56 BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan uji kuantitatif analitik yang membandingkan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok isofluran dan kelompok sevofluran terhadap kadar magnesium serum (Sastroasmoro 2008). B. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan pemeriksaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Parahita Surakarta yang dimulai pada bulan April hingga Mei 2016. C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Target Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi. 2. Subjek Penelitian Pasien pembedahan elektif dengan anestesi umum di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. a. Kriteria inklusi 1) Pasien pembedahan elektif dengan status fisik ASA I dan II 2) Usia17-60 tahun 3) Indeks massa tubuh (IMT) 18,5-24,9 kg/m 2 4) Tanda vital dalam batas normal 5) Hasil pemeriksaan darah rutin dalam batas normal 6) Bersedia sebagai subjek penelitian 50
51 b. Kriteria eksklusi 1) Pasien dengan riwayat alkoholisme 2) Pasien dengan riwayat diabetes mellitus 3) Pasien dengan riwayat jantung 4) Pasien dengan riwayat penyakit ginjal 5) Pasien dengan riwayat penyakit endokrin seperti hipertiroid, hiperparatiroid, hiperaldosteronisme 6) Pasien pembedahan jantung 7) Pasien dengan alergi isofluran dan sevoluran 8) Kehamilan 9) Penggunaan obat seperti diuretik, sitotoksik, agonis β adrenergik, obat anti tuberkulosis 3. Besar Subjek Penelitian Menurut Supranto (2000), untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok, atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: (t-1)(r-1) > 15 Dimana: t = banyaknya kelompok perlakuan r = jumlah replikasi perlakuan Pada penelitian ini terdapat dua kelompok perlakuan yaitu kelompok isofluran dan sevofluran (t=2), maka jumlah perlakuan yang perlu dilakukan untuk setiap kelompok adalah: (2-1)(r-1) > 15 (r-1) > 15 r > 16 Dari rumus didapatkan r > 16, sehingga jumlah subjek total yang diperlukan pada penelitian ini minimal sebesar 32 orang yang dibagi ke dalam kelompok isofluran (16 orang) dan kelompok sevofluran (16 orang).
52 C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik concecutive sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam penelitian hingga jumlah yang dibutuhkan terpenuhi (Sastroasmoro 2008). D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Isofluran dan sevofluran 2. Variabel terikat : Kadar magnesium serum 3. Variabel luar a. Terkendali : 1) Usia 2) Klasifikasi status fisik ASA 3) Alkoholisme 4) Glukosa darah 5) Penyakit ginjal 6) Penyakit jantung 7) Penyakit endokrin 8) Indeks massa tubuh 9) Obat-obat yang mempengaruhi penelitian b. Tidak terkendali : 1) Stres operatif E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Anestesi umum Anestesi umum ialah suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua sensasi akibat induksi obat. Dalam hal ini, selain hilangnya rasa nyeri, terjadi pula hilangnya kesadaran. Obat anestesi umum bekerja dengan menghambat transmisi eksitasi dan meningkatkan transmisi inhibisi. Obat anastesi umum dapat diberikan secara inhalasi dan secara intravena (Garcia et al. 2010). Obat anastesi umum yang diberikan secara inhalasi di antaranya adalah N 2 O dan larutan yang mudah menguap seperti isofluran, desfluran, dan sevofluran. Obat
