Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

dokumen-dokumen yang mirip
Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji berat jenis aspal keras

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji penyulingan aspal cair

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji sifat tahan lekang batu

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Metode uji CBR laboratorium

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji geser langsung batu

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap putar

Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Semen portland komposit

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji kelarutan aspal

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji penentuan batas susut tanah

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Biji kakao AMANDEMEN 1

Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pupuk dolomit SNI

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

METODE PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN ASPAL

Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan mengandung aspal dengan cara penyulingan

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Pupuk amonium sulfat

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Kulit masohi SNI 7941:2013

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Pupuk kalium sulfat SNI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pupuk amonium klorida

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji bliding dari beton segar

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D 6934 04, IDT) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

BSN 2012 Daftar isi i SNI ASTM D6934:2012 Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Arti dan kegunaan... 1 4 Ringkasan metode uji... 1 5 Persiapan contoh untuk pengujian... 1 6 Peralatan... 2 7 Prosedur A... 2 8 Prosedur B... 2 9 Perhitungan dan pelaporan.... 3 10 Ketelitian dan penyimpangan... 3 11 Kata kunci... 3 Lampiran A (normatif) Formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan... 4 Lampiran B (informatif) Contoh isian formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan... 6 Lampiran C (informatif) Contoh isian formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan... 8

SNI ASTM D6934:2012 BSN 2012 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Metode uji kadar residu aspal emulsi dengan penguapan adalah revisi SNI 03-6829-2002 Metode pengujian kadar residu aspal emulsi dengan cara penguapan. Metode uji ini merupakan adopsi dari ASTM D 6934-04, Standard Test Method for Residue by Evaporation of Emulsified Asphalt. Revisi ini dilakukan karena pada acuan yang baru terdapat perbedaan dengan yang lama. Pada prosedur lama hanya ada satu cara, sedangkan pada prosedur baru ada dua cara yaitu cara A dan cara B. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan 91-01-S2 melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) dan dibahas dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 26 Agustus 2010 di Bandung oleh Subpanitia Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. ii

BSN 2012 Pendahuluan iii SNI ASTM D6934:2012 Metode uji kadar residu aspal emulsi dengan penguapan ini merupakan salah satu cara penentuan kadar residu aspal emulsi, cara lain adalah dengan destilasi. Apabila hanya diinginkan kadar residu maka diperlukan tiga benda uji, namun apabila diinginkan pengujian karakteristik residu aspal emulsi maka diperlukan empat benda uji. Prinsip metode uji ini yaitu sejumlah aspal emulsi dimasukkan ke dalam gelas kimia dilengkapi batang pengaduk yang telah ditimbang, dipanaskan dalam oven pada temperatur dan waktu sesuai ketentuan kemudian diaduk dan ditimbang. Selisih antara berat benda uji dan berat setelah pemanasan sama dengan berat residu aspal emulsi.

1 Ruang lingkup BSN 2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan 1 dari 9 SNI ASTM D6934:2012 1.1 Metode uji ini digunakan untuk menentukan residu secara kuantitatif pada aspal emulsi yang umumnya terdiri dari aspal semi padat atau aspal cair, air dan bahan pengemulsi. 1.2 Standar ini tidak mencantumkan semua yang berkaitan dengan keselamatan kerja, bila ada menjadi tanggung jawab pengguna standar ini untuk menentukan keselamatan dan kesehatan serta menentukan aplikasi batasan-batasan regulasi/ketentuan sebelum digunakan. 2 Acuan normatif ASTM E11, Specification for Wire Cloth and Sieves for Testing Purposes (SNI 03-6866- 2002, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian). 3 Arti dan kegunaan 3.1 Pengujian ini digunakan untuk menentukan karakteristik komposisi campuran aspal emulsi. Residu dari penguapan juga dapat digunakan untuk pengujian karakteristik lainnya. 3.2 Metode uji ini akan menghasilkan penetrasi dan daktilitas aspal yang lebih rendah dari cara penyulingan. Bila hasil uji residu dengan cara penguapan tidak sesuai dengan persyaratan, residu dengan penyulingan tidak boleh langsung ditolak, namun pengujian harus diulang dengan cara penyulingan. 4 Ringkasan metode uji 4.1 Untuk menentukan persentase residu aspal emulsi, panaskan contoh aspal emulsi dalam gelas kimia (beaker) yang bagian atasnya terbuka dalam oven pada temperatur 163 C ± 3 C. Residu dari penguapan ini boleh diuji jika diperlukan. 5 Persiapan contoh untuk pengujian 5.1 Sebelum pengujian contoh aspal emulsi harus diaduk sampai homogen. 5.2 Aspal emulsi dengan persyaratan pengujian viskositas 50 C harus dipanaskan sampai temperatur 50 C ± 3 C dalam wadah contoh asli dalam penangas air atau oven. Wadah harus dilubangi untuk mengurangi tekanan. Setelah contoh mencapai temperatur 50 C ± 3 C, aduk sampai homogen. 5.3 Aspal emulsi dengan persyaratan pengujian viskositas 25 C harus dicampur atau diaduk pada temperatur 25 C ± 3 C dalam wadah contoh asli sampai homogen. CATATAN 1 - Aspal emulsi dengan persyaratan pengujian viskositas 25 C boleh dipanaskan dan diaduk sesuai dengan 5.2 bila perlu. Bila menggunakan metode 5.2, sebelum pengujian contoh harus didinginkan sampai dengan 25 C ± 3 C.

SNI ASTM D6934:2012 6 Peralatan 6.1 Gelas Kimia (beaker) bentuk pendek kapasitas 1 000 ml, terbuat dari kaca atau logam. 6.2 Batang pengaduk terbuat dari gelas dengan ujungnya gepeng (berbentuk lidah) berukuran kurang lebih diameter 6 mm dan panjang 180 mm. 6.3 Timbangan dapat menimbang sampai 500 g dengan ketelitian 0,1 g. 6.4 Oven dapat konstan pada temperatur 163 C ± 3 C. 6.5 Saringan diameter rangka 76,2 mm dan lubang 300 µm sesuai Spesifikasi E 11. 7 Prosedur A 7.1 Gunakan prosedur A bila hanya diperlukan persentase residu. 7.2 Tentukan massa masing-masing tiga gelas kimia beserta batang pengaduk sampai 0,1 g. Masukkan 50 g ± 0,1 g aspal emulsi yang telah diaduk dengan merata ke masing-masing gelas. 7.3 Masukkan gelas kimia yang berisi benda uji dan batang pengaduk ke dalam oven yang telah diatur temperaturnya sampai 163 C ± 3 C selama 2 jam. Pada akhir periode ini keluarkan masing-masing gelas kimia beserta isinya dari oven dan aduk residunya. Masukkan kembali gelas kimia beserta isinya kedalam oven selama satu jam. Selanjutnya keluarkan gelas kimia dari oven, biarkan sampai dingin pada temperatur ruang, dan timbang beserta batang pengaduknya. CATATAN 2 - Untuk mencegah kehilangan aspal dalam gelas kimia akibat pembuihan atau tumpah atau keduanya, letakkan gelas kimia berisi aspal emulsi secara hati-hati ke dalam oven yang dingin atau hangat dan atur temperatur oven sampai 163 C. Jika diinginkan penguapan air awal boleh dilakukan dengan memanaskan secara hati-hati di atas hot plate, dilanjutkan di dalam oven pada temperatur 163 C selama satu jam. 8 Prosedur B 8.1 Gunakan prosedur B bila residu diperlukan untuk pengujian selanjutnya. 8.2 Lanjutkan sesuai butir 7.2 dan 7.3 menggunakan empat benda uji masing-masing (50 ± 0,1) g. Setelah perhitungan persentase residu, masukkan gelas kimia ke dalam oven sampai residu aspal cukup cair untuk disaring melalui saringan 300 µm (biasanya memerlukan waktu 15 menit sampai dengan 30 menit). Tuangkan residu yang telah disaring ke dalam cawan atau cetakan untuk pengujian residu. BSN 2012 2 dari 9

9 Perhitungan dan pelaporan. 9.1 Hitung Persentase residu tiap gelas kimia sebagai berikut: BSN 2012 3 dari 9 SNI ASTM D6934:2012 Residu,% 2 (A B)... (1) Keterangan: A = Massa gelas kimia, pengaduk, dan residu, dinyatakan dalam g B = Gelas kimia dan batang pengaduk, dinyatakan dalam g 9.2 Laporkan persentase residu dengan penguapan sebagai rata-rata seluruh gelas kimia yang diuji. 10 Ketelitian dan penyimpangan 10.1 Kriteria berikut ini harus digunakan untuk memperkirakan penerimaan hasil (95 % kemungkinan). 10.1.1 Hasil pengujian duplikasi oleh operator (teknisi) yang sama tidak boleh berbeda melebihi dari jumlah sebagai berikut: Residu dengan cara penguapan, % massa 50 s.d 70 Pengulangan, % massa 0,4 10.1.2 Hasil yang disampaikan oleh masing masing dari dua laboratorium tidak boleh melebihi dari jumlah sebagai berikut: Residu dengan cara penguapan, % massa 50 s.d 70 Perbedaan hasil, % massa 0,8 10.2 Penyimpangan dari metode uji ini tidak dapat ditentukan karena tidak ada bahan yang mempunyai nilai yang dapat diterima sebagai acuan. 11 Kata kunci Aspal, emulsi aspal (asphalt emulsion), aspal emulsi kationik, aspal emulsi (emulsified asphalt) penguapan, residu.

SNI ASTM D6934:2012 (KOP Instansi) BSN 2012 Lampiran A (normatif) Formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan FORMULIR PROSEDUR A Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI 6829:2011 Nomor contoh : Nama Pelaksana Pengujian Nama/jenis contoh : Nama Penyelia/Penanggung jawab pengujian Tgl. Pengujian : Tgl. Pelaksanaan : Nama pengirim contoh : 4 dari 9 I II III Gelas Kimia + batang pengaduk (B) gram gram gram Pemanasan Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) gram gram gram... C Massa residu (A B) gram gram gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A B) % % % Rata-rata Catatan : Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Nama : Tanggal : Tanggal : Tanda tangan : Tanda tangan :. 20...

(KOP Instansi) BSN 2012 FORMULIR PROSEDUR B Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI ASTM D6521:2012 Nomor contoh : Nama Pelaksana Pengujian : Nama/jenis contoh : Nama Penyelia/Penanggung jawab pengujian Tgl. Pengujian : Tgl. Pelaksanaan : Nama pengirim contoh Gelas Kimia + batang pengaduk (B) Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) : I II III IV gram gram gram gram gram gram Massa residu (A B) gram gram gram gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A B) % % % % Rata-rata % Catatan : Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Nama : Tanggal : Tanggal : Tanda tangan : Tanda tangan : 5 dari 9 SNI ASTM D6934:2012 : gram gram Pemanasan.... C. 20...

SNI ASTM D6934:2012 Lampiran B (informatif) Contoh isian formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan LAB. PENGUJIAN BALAI BAHAN & PERKERASAN JALAN Nomor contoh BSN 2012 : 23/AS-III-10/BBPJ FORMULIR PROSEDUR A Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI ASTM D6521:2012 Nama/jenis contoh : CRS-1 Nama pelaksana pengujian Tgl. Pengujian : 03 Maret 2010 Nama Penyelia / Penanggung jawab pengujian Nama pengirim contoh 6 dari 9 : Tuti Rachmatiah : Ir. Tjitjik W.S. : Tgl. pelaksanaan : 03 Maret 2010 I II III Gelas Kimia + batang pengaduk (B) 236,3 gram 230,5 gram 310,1 gram Pemanasan Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) 268,0 gram 262,5 gram 340,4 gram 163 C Massa residu (A B) 31,7 gram 31,5 gram 30,3 gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A B) 63,4 % 63,0 % 63,2 % Rata-rata 63,2 % Catatan : - Aspal emulsi tersebut memenuhi persyaratan. - Selisih dua pengujian I, II, III dan IV antara I, II, III dan IV 0,4%. Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Ir. Tjitjik W.S Nama : Tuti R Tanggal : 3 Maret 2010 Tanggal : 3 Maret 2010 Tanda tangan : Tanda tangan : Bandung, 3 Maret 2010

LAB. PENGUJIAN BALAI BAHAN & PERKERASAN JALAN Nomor contoh BSN 2012 : 23/AS-III-10/BBPJ FORMULIR PROSEDUR B 7 dari 9 SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI ASTM D6521:2012 Nama/jenis contoh : CRS-1 Nama pelaksana pengujian Tgl. Pengujian : 03 Maret 2010 Nama Penyelia / Penanggung jawab pengujian Nama pengirim contoh : Tuti Rachmatiah : Ir. Tjitjik W.S. : Tgl. pelaksanaan : 03 Maret 2010 I II III IV Gelas Kimia + batang pengaduk (B) 236,3 gram 230,5 gram 310,1 gram 259,6 gram Pemanasan Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) 268,0 gram 262,5 gram 341,7 gram 291,3 gram 163 C Massa residu (A B) 31,7 gram 31,5 gram 31,6 gram 31,7 gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A - B) 63,4 % 63,0 % 63,2 % 63,4 % Rata-rata 63,25 % Catatan : - Aspal emulsi tersebut memenuhi persyaratan. - Selisih dua pengujian I, II, III dan IV antara I, II, III dan IV 0,4%. Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Ir. Tjitjik W.S Nama : Tuti R Tanggal : 3 Maret 2010 Tanggal : 3 Maret 2010 Tanda tangan : Tanda tangan : Bandung, 3 Maret 2010

SNI ASTM D6934:2012 Lampiran C (informatif) Contoh isian formulir Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan LAB. PENGUJIAN BALAI BAHAN & PERKERASAN JALAN BSN 2012 FORMULIR PROSEDUR A Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI ASTM D6521:2012 Nomor contoh : 24/AS-III-10/BBPJ Nama/jenis contoh : CRS-1 Nama pelaksana pengujian Tgl. Pengujian : 03 Maret 2010 Nama Penyelia / Penanggung jawab pengujian Nama pengirim contoh 8 dari 9 : Tuti Rachmatiah : Ir. Tjitjik W.S. : Tgl. pelaksanaan : 03 Maret 2010 I II III Gelas Kimia + batang pengaduk (B) 256,6 gram 260,1 gram 256,1 gram Pemanasan Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) 285,2 gram 288,8 gram 284,9 gram 163 C Massa residu (A B) 28,6 gram 28,7 gram 28,8 gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A B) 57,2 % 57,4 % 57,6 % Rata-rata 57,4 % Catatan : - Aspal emulsi tersebut tidak memenuhi persyaratan, harus diulang dengan cara penguapan ( 60%). - Selisih dua pengujian I, II, III dan IV antara I, II, III dan IV 0,4%. Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Ir. Tjitjik W.S Nama : Tuti R Tanggal : 3 Maret 2010 Tanggal : 3 Maret 2010 Tanda tangan : Tanda tangan : Bandung, 3 Maret 2010

LAB. PENGUJIAN BALAI BAHAN & PERKERASAN JALAN Nomor contoh BSN 2012 : 24/AS-III-10/BBPJ FORMULIR PROSEDUR B 9 dari 9 SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan SNI ASTM D6521:2012 Nama/jenis contoh : CRS-1 Nama pelaksana pengujian Tgl. Pengujian : 03 Maret 2010 Nama Penyelia / Penanggung jawab pengujian Nama pengirim contoh : Tuti Rachmatiah : Ir. Tjitjik W.S. : Tgl. pelaksanaan : 03 Maret 2010 I II III IV Gelas Kimia + batang pengaduk (B) 256,6 gram 260,1 gram 256,1 gram 269,0 gram Pemanasan Gelas Kimia + batang pengaduk + residu (A) 285,2 gram 288,8 gram 334,9 gram 297,6 gram 163 C Massa residu (A B) 28,6 gram 28,7 gram 28,8 gram 28,6 gram % Residu = ( A B ) / 50 x 100 % = 2 x (A B) 57,2 % 57,4 % 57,6 % 57,2 % Rata-rata 57,4 % Catatan : - Aspal emulsi tersebut tidak memenuhi persyaratan, harus diulang dengan cara penguapan ( 60%). - Selisih dua pengujian I, II, III dan IV antara I, II, III dan IV 0,4%. Penyelia/Penanggung jawab : Dikerjakan oleh : Nama : Ir. Tjitjik W.S Nama : Tuti R Tanggal : 3 Maret 2010 Tanggal : 3 Maret 2010 Tanda tangan : Tanda tangan : Bandung, 3 Maret 2010

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id