digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan peradaban manusia. Oleh karena itu kualitas peradaban manusia ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu negara yang memiliki peradaban yang maju karena penduduknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sempurna. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor (0-2 tahun); (2) pre operational (2-7 tahun); (3) concrete operational ( 7-11 tahun ); dan (4) formal operational ( 11 tahun keatas). Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asimilasi the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit. Pembelajaran Biologi yang dilaksanakan adalah menggali kemampuan siswa dengan melaksanakan eksperimen secara kelompok, setelah pembelajaran ini diharapkan siswa mampu memahami proses pencernaan manusia serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang 1
digilib.uns.ac.id 2 ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah: (1) bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; (2) anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; (3) bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; (4) berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya; (5) di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya. Berdasarkan pernyataan di atas proses pendidikan yang dialami manusia berlangsung terus menerus dan tidak cukup secara formal saja. Hal ini dapat dimengerti bahwa manusia belajar sepanjang hayat untuk mencapai tujuan. Prinsip belajar sepanjang hayat ini sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan UNESCO, yaitu: (1) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Learning to know artinya bahwa belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada prosesnya. Dengan proses belajar, siswa bukan hanya sadar dengan yang harus dipelajari, akan tetapi juga memiliki kesadaran dan kemampuan cara memaknai materi yang siswa dipelajari. Learning to
digilib.uns.ac.id 3 do artinya bahwa belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat, tetapi belajar untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan akhir dapat menguasai kompetensi yang sangat diperlukan dalam persaingan global. Learning to be artinya bahwa belajar adalah membentuk manusia yang memiliki rasa tanggung jawab. Learning to live together adalah belajar untuk bekerjasama. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung Biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang terkait erat dengan sains dan teknologi yang memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang dapat menguasai teknologi yang dibutuhkan khususnya di era globalisasi. Dengan penguasaan teknologi yang tinggi melalui pembelajaran biologi maka bangsa Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa lainnya didunia. Selain itu dalam lingkup yang lebih kecil yakni sekolah, keberhasilan pembelajaran sains merupakan wujud keterlaksanaan kurikulum. Sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal harus dapat berperan memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat secara optimal untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mengemban misi tersebut maka pendidikan di sekolah harus direncanakan dan
digilib.uns.ac.id 4 dilaksanakan secara sistemik dengan managemen berbasis kompetensi yang tertuang dalam program pengajaran. Penyusunan program pengajaran hendaknya mengacu pada Standar Isi sebagaimana tertuang dalam Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini disusun oleh masing-masing satuan pendidikan untuk memungkinkan terjadinya penyesuaian program pendidikan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Penjabaran program pendidikan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa tahun terakhir ini pemerintah telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) yang disusun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. KTSP adalah penyempurnaan kurikulum 2004. Kurikulum 2004 atau yang dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang menghasilkan standar nasional dan berorientasi pada kecakapan hidup (life skill) serta pendidikan akademik. Kurikulum Berbasis Kompetensi ini menekankan pada pengembangan kemampuan menyelesaikan berbagai macam tugas sehingga dapat menumbuhkan tanggungjawab dan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. SMP Negeri 1 Kecamatan Jetis Ponorogo yang berstatus RSBI sehingga menuntut kualitas lulusan yang semakin meningkat maka kualitas proses pembelajaran juga harus terus ditingkatkan. Materi sistem pencernaan pada
digilib.uns.ac.id 5 manusia yang dipelajari siswa pada semester I kelas VIII penting bagi siswa, karena tidak bisa diamati secara langsung dan berkaitan dengan kehidupan seharihari atau kehidupan nyata. Misalnya ketika siswa memilih jenis makanan sehat dan bergizi, serta cara menjaga kesehatan organ pencernaan yang berkaitan dengan konsep proses pemcernaan secara mekanik dan kimia. Sehingga dalam mempelajari materi sistem pencernaan manusia siswa dituntut untuk mengetahui berbagai hal tentang pencernaan pada manusia, diantaranya adalah macammacam gizi yang diperlukan manusia, kandungan gizi dalam bahan makanan, alatalat pencernaan, dan jenis-jenis enzim. Kemudian fungsi masing-masing zat makanan dan enzim serta alat-alat pencernaan. Dengan penguasaan konsepkonsep tersebut, maka siswa akan memiliki kecakapan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi tentang jenis makanan, fungsi makanan, proses pencernaan makanan, dan cara menjaga kesehatan organ-organ pencernaan. Kenyataan di lapangan materi sistem pencernaan pada manusia dirasakan sulit bagi siswa. Siswa masih banyak yang kurang bisa memahami dalam menentukan jenis gizi yang terkandung dalam bahan makanan, misalnya dalam menentukan karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu siswa terkadang masih belum bisa menjelaskan perbedaan pencernaan makanan secara mekanik dan kimia yang berkaitan dengan fungsi alat pencernaan. Hal itu diperoleh dari hasil observasi di SMP N 1 Kecamatan Jetis. Karena masalahnya materi yang dipelajari tidak bisa diamati secara langsung sehingga perlu dibahas dengan metode eksperimen.
digilib.uns.ac.id 6 Dengan materi yang tidak bisa diamati secara langsung seperti ini dan kurang tepatnya pendidik memilih metode maka menjadikan mereka kurang berhasil. Sebagian pendidik masih terjebak dengan pembelajaran yang bersifat teacher centre, padahal keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan sekali untuk memahami materi pembelajaran yang mereka pelajari seperti filsafat I hear I forget, I see I know, I do I understand mengerti dan paham. Dalam kelas yang berisi siswa yang heterogen tidak bisa dihindari adanya gaya belajar siswa yang berbeda, hal ini juga akan menyulitkan pendidik yang kurang kreatif untuk mengelola pembelajaran dikelasnya secara efektif. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda oleh karena itu pendidik harus mampu memberikan pelayanan adil dan mampu memberikan pembelajaran bagi siswa yang berbeda sehingga mereka dapat memperoleh hasil pembelajaran secara maksimal. Minat dalam menemukan konsep sendiri oleh siswa juga masih rendah. Guru belum memperhatikan tingkat berfikir kritis siswa dalam merumuskan langkah pembelajaran sehingga siswa yang kemampuan berfikir kritisnya tinggi dan rendah diberi perlakuan yang sama. Maka dari itu pembahasan materi sistem pencernaan makanan pada manusia perlu diperhatikan tingkat berfikir kritis siswa. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka pendidik akan melakukan inovasi pembelajaran dikelasnya. Pendidik tidak harus terjebak lagi dengan keterbatasan metode dalam mengajar tetapi harus mampu mengkonkritkan materi yang tidak bisa diamati secara langsung menjadi materi yang dapat dengan mudah
digilib.uns.ac.id 7 dipahami oleh siswa yakni dengan menggunakan laboratorium virtuil. Selain itu untuk memaksimalkan pemahaman, siswa dituntut keterlibatannya dalam belajar. Maka dari itu pendidik akan mengoptimalkan indera siswa melalui kegiatan eksperimen. Pendidik juga akan menganalisa siswa jenis gaya belajarnya berbeda. Ada siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan ada siswa yang memiliki gaya belajar visual akan berkelompok baik pada kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtuil maupun yang diberi pembelajaran laboratorium riil atau langsung melakukan praktikum. Untuk mengetahui pengaruh ketrampilan berfikir kritis siswa terhadap hasil belajar pendidik akan mengukur kemampuan berpikir kritis di awal proses penelitian. Adapun kriteria tingkat berpikir kritis adalah tinggi dan rendah. Cara ini juga diperlakukan pada kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtuil maupun yang diberi pembelajaran laboratorium riil atau langsung melakukan praktikum. Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah pada materi sistem pencernaan pada manusia. Metode eksperimen yang menerapkan pembelajaran melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam berfikir kritis. Kemampuan berfikir kritis mengacu pada kemampuan dasar motorik dan koordinasi yang menyatakan action dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kenyataan di lapangan guru cenderung mengukur kemampuan kognitif saja yang mestinya juga mengukur ranah afektif dan psikomotor. Materi sistem pencernaan pada manusia merupakan
digilib.uns.ac.id 8 materi yang berkaitan erat penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menuntun siswa dengan kemampuan berfikir kritis yang tinggi lebih mudah untuk memahami materi. Dengan melihat karakteristik materi sistem pencernaan maka kombinasi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil serta kemampuan berfikir kritis dan gaya belajar dapat digunakan untuk pembelajaran materi sistem pencernaan sehingga diharapkan pembelajaran menjadi menyenangkan dan menghasilkan prestasi belajar tinggi. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Ada siswa yang masih merasa sulit belajar biologi materi sistem pencernaan pada manusia karena tidak bisa diamati secara langsung. 2. Pada proses pembelajaran biologi masih ada guru yang metode pembelajarannya kurang inofativ. 3. Ada beberapa metode yang sesuai untuk pembelajaran materi sistem pencernaan seperti metode inkuiri, eksperimen, proyek, demonstrasi namun ada guru cenderung melaksanakan secara teacher center. 4. Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan memori, sikap ilmiah, kemampuan menggunakan alat laboratoriumoratorium, kreativitas, gaya belajar, motivasi, aktivitas, dan lain-lain namun guru belum memperhatikan faktor tersebut.
digilib.uns.ac.id 9 5. Pelaksanaan pembelajaran untuk konsep yang tidak bisa diamati secara langsung menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtuil belum diperhatikan oleh guru. 6. Guru cenderung melakukan penilaian hanya pada aspek kognitif saja, padahal prestasi belajar terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. 7. Ada beberapa materi biologi yang diajarkan ada keterkaitan antara materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari belum ditunjukkan guru dalam proses pembelajarannya. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Metode Pembelajaran yang difokuskan pada metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil. 2. Kemampuan berfikir kritis dikategorikan dalam tinggi dan rendah. 3. Gaya belajar dikategorikan dalam visual dan kinestetik. 4. Prestasi belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif dan afektif. 5. Penelitian dibatasi tentang materi sistem pencernaan pada manusia. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian dikemukakan perumusan masalahnya sebagai berikut:
digilib.uns.ac.id 10 1. Apakah ada pengaruh siswa yang diberi pembelajaran dengan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap prestasi belajar? 2. Apakah ada pengaruh siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar? 3. Apakah ada pengaruh siswa yang memiliki gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar? 4. Apakah ada interaksi antara pembelajaran metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap prestasi belajar? 5. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar? 6. Apakah ada interaksi antara kemampuan berfikir kritis dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar? 7. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virrtuil dengan kemampuan berfikir kritis dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil pada materi sistem pencernaan pada manusia.
digilib.uns.ac.id 11 2. Pengaruh prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah pada materi sistem pencernaan pada manusia. 3. Pengaruh prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik pada materi sistem pencernaan pada manusia. 4. Interaksi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dengan media laboratorium virtuil terhadap kemampuan berfikir kritis pada materi sistem pencernaan pada manusia. 5. Interaksi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dengan media laboratorium virtuil terhadap gaya belajar pada materi sistem pencernaan pada manusia. 6. Interaksi antara kemampuan berfikir kritis dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar pada materi sistem pencernaan pada manusia. 7. Interaksi antara metode eksperimen melalui laboratorium riil dengan media laboratorium virtuil, dengan kemampuan berfikir kritis dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar pada materi sistem pencernaan pada manusia. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Manfaat teoritis a Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil pada materi sistem pencernaan pada manusia.
digilib.uns.ac.id 12 b Menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil pada proses pembelajaran materi sistem pencernaan pada manusia. c Memberikan masukan kepada peneliti berikutnya bahwa pencapaian hasil belajar yang baik dan bermakna memerlukan kemampuan berfikir kritis dan gaya belajar. d Menjadi bahan masukan bagi SMP Negeri 1 Kecamatan Jetis Ponorogo dalam peningkatan pembelajaran Sains. 2. Manfaat praktis a Mengembangkan sikap percaya diri pada siswa untuk mengadakan eksplorasi tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmiah. b Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan nyata pada diri siswa. c d Mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada diri siswa. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan bagi guru biologi guna memperluas wawasan proses pembelajaran di sekolah, khususnya penerapan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil.