BAB V KESIMPULAN & SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1. Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

I. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

Lampiran 1 Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR GRAFIK...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Efek Indonesia Periode maka dapat disimpulkan : 1. Kondisi Likuiditas Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

Ekonomis : Jurnal of Economics and Business Vol.1 No.1 September Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari 2

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB 5 PENUTUP. kepemilikan manajemen (KM), kepemilikan institusional (KI), dan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SITI RAHAYU W AKUNTANSI PEMBIMBING : Dr. Renny, SE., MM

M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia

M. Hudori *1 dan Muhammad 2 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian LQ Kriteria Indeks LQ Daftar Perusahaan Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik komite

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba pada

BAB V PENUTUP. 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai. 1. Mekanisme Corporate Governance, secara parsial mempunyai pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perbandingan kinerja kedua perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Andri dan Hanung (2007) nilai perusahaan adalah nilai jual

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan dengan pengungkapan GCG dan CSR sebagai varibel pemoderasi

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini merupakan suatu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Atau dengan mengunjungi website masing-masing perusahaan. sudah dipublikasikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate. tarif pajak terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. return saham sedangkan variabel independen yang digunakan adalah earning per

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut, dunia usaha pun semakin menyadari bahwa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas pengaruh antara komponen Good Corporate

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: MENTARI SETIANINGSIH NIM. B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

Kata kunci: good corporate governance, corporate social responsibility, profitabilitas, nilai perusahaan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hermuningsih (2009) bagi perusahaan terbuka (go public) indikator nilai

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan (Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA LIMA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG PLANTATION

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan keuangannya. Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan bidang kajian dari akuntansi

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya yang hakiki, good corporate governance atau GCG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

Muhammad Dhiauddin / / S1- Akuntansi Pembimbing: Supiningtyas Purwaningrum SE.,MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta, 2014

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Perkembangan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Tobin s Q Perusahaan Sampel Periode 2012-2014 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan Kepemilikan Manajerial pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Presentase Kepemilikan Manajerial (KM) tertinggi dimiliki oleh PT. Jaya Agra Wattie Tbk. (JAWA) pada tahun 2012 dan tahun 2014 secara berurutan dengan nilai sebesar 0.004705 atau 0.4705 % dan 0.004564 atau 0.4564 %, kemudian pada tahun 2013 ditempati oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. dengan nilai sebesar 0.005391 atau 0.5391 %. Nilai tersebut dipicu karena kedua perusahaan tersebut memiliki jumlah saham kepemilikan manajerial tertinggi dibanding dengan perusahaan lainnya. Sedangkan presentase Kepemilikan Manajerial (KM) terendah mencapai nilai 0. Pada Tahun 2012 terdapat terdapat 7 perusahaan dimana kepemilikan saham manajerial perusahaan-perusahaan tersebut sebesar 0, artinya manajerial pada perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki sejumlah saham perusahaannya masing-masing. Perusahan-perusahaan tersebut diantaranya : (1) PT. Astra Agro Lestari Tbk., (2) PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk., (3) PT. Provident Agro Tbk., (4) PT. Sampoerna Agro Tbk., (5) PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk., (6) PT. Central Proteina Prima Tbk., dan (7) PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. Sedangkankan pada tahung 2013 dan 2014, terdapat 3 perusahaan 150

