebagai berikut (1)Bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas GA dengan kategori gratitude tinggi disarankan untuk mempertahankan aspek yang memiliki aspek paling tinggi yaitu density dengan cara menyadari dan merenungkan kebaikan apa saja yang telah diberikaan orang lain dalam setiap harinya; (2) Bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas GA dengan kategori gratitude sedang disarankan untuk meningkatkan gratitude. Miller (Peterson dan Seligman, 2004, dalam Syurawastiti) menyebutkan empat lngkah sederhana dengan pendekatan behavioral-kognitif untuk mempelajari skill gratitude, yaitu: (a) mengganti pikiran-pikiran yang tidak bersyukur dengan pikiran-pikiran yang mendukung bersyukur; (b)alihkan perasaan didalam menjadi aksi atau tindakan langsung; (c) formulasikan pemikiran yang mendukung gratitude ; (d) identifikasi pikiran-pikiran yang tidak bersyukur (nongrateful thoughts). Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

34 Inggrid Prihandini Amanda Ratu Perdana, et al. Daftar Pustaka Emmons, R.A., McCullough, M.E, & Tsang J. 2002. The Grateful Disposition: A conceptual and Empirical Topography Journal of Personality and Social Psychology Vo. 82. Fluhler, D.B. 2010. Gratitude Theory: A Literature Review. Muhiddin, Syurawasti. Penguatan Gratitude Untuk Membangun Kesehatan Mental Komunitas. Universitas Hasanuddin. Soelistijo, A.S., Novida H., DKK. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI). Sumber Internet: Aladokter.com. 2016. Diabetes Tipe 2- Gejala, Penyebab dan Mengobati. Diakses Pada Januari 2017. Psychoshare.com. 2014. Apa Kata Psikologi Mengenai Bersyukur?. Diakses Pada Desember 2016. Volume 3, No.1, Tahun 2017