TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia lahir ke dunia sudah memerlukan materi (harta) sebagai bekal

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. pinjam meminjam, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan. berpegang pada Al-Qur an dan hadis sebagai dasarnya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang,

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya. mengayomi hubungan hak dan kewajibannya masing-masing anggota

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan manusia. Salah satu yang diatur oleh Al-qur an dan Hadist adalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat universal dan komprehensif, manusia adalah mahluk sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memisahkan sebagian harta milik dan melembagakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

Transkripsi:

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syariah Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: ANTON SUJARWO I. 000 040 001 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada umumnya hidup bermasyarakat karena untuk memenuhi segala kebutuhannya, ia memerlukan uluran tangan atau bantuan orang lain. Oleh karenanya manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dalam Firman Allah SWT disebutkan: Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Demikian Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersukusuku menandakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Interaksi antar sesama manusia ini akan membawa kemajuan peradaban manusia. Hubungan antar sesama manusia dalam Islam disebut dengan istilah muamalah (dalam arti luas), salah satu lapangan pembahasan hukum Islam untuk mengatur kepentingan manusia dalam hidupnya. Muamalah tujuannya adalah untuk menciptakan kemaslahatan-kemaslahatan manusia dan 1 Al-Hujuraat (49): 13. 1

2 menghindarkan kesulitan manusia dengan menghindari yang batal dan haram. Hal ini berbeda dengan ibadah yang memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bersyukur atas nikmat Allah dan mengharapkan pahala di akhirat. Ibadah bersifat statis, tidak boleh melampaui apa yang telah disyariatkan dan terikat dengan cara-cara yang diperintahkan oleh Allah. 2 Menurut Ibnu Abidin muamalah meliputi lima perkara yaitu: transaksi kebendaan (al-mu awadul maliyah), pemberian kepercayaan (amanat) seperti titipan barang dan sebagainya, perkawinan (munakahat), urusan persengketaan dan pembagian warisan. 3 Pengertian muamalah menurut bahasa yaitu perhubungan atau pergaulan. Menurut pembagian lapangan pokok fiqh yang telah disepakati oleh fuqaha, maka yang dimaksud muamalah adalah pembagian fiqh selain ibadah yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia sesama manusia. Muamalah dalam arti yang khusus menurut Mustafa Ahmad az-zarqa sebagaimana dikutip oleh Drs. Masduha Abdurrahman yaitu bagian fiqh yang membahas hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan dan perhubungan manusia sesama manusia dalam urusan kebendaan dan hak-hak kebendaan serta cara-cara menyelesaikan persengketaan mereka. 4 Dalam Islam telah dijelaskan macam-macam bentuk dan tata cara bermuamalah seperti jual beli, sewa menyewa, bagi hasil dan sebagainya, 2 3 4 Ahmad Muhammad dan Abdul Karim, Fathi Ahmad, Sistem Ekonomi Islam, Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, Alih bahasa Drs. H. Abu Ahmadi dan Anshari Umar Sitanggal, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980), hal. 179. Masduha, Abdurrahman, Pengantar dan Azas-azas Hukum Islam (Fiqh Muamalah). (Surabaya: Central Media, 1992), hal. 28. Ibid, hal. 32.

3 namun tingkat pengetahuan agama yang berbeda-beda pada setiap orang atau masyarakat akan mempengaruhi sistem akad yang sering dilakukan oleh masyarakat. Apakah telah sesuai dengan hukum Islam atau tidak? Masyarakat awam sering melakukan akad atau transaksi hanya berdasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dan berkembang pada masyarakat itu, tanpa mengetahui atau memperhatikan seluk-beluk hukumnya terutama dalam hukum Islam. Seperti kasus yang terjadi pada sebagian masyarakat Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Keadaan geografis wilayah Wonogiri secara umum berupa pegunungan. Terdiri dari perbukitan batu yang terjal, dengan lahan persawahan atau ladang yang terbatas di lembah-lembah dan lereng bukit dan hanya mengandalkan hujan sebagai sumber irigasi. Ketika musim kemarau secara otomatis masyarakat tidak bisa mengolah ladang dan sawah mereka sehingga mereka mencari alternatif sumber penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keadaan geografis wilayah Sendang seperti halnya keadaan geografis Wonogiri pada umumnya juga berupa perbukitan kering dan tandus ketika kemarau. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat Desa Sendang untuk menambang batu guna menambah penghasilan keluarga, dan ada juga yang merantau ke pusat-pusat perekonomian di kota besar. Batu-batuan yang melimpah menarik minat sebagian masyarakat untuk digali karena memiliki nilai manfaat dan nilai jual. Pemanfaatan yang paling sederhana digunakan sebagai bahan bangunan dan dalam

