MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI SDN 17 PINTI KAYU KETEK SOLOK SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Edu Elektrika Journal

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

Journal of Physical Education, Health and Sport

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Penerapan Teknik Modelling dan Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Senam Aerobik dan Senam Lantai

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

Keywords: Process and Learning Outcomes, Learning Resources Environment, Scientific Approach

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Febrianto, Et al. / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2017) 349

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

NIA AMELIA NPM

LINDA ROSETA RISTIYANI K

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA TEMA KEGIATAN SEHARI-HARI UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK DIENES PADA SISWA KELAS 1 MEKAH 2 SDIT MARHAMAH MUARALABUH SOLOK SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP AN NAMIROH PEKANBARU

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN T.P.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Elly Junaidah SMP Negeri 8 Bandar Lampung ABSTRACT

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENIGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII4 SMP BABUSSALAM PEKANBARU

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

Sitti Nurpaidah SMA Negeri 3 Watampone, Kabupaten Bone

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PLC MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMKN2 WONOSARI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Raditya Bima Nugraha, Budi Harjanto, Suharno Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, UNS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMKN 1 KUNINGAN Yatti Sugiarti 1* Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, FPTK, UPI Abstrak. Penelitian ini membahas tentang penerapan model pembelajaran pada proses pembelajaran yaitu model pembelajaran discovery learning menggunakan media pembelajaran berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Kuningan dengan objek penelitian adalah siswa kelas X Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) yang berjumlah 25 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran discovery learning menggunakan LKSdan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning menggunakan LKS. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berdasarkan kegiatan pendidik dan kegiatan siswa, sedangkan tes yang dilakukan adalah tes tertulis berupa pemberian soal uraian sebanyak dua kali masing-masing satu kali setiap akhir pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran discovery learning menggunakan LKS berlangsung secara efektif dengan persentase nilai rata-rata pertemuan I adalah 80,5% dan persentase nilai rata-rata pertemuan II adalah 81,7%. Nilai tes siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari persentase kelulusan 4% menjadi 80%. Kata kunci: Discovery Learning, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Hasil Belajar, Penguapan. Abstract. This research dicusses the application of learning models in the learning process namely Discovery Learning using intructional media in the form of Student Work Sheet. The research was conducted at SMKN 1 Kuningan, with the object of research is the student of class X subject Agricultural Product Processing Technology which amounts to 25 people. The purpose of this research was to determine the learning process of Discovery Learning using Student Work Sheet and to determine wethere there is an increase in student learning outcomes after learning applying the models of Discovery Learning using Student Work Sheet. The methode used in this research is descrivtive that is conducted two meetings. Data collection techniques used this research are the observation and test. Observation made during the learning process, based on the activities of the teacher and student activities, while the test conducted is a matter of description in the form of a written test, twice each once at the end of each after the lesson. The result show that the learning process Discovery Learning take place effectively use the Student Work Sheet with the presentage of the averange value of the first meeting was 80,5% and the precentage value of the second meeting was 81,7%. Student test scores have increased from the first meeting to the second meeting of the passing rate is 4% to 80%. Keywords: Discovery Learning, Student Work Sheet, Learning Outcomes, Evaporation 27

Pendahuluan Mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diambil oleh siswa di SMK. Akan tetapi, berdasarkan hasil UTS siswa kelas X Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah karena hanya 12% yang mencapai KKM. Hasil belajar siswa yang rendah inibisa disebabkan darikondisi siswa dan kondisipendidik. Kondisi siswa ikut berpengaruh pada hasil belajar siswa, baik kondisi fisik maupun kondisi psikis. Apabila seorangsiswa sakit maka diatidakdapatmengikutiproses pembelajaran dengan baik, sedangkan kondisi psikis disebabkan oleh motivasi siswa dalam hal belajar. Jika siswa tidak fokus selama proses pembelajaran maka materi yang ia terima tidak akan dicerna dengan baik. Selain dari siswa, hasil belajar pun dipengaruhi oleh pendidik sendiri. Model, metode, dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik tidak sesuai dengan karakter siswa sehingga siswa tidak dapat memahami materi dengan baik dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor lain penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. Model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik harus sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang efektif, maksudnya pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa menguasai materi pelajaran sesuai dengan target yang ditempuh dalam kurikulum (Yamin, 2013). Kurikulum yang digunakan dan dikembangkan di Indonesia sekarang adalah Kurikulum 2013 yang disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Dengan demikian murid memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik (Kemendikbud, 2013). 28

