BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak industri yang membutuhkan hasil akhir yang harus sesuai dengan target waktu yang diberikan. Untuk mendapatkan target waktu yang telah diberikan tersebut industri memacu kinerja karyawan untuk mendapatkan hasil output dengan waktu yang telah ditargetkan. Salah satunya adalah PG.Madukismo yang bergerak di bidang Agro Industri gula yang berada di Yogyakarta. PG. Madukismo merupakan pabrik gula satu-satunya yang berada di Yogyakarta dan memiliki 2 jenis kemasan, jenis jemasan di PG. Madukismo yaitu kemasan 50Kg dan kemasan 1Kg. PG. Madukismo memiliki 2 jenis karyawan yaitu karyawan tetap yang meliputi karyawan pimpinan dan karyawan tidak tetap tetap yang meliputi tenaga kerja kampanye, tenaga kerja musiman, dan tenaga kerja harian. Proses produksi dilakukan pada saat musim tebu yaitu pada bulan juni sampai dengan bulan november pabrik akan melakukan penggilingan tebu dan pabrik akan memproduksi gula sesuai dengan musim atau dilakukan secara musiman. PG. Madukismo memiliki dua cara untuk mendapat bahan baku yaitu dengan lahan milik pabrik yang dikelola oleh penduduk sekitar dan nantinya akan dilakukan bagi hasil dan juga dari para petani tebu yang lain jika perkebunan tebu pabrik tidak mencukupi untuk produksi. Tebu yang digunakan untuk pembuatan gula memiliki standart khusus dari pabrik sebelum masuk ke dalam pabrik yaitu dilakukan pengecekkan brix tebu 1
menggunakan hand refraktometer dengan kisaran minimal 15 o brix, tebu yang dikirim harus memiliki surat perintah angkut, dan tidak boleh di simpan lebih dari 36 hari. Sehingga dapat dijamin kualitas dari produknya. Pada saat melakukan pengepakan para pekerja pengepakan melakukan tugas yang monoton yaitu mengepak gula kemasan 1kg dengan satu posisi dan dilakukan selama 8 jam. Posisi yang demikian dapat menimbulkan kesakitan kerja pada pekerja. Postur kerja sendiri adalah suatu titik penentu yang digunakan untuk menganalisa keefektifan dari pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Jika postur pekerja telah ergonomis maka output yang akan dihasilkan juga akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pekerja pengepakan tidak menggunakan posisi yang ergonomis sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Untuk mengetahui tingkat risiko kecelakaan kerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan hasil dari kuesioner digunakan untuk mengetahui tindakan selanjutnya. Kuesioner Nordic Body Map digunakan untuk mengukur risiko kecelakaan kerja, karena mencakup kondisi fisik pekerja dan ditinjau dari kondisi lapangan yang ada kuesioner Nordic Body Map merupakan sistem pengukuran keluhan rasa sakit yang sesuai dengan kondisi lapangan. Kuesioner Nordic Body Map merupakan kuesioner yang sudah baku sehingga validitasnya tidak diragukan lagi. Hasil dari kuesioner Nordic Body Map menunjukkan bahwa pekerja mengalami rasa sakit pada beberapa bagian dari skor tidak sakit, agak sakit, sakit, dan sakit sekali. 2
Proses selanjutnya yaitu memberikan penilaian dengan menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS). Penggunaan metode OWAS digunakan karena dalam kondisi lapangan yang sesuai yaitu menggunakan metode OWAS terutama dalam pengambilan gambar, sehingga menggunakan metode OWAS. Metode OWAS menggunakan berat beban dan mengikutsertakan waktu sehingga menghubungkan setiap postur kerja yang dilakukan dengan kegiatan kerja yang mempengaruhinya. Kecelakaan kerja pada pekerja dapat dianalisis menggunakan berbagai metode dan salah satunya adalah menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS). Ovako Work Analysis System (OWAS) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi postur tubuh dari seorang pekerja. OWAS dipengaruhi oleh waktu yang digunakan pekerja dalam melakukan pekerjaannya dalam setiap hari kerja. Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau tidak, maka digunakan analisis metode OWAS untuk menentukannya. Dengan menggunakan metode OWAS dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja para pekerja dengan merancang metode perbaikannya. Dalam penggunaan metode OWAS memiliki kelebihan yaitu dengan adanya tabel-tabel yang digunakan sebagai acuan untuk membantu menganalisis sehingga penggunaannya lebih mudah. Angka pada setiap bagian tubuh dari pekerja dapat digunakan untuk perbandingan sebelum dan sesudah interverensi untuk mengevaluasi ke efektivitasnya. Dalam metode OWAS juga memiliki kekurangannya yaitu tidak adanya perbedaan antara 3
klasifikasi lengan kanan dan lengan kiri. Dalam metode OWAS ini juga tidak memperhatikan mengenai posisi letak siku, pergelangan tangan, ataupun tangan itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Dalam suatu industri banyak yang tidak memperhatikan postur kerja yang dialami oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya padahal posisi pekerja itu sangat penting untuk menentukan produktivitasnya. Sehingga beberpa posisi pekerja harus dilakukan perbaikan untuk mengurangi kesakitan kerja. Postur kerja karyawan untuk pekerjaan apa saja yang tidak aman dan harus diperbaiki agar terhindar dari cidera otot? 1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian ini menganalisis postur kerja pada pekerja pengepakan dengan metode Ovako Work Analysis System (OWAS). 2. Penelitian ini menganalisis postur kerja dari pekerja pada stasiun kerja pengepakan di industri PG. Madukismo. 3. Penelitian ini mengambil 1 stasiun kerja yang paling berisiko menimbulkan cidera otot yang buruk, kemudian segera kami beri saran perbaikan. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya analisis ini adalah 1. Mengevaluasi kesakitan akibat kerja pada pekerja bagian pengepakan PG. Madukismo. 2. Menentukan tingkat kesakitan kerja menggunakan postur tubuh pekerja pengepakan PG. Madukismo. 4
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi mahasiswa a. Melatih kemampuan dan memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan postur kerja. b. Mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari DIII Agroindustri untuk diaplikasikan secara nyata pada lingkungan industri. c. Sebagai sarana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang didapat di perguruan tinggi dan diterapkan pada kehidupan nyata. 2. Manfaat bagi industri. a. Sebagai saran untuk industri dan pertimbangan tentang perbaikan postur kerja, sehingga pekerja yang ada di industri mempunyai postur kerja yang ergonomis untuk menghindari kesakitan kerja. b. Mahasiswa dapat berkontribusi yang tepat dalam mengidentifikasi ergonomi di PG. Madukismo. 5