53 anastesi umum yang digunakan secara intravena, yaitu tiobarbiturat, narkotik-analgesik, senyawa alkaloid lain dan molekul sejenis, dan beberapa obat khusus seperti ketamin (Ebert et al. 2009). Anestesi inhalasi biasanya diberikan sebagai maintenance tetapi dapat juga digunakan sebagai induksi. Dosis biasanya ditetapkan dalam MAC (minimum alveolar concentration) (Saifee et al. 2007). Alat ukur anestesi inhalasi : Vaporizer dalam mesin anestesi Satuan anestesi inhalasi : Volume % Alat ukur anestesi intravena : Spuit 10 cc Satuan anestesi intravena : ml/kgbb 2. Isofluran Isofluran merupakan agen anestesi volatil yang termasuk dalam halogenated methylethyl ethers dengan kelompok difluoromethyl dan kelompok fluorinated ethyl. Pada isofluran, salah satu atom fluor pada kelompok ethyl diganti dengan chlor. Agen ini memiliki rumus molekul C 3 H 2 F 5 ClO dan berat molekul sebesar 184,5 dalton. Isofluran merupakan cairan volatil yang stabil, jernih, dan tidak berwarna pada suhu ruangan serta tidak mudah terbakar atau meledak. Bau isofluran cukup menusuk dan tercium seperti bau eter yang apak. Isofluran diberikan ke pasien secara inhalasi melalui mesin anestesi langsung menuju ke sistem pernafasan dan diserap oleh sirkulasi pulmonal (Saber et al. 2009). Isofluran diberikan sebagai maintenance anestesi dengan dosis sebesar 1 MAC yaitu 0,8 1,2 vol% dan dikombinasi dengan O 2 : N 2 O = 50% : 50%. Alat ukur : Vaporizer dalam mesin anestesi Satuan : Volume % 3. Sevofluran Sevofluran merupakan agen anestesi volatil yang masuk dalam kelompok polyfluorinated methyl isopropyl ether. Agen ini memiliki rumus molekul C 4 H 3 F 7 O dan berat molekul sebesar 200,1 dalton.
54 Sevofluran merupakan cairan volatil yang stabil, jernih, dan tidak berwarna pada suhu ruangan serta tidak mudah terbakar atau meledak. Sevofluran memiliki bau yang paling tidak menusuk di antara ketiga agen inhalasi utama (isofluran, desfluran, dan sevofluran). Bau sevofluran tercium menyenangkan seperti bau kloroform. Sevofluran diberikan ke pasien secara inhalasi melalui mesin anestesi langsung menuju ke sistem pernafasan dan diserap oleh sirkulasi pulmonal (Saber et al. 2009). Sevofluran diberikan sebagai maintenance anestesi dengan dosis sebesar 1 MAC yaitu 1 2 vol% dan dikombinasi dengan O 2 : N 2 O = 50% : 50%. Alat ukur : Vaporizer dalam mesin anestesi Satuan : Volume % 4. Magnesium Serum Magnesium merupakan kation terbanyak kedua dalam intraseluler dan kation terbanyak keempat dalam tubuh. Magnesium berperan penting secara fisiologis dalam berbagai fungsi tubuh. Peran ini antaralain membentuk kelasi dengan ligan anionik intraseluler yang penting, terutama ATP, berkompetisi dengan kalsium untuk mengikat reseptor pada protein dan membran, sintesis asam nukleat dan protein, serta bekerja spesifik pada organ seperti sistem neuromuskuler dan kardiovaskuler. (Swaminathan 2003). Kadar magnesium serum (sampel darah beku 5 ml) diukur 2 kali (sebelum intervensi dan 30 menit setelah intervensi) pada kedua kelompok perlakuan yang akan diperiksa di Laboratorium Parahita Surakarta menggunakan metode colorimeter and point dengan alat ukur Cobas. Nilai normal kadar magnesium serum yang ditetapkan adalah 1,7 2,4 mg/dl. Satuan : mg/dl Skala pengukuran : rasio F. Instrumen Penelitian 1. Identitas pribadi