151 dimana kepemilikan saham manajerial perusahaan-perusahaan tersebut sebesar 0. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya : (1) PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk., (2) PT. Sampoerna Agro Tbk., dan (3) PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. 2. Perkembangan Kepemilikan Institusional pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Presentase Kepemilikan Institusional (KI) tertinggi pada tahun 2012 dimiliki oleh PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. (PALM) dan PT. Provident Agro Tbk. (LSIP) sebesar 1.866243, kemudian pada tahun 2013 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebesar 13.8873. Nilai tersebut dipicu karena tiga perusahaan ini memiliki jumlah saham kepemilikan institusional tertinggi ditahunnya masing-masing dibandingkan dengan perusahan-perusahaan lain. Sedangkan presentase Kepemilikan Institusional (KI) terendah pada tahun 2012 dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebesar 1, kemudian pada tahun 2013 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP) secara berturut-turut sebesar 1.178642 dan 1.199975. Nilai tersebut dipicu karena 2 perusahaan ini memiliki jumlah saham kepemilikan institusional terendah pada tahunnya masing-masing dibandingkan dengan perusahan-perusahaan lain. 3. Perkembangan Dewan Komisaris Independen pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Presentase Dewan Komisaris Independen (DKI) tertinggi pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) berturut-turut dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 0.6667 atau 66.67 %. Nilai tersebut dipicu karena perusahaan PT. Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) memiliki jumlah dewan komisaris independen tertinggi dibandingkan dengan perusahan-perusahaan lain.

152 Sedangkan presentase Dewan Komisaris Independen (DKI) terendah pada tahun 2012 dan tahun 2013 dimiliki oleh PT. BW Plantation Tbk. (BWPT) dengan nilai sebesar 0.25 atau 25%, kemudian pada tahun 2014 dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP) dengan nilai sebesar 0.167 atau 16.67%. Nilai tersebut dipicu karena 2 perusahaan ini memiliki jumlah dewan komisaris independen terendah pada tahunnya,masing-masing dibandingkan dengan perusahan-perusahaan lain. 4. Perkembangan Komite Audit pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Presentase Ukuran Komite Audit yang paling kecil terdapat pada perusahaan PT. Provident Agro Tbk. (PALM) pada tahun 2012 sebesar 0, nilai tersebut dipicu karena perusahaan tersebut sama sekali tidak memiliki anggota komite audit. Sedangkan selebihnya, semua perusahaan yang dijadikan sampel memiliki ukuran komite audit rata di setiap tahunnya yaitu sebesar 1, nilai tersebut memiliki arti bahwa anggota komite audit di perusahaan tersebut berjumlah 3 orang. 5. Perkembangan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Berdasarkan data yang di dapat dari Annual Report masing-masing perusahaan dengan menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI), presentase CSRDI tertinggi pada tahun 2012 dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebesar 0.333 atau 33.33%, kemudian pada tahun 2013 dimiliki oleh perusahaan diantarnya: (1) PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), (2) PT. BW Plantation Tbk. (BWPT) dan (3) PT. Provident Agro Tbk. (PALM), dan pada tahun 2014 dengan nilai yang sama dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yaitu sebesar 0.25 atau 25%. Nilai tersebut dikarenakan perusahaan hampir menyajikan seluruh data-data pengungkapan CSR pada Annual Report tahunannya.

153 Sedangkan presentase CSRDI terendah pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSO) dengan nilai sebesar sebesar 0.125 atau 12.5%. Nilai tersebut dipicu karena perusahaan tersebut hanya menyampaikan gambaran besar atas pengungkapan CSR perusahaan pada Annual Report yang mereka publikasikan. 6. Perkembangan Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobin;s Q pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di BEI 2012-2014. Presentase Tobin s Q tertinggi pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dengan nilai sebesar 2.202 ; 2.249; 1.776 secara berurutan. Nilai tersebut menggambarkan bahwa saham PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dalam kondisi overvalued. Manajemen berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi dalam katagori tinggi. Sedangkan presentase Tobin s Q terendah pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP) dengan nilai sebesar 2.202 ; 2.249; 1.776 secara berurutan. Nilai tersebut menggambarkan bahwa saham PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP) dalam kondisi undervalued. Manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi dalam katagori rendah.

154 5.1.2 Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Tobin s Q Secara Simultan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 dengan signifikansi sebesar 0.004 < level of sig. (0.05) hal ini dapat diartikan bahwa penerapan GCG dan pengungkapan CSR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan secara simultan H a 6 : r x1x2y 0. Berdasarkan data F table yang diperoleh dari data distribusi F, maka nilai F table adalah sebesar 2.62. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa F hitung berada di dalam daerah penolakan H 0 6 ( 4.7771 > 2.62) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan GCG dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H a 6 diterima.

