PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN YANG DITAMBAH PROBIOTIK Lactobacillus casei DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERFORMA ITIK MAGELANG JANTAN

dokumen-dokumen yang mirip
THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

SUPLEMENTASI BEBERAPA PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER PERIODE AKHIR

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

MENINGKATKAN PRODUKSI AYAM PEDAGING MELALUI PENGATURAN PROPORSI SEKAM, PASIR DAN KAPUR SEBAGAI LITTER.

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN :

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum (Performances of Broilers That Given Probiotics and Prebiotics in the Ration)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Amiril Mukmin 1, Rina Kurniasih Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri 2. SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

EVALUASI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA ITIK PEDAGING YANG DIBERI LEVEL AMPAS TAHU YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

PENGARUH PEMBERIAN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia linn) DALAM AIR MINUM DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

MATERI DAN METODE. Materi

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KONSUMSI DAN EFISIENSI PAKAN AYAM PEDAGING

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK HERBAL PADA RANSUM TERHADAP PERFORMENT ITIK PEDAGING

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KUDA-KUDA (Lannea coromandelica) TERHADAP PERUBAHAN BOBOT BADAN ITIK PEKING (Anas platyrinchos)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Transkripsi:

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN YANG DITAMBAH PROBIOTIK Lactobacillus casei DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERFORMA ITIK MAGELANG JANTAN Miarsono Sigit 1, Satrio Arief Sasongko 2 1. Prodi Kesehatan Hewan Dan Masyarakat Veteriner Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri fp.uniska@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang ditambah probiotik Lactobacillus casei dengan dosis berbeda terhadap performa itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Materi penelitian yang digunakan adalah itik Magelang jantan umur 5 40 hari sebanyak 120 ekor. Alat yang digunakan terdiri dari : kandang, timbangan, tempat pakan dan air minum, skop untuk mencampur pakan, lampu sebagai penerangan. Bahan yang digunakan : pakan, probiotik Lactobacillus casei, itik Magelang jantan umur 5 40 hari, air untuk minum. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila terdapat perbedaan yang signifikan maka diteruskan dengan uji jarak berganda Duncan s. rata-rata konsumsi pakan selama penelitian dari yang terkecil D0 (2433.00±19.629 g/ekor), D1 (2450.03±16.504 g/ekor), D2 (2479.67±31.262 g/ekor), sedangkan konsumsi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan D3 yaitu sebesar 2485.33±32.470. Rata-rata bobot badan akhir dari yang terkecil sampai terbesar D1 (909.33±12.15 g/ekor), D0 (911.67±7.24 g/ekor), D3 (921.67±10.09 g/ekor), dan D2 (922.67±6.25 g/ekor). Rata-rata konversi pakan dari yang terendah sampai tertinggi D0 (2.944±0.037), D2 (2.96±0.036), D1 (2.97±0.055) dan D3 (2.97±0.046). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei dan frekuensi pemberian pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap konsumsi pakan dan bobot badan akhir. Sedangkan kombinasi perlakuan memberikan pengaruh yang sangat sangat pada semua variabel penelitian yaitu konsumsi pakan, bobot badan akhir dan konversi pakan. Kata Kunci : Probiotik, Itik, Konsumsi Pakan, Bobot Badan Akhir, Konversi Pakan. ABSTRACT This experiment was conduct to determine the effect of feed that was added probiotic Lactobacillus casei with different doses in 5-40 days male Magelang Duct performances. Research material used in this study was 120 male Magelang Ducts. Variable of this research include: feed consumtion, body weight, and feed conversion. The experiment assigned to Completely Randomized Design (RAL). When there was significant differences, then continued by Duncan s test. The result of this study showed feed consumtion average from D0 (2433.00±19.629 g/duct), D1 (2450.03±16.504 g/duct), D2 (2479.67±31.262 g/duct). The highest feed consumption was D3 with 2485.33±32.470. The average body weight from the smallest to the highest was D1 (909.33±12.15 g/duct), D0 (911.67±7.24 g/duct), D3 (921.67±10.09 g/duct), and D2 (922.67±6.25 g/duct). The average feed consumption from the smallest to the highest was D0 (2.944±0.037), D2 (2.96±0.036), D1 (2.97±0.055) and D3 (2.97±0.046). The conclution of this research was doses of probiotic in feed and feeding frequency give the significant effect to feed consumption and body weight of ducts. The combination of this treatment give significant effect to all variables: feed consumption, body weight, and feed convertion. Keywords: Body Weight, Duct, Feed Consumption, Feed Convertion, Probiotic PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan konsumen akan daging unggas mulai bergeser dari daging broiler ke daging itik pedaging. Daging itik mulai diminati konsumen karena menjadi peluang usaha yang berprospek tinggi bagi pengusaha kuliner dan peternak itik sebagai penghasil daging. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-51 -

