BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam diri siswa, dan menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Pendidikan merupakan kata yang tidak asing lagi untuk hampir

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam hidup manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. Pendidikan merupakan sarana bagi seseorang untuk mewujudkan cita-cita dan impian dalam hidupnya. Keberhasilan mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang ditandai dengan prestasi yang tinggi, kemampuan intelektual yang memadai serta kepribadian yang baik dalam diri tiap siswa adalah harapan kita semua. Prestasi dapat dicapai dengan kerja keras dari semua elemen yang berasal dari pendidik, masyarakat maupun dari anak didik itu sendiri. Segala upaya yang dilakukan secara maksimal dari pendidik dan masyarakat tak akan berhasil jika siswa yang dididik sendiri tidak memiliki semangat untuk maju, maka keberhasilanpun akan sulit tercapai. Melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, sangat luhur dalam meningkatkan kualitas manusia, sehingga 1

2 segala usaha yang mengarah pada keberhasilan pendidikan merupakan sebuah keharusan. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah di Indonesia memiliki tujuan atas tercapainya keselarasan antara tubuh atau badan dan perkembangan jiwa serta merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat lahir dan batin. Undang Undang No. 4 th 1950 (tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah bab IV pasal 9), menyebutkan bahawa pendidikan jasmani mempunyai tujuan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual. Tujuan akhir pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia dan hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilainilai (sikap mental emosional spritual dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan.

3 Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya dilakukan dengan menggali potensi gerakan-gerakan ketangkasan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan, dan kelincahan yang salah satu manfaatnya juga demi tercapainya tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik. Kesegaran jasmani merupakan suatu keadaan tubuh yang mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti, tubuh masih memiliki tenaga cadangan baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun untuk menikmati waktu senggang dengan aktif. Kesegaran jasmani seorang siswa dapat dicapai dengan latihan melalui aktifitas-aktifitas fisik. Latihan aktifitas-aktifitas fisik disekolah banyak terdapat dalam pelajaran penjas. Pelajaran penjas banyak menggunakan aktifitas jasmani dan telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah. Siswa yang memiliki rasa tertarik, senang, perhatian, partisipasi serta keinginan/kesadaran yang lebih terhadap pelajaran penjas maka dia akan mengikuti pelajaran penjas dengan lebih baik dan lebih sungguh-sungguh. Siswa yang memiliki rasa tertarik, senang, perhatian, partisipasi serta keinginan/kesadaran terhadap pelajaran penjas dapat disebut siswa tersebut mempunyai minat terhadap pelajaran penjas.

4 Minat belajar penjas dalam diri siswa harus dipupuk secara terus menerus sehingga akan semakin meningkat di dalam diri siswa. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dapat mengakibatkan dampak buruk pada minat belajar penjas siswa, banyak faktor yang dapat menurunkan minat belajar penjas dalam diri siswa seperti banyaknya jenis hiburan, games, dan tayangan TV yang dapat mengalihkan perhatian siswa dari aktivitas-aktivitas ataupun olahraga. Banyaknya tempat hiburan, mall, tempat rekreasi, play station, dan lain-lain dapat menyebabkan penurunan semangat/kemauan para siswa untuk belajar penjas, maupun melakukan aktivitas-aktivitas fisik. Dengan berkurangnya aktifitas-aktifitas fisik yang seharusnya dilakukan oleh para siswa maka akan berakibat negativ beberapa diantaranya berakibat obesitas, daya tahan tubuh menurun, kekuatan tubuh berkurang, bentuk tubuh tidak proporsional, tidak semangat, mudah terserang penyakit dan lain-lain. Guru maupun orang tua harus membatasi waktu bermain anak-anak, memberikan pengawasan yang lebih serta mengarahkan pada kegiatan belajar dan aktivitas-aktivitas fisik maupun olahraga untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta terciptanya tingkat kesegaran jasmani yang baik. Pengembangan minat dan kebiasaan belajar penjas yang baik perlu ditumbuhkan dalam diri siswa sedini mungkin. Guru dan sarana prasarana disekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan minat belajar penjas siswa. Guru dengan pola pengajarannya yang baik dan menyenangkan akan membangkitkan minat belajar penjas

5 siswa begitu pula sarana dan prasarana yang memadai akan menarik perhatian siswa untuk belajar lebih giat. Berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh peneliti pada awal tahun pelajaran 2016/2017 bahwa menurut guru penjas di SD Hj. Isriati Moenadi ternyata tidak seluruhnya peserta didik di Sekolah Dasar Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2016/2017 aktif dalam mengikuti pelajaran penjas, ada yang malas, tidak suka, kurang aktif ataupun tidak serius, terlebih bagi anak putra yang inginya main sepak bola ketika pelajaran penjas, sebaliknya ada juga siswa yang sangat aktif, sangat bersemangat, sangat serius dalam mengikuti pelajaran penjas. Melihat perilaku beberapa siswa yang demikian merupakan indikasi bahwa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas berbeda-beda, hal ini tentu juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa yang berbeda-beda pula. Kecenderungan/ketertarikan setiap siswa terhadap pelajaran memang tidak bisa disamaratakan, ada siswa yang lebih suka terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, ada siswa yang lebih suka dengan pelajaran Matematika, ada siswa yang cenderung lebih tekun dengan pembelajaran IPA/IPS atau pelajaran yang lain, ada juga yang lebih berminat terhadap pelajaran penjas. Siswa yang lebih cenderung terhadap pelajaran penjas maka akan menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti pembelajaran penjas. Kesungguhan setiap siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas dapat dilihat lebih detail dari bagaimana ketertarikan siswa tersebut terhadap pembelajaran penjas, apakah dia senang mengikuti

