Ema Setyawati,S.Si.,Apt,ME Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

dokumen-dokumen yang mirip
Motto: SAFE FOOD FOR ALL

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DESA PANGAN AMAN

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Dit Was Distribusi PT dan PKRT

Evaluasi Permohonan Persetujuan Denah/RIP Sarana Produksi Kosmetik dan Obat Tradisional

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PELUANG DAN TANTANGAN IAKMI

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan pada : Disampaikan pada : Rapat Konsultasi Teknis Makasar, April 2014

PEDOMAN PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN GERAKAN NASIONAL

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Solo 26 Maret 2018 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BALAI BESAR POM DI SEMARANG JL. MADUKORO BLOK AA BB NO 8 SEMARANG TELP

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI SEDIAAN FARMASI DAN PANGAN MELALUI PENGUATAN PERAN PEMBINA PUSAT DAN DAERAH

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

OPERASI PANGEA VIII TAHUN 2015 BERANTAS PEREDARAN ONLINE PRODUK OBAT ILEGAL. Roy Sparringa Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Hasil Innovative Government Award (IGA) TA 2017

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PADA RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

Siste t m Pe P nga ng w a as w an Pang ang

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

STRATEGI NASIONAL PERLINDUGAN KONSUMEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang penulis lakukan maka

1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

Transkripsi:

Ema Setyawati,S.Si.,Apt,ME Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Disampaikan dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker Jakarta, 6 September 2017

Agenda Pendahuluan Peraturan yang mendasari Pengawasan Bahan Berbahaya dan Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya Pengawasan Bahan Berbahaya Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Tantangan dan Kendala Kesimpulan

3

PANGAN OLAHAN PANGAN SEGAR PJAS

Prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk (Riskesdas 2013). Pada tahun 2012 pengobatan kanker menempati urutan ke-2 setelah hemodialisa yaitu mencapai Rp. 144,7 milyar (Jamkesmas 2012). Pengobatan kanker untuk rawat jalan menempati urutan ke-2 dengan jumlah kasus 88.106 dan pembiayaan sebesar Rp. 124,7 milyar, untuk rawat inap menempati urutan ke-5, dengan jumlah kasus 56.033 & pembiayaan sebesar Rp. 313,1 milyar (data BPJS Januari Juni 2014)

berbahaya 7

berbahaya 8

B. Peraturan Terkait Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Perpres No. 112 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Permendag No. 48/2013 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Permendag No. 70/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Permendagri No. 20/2012 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional Permenkes No. 15/2013 tentang Fasilitas Khusus Menyusui dan Memerah Asi Kepmenkes No. 519/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat Permen PU No. 29/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Permen PU No. 30/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan SNI 8152:2015 tentang Pasar Rakyat

SNI 8152: 2015 Pasar Rakyat Prinsip pengelolaan pasar - Tanggung jawab sosial, dalam hal alokasi dana untuk pemberdayaan komunitas pasar - Gotong royong, dalam menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan pasar Prosedur kerja pengelola pasar - Pengawasan untuk memastikan tersedianya barang dagangan yang aman, sehat dan bebas dari bahan berbahaya serta memenuhi ketentuan yang berlaku Pemberdayaan pedagang - Peningkatan kompetensi, pengetahuan, dan kapasitas pelayanan pedagang pasar 10

Latar Belakang Pasar rakyat Penggerak Ekonomi Rakyat Jumlah pasar modern terus naik, th 2014 lebih dari 23.000 dan pasar rakyat terus berkurang 13.450 melorot menjadi 9.950 (data Asparindo) di tahun 2016 Nilai konsumsi masyarakat yang terus meningkat, Rp.439.770/kapita/bulan untuk makanan di tahun 2014 Perkembangan GDP Potensi Pelanggaran Potret Penyalahgunaan BB Komitmen Pemerintah Germas dan Gema Sapa 12

Pangsa Pasar Obat dan Makanan Dibanding GDP 2013 *) 7828.616 91.37% Obat/Far masi 8.38% Kosmetik a 1.62% Suplemen Kesehatan 0.34% Obat Herbal 1.76% 739.5 8.63% Pangan Olahan 87.90% Non Obat dan Makanan Obat dan Makanan *) Dari berbagai Sumber (Kemenperin, Kemendag, Tribunnews.com, ipotnews.com)

Keamanan Pangan Mencegah kemungkinan cemaran BIOLOGIS, KIMIA, DAN BENDA LAIN yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Pangan tetap AMAN, HIGIENIS, BERMUTU, BERGIZI, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. (UNDANG-UNDANG NO. 18/2012 TENTANG PANGAN)

POTRET MASALAH PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA Pengawasan Pangan Buka Puasa 15

Pengawasan Bahan Berbahaya oleh Badan POM Pengawasan yang dilakukan dalam rangka mereduksi penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan mencakup : Pengawasan berkala dilakukan secara mandiri oleh Badan POM meliputi : 1. Sampling dan uji berkala pangan 2. Penelusuran jaringan pasokan bahan berbahaya dari hasil sampling dan uji pangan dan/atau temuan di industri pangan 3. Pengawasan ke sarana distribusi bahan berbahaya dalam rangka pencegahan kebocoran pada rantai distribusi bahan berbahaya Pengawasan terpadu dilakukan sebagai implementasi dari Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan POM tentang Pengawasan Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan dalam Pangan fokus pada masalah pengawasan yang sifatnya lintas wilayah dan lintas K/L Pengawasan berbasis masyarakat dilakukan melalui Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang telah dinisiasi sejak tahun 2013 dan telah mencakup 31 provinsi upaya mereduksi peredaran bahan berbahaya dan pangan mengandung bahan berbahaya di pasar tradisional GEMA SAPA (Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman) mendukung GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

Advokasi Pemda Pembina Pasar Pelatihan Fasilitator Pasar PASAR UJI CEPAT Jalur Produksi dan Distribusi BB Penambahan Penanda Pemastian Hasil Uji dan Penelusuran Pemasok Pangan yang dicemari BB oleh Badan POM Non Justicia atau Pro Justicia PPNS Badan POM Rekomendasi dari Badan POM Bimtek Pengelola Pasar Pembinaan Pedagang Pasar KIE Komunitas Pembeli Alur kegiatan Alur informasi Positif Negatif Penelusuran Asal BB oleh Tim Terpadu Was BB Pembinaan Pelaku Usaha Pangan Sesuai kewenangan masing-masing Koordinasi Tim Terpadu Was Bahan Berbahaya Non Justicia atau Pro Justicia PPNS Perdagangan

HASIL PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA 1. Temuan Peredaran Pewarna Berbahaya di Pasar oleh Petugas 2b. Penyegelan produk BTP mengandung pewarna berbahaya dan bahan baku 3. Pengawasan Terpadu ke Industri Pewarna Berbahaya Pewarna Pangan dengan Nomor MD Rhodamin B 2a. Pengawasan Terpadu ke Industri Bahan Tambahan Pangan 4. Rekomendasi Ke Kementerian Perindustrian untuk menghentikan produksi pewarna ilegal Bahan baku rhodamin B MgSO4 teknis 839 karton rhodamin B @50 lusin botol @ 5g Label pewarna rhodamin B 5. Saat ini belum ada TL terhadap industri pewarna berbahaya

HASIL PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA

5.000 sekolah (SD,SMP, SMA) BPOM Integrasi Program

Pemberdayaan Masyarakat Jejaring Keamanan Pangan Nasional : K/L/D/Org Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Demand Side Desa Pangan Aman (Desa Paman) Supply Side Pemberdayaan kelompok Masyarakat Kriteria Locus : Desa Maju dan Desa Berkembang, Keterwakilan Propinsi, Komitmen Pemerintah Daerah, Terdapat atau potensi terdapat UMKM Pangan, Terdapat pasar atau potensi ekonomi retail pangan. Pemberdayaan UMKM

Bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan ditemukan dijual secara bebas di pasar rakyat yang merupakan sumber pasokan bahan pangan ke industri RT, termasuk pangan jajanan anak sekolah Pengendalian Peredaran Bahan Berbahaya Di Pasar Penting 23

1 Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Pasar jadi sumber utama pangan masyarakat 2Perlu adanya pengendalian peredaran bahan berbahaya (B2) di pasar 3Koordinasi berbagai kementerian/lemb aga yang bertanggung jawab terhadap peredaran bahan berbahaya dipasar 4 Menurunnya Makanan yang Mengandung Bahan Berbahaya dengan indikator yaitu Jumlah Pasar yang Diintervensi Menjadi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. 25

TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN Tujuan Umum Tujuan Khusus Terwujudnya pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat. Terwujudnya Pasar Aman dari Bahan Berbahaya melalui pemberdayaan komunitas pasar untuk melakukan pengawasan mandiri bahan berbahaya dan pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya. 26

SASARAN Intervensi : selama 7 tahun berkesinambungan, (mulai 2013-2019 di 201 pasar yang tersebar di 31 propinsi). Membangun kemandirian komunitas pasar untuk membebaskan pasar dari peredaran BB yang disalahgunakan dalam pangan dan pangan yang mengandung BB. 27