Alasannya itik pedaging adalah jenis itik dengan pertumbuhan yang tergolong cepat, lebih toleran terhadap penyakit dan manajemen pemeliharaan yang mudah. Peningkatan kebutuhan protein hewani didukung oleh peningkatan produksi daging itik nasional. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015) menyebutkan bahwa produksi daging itik di Indonesia meningkat, pada tahun 2013 sebanyak 32.129 ton, tahun 2014 sebanyak 33.178 ton dan tahun 2015 sebanyak 34.845 ton. Faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah pakan (feed), bibit (breed) dan manajemen. Pakan merupakan faktor terpenting dalam pemeliharaan itik pedaging karena penentu konsumsi dan bobot badan. Biaya pakan dalam usaha peternakan itik pedaging mencapai 60-80% dari seluruh biaya produksi. Akibatnya konversi pakan (FCR) pada itik pedaging cenderung tinggi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan efisiensi pakan. Permasalahan lain didunia peternakan adalah banyaknya ketergantungan pengunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik baik yang berasal dari obat maupun feed additive pakan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah residu. Residu antibiotika dalam tubuh manusia dapat menimbulkan masalah retensi karena jumlah sub terapik yang diterima secara terus menerus, serta gangguan terhadap mikroflora normal dalam usus, yang dapat mengurangi populasi maupun mengeliminasi strain-strain bakteri yang bermanfaat. Munculnya kesadaran konsumen dan pembatasan atau larangan penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan dalam industri perunggasan maka probiotik telah diintroduksikan sebagai salah satu alternatif antibiotik. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup baik dalam bentuk tunggal atau campuran yang ditambahkan dalam bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan sistem pencernaan. Salah satu bakteri yang banyak digunakan dalam pasaran yaitu Lactobacillus casei. Lactobacillus casei strain Shirota berasal dari genus Lactobacillus. Bakteri tersebut memiliki kemampuan bertahan dari kondisi asam lambung maupun rendahnya tegangan permukaan cairan empedu sehingga mampu hidup sampai usus besar (Legowo dan Mahananni 2008). Probiotik dari jenis Lactobacillus casei juga dapat membentuk sistem antibodi, sehingga tubuh tidak mudah sakit. Probiotik mempunyai beberapa efek yang menguntungkan apabila digunakan dalam pakan. Keuntungan probiotik adalah kemampuannya untuk mencegah reaksi patogen, manipulasi enzim untuk membantu mencerna beberapa bahan pakan, detoksikasi beberapa komponen makanan yang merugikan dan mengeluarkannya, serta merangsang aktivitas peristaltik usus dalam saluran pencernaan. Probiotik juga dapat mengurangi produksi racun dan menurunkan produksi amonium dalam saluran pencernaan (Sjofjan dan Osfar, 2010). Berasarkan jurnal penelitian tentang Pengaruh Pemberian Starbio Dan Efective Microorganism - 4 Sebagai Probiotik Terhadap Penampilan Itik Jantan Umur 0-8 minggu yang disusun oleh Ni Made Laksmiwati Universitas Udayana Denpasar. Laksmiwati (2006) menyatakan bahwa pemberian probiotik starbio tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-52 -