6 pembelajaran penjas, bagaimana perhatiannya terhadap pembelajaran penjas, bagaimana partisipasinya terhadap pembelajaran penjas dan seberapa besar keinginan/kesadarannya terhadap pembelajaran penjas. Besar kecilnya ketertarikan, rasa senang, perhatian, partisipasi dan keinginan/kesadaran setiap siswa terhadap pembelajaran itulah yang menentukan besar kecilnya minat. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran penjas niscaya dia akan sunggun-sungguh dalam mengikuti pembelajaran penjas. Siswa yang memiliki minat yang kecil terhadap pelajaran penjas maka dia kurang bersungguh-sungguh atau tidak bersunguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran penjas. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran penjas maka dia akan semakin banyak melakukan aktivitas-aktivitas fisik. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan siswa maka akan mendorong terciptanya kesegaran jasmani siswa. Siswa yang lebih sedikit melakukan aktivitas-aktivitas fisik tentu kurang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar kecilnya minat terhadap pelajaran penjas akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani setiap siswa, oleh karena besar kecilnya minat setiap siswa terhadap pembelajaran penjas berbeda beda maka tingkat kesegaran jasmani setiap siswa juga berbeda. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SD Hj. Isriati Moenadi pada tahun pelajaran 2016/2017 mengenai minat siswa terhadap belajar penjas yaitu seberapa besar dan kecilnya minat siswa pada pelajaran penjas serta mengenai tingkat kesegaran jasmani siswa yaitu

7 seberapa tinggi dan rendahnya tingkat kesegaran jasmani siswa kemudian apakah ada pengaruhnya antara besarnya minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa serta seberapa besar pengaruh minat belajar penjas siswa tersebut terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa di sekolah tersebut. Akan tetapi mengingat luasnya cakupan penelitian maka untuk lebih memudahkan peneliti dan agar penelitian lebih spesifik maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian lebih terfokus pada siswa kategori putra kelas tinggi di SD Hj. Isriati Moenadi tahun pelajaran 2016/2017. Siswa putra dipilih oleh peneliti sebagai obyek penelitian karena dengan pertimbangan untuk lebih memudahkan pengumpulan data dilapangan terutama pada saat tes kesegaran jasmani dilakukan. Mengingat obyek penelitian masih kategori anak-anak/anak usia sekolah dasar komitmen atau kesadaran untuk mengikuti kegiatan berbeda dengan anak usia SMP atau SMA, hal ini pula yang mendasari peneliti untuk merancang penelitian agar lebih spesifik. Siswa putra tentu memiliki ketahanan fisik yang lebih jika dibandingkan dengan siswa putri, sesuai dengan karakteristik tes kesegaran jasmani bahwa tes kesegaran jasmani harus dilakukan secara berkesinambungan maka siswa putra lebih bisa diposisikan demikian, hal ini ditempuh demi kelancaran dan untuk mendapatkan data tes kesegaran jasmani yang lebih akurat. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Minat Belajar Penjas Siswa Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Tinggi Kategori Putra SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.2.1 Pola pengajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 bersifat monoton, kurang kreatif dan tidak menyenangkan. 1.2.2 Belum diketahui minat siswa terhadap pelajaran penjas terutama siswa kelas tinggi kategori putra di Sekolah Dasar Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2.3 Belum diketahui tingkat kesegaran jasmani siswa terutama kelas tinggi kategori putra di Sekolah Dasar Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2.4 Apakah ada pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? 1.2.5 Seberapa besar pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

9 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan wilayah penelitian dan keterbatasan peneliti dalam berbagai hal, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi lingkup penelitian tentang pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, peneliti rumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.4.1 Apakah ada pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra di SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. 1.4.2 Seberapa besar pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra di SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2016/2017.

10 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Untuk mengetahui pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra di SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. 1.5.2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra di SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.6.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan secara ilmiah berupa pemahaman pengaruh minat belajar penjas terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa. 1.6.2 Manfaat Praktis 1.6.2.1 Bagi Peneliti Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kemampuan analisis terhadap permasalahan pengaruh minat belajar penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi

11 kategori putra di SD Hj. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. 1.6.2.2 Bagi Instansi Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berupa temuan penelitian mengenai pengaruh minat belajar Penjas siswa terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas tinggi kategori putra di SD HJ. Isriati Moenadi Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. 1.6.2.3 Bagi Almamater Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi kegiatan penelitian baik bagi para mahasiswa/dosen Program Studi PJKR maupun bagi mahasiswa/dosen pada program studi lainnya di lingkungan Universitas Wahid Hasyim Semarang.