BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Tingkat keberhasilan dalam pendidikan sendiri sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Ariya Metta Tangerang) ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: DARIYANTO NIM

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maka akan tercipta suatu masyarakat yang cerdas, intelek, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdasakan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dirancang dan disajikan. Dengan dilaksanakannya Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif di tengah arus globalisasi. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cendekia, mandiri dan kepribadian. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan kualitas pendidikan yang baik. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini lemahnya proses pembelajaran. Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi setiap pribadi masing-masing. Motivasi merupakan suatu kondisi yang dimiliki oleh setiap siswa untuk bertingah laku. Menurut W.S. Winkel dalam Very Andika Rosadi (2013, h. 20) siswa yang sudah duduk di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan harusnya lebih dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, karena siswa tersebut sudah mempunyai kesadaran pentingnya belajar untuk masa depan. Namun dalam realita masih banyak siswa yang belum dipengaruhi oleh motivasi intrinsik tersebut. Berdasarkan hal-hal 1

2 tersebut, sehingga guru mempunyai peran penting untuk mengembangkan motivasi intrinsik tersebut. Motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa pun berbeda-beda, terutama motivasi dalam hal belajar atau sering disebut dengan motivasi belajar. Sementara itu Tri Wahyu Ningsih (2011, h. 2) dalam penelitiannya menyatakan banyak guru sering menggunakan metode ceramah pada saat proses pembelajaran. Sehinggga peran siswa menjadi kurang terlihat atau (pasif). Selanjutnya Terry Irenewaty (2006, h.1) menyatakan Pengajaran dengan menggunakan metode ceramah sering mengalami masalah terutama berkaitan dengan sifatnya monoton dan membuat peserta didik merasa bosan. Namun metode ceramah tetap merupakan metode yang tidak mungkin ditinggalkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu diupayakan improvisasi model pembelajaran ceramah agar lebih menarik dan menantang. Model pembelajaran ceramah memang tidak bisa dihilangkan, tetapi guru dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang relative banyak melibatkan keaktifan siswa dan menciptakan inovasi sehingga pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaraan kooperatif Erma Wulandari dan Sukirno (2012, h. 136). Muslihin al-hafizh dalam Erna Wulandari dan Sukirno (2012, h. 20) memberikan penjelasan bahwa model pembelajaran kooperatif mereka salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta, terutama untuk mengatasi permasalahan

3 dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan. Cooperative learning dalam istilah Indonesia dikenal dengan Pembelajran Kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akamdemik, jenis kelamin, atau suku yang berbeda. Slavin (2010, h. 143) mengungkapkan bahwa salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana adalah Tipe Student Team Achievement Divisoin (STAD) dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi para guru baru menggunakan pendekataan kooperatif presentasi kelas dilakukan secara pengajaran langsung dengan guru, kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasi edukatif akan terjalin antara guru dengan siswa dan antar siswa dalam suatu diskusi kelas. Untuk mengetahui tingkat pemahaman materi tersebut, siswa diberi kuis individual, skor kemajuan siswa didasarkan pada seberapa besar skor kuis siswa melampaui skor dasar mereka sebelumnya, kemudian tiap skor kemajuan siswa dalam satu tim dijumlahkan, tim yang memperoleh skor tinggi akan mendapatkan penghargaan. Alasan mengunakan metode pembelajaran STAD adalah bahwa dengan adanya diskusi kelompok akan tercipta interaksi edukatif, serta dengan adanya penghargaan

4 dalam metode ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa karena masing-masing tim termotivasi untuk mendapatkan penghargaan. Berdasarkan prasurvey yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 januari 2016, diperoleh data bahwa sebagian besar guru akuntansi MAN 1 Bandung masih dominan menggunakan metode konvensional ketika pembelajaran. Terdapat variasi latihan yang digunakan, namun hal tersebut dirasakan belum bisa memfasilitasi cara belajar siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi. Dari 4 kelas XI IPS MAN 1 Bandung, Motivasi Belajar siswa dalam kelas XI IPS C masih belum optimal dilihat dari sikap siswa yang pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran ekonomi. Adapun masalah rendahnya motivasi belajar terjadi di MAN 1 Bandung kelas XI IPS C hal tersebut ditunjukkan dari sikap siswa yang kurang antusias ketika jam pelajaran berlangsung, rendahnya respon umpan balik terhadap pertanyaan dan penjelasan yang diberikan guru serta pemusatan perhatian yang kurang yaitu saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa pada Kelas XI IPS C cenderung hanya duduk, diam dan mendengarkan, siswa dalam proses pembelajaran bertindak sebagai objek pembelajaran. Kurangnya motivasi dalam bertanya maupun berpendapat membuat pembelajaran menjadi monoton, terkadang siswa lebih senang melakukan aktivitas lain, seperti diskusi sendiri dengan teman yang lainnya dan saling bertukar benda yang tidak berhubungan dengan jalannya proses pembelajaran. Hal tersebut

5 mencerminkan dengan 39,31% siswa termotivasi belajar dari keseluruhan siswa di kelas XI IPS C sebanyak 34 orang. (Berdasarkan hasil survey 25 Januari 2016) Kelas XI IPS C cocok diterapkan Model Kooperatif tipe STAD karena siswa kelas XI IPS C terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda sehingga daya pemahaman siswa juga berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya Model Kooperatif Tipe STAD, mereka dapat bekerja sama dengan anggota tim yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda. Siswa saling membantu untuk mempelajari berbagai materi melalui diskusi dalam tim, yang selanjutnya dapat berdampak pada meningkatnya Motivasi Belajar. Melalui Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berupaya untuk meningkatkan Motivasi Belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Dengan berdasarkan pada beberapa permasalahan yang ada, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS C MAN 1 BANDUNG.

6 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat didefinisikan beberapa permasalahan yang muncul berkaitan dengan Motivasi Belajar Siswa,yaitu : 1. Pelaksanaan pendidikan Indonesia masih kurang dalam membentuk siswa terhadap motivasi belajar. 2. Kurangnya motivasi belajar dan penerapan metode ceramah masih dominasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran bersifat monoton. 3. Suasana dalam pembelajaran ekonomi kurang menarik. 4. Kurangnya motivasi siswa dan partisipasi beberapa siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang ditunjukan dari siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa jarang bertanya dan berpendapat ketika diskusi. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pemabatasan masalah yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini,yaitu : 1. Bagaimana Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung?

7 2. Bagaimana Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung? 3. Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung? 1.4 Batasan masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus dalam menggali dan mengatasi permasalahan yang ada. Masih terdapat kendala yang muncul untuk menciptakan pembelajaran yang efektif baik yang muncul dari siswa maupun dari guru. Penelitian ini menitik beratkan pada faktor ekternal yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu model pembelajaran yang digunakan. Kooperatif merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan perlu dikembangkan oleh guru. tipe STAD memiliki fokus pembelajaran pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil maksimal. Tipe STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip, yakni sikap daripada teknik dan prinsip.

8 Penelitian ini membatasi pada masalah terhadap motivasi siswa melalui penggunaan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Kompetensi Dasar Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS C MAN 1 Bandung tahun ajaran 2015/2016. 1.5 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung. 2. Untuk Mengetahui Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung.

9 1.6 Kerangka Pemikiran Dalam pendidikan diperlukan adanya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hungungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut teori belajar behaviorisme, belajar merupakan suatu proses yang diakibatkan adanya interaksi antara stimulus dengan respon. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada peserta didik sedangkan respon merupakan reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang dengan sengaja guna memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas belajar dapat timbul jika seseorang memiliki kekuatan mental, misalnya berupa kemauan, keinginan, cita-cita dan kekuatan mental lainnya. Kekuatan mental tersebut dikenal dengan motif belajar. Motif belajar berperan sebagai daya penggerak dalam melakukan aktivitas belajar. Motif yang telah menjadi aktif dinamakan motivasi. Motivasi belajar merupakan dorongan atau kekuatan dari dalam individu yang menimbulkan aktivitas belajar guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar harus dimiliki oleh masing-masing siswa. Seorang siswa yang memiliki motivasi yang

10 tinggi akan dengan mudah dalam pencapaian prestasi. Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Dari pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai dorongan dalam pencapaian prestasi. Motivasi belajar seseorang dapat diukur melalui indikator-indikatornya, yaitu dilihat dari tingkat hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar, tingkat keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar, tingkat harapan dan cita-cita masa depan, tingkat pemberian penghargaan dalam proses belajar, dan tingkat lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. Pada saat ini, masih banyak guru yang menggunakan cara belajar tradisional dalam pembelajaran ekonomi dimana dalm pembelajaran ini siswa belajar secara kompetitif dan idividualis. Tujuan dari pembalajaran ini sebenarnya baik yaitu agar siswa termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan pada pembelajaran ini yaitu kompetisi siswa yang tidak sehat, siswa yang berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, siswa berkemampuan rendah sulit untuk sukses dan semakin tertinggal bahkan sampai membuat frustasi siswa lainya (Slavin, dalam Trianto, 2010, h. 56). Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka pembelajaran tipe kooperatif dapat dijadikan salah satu solusi agar siswa dapat saling membantu dalam mencapai kesuksesan bersama terutama untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Dalam proses pembelajaran STAD ini, guru menyampaikan materi ajar dan siswa saling kerjasama dalam memahami materi ajar tersebut sehingga pemahaman

11 konsep dan prosedur dalam pembelajaran ekonomi dapat dipahami dengan baik oleh siswa, selain itu dalam pembelajaran STAD ini terdapat interaksi antara siswa karena disini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan menumbuhkan sikap saling menghargai satu sama lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap motivasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar jurnal umum. Dari uraian di atas maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut: Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (X) Motivasi Belajar (Y) Gambar 1.1 Hubungan Variabel Keterangan : : Menunjukkan garis pengaruh 1.7 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam hal informasi dan pengetahuan tentang meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

12 Ekonomi. Manfaat yang ingin disampaikan penulis dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.7.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi keajegan untuk pengembangan ilmu pendidikan terutama pengembangan model pembelajaran kooperatife tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap motivasi belajar siswa pada pelajaran ekonomi. a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sumber bacaan bagi penelitian lain tekait dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS C MAN 1 Bandung. 1.7.2 Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

13 b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mngajar. 2) Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga siswa tidak monoton belajar dengan metode konvensional dan diharapkan hal ini membawa dampak motivasi belajar siswa. 3) Melatih dan membingbing siswa untuk berani mengemukakan pendapat sesuai dengan pemahan siswa. 4) Melatih siswa untuk bekerja sama dan menumbuhkan semangat gotong royong. c. Bagi guru 1) Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi guru dalam pemilihan model pembelajaran yang lebih cepat sehingga dapat meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Ekonomi. 2) Memberikan masukan dalam pengembangan pembelajaran ekonomi menggunakan model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). d. Bagi Pengambil Kebijakan Sekolah 1) Peneliti ini dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk melakukan pembinaan terhadap guru dan upaya meningkatkan professional guru di dalam melakukan suatu proses kegiatan belajar mengajar.

14 2) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu. 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1.8.1 Asumsi Menurut Komarudin (2009, h. 23) mengatakan bahwa asumsi adalah suatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan. Asumsi menetapkan faktorfaktor yang diawasi. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisi, dan tujuan. Asumsi memberikan hakekat, bentuk dan arah argumentasi. Dalam penelitian ini PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS C MAN 1 BANDUNG, maka penulis berasumsi sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diawali dengan perencanaan, didukung komunikasi yang baik, juga pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. 2. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan guru dengan siswa dan terjadi komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.

15 3. Pembelajaran yang dilakukan dikelas masih menggunakan metode konvensional. 1.8.2 Hipotesis Arikunto (2014, h. 110) mengatakan bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka akan dikemukakan suatu hipotesis sebagai suatu respon awal dilakukannya penelitian ini yaitu : 1. = Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS C MAN 1 BANDUNG. 2. = Tidak terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS C MAN 1 BANDUNG. 1.9 Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Difinisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan

16 kejelasan makna serta penegasan istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Dari penjelasan tersebut, maka penulis mendefinisikan konsep-konsep yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Menurut Slavin (2010, h. 144) menyatakan bahwa: Gagasan utama STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Metode pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terdiri dari siklus pembelajaran yang membawa siswa pada suasana kerja sama yang diharapkan. Siklus tersebut meliputi: Mengajar yaitu menyajikan pembelajaran, Belajar dalam kelompok yaitu siswa bekerja dalam kelompok dengan dipandu oleh lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pelajaran bersam anggota kelompok lainnya. Tes yaitu siswa mengerjakan kuis atau tugas secara individu, Penghargaan kelompok yaitu skor kelompok dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota kelompok. 2. Motivasi Belajar Ekonomi a) Motivasi belajar

17 Hamzah B. Uno (2009, h. 3) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan indivudu tersebut bertindak dan berbuat. Pengertian belajar menurut Hamzah B. Uno (2009, h. 22) adalah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal dan nonformal. Dari pengertian tentang motivasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk melakukan aktivitas belajar guna mencapai tujuan tertentu. Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa Motivasi Belajar Ekonomi merupakan dorongan mental yang dimiliki siswa dalam mengkonstruksi fakta-fakta, ide-ide dan pengalamannya untuk menambah pengetahuannya tentang kegiatan pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan yang bertujuan menyediakan informasi ekonomi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna mencapai prestasi belajar yang maksimal. Memperhatikan pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI IPS C MAN Bandung, dalam penelitian ini bagaimana suatu daya yang timbul dari kemampuan atau kecakapan guru dalam melatih atau membimbing aktivitas dan pengalaman

18 siswa serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan yang dapat mendorong mental yang dimiliki siswa dalam mengkonstruksi fakta-fakta, ide-ide dan pengalamannya untuk menambah pengetahuannya tentang kegiatan pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan yang bertujuan menyediakan informasi ekonomi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna mencapai prestasi belajar yang maksimal. 1.10 Struktur Organisasi Teori 1.10.1 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah 2. Identifikasi Masalah 3. Rumusan Maslah 4. Batasan Masalah 5. Tujuan penelitian 6. Kerangka Pemikiran atau Diagram/Skema paradigm Penelitia 7. Manfaat Penelitian 8. Asumsi dan Hipotesis 9. Definisi Operasional 10. Struktur Organisasi Skripsi 1.10.2 Bab II Kajian Teori 1. Kajian Teori

19 2. Analisis dan pengembangan materi yang diteliti 1.10.3 Bab III Metode Penelitian 1. Metode Penelitian 2. Desain Penelitian 3. Partisipasi 4. Instrumen Penilaian 5. Prosedur Penilaian 6. Rancangan Analisis Data 1.10.4 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian 2. Pembahasan Penelitian 1.10.5 Bab V Simpulan dan Saran 1. Simpulan 2. Saran

20