harian dan konversi pakan pada itik petelur jantan lokal umur 7 minggu. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan terhadap performa itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Rumusan masalah Bagaimana pengaruh frekuensi pemberian pakan yang ditambah probiotik Lactobacillus casei dengan dosis berbeda terhadap performa itik Magelang jantan umur 5 40 hari. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang ditambah probiotik Lactobacillus casei dengan dosis berbeda terhadap performa itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Kegunaan Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh frekuensi pemberian pakan yang ditambah probiotik Lactobacillus casei dengan dosis berbeda terhadap performa itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Sebagai dasar pijakan bagi penelitian selanjutnya. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh perlakuan frekuensi pemberian pakan yang ditambah probiotik Lactobacillus casei dengan dosis berbeda terhadap performa itik Magelang jantan umur 5-40 hari. MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 35 hari yaitu mulai tanggal 20 April sampai 25 Mei 2016. Bertempat di Desa Tawangrejo, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Materi Penelitian Materi penelitian yang digunakan adalah itik Magelang jantan umur 5 40 hari sebanyak 120 ekor. Alat dan Bahan Penelitian : a. Alat yang digunakan terdiri dari : kandang, timbangan, tempat pakan dan air minum, skop untuk mencampur pakan, lampu sebagai penerangan b. Bahan yang digunakan : pakan, probiotik Lactobacillus casei, itik Magelang jantan umur 5 40 hari, air untuk minum. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL). dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor : Faktor A adalah frekuensi pemberian pakan. F1 : Pemberian pakan sebanyak dua kali sehari pada pukul 07.00 dan pukul 17.00 F2 : Pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari pada pukul 07.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00. Faktor B adalah dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei yang terdiri dari : D0 : tanpa pemberian probiotik Lactobacillus casei. D1 : dengan pemberian probiotik Lactobacillus casei 10 ml / pemberian pakan. D2 : dengan pemberian probiotik Lactobacillus casei 15 ml / pemberian pakan. D3 : dengan pemberian probiotik Lactobacillus casei 20 ml / pemberian pakan. Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan yaitu : F1D0; F1D1; F1D2; F1D3; F2D0; F2D1; F2D2; F2D3 Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-53 -

Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 40 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari tiga ekor itik Magelang jantan, sehingga jumlah DOD yang diperlukan sebanyak 120 ekor. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah : a) Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jumlah waktu tertentu yang akan digunakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan zat makanan lain (Wahju, 2004). Konsumsi pakan (gram/ekor/minggu) = pakan pemberian pakan sisa Untuk penghitungannya dilakukan perminggu b) Konversi pakan adalah perbandingan antara pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan itik yang didapat dengan satuan yang sama (Santoso, 2008). Konversi pakan = Jumlah yang dikonsumsi (gram) Pertambahan bobot badan (gram) c) Pertambahan bobot badan diperoleh dengan cara menimbang bobot badan itik pada akhir pemeliharaan dikurangi bobot badan awalnya. (Fadilah, 2013). Prosedur Penelitian Langkah langkah dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 1) Persiapan Kandang Kandang terbuat dari kayu dan terbagi menjadi 24 petak dengan ukuran panjang dan lebar masing masing 2 x 1 m dinding terbuat dari triplek. Sebelum digunakan kandang dan peralatan kandang dibersihkan terlebih dahulu dengan desinfektan. Penentuan penempatan petak kandang dilakukan secara acak 2) Penimbangan bobot badan awal Itik petelur Sebelum itik petelur dimasukkan kedalam unit kandang maka dilakukan seleksi terlebih dahulu yaitu yang memiliki bobot badan yang seragam. Bobot seragam bisa diketahui dengan cara menghitung koefisien keragaman. Cara menghitung koefisien keragaman sebagai berikut : Koefisien Keragaman = ( Standart Deviasi / Rataan Bobot Badan ) x 100 % 3) Penyusunan Ransum Pencampuran ransum dilakukan setiap 5 hari sekali, hal ini untuk menjaga kualitas dari ransum. Itik petelur umur 5 hari sampai 19 hari diberikan pakan jadi dengan kadar protein 22 25 %, sedangkan pada itik umur 20 40 hari diberikan pakan dengan campuran sebagai berikut : Konsentrat dengan kadar protein 36-39 %, Kebi dan tepung roti. Dari ketiga bahan tersebut menghasilkan protein sebesar 15,85%. Pencampuran probiotik Lactobacillus casei dalam ransum diberikan pada saat akan diberikan pada itik. Cara mencampur ransum dengan Lactobacillus casei dalam pakan : Ransum ditimbang sesuai dengan kebutuhan itik pada umurnya. Kemudian ditambah dengan Lactobacillus casei sesuai dengan ukuran dalam penelitian. Diberikan pada setiap unit percobaan sesuai dengan takaran Lactobacillus casei pada perlakuan penelitian diberikan mulai umur 5 hari sampai umur 40 hari atau selesai penelitian. 4) Pemberian Pakan Itik umur 5-11 hari diberi pakan 41 gr/ekor/hari. Itik umur 12-13 hari diberi pakan 65 gr/ekor/hari. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-54 -