4 perkembangannya batu dapat digunakan untuk aneka kebutuhan, tergantung dari jenis dan kualitas batu, seperti peralatan dapur, kerajinan maupun ornamen hias. Namun tidak semua orang yang mampu menambang batu memiliki lahan pertambangan sehingga penambang mencari lahan dengan jalan membeli atau menyewa kepada orang lain. Biasanya lahan pertambangan batu berupa bukit kecil atau lereng bukit dengan kandungan batu yang dominan, tidak banyak ditumbuhi tanaman keras dan memiliki lapisan tanah yang sedikit. Praktek eksploitasi lahan penambangan batu di Desa Sendang yang melibatkan dua belah pihak yaitu antara pemilik lahan dan pengelola lahan dan kemudian melakukan akad atau perjanjian di mana masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban. Pihak pemilik lahan memberikan lahannya kepada pengelola dengan kompensasi pembayaran dan dalam jangka waktu tertentu kemudian pihak pengelola berkewajiban membayarnya dan memiliki hak atas lahan tersebut untuk mengelolanya yaitu dengan mengambil material yaitu batu dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan ketika melakukan perjanjian. Setelah akad atau perjanjian berakhir maka lahan tersebut dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Praktek tersebut oleh masyarakat Desa Sendang disebut sebagai perjanjian sewa-menyewa. Perjanjian sewa menurut pengertian syara adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. 5 5 As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-sunnah, (Beirut: Dar al-fikr, 1977), III. 198.

5 Perjanjian sewa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sendang tersebut tentunya tidak sesuai dengan pengertian sewa yang dimaksudkan karena adanya perpindahan tangan terhadap obyek perjanjian, sedang dalam perjanjian sewa tidak ada pengambilan terhadap obyek perjanjian tetapi hanya sebatas pada pemanfaatan obyek perjanjian. Perjanjian tersebut juga terkesan sebagai perjanjian jual beli karena terjadi perpindahan tangan terhadap obyek perjanjian yaitu material berupa batu yang terkandung di dalamnya. Kasus tersebut mendorong penyusun untuk meneliti lebih lanjut terhadap praktek eksploitasi lahan penambangan batu yang terjadi di Desa Sendang, kemudian menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap praktek eksplorasi penambangan batu tersebut. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut penyusun merumuskan pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk akad eksploitasi lahan penambangan batu di Desa Sendang. Apakah merupakan transaksi sewa ijarah atau transaksi jual bai? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek tersebut?

6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menjelaskan praktek eksploitasi lahan penambangan batu yang terjadi di Sendang. b. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap praktek eksploitasi lahan penambangan batu. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai sumbangsih pemikiran dalam hukum Islam khususnya tentang muamalah. b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada warga Desa Sendang pada umumnya dan pihak-pihak yang terlibat. D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah penelitian lapangan field research yaitu dengan cara mencari data secara langsung ke lapangan untuk mengetetahui lebih jelas pelaksanaan praktek akad penambangan batu di Desa Sendang.