155 5.1.3 Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Tobin s Q Secara Parsial. 1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.321, maka 0.321 > level of sig. (0.05) atau dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H 0 1 : r x1y = 0. Berdasarkan data t table yang diperoleh dari data distribusi t, maka daerah kritis adalah t tabel t hitung t tabel ( t table adalah 2.04841). dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di dalam daerah penerimaan H 0 1 ( -2.04841-1.014 2.04841) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobins Q berarti H 0 1 diterima. 2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.004, maka 0.004 < level of sig.(0.05) atau dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H a 2 : r x2y 0. Berdasarkan data t table yang diperoleh dari data distribusi t, maka daerah kritis adalah t hitung > t tabel ( t table adalah 2.04841). dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di dalam daerah penolakan H 0 2 ( 3.159 > 2.04841) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobins Q berarti H 0 2 ditolak. 3. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.642, maka 0.642 > level of sig.(0.05) atau dapat dikatakan bahwa dewan

156 komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H 0 3 : r x3y = 0. Berdasarkan data t table yang diperoleh dari data distribusi t, maka daerah kritis adalah t tabel t hitung t tabel ( t table adalah 2.04841). dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di dalam daerah penerimaan H 0 1 ( -2.04841-0.471 2.04841) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobins Q berarti H 0 3 diterima. 4. Pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.999, maka 0.999 > level of sig.(0.05) atau dapat dikatakan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H 0 4 : r x4y = 0. Berdasarkan data t table yang diperoleh dari data distribusi t, maka daerah kritis adalah t tabel t hitung t tabel ( t table adalah 2.04841). dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di dalam daerah penerimaan H 0 1 ( -2.04841 0.002 2.04841) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobins Q berarti H 0 4 diterima. 5. Corporate Social Responsibillity Disclosure Index dengan signifikansi sebesar 0.012, maka 0.012 < level of sig.(0.05) atau dapat dikatakan bahwa CSRDI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ukuran Tobins Q, H a 5 : r x5y 0. Berdasarkan data t table yang diperoleh dari data distribusi t, maka daerah kritis adalah t hitung > t tabel ( t table adalah 2.04841). dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa t hitung berada di dalam daerah penolakan H 0 2 ( 2.711 > 2.04841) atau dapat dikatakan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% secara parsial

157 terdapat pengaruh yang signifikan antara CSRDI terhadap Nilai Perusahaan dengan ukuran Tobins Q berarti H 0 5 ditolak. 5.2 Saran Dari penelitian ini maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan, penulis menyarankan agar dapat meningkatkan jumlah presentasi jumlah saham yang dimiliki institusi atas perusahaan. Hal tersebut dikarenakan komite audit mempengaruhi nilai perusahaan dengan ukuran tobin s q yang dinilai secara matematis. Selain itu, diharapkan perusahaan mampu melanjutkan dan mengembangkan program-program CSR karena secara matematis CSR mempengaruhi nilai perusahaan dengan ukuran tobin s q. Diharapkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor agrikultur yang memiliki nilai perusahaan rendah atau sahamnya dalam kondisi undervalued sekiranya dapat meningkatkan citra dan nilsi perusahaannya agar manajemen maupun aksi korporasi dari perusahaan dan potensi pertumbuhan nilai investasi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor untuk berinvestasi. Bagi perusahaan yang memiliki nilai perusahaan tinggi dan sahamnya dalam kondisi overvalued diharapkan dapat mempertahankan kinerjanya sehingga dapat tetap menjaga kepercayaan para investor. 2. Bagi Investor Disarankan kepada para investor untuk dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Rata-rata saham perusahan yang diteliti berada dalam kondisi undervalued, yang

158 berarti bahwa manajerial telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan serta pertumbuhan investasi perusahaan tidak baik. Disarankan untuk tidak melakukan invesatasi pada perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Pihak Lain Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian mengenai Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan, untuk mempertimbangkan faktor makro ekonomi yang juga berpengaruh terhadap perilaku investor. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel lain yang juga dapat menggambarkan nilai perusahaan.