BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan-pesan komunikasi yang didistribusikan secara terus menerus kepada

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Naskah Program Audio Visual

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan


BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Materi Perkuliahan I BERITA TV

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan antara unsur audio dan visual. Dengan adanya unsur tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM KOMEDI K-POP DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Program Radio dan Televisi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

1.1 Gambaran Umum Talkshow Kick Andy

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari masyarakat pinggiran kalangan bawah secara langsung, untuk memiliki sikap yang empati dan simpati terhadap mereka yang nasibnya kurang Packaging nya lebih terkesan tua kurang fresh dengan bahasa yang sulit di mengerti oleh anak muda di zaman sekarang, mengambil sudut pandang yang menarik namun sedikit sulit untuk di pahami beruntung. 2 Journalist on Duty Menelusuri berbagai kabar Berbagai kabar hangat (Metro TV) dan berita dengan saja yang diangkat, kurang mengikuti sang jurnalis membahas realita sosial terjun langsung ke lainnya. Topik mengenai lapangan. Mengungkap kaum minoritaspun jarang fakta-fakta terkini dengan diangkat menampilkan sosok yang berkaitan dan alur topik secara terjun langsung bersama jurnalis tersebut. Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya 21

22 2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas Akhir 2.2.1 Program Televisi Program televisi di bagi menjadi dua Jenis program, yaitu: 1. Program Jurnalistik / Program Informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audien. Program informasi dibagi dua, yaitu Berita Keras atau Hard News dan Berita Lunak atau Soft News(Morrisan, 2011: 217-223). A. Berita Lunak / soft news Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikn secara mendalam (indept) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita program yang termasuk dalam kategori berita lunak ini adalah Curent Affair, Magazine, Dokumenter, dan Talk Show. 2. Program Artistik / Program Hiburan Program artistik atau hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan juga permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan. A. Format Program Fred Wibowo dalam bukunya mengatakan bahwa format program televisi dibagi menjadi 9 jenis, yaitu : 1. Program Seni Budaya dan Hiburan Pop 2. Program Talkshow

23 3. Program Berita 4. Program Dokumenter 5. Program Feature 6. Program Magazine 7. Program Spot 8. Program Doku-Drama 9. Program Sinetron Adapun jenis karya dalam Tugas Akhir ini adalah Program Artistik dengan jenis Program Dokumenter. Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai.jadi, biarpun banyak catatan, foto, atau meteri lain yang berisi rekaman peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki nilai dokumenter. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu lingkungan yang boleh disebut bernilai dokumenter(wibowo, 2009:146). 2.2.2. Teori Produksi Program Televisi Sebuah produksi program televisi memerlukan sumber daya yang tepat, peralatan yang sesuai, sehingga memerlukan biaya yang besar juga. Dalam produksi program yang baik, diperlukan suatu tahap pelaksanaan produksi agar lebih jelas dan lebih efisien dalam pengerjaannya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut: (Wibowo, 2009:39-45) A. Pra produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahapan ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

24 1. Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2. Perencanaan Tahap ini meliputi penepatan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan. B. Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam diakhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row foot-age) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.

25 C. Pasca Produksi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu : Pertama, yang disebut Editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, Editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer. 2.2.3. Program Dokumenter A. Pengertian dasar Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata,faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis (ijazah, diktat, dan rontal catatan) Dapat pula berupa gambar, foto dari suatu kejadian, mikrofilm, film atau film video. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu lingkungan yang boleh di sebut bernilai dokumenter. Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak mungkin. Di lain pihak, pertanyaan apakah semua kejadian, sebagai fakta objektif, memiliki nilai dokumenter. Biar pun suatu peristiwa atau kejadian tersebut adalah realitas, namun tidak semua memiliki nilai dokumenter. Materi tersebut menjadi bernilai dokumenter ketika terasa betapa bermakna meteri atau peristiwa tersebut bagi sebuah lingkungan. Jadi fungsi atau peranan dari seorang pencipta film dokumenter adalah menyusun fakta atau peristiwa, sehingga khalayak merasakan betapa peristiwa itu menjadi sangat bermakna (essential) bagi suatu lingkungan kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta-fakta tersebut terhadap lingkungannya.

