sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajarmengajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. konsep berkomonikasi, berintreraksi serta menerima informasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah telah banyak melakukan usaha perencanaan propenas sekarang renstra yang pada dasarnya merupakan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai motivasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan antara lain, pemberian sertifikat guru untuk meningkatkan profesionalitas mengajar, peningkatan jenjang pendidikan penyempurnaan kurikulum, pengadaan bahan ajar, peningkatan menajemen pendidikan dan pengadaan fasilitas lainnya. (Depdibud, 2004:30) Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu komponen yang perlu dicermati adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas. Rendahnya mutu pendidikan mengindentifikasikan bahwa kualitas pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien, dan tidak mampu meningkatkan minat baca siswa. Tujuan terpenting dari pendidikan adalah mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajarmengajar yang konstruksif bagi berkembangnya suasana, kebiasaan, dan strategi 1

2 belajar-mengajar juga dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para guru di sekolah. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi belajar dan kreativitas pengajar. Selain itu, pembelajaran dapat ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan kreativitas guru yang akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut seorang guru dituntut mahir mengelola sebuah kelas dengan kreatif, ataupun strategi yang direncanakan sebelumnya, hal ini merupakan kuncisekaligus ujung tombak pencapaian tujuan pembaharuan pendidikan. Seorang guru dituntut untuk dapat mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam mencapai suatu keberhasilan pembelajaran yang diinginkan. Strategi pembelajaran mencakup pendekatan, model, metode, dan media pembelajaran secaraspesifik. Suatu keberhasilan dalam belajar mengajar dapat dilihat dari metode dan pengunaan media yang tepat dari seorang guru. Penggunaan media yang tepat dalam

3 pengajaran akan menimbulkan minat siswa dalam mengikuti suatu pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran bagi peningkatan kualitas pendidikan semakin tampak dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan pendidikan dapat diperbarui. Kelengkapan media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk menunjang proses kelancaran belajar mengajar sehinggaakan tercipta suatu pembelajaran yang menarik dan mengasikkan. Media pembelajaran merupakan bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan sebuah pesan, informasi, maupun bahan pelajaran kepada penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keingintahuan siswa. Media audio visual misalnya, merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam proses belajar sehingga siswa menjadi lebih aktif dan merespon materi yang telah dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuklebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.melalui kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan membaca yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang, terlebih lagi bagi siswa. Banyak keuntungan yang diperoleh siswa apabila dapat menjadi pembaca teks yang efisien dan efektif. Siswa akan memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum maupun informasi khusus, yang terkait dengan materi pelajaran. Kemampuan membaca

4 yang baik dapat digunakan untuk menikmati beragam informasi melalui media cetak dan juga menikmati karya sastra, baik prosa maupun puisi yang dapat menambah wawasan dan meningkatkan kepekaannya terhadap keindahan karya seni. Membaca adalah jendela dunia, dengan membaca semua informasi dapat ditangkap dan dicerna dengan cepat dan mudah. Membaca memiliki peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang. Membaca merupakan jembatan bagi siapa saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan. Pada kenyataannya pembelajaran membaca di lapangan ada keluhan yang disampaikan oleh para guru. Berdasar informasi yang diperoleh melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bidang studi bahasa Indonesia SMP, pada umumnya keluhan itu mengarah pada, (1) pembelajaran membaca kurang diminati siswa, (2) kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapaiannya. Rendahnya respon peserta didik berimplikasi pada hasil belajar sehingga tujuan akhir pembelajaran tidak akan sampai. Selanjutnya hal ini akan mengurangi minat baca siswa. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri, (Sandjaja, 2005). Minat baca sangat erat hubungannya dengan kemampuan membaca. Seseorang yang mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang cukup dan mempunyai