Itik umur 14-21 hari diberi pakan 70 gr/ekor/hari. Itik umur 22-28 hari diberi pakan 100 gr/ekor/hari. Itik umur 29-34 hari diberi pakan 110 gr/ekor/hari. Itik umur 35-40 hari diberi pakan 120 gr/ekor/hari. 5) Pemeliharaan Pemeliharaan dimulai setelah itik berumur 5 hari karena apabila dimasukkan mulai umur 1 hari dalam kandang penelitian yang alas dasarnya berupa tanah dikhawatirkan tingkat kematiannya akan tinggi. Pemelihaan yang dilakukan meliputi pemberian pakan, pemberian minum, pengecekan kelembapan litter, mengamati tingkah laku itik, mengatur ventilasi kandang, menjaga kebersihan kandang, dan lingkungan kandang. Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam RAL faktorial. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka diteruskan dengan uji jarak berganda Duncan s dengan tingkat signifikansi 5 % (Sastrosupadi, 2000). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengaruh dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan dan frekuensi pemberiannya terhadap konsumsi pakan, bobot badan akhir dan konversi pakan itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Pengaruh Interaksi Terhadap Konsumsi Pakan Itik Magelang Jantan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil konsumsi pakan untuk setiap kombinasi perlakuan seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel. 1. Kombinasi Rata-rata konsumsi pakan pada masing-masing kombinasi perlakuan. Rata rata Notasi F1D3 2509.33 ± 16.313 a F1D2 2503.67 ± 2.635 a F2D3 2461.33 ± 25.809 b F2D1 2457.33 ± 11.205 bc F2D2 2455.67 ± 27.422 bc F1D1 2442.73 ± 18.817 bc F2D0 2434.00 ± 25.177 bc F1D0 2432.00 ± 15.184 c rata-rata konsumsi pakan itik Magelang jantan selama penelitian adalah 2462.01 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan dengan kisaran 2432.00 2509.33 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan. Konsumsi pakan terendah yaitu kombinasi perlakuan F1D0 yaitu sebesar 2432.00 g/ekor, sedangkan konsumsi pakan tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan F1D3 yaitu sebesar 2509.33 g/ekor. Pengaruh Interaksi ( Dosis Pemberian dan Frekuensi Pemberian) probiotik Lactobacillus casei dapat diketahui pengaruhnya terhadap konsumsi pakan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1 % yang berarti kombinasi perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan itik Magelang jantan. Konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya yaitu dengan penambahan probiotik misalnya probiotik Lactobacillus casei, seperti hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-55 -