Model pembelajaran discovery learning adalah suatu model dimanapeserta didik diharapkandapatmencari jawaban dari suatu masalah atau sebuah konsep baru dengan menggunakan peralatan bantuan dan informasi yang disediakan oleh pendidik. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,prediksi, penentuan dan inferi (Yamin, 2013).Salah satu sumber belajar di model discovery learningpenggunaan media pembelajaran yang berbentuk LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang dapat membantu siswa mempermudah pemahamannya terhadap materi pelajaran yang didapat. Oleh karena itu, model pembelajaran discovery learning menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran discovery learning diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi atau bahan ajar dengan sedikit bantuan dari pendidik. Model pembelajaran ini digunakan untuk melatih kemandirian peserta didik agar tidak bergantung pada kehadiran atau uraian materi dari pendidik. Model pembelajaran discovery learning ini didukung oleh penggunaan media pembelajaran berupa LKS yang digunakan sebagai pemacu siswa agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk menemukan sesuatu sehingga hasil belajar siswa juga tinggi. Dengan demikian, peneliti terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan menggunakan judul Model Pembelajaran Discovery Learning menggunakan LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMKN 1 Kuningan. Metode Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMK Negeri 1 Kuningan. Sampel ini adalah siswa kelas Xsebanyak 25 orang Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data berbentuk angka (numerik) yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan model pembelajaran discovery learning menggunakan LKS untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMK N 1 Kuningan. Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari tahap persiapan dan tahapan utama. Tahapan persiapan yang dilakukan peneliti adalah menentukan populasi dan sampel, pembuatan RPP, dan instrumen penelitian. 29

Tahapan utama yang dilakukan peneliti adalah penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan media LKS yang terdiri dari desain LKS, validasi LKS, penerapandiscovery learning menggunakan LKS, pengolahan dan analisis data, dan pengambilan kesimpulan (Sudjana dan Ibrahim, 2001). Penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan pada kompetensi dasar yang sama, namun materi yang digunakan berbeda. Pertemuan pertama adalah proses pembelajaran discovery learning berdasarkan pengisian soal-soal yang terdapat di dalam LKS lalu pada akhir pelajaran dilakukan tes. Pertemuan kedua adalah proses pembelajaran discovery learning berupa penemuaun berdasarkan hasil praktikum, lalu pada akhir pelajaran dilakukan tes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi proses pembelajaran yang terdiri dari observasi kegiatan pendidik dan siswa, serta tes tertulis berupa soal uraian. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat proses pembelajaran discovery learning dapat dilaksanakan dengan baik untuk dua kali pertemuan. Hasil observasi menunjukkan bahwa persentase nilai keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II termasuk kedalam kategori baik (Sudjana, 2006). Selain itu, persentase nilai keterlaksanaan pembelajaran (proses pembelajaran) mengalami peningkatan dari pertemuan I hingga pertemuan II. Adapun persentase nilai rata-rata kegiatan pendidik dapat dilihat pada Tabel 1. Aspek penilaian Persentase (%) Pertemuan I Pertemuan II Pendahuluan 75 75 Kegiatan Inti 75 100 Penutup 87,5 75 Jumlah 237,5 250 Rata-rata 79,1 83,4 Terdapat peningkatan kegiatan pendidik dari pertemuan I sampai dengan pertemuan II sekitar 4,3%. Pada kegiatan inti, nilai yang diperoleh pendidik pada pertemuan II mengalami kenaikan sekitar 25% dari pertemuan I, sedangkan pada kegiatan penutup pada pertemuan II mengalami penurunan sekitar 12,5% dari pertemuan I. Terjadinya peningkatan persentasi nilai pada kegiatan inti adalah karena pendidik dapat mengeksplorasi penelitian pada tahap tersebut. Pada 30