5 minat baca yang tinggi kemungkinan akan mendapat informasi lebih banyak. Kompetensi yang harus dikuasai tidak akan tercapai apabila informasi yang terdapat dalam bahan ajar tidak bisa sampai pada peserta didik karena peserta didik tidak tahu apa yang dimaksud dalam wacana. Hal itu mungkin karena bahasa, bahan atau materi yang kurang sesuai sehingga berdampak peserta didik kurang termotivasi dan tidak senang membaca. Tetapi ketidaksenangan terhadap materi jangan sampai mengakibatkan tumpulnya kemampuan peserta didik dalam mencapai kompetensi membaca. Padahal minat baca yang tinggi yang didasari rasa senang akan menumbuhkan kebiasaan membaca. Senang membaca akan memperkaya pengalaman peserta didik dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwaperistiwa di sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanam, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan, dan rasa hormatnya terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual maupun sosial. Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik agar mau dan mampu menangkap pesan bacaan mungkin dibutuhkan media, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat mengembangkan aspek afektif berupa minat dan sikap yang positif dalam pembelajaran. Rendahnya minat baca ini terjadi hampir diseluruh sekolah di Sumatera Utara. Hal ini di buktikan dari pengamatan penulis, tidak semua siswa SMP Negeri 1 Silou Kahean dalam menulis, memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan isi pesannya kepada orang lain, bahkan masih banyak siswa yang kurang mampu membuat ikhtisar bacaan. Ikhtisar bacaan adalah ide atau pokok

6 yang berisi informasi dan ide penjelas yang memberikan sokongan kuat terhadap ide pokok. Ikhtisar bacaan yang baik akan memperlihatkan ide asli dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa merusak ide-ide tersebut. Agar kaitan antaride menjadi runtun dan padu, maka dalam pembuatan ikhtisar bacaan bisa menggunakan kata-kata sambung atau penghubung dan sejenisnya yang mengakibatkan keutuhan ikhtisar. Hal itu dapat dilihat dari penulisan ikhtisar bacaan siswa SMP Negeri 1 Silou Kahean. Kurangnya kemampuan membuat ikhtisar bacaan dapat disebabkan oleh kurangnya minat baca siswa, pengajaran guru yang kurang dalam hal menulis dan kurangnya minat siswa untuk menuangkan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan. Selain hal tersebut, kemampuan membuat iktisar bacaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kurangnya penggunaan media pembelajaran interaktif.tidak efektifnya media pembelajaran yang digunakan mengakibatkan sebagian besar siswa di SMP Negeri 1Silou Kahean kabupaten Simalungun belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 75, artinya bahwa nilai yang dicapai berkisar antara 0 74. Evaluasi nilai siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun pelajaran 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai Rata-rata Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Tahun Pelajaran Semester 1 Semester 2 KKM 2012/2013 67 68 70 2013/2014 68 69 72 2014/2015 69 69 72 Sumber: SMP Negeri 1 Silou Kahean Kabupaten Simalungun

7 Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai menulis ikhtisar bacaan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal. Dari data tersebut, terlihat bahwa penguasaan materi pada pembelajaran Bahasa Indonesia tergolong rendah, artinya siswa masih belum memahami konsep materi dengan baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Rahmayanti dkk (2015) yang menyimpulkan bahwa ada tiga kendala yang dialami oleh siswa saat menulis ikhtisar bacaan. Kendala tersebut adalah (1) siswa mengalami kesulitan untuk menentukan ide. Hal ini disebabkan oleh kadar/tingkat ide yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda (2) siswa merasa kesulitan dalam menyusun dialog, terutama dialog-dialog yang menandai unsur-unsur menulis ikhtisar (3) siswa merasa kesulitan dalam menyatupadukan unsur ikhtisar bacaan. Selain itu, siswa masih kurang memahami istilah atau kata yang digunakan. Oleh karena banyaknya teks, siswa menjadi bingung dan akhirnya mereka hanya menghafal materi. Kemungkinan siswa merasa enggan harus memahami materi melalui kegiatan menulisyang begitu banyak Kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu pada umumnya hanya disimpan sendiri tanpa dikomunikasikan dengan siswa lain atau guru sehingga kesulitan itu tidak dapat segera diatasi. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.rendahnya hasil belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia tidak terlepas dari peran guru. Salah satunya dipengaruhi oleh pemilihan media pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa, sedangkan pemakaian medial