probiotik dalam pakan berpengaruh terhadap konsumsi pakan ini dikarenakan dengan penambahan probiotik Lactobacillus casei dapat membantu dalam proses pencernaan sehingga pakan. dapat meningkatkan konsumsi Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jumlah dan waktu tertentu yang akan digunakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan zat makanan lain (Wahju, 2004). Palabilitas atau rasa ransum merupakan sifat performan dari bahan bahan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki bahan bahan pakan tersebut. Hal ini tercermin oleh organoleptik seperti penampilan, bau, rasa, tekstur, dan temperatur. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan Itik Magelang Jantan. frekuensi pemberian pakan terhadap konsumsi pakan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel. 2. Rata-rata konsumsi pakan pada perlakuan frekuensi pemberian pakan. frekuensi Rata rata Notasi pemberian F1 2471.93 ± 38.18 a F2 2452.08 ± 24.03 b rataan konsumsi pakan itik Magelang jantan umur 5-40 hari selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Pengaruh frekuensi permberian probiotik Lactobacillus casei terhadap konsumsi pakan dapat diketahui pengaruhnya terhadap konsumsi pakan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1 % yang berarti perlakuan F1 dan F2 pada itik Magelang jantan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap konsumsi itik Magelang jantan. Frekuensi pemberian pakan sangat mempengaruhi konsumsi pakan, hal ini dikarenakan semakin sering adanya interaksi maka tingkat stress ternak juga akan meningkat. Pemberian pakan dua kali dalam sehari menjadikan konsumsi pakan yang lebih tinggi karena pada jeda waktu pemberian pakan yang lama sehingga konsumsi akan lebih meningkat. Selain itu tingkat stres ternak pada pemberian pakan dua kali sehari juga lebih rendah sehingga dapat mempengaruhi konsumsi pakan. Pengaruh Dosis Pemberian Probiotik Lactobacillus casei Terhadap Konsumsi Pakan Itik Magelang Jantan. dosis pemberian probiotik terhadap konsumsi pakan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel. 3. Rata-rata konsumsi pakan pada perlakuan dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei. Dosis Rata rata Notasi D3 2485.33 ± 32.470 a D2 2479.67 ± 31.262 a D1 2450.03 ± 16.504 b D0 2433.00 ± 19.629 b Hasil penelitian berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa rataan konsumsi pakan itik Magelang jantan umur 5-40 hari selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Rata-rata konsumsi pakan itik Magelang jantan Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-56 -

umur 5-40 hari selama penelitian adalah 2462.01 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan dengan kisaran 2433.00 2485.33 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan. Konsumsi pakan terendah sampai tertinggi berturut-turut selama 5 minggu pemeliharaan yaitu perlakuan D0 (yaitu sebesar 2433.00 g/ekor, D1 (2450.03 g/ekor), D2 (2479.67 g/ekor), sedangkan konsumsi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan D3 yaitu sebesar 2485.33 g/ekor. Pengaruh pemberian probioti Lactobacillus casei dalam pakan dapat diketahui pengaruhnya terhadap konsumsi pakan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1% yang berarti perlakuan D0, D1, D2 dan D3 pada itik jantan Magelang memberikan pengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan itik Magelang jantan umur 5-40 hari. Penambahan probiotik dapat menambah konsumsi pakan pada itik Magelang jantan karena pemberian probiotik dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan palatabilitas pada ternak itu sendiri. Selain itu probiotik juga membantu dalam proses pencernaan ternak itu sendiri, sehingga daya cerna ternak juga meningkat. Hal ini dapat menjadikan konsumsi pakan juga meningkat. Pengaruh Interaksi Terhadap Pertambahan Bobot Badan Itik Magelang Jantan. perlakuan interaksi terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel. 4. Kombinasi Rata-rata Pertambahan Bobot Badan pada masing-masing kombinasi perlakuan. Rata - rata Notasi F1D3 843.33 ± 6.187 a F1D2 839.60 ± 6.126 ab F2D2 836.13 ± 7.174 ab F1D1 834.40 ± 7.096 ab F2D3 829.00 ± 8.373 b F1D0 827.73 ± 6.309 c F2D0 825.20 ± 8.305 c F2D1 815.27 ± 6.062 d rataan bobot badan akhir itik Magelang jantan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan selama penelitian adalah 831.33 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan dengan kisaran 815.27 843.33 g/ekor selama 5 minggu pemeliharaan. Pertambahan Bobot Badan terendah yaitu kombinasi perlakuan F2D1 yaitu sebesar 815.27 g/ekor, sedangkan Pertambahan Bobot Badan tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan F1D3 yaitu sebesar 843.33 g/ekor. Pengaruh Interaksi ( Dosis Pemberian dan Frekuensi Pemberian) probiotik Lactobacillus casei dapat diketahui pengaruhnya terhadap Pertambahan Bobot Badan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1%yang berarti kombinasi perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan. Probiotik dapat meningkatkan daya cerna ternak, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan. Konsumsi pakan yang Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-57 -