7 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah diskripsi yaitu untuk menggambarkan secara jelas terhadap pelaksanaan praktek tersebut. 3. Pendekatan Penelitian Berdasarkan pada sifat penelitian tersebut, maka pendekatan yang penyusun gunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan normatif, yaitu Akad Penambangan Batu di Desa Sendang itu dilihat dan diukur dengan hukum Islam, apakah pelaksanaannya menyimpang dari aturan hukum Islam atau tidak. 4. Populasi dan Sampel Sebelum menentukan populasi dan sampel dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu penyusun memberikan pengertian tentang populasi dan sampel. Yang dimaksud dengan populasi yaitu semua individu untuk siapa kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan sedangkan yang dimaksud dengan sampel yaitu sebagian individu yang diselidiki. 6 Populasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah penambang batu dan pemilik tanah, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah aparat pemerintah Desa, dan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Penyusun menggunakan metode observasi atau pengamatan secara langsung atau direct observation. Metode pengamatan 6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I. Cet. X, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. 1980), hal. 70.

8 langsung yaitu jenis pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti secara langsung terhadap subjek yang diteliti. Metode ini diperlukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh terhadap subjek penelitian dan sebagai konfirmasi terhadap data yang diperoleh dengan dua metode lain yang juga digunakan. b. Wawancara Wawancara ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Dalam pengumpulan data ini penyusun bertanya langsung kepada responden yang meliputi individu yang terlibat meliputi pemilik tanah, penambang batu, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang berada di sekitar Desa Sendang tersebut. Sedangkan teknik wawancara menggunakan wawancara semi terstruktur (semi structured interview), yakni pertanyaan yang diajukan sesuai daftar yang fleksibel atau sebuah pedoman yang tidak dari sebuah angket formal. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berkenaan dengan data yang dibutuhkan, seperti, surat-surat, akta, catatan-catatan buku-buku dan keterangan lain yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

9 6. Analisis Data Analisis yang digunakan oleh penyusun adalah analisis deduktif. Analisis deduktif adalah cara untuk menganalisa data yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 7. Pendekatan Masalah Pendekatan yang dipakai untuk menarik kesimpulan adalah dengan pendekatan tekstual normatif. Penyusun akan menganalisa antara kesesuaian data dalam Al-Qur an dan hadis maupun kitab-kitab fiqh. E. Sistematika Pembahasan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Pada bab pertama terdiri dari lima sub bab, diawali dengan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah yang diteliti. Kedua, perumusan masalah, merupakan penegasan apa yang terkandung dalam latar belakang masalah. Ketiga, tujuan dan kegunaan penelitian, tujuan adalah keinginan yang akan dicapai dalam penelitian ini, sedangkan kegunaan penelitian merupakan manfaat dari hasil penelitian. Keempat, metode penelitian, yang berisi tentang cara-cara yang digunakan dalam penelitian. Kelima, sistematika pembahasan, berisi tentang struktur dan turunan yang akan dibahas dalam skripsi. Bab kedua berisi tentang gambaran umum tentang akad, ijarah dan jual beli dalam hukum Islam yang terdiri dari tiga sub bab, pada sub bab pertama membahas tentang pengertian, dasar hukum, rukun, syarat sah, dan

10 batalnya akad. Sub bab kedua, berisi tentang pengertian sewa. Sub bab ketiga, berisi tentang pengertian, dasar hukum, tujuan, rukun, dan syarat jual beli. Bab ketiga berisi tentang gambaran umum Desa Sendang dan pelaksanaan praktek akad penambangan batu di Desa Sendang yang terbagi dalam dua sub bab, sub bab pertama membahas tentang batas dan luas wilayah, keadaan geografis arbitasi, kependudukan, keadaan sosial, ekonomi, dan keagamaan. Sub bab kedua, membahas tentang pelaksanaan praktek akad penambangan batu di Desa Sendang. Bab keempat adalah praktek akad penambangan batu di Desa Sendang ditinjau dari hukum Islam yang terbagi dalam dua sub bab. Sub bab pertama, berisi tentang praktek akad penambangan batu ditinjau dari segi rukun dan syarat akad. Sub bab kedua, berisi tentang praktek akad penambangan batu ditinjau dari segi bentuk dari sifat hukumnya. Bab kelima adalah penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan saran-saran yang sekiranya dapat digunakan sebagai masukan, sehingga praktek akad penambangan batu di Desa Sendang tidak rancu dan sesuai dengan hukum Islam.