8 pembelajaran yang kurang tepat dapat mengakibatkan siswa merasa malas dan bosan dalam mengikuti pelajaran, sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar yang dihasilkan kurang baik. Pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung masih berpusat pada guru dengan menerapkan media pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, kemampuan serta kesiapan guru dalam pembelajaran memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa. Dell Olio dan Donk (2007:4) menyatakan While teachers must also have medium for how to develop appropriate teaching and learning opportunities, knowing what to teach and when are the essential first steps in the process. Seorang guru harus mengetahui media pembelajaran untuk mengembangkan pengajarannya dan memberikan kesempatan belajar pada siswanya. Guru juga harus mengetahui apa yang akan diajarkan dan langkah awal dalam proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis akan melakukan penelitian dengan mengangkat judul Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual dan Minat Baca Terhadap Kemampuan Menulis Ikhtisar Bacaan Oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean. 1.2 Identifikasi Masalah Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dimiliki oleh siswa untuk melatih berpikir kritis dan mengungkapkan suatu pendapat serta pengalaman pribadi siswa tentang objek atau kondisi tertentu secara tertulis. Akan tetapi tercapainya kemampuan siswa menulis ikhtisar tersebut tidak sepenuhnya tercapai dengan baik. Banyak permasalahan tentang kemampuan siswa menulis

9 dengan baik dan benar. Beberapa pokok permasalahan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) Rendahnya pemahaman siswa tentang mengungkapkan ide menyebabkan siswa kurang berminat untuk menulis ikhtisar bacaan. (2) Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah cenderung menitikberatkan pada faktor pengetahuan atau teori bahasa yang bersifat kognitif. (3) Kurangnya minat baca siswamenyebabkan siswa kesulitan dalam menuangkan gagasan melalui bahasa tulis. (4) Masih rendahnya minat siswa untuk berlatih menulis karena di sekolah tidak diciptakan stuasi dan kondisi yang merangsang siswa untuk berlatih menulis. (5) Terbatasnya buku perpustakaan sekolah menyebabkan kurangnya minat membaca siswasehingga tidak mendorong siswa untuk berkunjung atau membaca di perpustakaan. (6) Kurangnya cara atau media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. (7) Lingkungan siswa (keluarga, sekolah, dan masyarakat) kurang mendukung kegiatan menulis bagi siswa. Jika hal tersebutdimiliki oleh siswa secara umum, tidak tertutup kemungkinan siswa SMP Silou Kahean juga menghadapi masalah yang sama. Maka penelitian akan dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean.

10 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat terarah dan pembahasan lebih mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) Pengaruh minat membaca terhadap kemampuan menulis ikhtisar bacaan. (2) Pengaruh media pembelajran terhadap kemampuan menulis ikhtisar bacaan. (3) Pengaruh media pembelajaran dan minat membacasecara bersama-sama terhadap kemampuan menulis ikhstisar bacaan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan berbagai hal yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah ada pengaruh kemampuan menulis ikhtisar bacaan siswa yang diajardengan menggunakan media pembelajaran audio visual dan media pembelajaran ekspositori? (2) Apakah ada pengaruhkemampuan menulis ikhtisar bacaan siswa dengan minat baca tinggi dan siswa dengan minatbaca rendah? (3) Apakah ada interaksi antara media pembelajaran dan minat baca secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis ikhtisar bacaan oleh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean?

11 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum dan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembeajaran dan kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis ikhtisar bacaan. 1.5.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap keterampilan menulis ikhtisar bacaan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean: (1) Untuk mengetahui pengaruhkemampuan menulis ikhtisar bacaan siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran audio visual dan media pembelajaran ekspositori. (2) Untuk mengetahui pengaruhkemampuan menulis ikhtisar bacaan siswa dengan minat baca tinggi dan siswa dengan minatbaca rendah. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara media pembelajaran dan minat baca secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis ikhtisar bacaan oleh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean.

12 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis kepada guru khusunya guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Silou Kahean pada umumnya 1.6.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran minat baca, menulis ikhtisar bacaan, dan penggunaan media pembelajaran audio visual 1.6.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Bagi Guru Penelitian ini akan memberikan alternatif pemilihan media pembelajaran menulis ikhtisar bacaan bagi guru bahasa dan sastra Indonesia. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis ikhtisar bacaan dan minat baca. c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penggunaan media pembelajaran, minat baca dan pembelajaran menulis ikhtisar bacaan.