kegiatan inti di pertemuan II pendidik memperoleh nilai maksimal ketika mengelompokkan siswa dan ketika membimbing siswa dalam melakukan praktikum. keberhasilan ini tidak hanya disebabkan oleh kinerja pendidik yang baik, tetapi juga didukung oleh siswa yang kondusif. Siswa merasa senang ketika pembagian kelompok dan ketika pelaksanaan praktikum, oleh karena itu pendidik dengan mudah dapat membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Berbeda halnya dengan kegiatan inti yang mengalami kenaikan, kegiatan penutup justru mengalami penurunan padahal jenis kegiatan penutup untuk pertemuan I dan pertemuan II adalah sama yaitu pendidik memberikan tes pada siswa setelah tahapan pembelajaran discovery learning dilaksanakan. Pendidik merasa kesulitan ketika menangani siswa melakukan tes, penyebabnya adalah kondisi siswa yang merasa keberatan apabila setiap akhir pembelajaran dilaksanakan tes. Meskipun demikian lambat laun pendidik dapat menenangkan kondisi siswa dan dapat melakukan tes pada siswa. Selain diagram data hasil observasi kegiatan pendidik, dapat dilihat juga data hasil observasi kegiatan siswa pada Tabel 2. Persentase (%) Aspek penilaian Pertemuan Pertemuan I II Pendahuluan 83,4 75 Kegiatan Inti 87,5 90 Penutup 75 75 Jumlah 245,9 240 Rata-rata 81,9 80 Berbeda dengan kegiatan pendidik, kegiatan siswa yang nilainya sama pada pertemuan I dan pertemuan II adalah pada kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan II mengalami penurunan dari pertemuan I, sedangkan kegiatan inti pertemuan II mengalami kenaikan dari pertemuan I. Penurunan persentase nilai kegiatan siswa pada pertemuan II disebabkan oleh siswa yang tidak begitu tertarik untuk membuat hipotesis berdasarkan pertanyaan pendahuluan dari pendidik. Akan tetapi ketika menginjak pada kegiatan inti, siswa mulai merasa tertarik dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan senang karena pembelajaran dilakukan melalui kegiatan praktikum. Hal ini menyebabkan nilai kegiatan siswa mengalami kenaikan sekitar 2,5%. Meskipun nilai kenaikan tersebut tidak terlalu tinggi, tetap saja ada perubahan ke 31

arah positif dari pertemuan I ke pertemuan II apabila dilihat dari sisi kegiatan siswa. Terdapat penurunan kegiatan siswa dari pertemuan I sampai dengan pertemuan II sekitar 1,9%. Akan tetapi apabila persentase nilai kegiatan pendidik dan kegiatan siswa pada pertemuan I dan pertemuan II digabungkan, maka tetap saja terdapat peningkatan proses pembelajaran dari pertemuan I ke pertemuan II. peningkatan persentase nilai rata-rata proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Pertemuan I (%) Pertemuan II (%) Rata-rata kegiatan 79,1 83,4 pendidik Rata-rata kegiatan 81,9 80 siswa Jumlah 161 163,4 Rata-rata 80,5 81,7 Berdasarkan Tabel 3. persentase nilai rata-rata dari kegiatan pendidik dan siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II. Keadaan ini menunjukkan bahwa proses pembelajararan discovery learning menggunakan LKS mengalami peningkatan sekitar 1,2% berdasarkan penilaian terhadap kegiatan pendidik dan siswa. Selain observasi proses pembelajaran, data penelitian juga diperoleh berdasarkan nilai tes siswa. Nilai tes siswa pada pertemuan I dan pertemuan II merupakan data hasil penelitian yang perlu diolah secara statistik supaya data-data tersebut mempunyai arti dan dapat disimpulkan. Kriteria ketuntasan minimal yang (kkm) yang digunakan di SMKN 1 Kuningan adalah 75. Nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II begitupun persentase hasil belajar siswa. Persentase hasil belajar siswa berdasarkan ketercapaian kkm pada pertemuan I adalah 4% sedangkan persentase hasil belajar siswa pada pertemuan II adalah 80%. Apabila dihitung, persentase peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan pencapaian kkm dari pertemuan I ke pertemuan II adalah 76%. Peningkatan hasil tes siswa dari pertemuan I ke pertemuan II dapat dilihat pada Gambar 1. 32