ROAD MAP PABB 2013-2019 Capaian 2016 Intervensi terhadap 112 pasar contoh (target Renstra 2016: 108 pasar) 103 Fasilitator program terlatih 34 pasar yang aman dari BB (TMS=0%) Replikasi 60 pasar di 13 provinsi 77 Pasar di 31 Provinsi, 58 Kab/Kota 108 Pasar di 31 Provinsi 2015 Persiapan Kemandirian Pemda 2016 2017 77 Pasar di 31 Provinsi, 58 Kab/Kota 170 Pasar di 31 Provinsi 2019 139 Pasar di 31 Provinsi 2018 201 Pasar di 31 Provinsi 2014 2013 62 Pasar di 16 Provinsi, 43 Kab/Kota Prioritas 2017 Intervensi terhadap 139 pasar contoh Pengembangan pasar aman dari BB di 10 destinasi wisata Pedoman pemberdayaan fasilitator Pedoman tindak lanjut hasil pengawasan BB di pasar Pedoman Monev Program

STRATEGI DAN KEGIATAN Pelatihan Petugas pengawas pasar, fasilitator, petugas di Balai Besar/Balai POM (TOT) Pengawasan Identifikasi Pasar dan Pendataan Pedagang, Pengambilan Contoh dan Pengujian, Monitoring dan Evaluasi, Tindak Lanjut Advokasi Menggalang dukungan/komitmen pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, Kampanye, Lobi Monitoring dan Evaluasi Program Pemantauan keberhasilan program dan kegiatan Replikasi Pasar Exit Strategi Alih Kelola Pasar Penambahan pasar-pasar intervensi oleh Pemda, swasta, stakeholder Memastikan keberlanjutan pasar yang telah diintervensi (setelah 2019)

SISTEM PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA DI PASAR Pengawasan Berbasis Komunitas Bahan Berbahaya Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (Rencana s/d TA 2019 terdapat 201 Pasar contoh di 31 Prov) SKPD/Swasta yang mengelola pasar Daerah yang sudah memiliki aturan melakukan: Pembinaan Peringatan Pencabutan Izin sesuai aturan yang berlaku Daerah yang belum memiliki aturan didorong untuk: Menyusun kebijakan dan anggaran untuk TL hasil pengawasan Membentuk Tim Terpadu Pengelola Pasar Pengawasan BB dan Makanan di Pasar Temuan Fasilitator Monitoring Advokasi Menggerakan Pengembang Pasar Koordinasi dengan linsek terkait TL temuan di pasar BBPOM/BPOM Bimtek petugas pasar sebagai pengawas BB KIE komunitas pasar, evaluasi dan verifikasi kesesuaian hasil sampling dan uji pengawasan BB di pasar Menetapkan lokus pasar pilot Lapor berkala ke Pusat Pusat Menyiapkan pedoman pelaksanaan, monev dan anggaran bahan dan perangkat pengawasan Evaluasi dan verifikasi hasil pengawasan di seluruh pasar pilot SIPAMAN (Sistem Informasi Pasar Aman) PUSPAMAN (Pusat Informasi Pasar Aman) TL temuan bersifat lintas prov.

PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA Bahan Berbahaya Pengawasan Berbasis Komunitas Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (Rencana s/d TA 2019 terdapat 201 Pasar contoh di 31 Prov) SKPD / Swasta Yang mengelola pasar Lapor berkala ke Pusat Pengelola Pasar Pengawasan BB dan Makanan di Pasar Temuan Sistem Informasi Pasar Aman (SIPAMAN) Temuan Koordinasi dengan linsek terkait TL temuan di pasar BBPOM/BPOM Menetapkan lokus pasar pilot Bimtek petugas pasar sebagai pengawas BB KIE komunitas pasar, evaluasi dan verifikasi kesesuaian hasil sampling dan uji pengawasan BB di pasar Pelaporan dan pemantauan hasil pengawasan di Pasar Dapat diakses oleh Pimpinan di Balai dan Pusat Sistem Informasi Pasar Aman Pusat Menyiapkan pedoman pelaksanaan, monev dan anggaran bahan dan perangkat pengawasan Evaluasi dan verifikasi hasil pengawasan di seluruh pasar pilot TL temuan yang bersifat lintas wilayah/lintas provinsi Fasilitator Monitoring Advokasi Menggerakan Pengembang Pasar Pusat Informasi Pasar Aman Website Pusat Informasi Pasar Aman (PUSPAMAN) Daerah yang sudah memiliki aturan melakukan: Pembinaan Peringatan Pencabutan Izin sesuai aturan yang berlaku Informasi tentang Pasar Aman yang terbuka untuk publik Tools / Pedoman Pasar yang dapat diakses dengan mudah oleh Pemda Daftar Pasar yang sudah aman dari Bahan Berbahaya Forum komunikasi Fasilitator Pasar Aman Daerah yang belum memiliki aturan didorong untuk: Menyusun kebijakan TL hasil pengawasan Membentuk Tim Terpadu

CAPAIAN 2016 DAN PRIORITAS 2017 Capaian 2016 Intervensi terhadap 112 pasar contoh (target Renstra 2016: 108 pasar) 103 Fasilitator program terlatih 34 pasar yang aman dari BB (TMS=0%) Replikasi 18 pasar di 10 provinsi: Aceh (1 pasar) Batam (1 pasar) Jambi (1 pasar) Jakarta (6 pasar) 24 (?) Jawa Barat (Kota Bandung 34 (?) NTT (2 pasar) Sulawesi Utara (1 pasar) Sumatera Selatan (2 pasar) Riau (1 pasar) Sulawesi Tenggara (2 pasar) Kalimantan Timur (1 pasar) Prioritas 2017 Intervensi terhadap 139 pasar contoh Pengembangan pasar aman dari BB di 10 destinasi wisata Pedoman pemberdayaan fasilitator Pedoman tindak lanjut hasil pengawasan BB di pasar Pedoman Monev Program 137 Fasilitator Pasar Aman

TANTANGAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT Tantangan dan Kendala BB masih ditemukan di pasar Pengawasan BB belum menjadi prioritas Pemda Tindak lanjut hasil pengawasan BB di pasar masih lemah Pemberdayaan Fasilitator belum optimal Petugas pasar dalam pengawasan dan pembinaan belum mandiri Pendataan pedagang pasar oleh petugas balai Contoh Pangan TMS BB di Pasar Rencana Tindak Lanjut Pedoman Tindak Lanjut Hasil pengawasan melibatkan Tim Terpadu Advokasi kepada Pemda kebijakan dan anggaran Pedoman pemberdayaan Fasilitator Sistem reward and punishment untuk pasar yang berhasil diintervensi Pelatihan Fasilitator melibatkan LSM, masyarakat, akademisi Perkuatan KIE kepada masyarakat dan komunitas pasar

OUTPUT YANG DIHARAPKAN Petugas pasar mandiri dalam pengawasan Komunitas pasar bersama-sama menjaga keamanan pangan di pasar Masyarakat aktif dan peduli keamanan pangan Peredaran BB di pasar dapat dihentikan Pasar Aman dari BB menjadi bagian pemberdayaan terpadu di pasar Pemda mampu melanjutkan Pasar Aman dari BB secara mandiri: Fasilitator dari SKPD Pembagian tugas yang jelas dari SKPD Ketersediaan anggaran (Renstra, APBD)

DAMPAK/OUTCOME Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar sebagai sumber utama suplai pangan aman dari bahan berbahaya. 35

PROGRESS KEGIATAN PASAR AMAN TOT Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Identifikasi Pasar dan Pendataan Pedagang (Survei) Pengadaan peralatan pendukung (test kit, rompi) Monitoring dan Evaluasi Pengawasan BB di Pasar Monitoring dan Evaluasi Program

Fasilitator Pasar Aman dari Bahan Berbahaya 37

ROAD MAP FASILITATOR PABB TOT Fasilitator PABB dg peserta 715 orang TOT Fasilitator PABB dg peserta 137 orang dari ASPARINDO dan BB/BPOM TOT Fasilitator Nasional di Jakarta dg peserta 72 orang 2015 2016 2017 TOT Fasilitator PABB dg peserta total 107 orang 2018 2019 TOT Fasilitator PABB dg peserta 550 orang 2014 TOT Fasilitator PABB di kota Solo Raya dg peserta 20 orang

MONEV PROGRAM PABB

HASIL MONEV PENGAWASAN PASAR Hasil Monev Pengawasan Pasar Tahun 2013-2016 % TMS Total 16.00% 15.00% 11.00% 10.00% 8.00% 7.00% 7.00% 3.00% 2013-I 2013-II 2014-I 2014-II 2015-I 2015-II *2016-I *2016-II Keterangan: Laporan data sampling dan uji Tahun 2016 (sampai dengan 22 Nov 2016 yang diupload di SIPAMAN) Tahap I 114 dari 138 pasar (112 pasar intervensi pusat, 26 pasar intervensi daerah) Tahap II 26 dari 138 pasar

HASIL SURVEI PASAR Survey: Identifikasi Pasar dan Pendataan Pedagang 73 pasar percontohan, dengan hasil: Baik: 13 pasar Cukup: 20 pasar Kurang: 40 pasar Kriteria yang belum dipenuhi: Lokasi yang layak Bangunan pasar Sanitasi sarana (air dan bangunan umum) Sanitasi sarana (air dan bangunan) untuk penjual pangan segar dan pangan matang Perilaku hidup bersih dan sehat (higiene) Fasilitas lain (pemotongan hewan, kebersihan kandang, desinfeksi dan saluran pembuangan)

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA Dinas yang membidangi Kesehatan : Pembinaan IRTP ttg produksi pangan yang aman dari bahan berbahaya sehingga pangan yang beredar di pasar aman dari bahan berbahaya Dinas yang membidangi Perdagangan : Pengawasan peredaran bahan berbahaya terutama masuknya bahan berbahaya tersebut di pasar yang berpotensi disalahgunakan dalam pangan Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan : Pembinaan terhadap nelayan, dan pedagang ikan ttg pengelolaan hasil laut yang benar dan aman dari bahan berbahaya Dinas yang membidangi Peternakan : Sosialisasi kepada pelaku usaha peternakan mengenai bahaya bahan berbahaya dan pengamanannya Dinas terkait yang membidangi pengelolaan pasar : Pembinaan dan pengembangan pengelolaan pasar 42

KERJASAMA DALAM RANGKA PEMBINAAN PASAR MoU BPOM dengan Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia) tentang Pengawasan dan Pembinaan dalam rangka Peredaran Obat Tradisional, Kosmetika, Suplemen Kesehatan dan Pangan Aman di Pasar Rakyat replikasi Pasar Aman dari BB oleh Pemda/PD Pasar Bimtek fasilitator untuk pengelola pasar (Dinas/PD Pasar) anggota Asparindo Pemberian fasilitas mini lab untuk 42 pasar yg akan direplikasi oleh Asparindo BPOM dengan Kementerian Pariwisata untuk mengembangkan destinasi wisata yang peduli keamanan obat tradisional, kosmetik dan pangan pasar sebagai obyek wisata, sumber pasokan pangan yang aman Promosi pasar dan daerah dalam PUSPAMAN www.puspaman.pom.go.id 43

Kunci keberhasilan implementasi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya adalah Adanya komitmen yang solid dari komunitas pasar dan dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah setempat. Keberlangsungan/kontinuitas rangkaian kegiatan pengendalian bahan berbahaya di Pasar Contoh 44

Reward Bagi Pemerintah Daerah Penerima BPOM s Award 2016: 1. Pemerintah Kota Jakarta Timur, Pasar Cibubur 2. Pemerintah Kota Pekalongan, Pasar Podosugih Kriteria pemilihan : Adanya dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah Hasil survei salah satu pasar pada provinsi/kabupaten/kota kriteria Baik hasil pengawasan pada pasar tsb kriteria Aman (TMS BB < 5%) Adanya tindak lanjut temuan pelanggaran oleh pedagang

PUSAT Integrasi program ke dalam RAN- PG dan RAD-PG Penyusunan pedoman monev program Optimalisasi peran fasilitator Kualitas peralatan pendukung Reward bagi Pemda dan Pasar PEMERINTAH DAERAH Komitmen Pemda dan Lintas Sektor Belum efektif dari segi anggaran Pergantian jabatan di lingkungan Pemda BALAI Pendampingan terhadap petugas pasar terkait sampling dan uji Verifikasi data hasil sampling dan uji KIE kepada komunitas pasar Advokasi kepada Pemda KOMUNITAS PASAR Petugas pasar kurang kompeten, percaya diri dan merasa pengawasan BB di pasar adalah tugas BPOM Kesadaran dan perilaku untuk berubah pedagang masih kurang Belum ada tindak lanjut hasil pengawasan kepada pedagang dan HASIL EVALUASI 2013-2015 pemasok

48

KESIMPULAN Pengawasan bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan akan efektif bila dilakukan secara terpadu lintas K/L dan SKPD. Komitmen bersama untuk mengalokasikan sumber daya merupakan modal dasar pelaksanaan pengendalian bahan berbahaya. Keberhasilan program pasar aman dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar tradisonal dan secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha di pasar tradisional Upaya preventif dikedepankan untuk mewujudkan pangan yang aman, bermutu dan bermanfaat. Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat perlu ditingkatkan dan dibina melalui KIE secara terus menerus dan terstruktur, untuk meningkatkan cakupan pengawasan. 49

TERIMA KASIH CEK KEMASAN CEK LABEL CEK IZIN EDAR CEK KEDALUARSA 50