PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN INDUSTRI PT PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS KARAWANG JAWA BARAT. Nining Irianti A

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

Pencemaran Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang ada 37 perusahaan (5,65%). Industri berskala kecil ada 144 perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah alat transportasi. Akibat dari kebutuhan masyarakat akan alat

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

S ALAH satu masalah yang timbul di

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh KIKI HIDAYAT

PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DALAM STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN PROVINSI BANTEN

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

MENGURANGI EMISI CO2 DAN CO UNTUK MENUJU RUANG KEHIDUPAN KOTA YANG NYAMAN DAN BERKELANJUTAN DI KAWASAN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Hidup PP no 82 tahun 2001 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PEMATANG SIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG HUTAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas pemikiran yang matang (Dwi Siswoyo. 2007: 28). dengan berubahnya kurikulum dari tahun pelajaran ke tahun pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Udara merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Tata Ruang Wilayah. pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Hal tersebut telah digariskan dalam

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia, pada dasarnya menimbulkan suatu dampak yang positif maupun negatif. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif salah satu diantaranya yaitu menurunnya kualitas lingkungan yang ada. Penurunan kualitas lingkungan merupakan akibat dari meningkatnya permintaan dan eksploitasi sumber daya alam. Menurunnya kualitas lingkungan ini ditandai dengan timbulnya masalah penggunaan lahan yang berlebihan untuk keperluan pambangunan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah lahan yang berfungsi sebagai komponen penyeimbang lingkungan khususnya di daerah perkotaan. Di Indonesia, pembangunan secara fisik yang berorientasi ekonomi menjadi prioritas utama dibandingkan berorientasi ekologi. Seperti halnya pembangunan terpusat di kota-kota besar. Namun, pesatnya pembangunan mengakibatkan terjadinya peningkatan permintaan lahan yang berdampak pada semakin berkurangnya ruang-ruang terbuka hijau di kota-kota besar. Hal ini memberikan dampak langsung maupun tidak langsung kepada daerah-daerah pinggiran kota untuk memenuhi kebutuhan lahan yang telah habis di dalam kota. Implikasinya antara lain terjadinya proses urbanisasi dan industrialisasi pada daerah di sekitar kota. Menurut Simonds (2006) ruang terbuka hijau mempunyai peran yang penting dalam suatu kawasan perkotaan, terutama karena fungsi serta manfaatnya yang tinggi dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan alami perkotaan. Salah satu fungsi ruang terbuka adalah untuk mempertahankan kondisi ekologis lingkungan kota. Penanaman tanaman di perkotaan dalam bentuk ruang terbuka hijau merupakan usaha yang bermanfaat untuk penanggulangan berbagai masalah lingkungan. Peran ruang terbuka hijau dalam memberikan kenyamanan dan kesejahteraan warga kota adalah penyumbang ruang bernafas yang segar sebagai paru-paru kota, sumber air dalam tanah, mencegah erosi, keindahan dan kehidupan satwa, menciptakan iklim mikro, serta sebagai unsur pendidikan.

2 Hal tersebut berlaku pula untuk kawasan industri. Kawasan industri merupakan suatu kawasan yang terdapat banyak industri yang menghasilkan limbah yang berupa limbah cair, polusi udara maupun polusi kebisingan. Fakuara (1987) menjelaskan selain kendaraan bermotor dan industri rumah tangga yang ada, maka cerobong asap industri juga merupakan sumber-sumber pencemar yang dapat mengeluarkan debu dan gas-gas ke udara. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, beban pencemaran di seluruh wilayah DKI Jakarta dari kegiatan industri yang berupa debu adalah sekitar 1.100 ton/tahun. Bila dilihat dari total beban pencemaran maka kegiatan industri persentase kontribusinya terhadap debu sekitar 14,6%. Untuk beban pencemaran yang ditimbulkan dari kegiatan rumah tangga adalah debu 2.400 ton/tahun atau bila ditinjau dari persentase terhadap total beban pencemar maka persentase kontribusinya terhadap debu sekitar 33%. Kemudian untuk kendaraan bermotor beban pencemar yang bersumber dari lalulintas/transportasi terdapat bahan pencemar debu sekitar 3.300 ton/tahun dengan persentase 44,10%. Serta untuk pembakaran sampah beban pencemarnya sekitar 9,6%. (Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1993). Adanya zat-zat pencemar seperti di atas satu atau pun lebih dalam kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaannya pada konsentrasi tertentu yang sudah melampaui nilai ambang batas (NAB) dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kualitas barang atau benda, dapat menimbulkan bau, menyebabkan kerusakan pada tanaman, sehingga dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia dan biota (Wardoyo, 1983). Total dari partikel-partikel yang tersuspensi mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan fotosintesa dalam tanaman, sementara gas (ozone, aldehyde, dsb) sangat berpengaruh terhadap kerusakan terhadap kerusakan jaringan, mengurangi pertumbuhan, pembentukan buah yang belum waktunya serta dapat menggugurkan daun-daun tanaman (World Bank, 1978). Pencemaran udara yang terjadi di kawasan industri ini merupakan suatu masalah penurunan mutu lingkungan hidup yang memerlukan suatu penanganan yang cukup serius. Untuk mengatasi masalah pencemaran udara antara lain dengan merencanakan sebuah ruang terbuka hijau yang baik dimana menggunakan pohon-pohon yang memiliki fungsi sebagai penyaring dan penetral