26 Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain : 1. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa, atau kegiatan dari suatu lembaga. 2. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm. 3. Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar di muka kamera. 4. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak kelihatan. 5. Foto still : foto-foto bersejarah. 6. Dokumen : gambar, grafik, kartun. 7. Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang. 8. Layar kosong/silhouette : untuk memberi perhatian pada sound atau silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayakan keselamatannya, andaikata wajahnya kelihatan. Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain : 1. Narasi/reporter : dengan narator atau suara reporter/suara voice over. 2. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang di-relaysecara tersendiri, kemudian dipersatukan. 3. Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang. 4. Musik-lagu : harus diciptakan musik. 5. Kosong-sepi : untuk memberi kesempatan penonton memperhatikan detail. 1. Persiapan Tata laksana produksi dokumenter biasanya mengikuti prosedur dari suatu pusat produksi. Ada tiga istilah teknis yang dalam uraian-uraian lebih lanjut akan sering disebut, yaitu : sinopsis-treatment-skenario. Secara singkat ketiga hal itu dijelaskan sebagai berikut. Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program dokumenter orang tidak menggunakan istilah sinopsis, melainkan kerangka gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu cerita, melainkan susunan kejadiankejadian. Maka kerangka pemikiran bagaimana kejadian-kejadian itu disusun, inilah yang pertama-tama harus dibuat oleh pencipta (produser) program dokumenter.

27 Treatment adalah istilah yang sama-sama dipakai, baik dalam program dokumenter maupun dalam program film cerita. Treatment mengandung pengertian implementasi dari kerangka pemikiran atau sinopsis. Kalau dalam kerangka pemikiran atau sinopsis urutan pengadegan yang disebut sekuen (sequence) belum tersusun rinci, di dalam treatment cukup rinci, meskipun dialog-dialog atau rincian shoot (gambar) belum tercantum. Indikasi lokasi (tempat pengadegan), tokoh-tokoh yang terlibat, perlengkapan khusus yang diperlukan semua tertulis di dalam treatment. Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah produksi cerita. Program dokumenter tidak selalu perlu skenario untuk mulai shooting di lapangan. Namun, program cerita mutlak perlu skenario kalau mau baik, sedangkan program dokumenter cukup menggunakan treatment untuk shooting di lapangan. 2. Tahapan Pelaksanaan Produksi Keterangan mengenai tata laksana produksi program dokumenter sebagai berikut(wibowo, 2009:152-158) : Pertama, pencipta dokumenter perlu menentukan tema dari program yang diproduksi. Kedua, melakukan riset, baik riset lapangan maupun riset kepustakaan mengenai tema yang dipilih. Kalau perlu menghubungi pribadi-pribadi penting yang berkaitan erat dengan tema yang mau digarap dan meminta penjelasan secara rinci mengenai hak itu. Ketiga, menetapkan tesis. Menyusun bahan dan membuat kerangka. Program dokumenter memerlukan sinopsis juga tetapi lebih berbentuk kerangka pemikiran. Keempat, dari kerangka pemikiran kemudian dibuat treatment. Di dalam treatment seluruh perencanaan dan rincian setiap sekuen atau skene ditulis dengan jelas. Treatment ini dipakai untuk pegangan pengambilan gambar dan mempersiapkan semua pekerjaan.