meningkat diikuti dengan pertambahan bobot badan ternak. Perhitungan pertambahan bobot badan (PBB) dilakukan sekali seminggu dengan mencari selisih bobot badang pada saat akhir tertentu dengan bobot semula (Rasyid, 2013). Rositawati, Saiful dan Muharlien (2010) menyatakan bahwa Itik jantan mengkonsumsi pakan hanya untuk produksi daging, lain halnya dengan itik betina yang mengkonsumsi pakan untuk produksi telur. Kardaya (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak selain konsumsi pakan adalah jenis ternak, bangsa ternak, jenis kelamin, tipe ternak dan manajemen pemeliharaan. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Itik Magelang Jantan. frekuensi pemberian terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel. 5. frekuensi pemberian Rata-rata Pertambahan Bobot Badan pada perlakuan frekuensi pemberian pakan. Rata rata Notasi F1 836.27 ± 8.431 a F2 826.40 ± 10.321 b rataan Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Pengaruh frekuensi permberian probiotik Lactobacillus casei terhadap Pertambahan Bobot Badan dapat diketahui pengaruhnya terhadap Pertambahan Bobot Badan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman pada lampiran 5 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1% yang berarti perlakuan F1 dan F2 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan. Pertambahan bobot badan dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingkat stres ternak. Pada perlakuan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari memberikan hasil yang paling bagus karena tingkat stres ternak yang lebih rendah daripada frekuensi pemberian pakan tiga kali dalam sehari. Pengaruh Dosis Pemberian probiotik Lactobacillus casei Terhadap Pertambahan Bobot Badan Itik Magelang Jantan. dosis pemberian terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel. 6. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan pada perlakuan dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei. Dosis Rata rata Notasi D2 837.87 ± 7.080 a D3 836.17 ± 10.259 ab D0 826.47 ± 7.080 b D1 824.83 ± 11.849 c rataan Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan selama penelitian adalah 831.33 g/ekor dengan kisaran 824.83 837.87 g/ekor selama penelitian. Dari hasil penelitian disajikan pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa secara berturut-turut Pertambahan Bobot Badan dari yang terkecil sampai terbesar selama penelitian adalah perlakuan D1 Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-58 -

(824.83 g/ekor), D0 (826.47 g/ekor), D3 (836.17 g/ekor), dan D2 (837.87 g/ekor). Pengaruh dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan, dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F Tabel 1% yang berarti dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap Pertambahan Bobot Badan itik Magelang jantan. Pemberian probiotik yang lebih banyak dapat meningkatkan konsumsi pakan dan meningkatkan daya cerna ternak, sehingga pertambahan bobot badan akan tinggi. Pengaruh Interaksi Terhadap Konversi Pakan Itik Magelang Jantan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil konversi pakan pada perlakuan interaksi pada Tabel 7 berikut : Tabel. 7. Rata-rata konversi pakan pada masing-masing kombinasi perlakuan. Kombinasi Rata rata Notasi F2D1 3.014 ± 0.031 a F1D2 2.982 ± 0.021 b F1D3 2.976 ± 0.034 bc F2D3 2.970 ± 0.060 c F2D0 2.950 ± 0.054 c FID0 2.938 ± 0.010 c F2D2 2.937 ± 0.035 c F1D1 2.928 ± 0.034 c rataan konversi pakan itik Magelang jantan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Rata-rata konversi pakanitik jantan Magelang selama penelitian adalah 2,96 dengan kisaran konversi pakan 2,93-3,01. Konversi pakan terendah yaitu kombinasi perlakuan F1D1 yaitu sebesar 2,93, sedangkan konversi pakan tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan F2D1 yaitu sebesar 3,01. Pengaruh Interaksi ( Dosis Pemberian dan Frekuensi Pemberian) probiotik Lactobacillus casei dapat diketahui pengaruhnya terhadap konversi pakan dengan dilakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 1% yang berarti kombinasi perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap konversi pakan itik Magelang jantan. Pada penelitian hasil konsumsi pakan tertinggi pada pemberian dosis terbanyak memiliki tingkat konsumsi tertinggi naun dalam hal konversi pakan hasil yang paling bagus yaitu dosis yang sedikit namun untuk frekuensi pemberian pakan yaitu pemberian dua kali dalam sehari. Ini berarti dalam penelitian tersebut konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa hal slah satunya yaitu tingkat stres ternak. Konversi pakan merupakan standart dalam berproduksi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk efisiensi penggunaan pakan oleh ternak. Konversi pakan dalam penelitian diukur berdasarkan perbandingan antara konsumsi pakan dengan bobot badan yang dicapai selama penelitian (Muharlien, danrachmawati, 2011). Konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ternak, daya cerna ternak, jenis kelamin, bangsa, kualitas, kuantitas pakan dan faktor lingkungan. Konversi pakan dipengaruhi oleh kesediaan nutrisi dalam pakan dan kesehatan ternak (Siregar, 2008). Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-59 -