Gambar 1. Peningkatan Nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata siswa pada Pertemuan I dan II. Nilai tertinggi siswa pada pertemuan I adalah 75, sedangkan pada pertemuan II adalah 100. Nilai terendah siswa pada pertemuan I adalah 10 dan pada pertemuan II adalah 42. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada pertemuan I adalah 43,8 dan pada pertemuan II adalah 78,92. Gambar 1. menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar dari pertemuan I ke pertemuan II, hal ini menandakan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat diikuti oleh siswa. Persentase pencapaian kkm siswa juga naik begitu pesat dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 4% menjadi 80%. Persentase ketercapaian kkm dari kedua pertemuan ini begitu signifikan karena pada pertemuan II siswa mendapakan kesempatan untuk membaca LKS di rumah sebelum tes pada akhir pelajaran dilakukan, sedangkan pada pertemuan I siswa hanya membaca LKS ketika mengisi soal-soal yang terdapat pada LKS saja. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan kesiapan siswa dalam melaksanakan tes tertulis yang diberikan oleh pendidik. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran discovery learning menggunakan LKS dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada RPP pada mata pelajaran produktif kompetensi dasar menerapkan proses penguapan pada siswa kelas X TPHP SMKN 1 Kuningan dengan jumlah murid sebanyak 25 orang. Persentase keterlaksanaan proses pembelajaran 33

berdasarkan kegiatan pendidik dan kegiatan murid yang mengalami peningkatan yaitu pertemuan I sebanyak 80,5% dan pertemuan II sebanyak 81,7%. 2. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan sumber belajar berupa LKS. Hal ini dapat dilihat dari naiknya nilai rata-rata kelas yaitu dari 43, 8 menjadi 78,92 dan naiknya persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM dari 4% menjadi 80%. Saran Berdasarkan hasil kajian mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan LKS terhadap peningkatan hasil belajar, peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah: 1. Pendidik mata pelajaran atau penelitian selanjutnya yang akan menggunakan model discovery learning pada proses pembelajaran sebaiknya lebih membimbing siswa yang kurang memahami materi supaya dapat mengimbangi dan mengikuti proses pembelajaran discoverylearning dengan baik. 2. Pendidik mata pelajaran atau penelitian selanjutnya yang akan menggunakan LKS sebagai media pembelajaran seharusnnya memperhatikan keakuratan gambar yang digunakan sebagai ilustrasi dalam materi LKS supaya ilustrasi tersebut dapat memberikan informasi yang jelas pada siswa, dan penggunaan pustaka yang dipilih sebagai acuan dalam membuat materi LKS harus lebih mutakhir supaya info yang didapatkan siswa adalah info yang terbaru dan terpercaya serta dalam pembuatan LKS, pendidik atau peneliti selanjutnya harus menambah jumlah dan variasi soal yang akan ditampilkan di dalam LKS. Daftar Pustaka Kemendikbud. (2013). Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik. Sudjana dan Ibrahim (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, N. (2006). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Yamin, Martinis. (2013). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi 34