3 bahan-bahan pencemar udara, serta sebagai pabrik oksigen (O 2 ) yang sangat dibutuhkan tidak saja bagi manusia tetapi juga bagi makhluk-makhluk hidup lainnya. Tanaman, baik berupa pohon, semak atau perdu mempunyai peranan penting dalam mengurangi pencemaran udara. Kemampuan penjerapan partikel sangat dipengaruhi oleh karakteristik morfologi tanaman. Tanaman yang dibutuhkan sebagai pengendali lingkungan harus mampu menyerap gas pencemar udara dalam jumlah relatif besar tanpa mengalami gangguan fisiologis yang berarti pada tanaman tersebut. Gangguan fisiologis dapat berupa menurunnya jumlah klorofil, jumlah glukosa sebagai hasil fotosintesis dan jumlah nitrogen daun. Oleh karena itu, di dalam merencanakan ruang terbuka hijau pada kawasan industri dibutuhkan pohon-pohon yang mampu menyerap gas polutan namun rindang dan tetap hijau. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan ruang terbuka hijau yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penyangga dampak negatif dari perkembangan pabrik kertas terhadap lingkungan sekitar. Dampak negatif pencemaran adalah pengaruh limbah dan polusi yang ditimbulkan dari keberadaan pabrik kertas. Selain itu, ruang terbuka hijau juga direncanakan berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan bagi karyawan dan masyarakat sekitar dan merencanakan fasilitas-fasilitias yang terdapat pada ruang terbuka hijau. Fungsi-fungsi ruang terbuka hijau tersebut dapat dicapai melalui penataan vegetasi dengan komposisi vegetasi yang sesuai dengan fungsi masing-masing ruang terbuka hijau. Selain itu, panggunaan vegetasi yang toleran juga sangat penting untuk menjaga keberlangsungan vegetasi tersebut dengan melakukan beberapa penghitungan untuk mendapatkan beberapa spesies vegetasi yang toleran ditanam di kawasan industri tersebut. Manfaat Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola kawasan industri kertas dan pemerintah daerah beserta pihak-pihak

4 yang terkait mengenai penataan ruang terbuka hijau di dalam rencana pengembangan kawasan industri kertas. Realisasi studi diharapkan dapat memberikan manfaat ruang terbuka hijau bagi masyarakat di sekitar kawasan industri kertas, serta bagi lingkungan di sekitar dan di dalam kawasan indusri kertas. Selain itu, penelitian ini, diharapkan dapat menjadi alternatif pemikiran untuk merencanakan ruang terbuka hijau yang baik dengan memilih spesiesspesies tanaman yang toleran dan sesuai ditanam pada kawasan industri kertas, sehingga dapat mengurangi polusi di sekitar kawasan industri kertas tersebut. Kerangka Pikir Kawasan industri pabrik kertas yang berada di kabupaten karawang yaitu kawasan industri PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Perencanaan ruang terbuka hijau yang dilakukan dengan menganalisa aspek fisik yang berupa wilayah administrasi, topografi, iklim, polusi/emisi, unit-unit/bagian-bagian kawasan industri, kemudian menganalisa aspek bio-fisik yang berupa vegetasi dan satwa, serta menganalisa aspek sosial yaitu kependudukan, tata guna lahan, pegawai, dan aktivitas industri. Tahapan selanjutnya yaitu mensintesis setiap data yang diperoleh dengan melihat potensi dan kendala, penghitungan kapasitas daun menyerap debu dengan menggunakan metode grafimetri, distribusi polutan serta pembagian ruang-ruang. Hasil yang diperoleh dari analisis dan sintesis tersebut berupa konsep ruang terbuka hijau, zonasi ruang terbuka hijau, serta alternatif vegetasi yang digunakan. Proses berfikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

5 Kabupaten Karawang Kawasan Industri Pabrik Kertas Kawasan Industri PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Jawa Barat Ruang Terbuka Hijau Aspek Fisik Aspek bio-fisik Aspek sosial Wilayah administrasi, topografi, iklim, polusi/emisi, unitunit/bagian-bagian kawasan industri. Vegetasi dan satwa Kependudukan, tata guna lahan, pegawai, aktivitas industri. Potensi dan kendala, penghitungan kapasitas daun menyerap debu dengan menggunakan metode gravimetri, distribusi polutan, pembagian ruang-ruang, masukan dari pengguna. Konsep/rencana ruang terbuka hijau, zonasi ruang terbuka hijau, vegetasi yang digunakan. Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian