BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB V PEMBAHASAN. bab sebelumnya, kini saatnya peneliti menuliskan hasil dari temuan-temuan saat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ABSTRAK... HALAMAN DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... xvii HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xx

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki iman dan akhlak yang kuat. 1. oleh sebagai penanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

HAYAT AL RAKHA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

kualitas negara dimata internasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

Halimatus Sa diyah Universitas Negeri Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. 1 Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan. Kurikulum dan pendidikan dua hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sistem pendidikan tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya kurikulum, karena dalam kurikulum tersimpan segala sesuatu yang akan dijadikan pedoman bagi pelaksanaan kurikulum. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang, atau jalan yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik dengan peserta didik serta nilai-nilai yang ada. Sedangkan menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang pengertian kurikulum: Seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hubungan kurikulum dan pendidikan adalah hubungan antara tujuan dan misi pendidikan, dengan kata lain tujuan pendidikan yang ingin dicapai, akan dapat terlaksana jika alat, sarana (kurikulum) dijadikan dasar

2 acuan yang relevan, artinya sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Hal itu dapat diartikan bahwa kurikulum mengantarkan kita menuju tercapainya tujuan kurikulum. 1 Kurikulum sebagai salah satu komponen pembelajaran merupakan konsepsi awal rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jenis dan jenjang masing-masing tingkat pendidikan. 2 Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia pada semua satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, pada umumnya menggunakan sistem paket. Sistem ini mengharuskan semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Sistem ini kurang aspiratif ketika menghadapi kenyataan bahwa peserta didik pada dasarnya majemuk baik dari kemampuan bakat maupun minatnya. Peserta didik yang mempunyai kecerdasan istimewa akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya karena harus menunggu temannya yang lain, demikian juga sebaliknya peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata terpaksa harus mengikuti pola belajar peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa. 1 Burhan Bungin. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 1. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pengajarn, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 5

3 Namun untuk saat ini Sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini baik pada jenjang pendidikan Dasar sampai menengah sudah mulai menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah suatu capain pembelajaran pada setiap tahap pendidikan yang dapat dilakukan dengan lebih akuntebel dan releabel. Ketentuan capaian belajar diatur dalam kompetensi kelulusan sesuai dengan Dikbud No. 49 tahun 2014 menetapkan bahwa ketetapan sesuai standar isi dalam pola pengembangan kurikulum akan menjamin terwujudnya kurikulum akuntebel. 3 Pemerintah pun memberikan alternativ kepada sekolah untuk mengakomodasikan kebutuhan peserta didik sesuai dengan bakat, minat, serta kemampuan dengan Sistem Kredit Semester dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, seperti yang tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi: Satuan Pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Model pembelajaran umum yang diaplikasikan pada kelas regular kurang memacu kreatifitas anak yang memiliki IQ diatas rata-rata. 4 Oleh karena itu program SKS merupakan pelayanan pendidikan yang relevan dengan kecerdasan dan bakat istimewa anak, sehingga bakatnya dapat berkembang baik dan optimal. 3 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Kurikulum 2013, hal. 3.23 4 IQ 130 keatas adalah merupakan IQ diatas rata-rata pada umumnya, Baca, Tim Penyusun, Pelaksanaan Psikologi, hal. 9

4 Gambaran umum tentang Sistem Kredit Semester adalah sebuah sistem yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk memilih sendiri kebutuhan belajar peserta didik. Sistem Kredit Semester (SKS) Merupakan model pengaturan pendistribusian satu satuan pendidikan dengan menyesuaikan pada tingkat perkembangan dan potensi tiap individu siswa agar mereka senang belajar sehingga dapat mencapai standar kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. 5 Sistem Kredit Semester (SKS) bukan merupakan isu baru, hanya saja akhir-akhir ini kembali mencuat ditengah-tengah masalah pendidikan menengah saat ini. Banyaknya pelajaran yang diterima peserta didik pada setiap minggunya sesuai dengan ketentuan sekolah. Belum lagi tuntutan untuk mendapatkan nilai maksimal dalam setiap mata pelajaran, buku mata pelajaran yang banyak, serta ditambah pekerjaan rumah yang menumpuk akan menimbulkan rasa jenuh dan akhirnya membuat peserta didik merasakan rasa jenuh dan ahkirnya berujung pada rasa malas belajar. Oleh karena itu seperti yang tertuang dalam panduan penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyatakan bahwa Sistem Kredit Semester merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan. Sistem Kredit Semester memberikan kemungkinan untuk menggunakan 1997), hal.80 5 Ditjen Bimbagais, Strategi Pembelajaran Kurikulum Madrasah, (Jakarta: DEPAG RI,