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konversi PakanItik Magelang Jantan. frekuensi pemberian terhadap konversi pakan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : Tabel. 8. Rata-rata konversi pakan pada perlakuan frekuensi pemberian pakan. frekuensi Rata rata Notasi pemberian F2 2.97 ± 0.052 a F1 2.96 ± 0.034 a Keterangan : Notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan terhadap konversi pakan itik Magelang jantan. rataankonversi pakan itik Magelang jantan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Pengaruh frekuensi pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan terhadap konversi pakan itik Magelang jantan, dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel (0,05 dan 0,01), yang berarti perlakuan frekuensi pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan itik Magelang jantan tidak memberikan pengaruh terhadap konversi pakan itik Magelang jantan. Konversi pakan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti daya cerna ternak dan juga kondisi lingkungan. Lingkungan yang kurang baik dapat mempengaruhi tingkat stres ternak sehingga dapat mempengaruhi konversi pakan pada ternak. Pengaruh Dosis Pemberian probiotik Lactobacillus casei Terhadap Konversi Pakan Itik Magelang Jantan. dosis pemberian terhadap konversi pakan itik Magelang jantan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut : Tabel. 9. Rata-rata konversi pakan pada perlakuan dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei. Dosis Rata rata Notasi D3 2.973 ± 0.046 a D1 2.971 ± 0.055 a D2 2.960 ± 0.036 a D0 2.944 ± 0.037 a Kesimpulan : Notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan terhadap konversi pakan itik Magelang jantan. Hasil rataan konversi pakan itik Magelang jantan selama penelitian adalah 2,96 dengan kisaran 2,94 sampai dengan 2,97. Hasil penelitian secara lengkap disajikan pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa secara berturut-turut konversi pakan mulai dari yang terendah sampai tertinggi adalah perlakuan D0 (2.944), D2 (2.96), D1 (2.97) dan D3 (2.97). Pengaruh dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan terhadap konversi pakan itik Magelang jantan, dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel 5% yang berarti perlakuan dosis pemberian probiotik Lactobacillus casei dalam pakan itik Magelang jantan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap konversi pakan itik Magelang jantan. Pemberian dosis probiotik tidak memberikan pengaruh terhadap perlakuan dikarenakan dosis yang relatif kecil dalam Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-60 -