28 Kelima, pengambilan gambar (shooting) dengan berpegang pada treatmet. Produksi gambar mulai dapat dibuat. Keenam, setelah semua bahan visual diperoleh kemudian dibuat seleksi, mana gambar yang baik dan mana yang tidak baik menurut logging, baru kemudian gambar-gambar itu mulai diedit dalam tahap editing offline. Ketujuh, hasil editing offline ditulis dalam naskah. Apabila perlu narasi, uraian narasi itu juga ditilis dalam naskah. Naskah lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut editing script. Kedelapan, berdasarkan editing script atau naskah editing kemudian dibuat editing online. Dalam editing ini, semuanya harus sudah pasti. Jadi, editing online merupakan editing final. Kesembilan, setelah editing online proses berikutnya mixing. Di dalam mixing, narasi dan musik ilustrasi dimasukkan dan dicampur di tempat yang direncanakan dalam editing script. Sesudah mixing ini siaplah sebuah produksi dokumenter. B. Pengembangan Gagasan Proses menemukan gagasan dari pencipta program bermacam-macam caranya, seperti membaca, menemukan suatu permasalahan yang menarik, menyaksikan suatu kejadian unik atau langka, dan terangsang oleh suatu peninggalan yang akan lenyap (padahal peninggalan itu perlu diketahui generasi mendatang maka sebaiknya dibuat dokumentasinya). Gagasan ini kemudian dikonkretkan menjadi suatu tema. Setelah tema pasti (sreg), kemudian pencipta dokumenter menjalankan riset untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan program dokumenternya. Riset meliputi riset kepustakaan, riset lapangan dan konsultasi-konsultasi dengan otoritas yang ahli mengenai tema itu. Sebuah program dokumenter yang tidak didukung oleh fakta dan data yang lengkap akan kurang mutunya. Kekuatan sebuah program dokumenter terletak pada dukungan fakta dan data yang akurat.

29 Naskah dalam program dokumenter ditulis paling akhir sesudah editing selesai. Naskah biasanya merupakan uraian penjelasan, informasi atau komentar terhadap kejadian yang disajikan secara visual. Naskah uraian hanya melengkapi tayangan visual yang belum jelas atau perlu spesifikasi karena gambarnya terlalu umum. Untuk tayangan visual yang sudah jelas, uraian tidak diperlukan. Biarkan gambar berbicara sendiri. (Wibowo, 2009:145-158) Dari teori-teori diatas dapat pembuat karya simpulkan bahwa proses pembuatan program dokumenter harus menampilkan atau menyajikan suatu kenyataan tanpa adanya unsur intervensi. Dalam pembuatan program dokumenter pun tidak diperlukan naskah tapi harus menggunakan treatment sebagai arahan untuk proses shooting yang lebih terjadwal dan terarah. Naskah dalam program dokumenter dibuat pada akhir setelah editing selesai dikerjakan, naskah ini hanya menjadi pelengkap tayangan visual yang masih belum jelas atau perlu spesifikasi agar penonton lebih mengerti dalam mencerna maksud dan tujuannya. 2.3 Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya 2.3.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Komunikasi massa merupakan human communications atau disebut juga dengan tipe komunikasi manusia. Komunikasi massa lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000:1). Dalam sejarah, publisistik dimulai setelah mesin cetak oleh Johannes Gutenberg ditemukan satu setengah abad sebelumnya. Sejak saat itu dimulailah zaman yang dikenal dengan zaman publisistik yang merupakan awal era komunikasi massa.

30 Menurut Effendy (2003:20) Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi, film. Dari penjelasan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa komunikasi massa selalu berkaitan dengan penggunaan media yang tidak tertuju pada jenis media yang akan di gunakan. Hal ini agar khalayak dalam ruang lingkup yang sangat luas mampu mendapatkan informasi atau pesan yang di sampaikan melalui media tersebut. Komunikasi massa tidak ada arusfeed backatau arus balik antara komunikator dengan komunikan, artinya didalam penyampaian pesannya bersifatsatu arah. 2.3.2 Teori Komunikasi Massa 2.3.2.1 Teori Uses and Effect Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl, 1979, merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkannya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan pemikiran tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. (Sendjaja, 2002) Menurut Bungin (2011:291), penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian kedua. Kegunaan teori ini dalam program DIA.LO.GUE adalah untuk mengetahui informasi dan nilai-nilai yang disampaikan dapat tersampaikan melalui media dan digunakan (use) atau diserap oleh audiens, yang nantinya dapat memberi celah informasi ini untuk dipahami oleh audiens tersebut dan menimbulkan suatu pemikiran baru mengenai nilai-nilai positif dan dapat meluruskan stereotip gay yang negatif yang berkembang di masyarakat (effect).