5 cara yang lebih variatif dan fleksibel sesuai kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Sesuai dengan perkembangan zaman saat ini berkembang pula kurikulum yang ada di dunia pendidikan Indonesia ini. Banyak macammacam model perubahan kurikulum yang ada, termasuk pada era sekarang menggunakan Kurikulum 2013 dan sekarang sudah banyak pula sekolahsekolah selain menggunakan Kurikulum 2013 ditambah lagi dengan program SKS tetapi tidak semua sekolah menggunakan program tersebut. Model perubahan kurikulum yang terjadi saat ini menggunakan Model Diversifikasi ini merupakan pendalaman dan perluasan kurikulum yang berangkat dari prinsip-prinsip yang dinamis dan sistematis baik dari dalam satuan pendidikan maupun masyarakat untuk mengambil keputusan kearah yang sama. 6 Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kurikulum sebagai penetapan Standar Nasional (materi baku) dikembangkan berdasarkan pada lingkungan, nilai keunggulan, kebutuhan stakeholders atas fungsinya, tuntutan dunia kerja dan kepentingan satuan pendidikan. Kedua, pada tahap penetapan dan proses harus memperhatikan pendekatan multidimensional yang menggunakan proses analisis data, interlookong model dan konsentris model. Ketiga, pendidikan adalah 6 Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum, (Depok Sleman Yogyakarta: Kalimedia, 2014 cetakan 1), hal. 202

6 segala-galanya dengan kompetensi sebagai indikator keahlian pada bidangnya. Keempat, wawasan kecakapan siswa yang berkualitas yang dapat menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat. 7 Proses perubahan kurikulum di sini menekankan model perluasan dan pendalaman berawal dari beberapa pendapat para ahli atau pakar yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang dianggap penting dan bermanfaat adalah layak untuk dipersiapkan kepada pembelajaran bagi siswa atau anak. Pandangan yang sama juga berlaku bagi upaya diversifikasi kurikulum pendidikan yang memberi jawaban tentang kompetensi sekolah, karakter pendidikan, tampilan sarana dan prasarana penunjang pendidikan dan pembelajaran yang produktif untuk harapan stakeholders. Di Tulungagung ada sebuah Madrasah Aliyah yang telah menerapkan sistem SKS ini di dalam Proses Pembelajarannya. MAN 1 Tulungagung merupakan satu-satunya Tingkat Madrasah Se-Jawa Timur yang telah menerapkan Sistem ini. Itu lah salah satu penulis mengambil judul ini. Latar belakang penelitian ini bertempat di MAN 1 Tulungagung. Peneliti memilih MAN 1 Tulungagung sebagai tempat penelitian dikarenakan untuk tingkat Madrasah Aliyah Se-Jawa Timur masih MAN 1 Tulungagung lah yang sudah menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Selain itu juga karena peneliti melakukan PPL di MAN 1 7 Ibid,, hal. 218

7 Tulungagung sehingga peniliti sudah begitu mengetahui tentang penerapan SKS di Madrasah tersebut. Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan Sistem SKS Untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung sebagai tugas akhir kuliah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Tulungagung. B. Fokus Penelitian Dari latarbelakang di atas, yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Persiapan penyelenggaraan SKS di MAN 1 Tulungagung? 2. Bagaimana Implementasi Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung? 3. Bagaimana Evaluasi atau hasil belajar dari adanya Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung? 4. Bagaimana Implikasi dari adanyan Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan Fokus Penelitian diatas, tujuan dari penelitian yaitu:

8 1. Untuk Memahami Persiapan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di MAN 1 Tulunagung. 2. Untuk Memahami Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI 1 Di MAN 1 Tulungagung. 3. Untuk Mengetahui Evaluasi atau hasil dari adanya Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung. 4. Untuk Mengetahui Implikasi dari Sistem SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih XI MIA 1 Di MAN 1 Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian Selain tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, terdapat juga beberapa kegunaan dalam penelitian ini, antara lain: a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan, kurikulum baik dalam aspek kesiapan, pelaksanaan, keunggulan dan kemungkinan permasalahan yang dihadapi dalam Sistem Kredit Semester (SKS) di sekolah, serta sebagai bahan masukan bagi mereka yang berminat menindak lanjuti hasil penelitian ini. b. Secara Praktis 1) Bagi peneliti

9 diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru dalam dunia pendidikan. Sehingga saat sudah terjun ke lapangan dapat menerapkan wawasan dan pengetahuan tersebut yang sudah diperoleh saat penelitian. 2) Bagi MAN 1 Tulungagung Agar dapat digunakan sebagai referensi dan sebagai bahan evaluasi serta masukan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penerapan Sistem Kredit Semester (SKS). 3) Bagi IAIN Tulungagung Agar menambah koleksi Skripsi di Perpustakaan tentang Kurikulum dan Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) di dunia pendidikan pada jenjang SMA/MA. 4) Bagi Peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan dengan Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) pada tingkat SMA/MA. E. Penegasan Istilah Dalam penulisan penelitian ini terdapat beberapa istilah yang akan dijelaskan agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam pembehasan yang

10 akan dicapai. Berikut penjelasan tentang istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini: a. Penegasan Konseptual 1) Sistem Kredit Semester (SKS) Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menetukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti untuk setiap semester pada satuan pendidikan. 2) Mata Pelajaran Fiqih Fiqih adalah ilmu yang membahas mengenai pemahaman tentang hukum-hukum syara yang ditetapkan berdasarkan dalildalil tertentu (Al-Qur an dan Al Hadits) dengan cara tertentu. 8 Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Fiqih dalam salah satu mata pelajaran yang harus ada di tingkat Madrasah Aliyah. 3) MIA MIA ini merupakan salah satu jurusan yang ada di MAN 1 Tulungagung. MIA merupakan kepanjangan dari Matematika Ilmu Alam. 8 Zen Amirudin, Ushul Fiqih, (Yogyakarta: Teras Komplek POLRI, 2009), hal. 5

11 b. Penegasan Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan Penerapan Sistem Kredit Semester (sks) untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih di MAN 1 Tulungagung, yaitu membahas tentang bagaimana penerapan SKS di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung untuk meningkatkan prestasi peserta didik khususnya pada pelajaran Fiqih. F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam membaca skripsi yang akan di susun nantimya, maka dipandang perlu adanya sitematika pembahasan. Pembehasan dalam skripsi yang berjudul Penerapan SKS untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Di MAN 1 Tulungagung. Penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab yaitu : A. Bagian Awal Terdiri dari : (1) Halaman sampul depan, (2) halaman judul, (3) halaman persetujuan, (4) halaman pengesahan, (5) halaman pernyataan keaslian, (6) Motto, (7) halaman persembahan, (8) halaman kata pengantar, (9) halaman daftar isi, (10) daftar tabel, (11) daftar lampiran, (12) Abstrak, A. Bagian Utama

12 Bab I Pendahuluan, terdiri dari (a) Konteks masalah/latar belakang masala, (b) Fokus Penelitian/ rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan istilah, (f) sistematika pembahasan. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari (a) diskripsi teori, (b) penelitian terdahulu. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari (a) Rancangan penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) lokasi penelitian, (d) sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan temuan, (h) tahap-tahap penelitian. Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari (a) deskripsi data, (b) temuan penelitian. Bab V Pembahasan. Bab VI Penutup, terdiri dari (a) kesimpulan, (b) saran B. Bagian Akhir Terdiri dari : (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) daftar riwayat hidup.