pemberiannya. Variabel lain seperti konsumsi pakan dan pertambahan pobot badan dipengaruhi oleh dosis pemberian probiotik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dosis Pemberian probiotik Lactobacillus casei berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada konsumsi pakan, dan bobot badan akhir. Konsumsi pakan terendah pada perlakuan D0 ( Tanpa pemberian probiotik Lactobacillus casei ) yaitu 2433.00 g/ekor. Pertambahan Bobot Badan tertinggi pada perlakuan D2 ( Pemberian probiotik Lactobacillus casei sebanyak 15 ml) yaitu 837.87 g/ekor. 2. Frekuensi Pemberian probiotik Lactobacillus casei berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada konsumsi pakan, dan pertambahan bobot badan. Konsumsi pakan tertinggi pada perlakuan F2 ( Pemberian probiotik Lactobacillus casei tiga kali dalam sehari) yaitu 2452.08 g/ekor. Bobot badan tertinggi pada perlakuan F1 ( Pemberian probiotik Lactobacillus casei dua kali dalam sehari) yaitu 836.27 g/ekor. 3. Interaksi perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Konsumsi pakan terendah pada kombinasi perlakuan F1D0 yaitu sebanyak Saran 2432.00 g/ ekor. Pertambahan bobot badan tertinggi pada kombinasi perlakuan F1D3 yaitu sebesar 843.33. Konversi Pakan terendah pada kombinasi perlakuan F1D1 yaitu 2,928. Sebaiknya menggunakan interaksi perlakuan F1D3. Dalam penelitian tersebut F1D3 memiliki hasil pertambahan bobot badan paling tinggi. DAFTAR PUSTAKA Abdul, W. 2010. Buku pintar Beternak Dan Bisnis Itik. Agro Media Pustaka. Jakarta. Amirullah, I. K. 2003. Klarifikasi Unggas. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Anonim. 2003. Tatalaksana Pemeliharaan Itik Mojosari. Penerbit Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Fadilah, R. 2013. Itik Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta. Kardaya. 2005. Pengaruh Penaburan Zeolit Pada Lantai Litter Terhadap Persentase dan Komponen Non Karkas Ayam Pedaging Pada Kepadatan Kandang Berbeda. Jurnal Peternakan. Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska.Riau. Legowo, H, dan Mahanani, A. A. 2008. Performa Itik Petelur Lokal Dengan Pemberian Probiotik Dalam Ransum. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Martawijaya, E. I. Martantodan N. Tinaprilla. 2004. Panduan Beternak Itik Petelur Secara Intensif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Muharlien, A dan R. Rachmawati. 2011. Meningkatkan Produksi Ayam Pedaging Melalui Pengaturan Proporsi Sekam, Pasir dan Kapur sebagai Litter. Jurnal Ternak Tropika. 12 (1):38-45. Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-61 -

Prahasta, A, dan Masturi. 2009. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Itik. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Barat. Rasyaf.M., 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Swadaya. Jakarta. Rasyid, Satri. 2013. Evaluasi Pertambahan Bobot Badan dan Efisiensi Penggunaan Pakan Pada Itik Pedaging yang Diberi Level Ampas Tahu yang Berbeda.Jurnal Galung Tropika. 9-13. Telur Dan Berat Organ Dalam. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu. Wahyu, J., 2004 Ilmu Nutrisi Unggas. Penerbit Gajah Mada University Press. Yogjakarta. Rohmad. 2007. Diktat Kuliah Pengantar Ilmu Peternakan. Universitas Islam Kadiri. Kediri. Rositawati, I., N. Saiful dan Muharlien. 2010. Upaya Peningkatan Performan Itik Mojosari Periode Starter Melalui Penambahan Temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) pada Pakan. Jurnal Ternak Tropika. 11 (2). Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Siregar, Z. 2008. Evaluasi Pemanfaatan Bungkil Sawit Inti Sawit yang Difermentasi Aspergillusniger Hidrolisat Tepung Bulu Ayam dan suplementasi Mineral Zn dalam Pakan Ayam Pedaging. Error! Hyperlink reference not valid.. Diaksestanggal 21 September 2015. Soeharsono, H., 2010. Fisiologi Ternak Fenomena Dan Nomena Dasar Dari Fungsi Serta Interaksi Organ Pada Hewan. Bandung :Widya Padjajaran. Sjofjan, Osfar. 2010. Aspek Keamanan Pakan untuk Menghasilkan Kualitas Produk Peternakan yang Aman. http://disnak.jatimprov.go.id/feednet /index.php?option=co m_content&task=view&id=5&itemid =22. Supriadi., 2009. Beternak Itik Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta Susilorini, T.E., 2010. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta. Urip, S., 2008. Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Katuk Terhadap Kualitas Jurnal Fillia Cendekia Volume 1 Nomor 2 Oktober 2016-62 -