55 Lembar kuisioner yang berisi data pribadi dari populasi. Lembar ini selain bertujuan untuk mengetahui identitas pribadi responden, juga berfungsi untuk menyeleksi responden. 2. Rekam medis pasien Instrumen ini digunakan untuk memastikan bahwa individu yang akan menjadi sampel merupakan pasien pembedahan elektif dengan anestesi umum dan untuk mengetahui riwayat medis pasien. 3. Lembar informed consent penelitian 4. Monitor vital sign otomatis Instrumen ini digunakan untuk mengawasi perubahan hemodinamik yang terjadi selama prosedur pembedahan dengan menggunakan anestesi umum. 5. Mesin anestesi Instrumen ini digunakan untuk mengontrol aliran gas-gas yang diinginkan, mengurangi tekanannya bila diperlukan ke dalam tingkat yang aman, menguapkan anestesi volatil menjadi campuran gas akhir, dan menyalurkan gas-gas tersebut ke sirkuit pernapasan yang tersambung dengan jalan napas pasien. 6. Vaporizer Instrumen ini dgunakan untuk menguapkan anestetik volatil sebelum dihantar ke pasien. Vaporizer mempunyai tombol pengatur konsentrasi yang dengan tepat menambahkan agen anestesi volatil tercampur dengan aliran gas dari seluruh pengukur aliran. Agen anestesi inhalasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Agen anestesi inhalasi isofluran 1 MAC (0,8 1,2 vol%) b. Agen anestesi inhalasi sevofluran 1 MAC (1 2 vol%) 7. Endotracheal tube 8. Spuit 5 ml 9. Spuit 10 ml 10. Fentanyl 10 µg/ml 11. Propofol 10 mg/ml
56 12. Midazolam 1 mg/ml 13. Atracurium 10 mg/ml 14. Tabung Vacutainer tutup warna ungu 15. Mesin analisis Cobas G. Perijinan Penelitian 1. Ethical Clearance Penelitian perlu mendapatkan ijin penelitian setelah dilakukan pengkajian oleh tim komite medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan prinsip tidak melanggar etika praktik kedokteran dan tidak bertentangan dengan etika penelitian pada manusia. 2. Ijin Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan atas persetujuan pasien atau keluarga terhadap informed consent yang diajukan peneliti, setelah sebelumnya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut.
57 H. Alur Penelitian Populasi target Subjek penelitian (min. n=32) Kriteria inklusi dan eksklusi Subjek K1 (min. n=16) Subjek K2 (min. n=16) Premedikasi: Midazolam 0,07 mg/kgbb IV Fentanyl 2 µg/kgbb IV Induksi: Propofol 1,5 mg/kgbb Atracurium 0,5 mg/kgbb Premedikasi: Midazolam 0,07 mg/kgbb IV Fentanyl 2 µg/kgbb IV Induksi: Propofol 1,5 mg/kgbb Atracurium 0,5 mg/kgbb Data dasar (T1) Menit ke 0 Data dasar (T1) Menit ke 0 Maintenance: Isofluran 1 MAC (0,8 1,2 vol%) O 2 : N 2 O = 50% : 50% selama 30, 60, 90 menit Maintenance: Sevofluran 1 MAC (1-2vol%) O 2 : N 2 O = 50% : 50% selama 30, 60, 90 menit Data kedua (T2), ketiga (T3), keempat (T4) Pemberian berikutnya ke 30, 60 dan 90 menit Data kedua (T2), ketiga (T3), keempat (T4) Pemberian berikutnya ke 30, 60 dan 90 menit Gambar 8. Alur penelitian K1 : Kelompok pemberian isofluran K2 : Kelompok pemberian sevofluran Analisis data T1 : Kadar magnesium serum sebelum intervensi
58 T2 : Kadar magnesium serum setelah intervensi selama 30 menit T3 : Kadar magnesium serum setelah intervensi selama 60 menit T4 : Kadar magnesium serum setelah intervensi selama 90 menit H. Langkah Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta setelah mendapat ijin dari Komite Medik melalui tahapan sebagai berikut : 1. Pasien ASA I dan II yang tiba di kamar operasi yang dijadwalkan untuk dilakukan operasi dengan anestesi umum dilakukan monitoring standar. Sebelumnya pasien dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan dipasang infus. 2. Dilakukan identifikasi identitas (nama, jenis kelamin, umur), berat badan, status fisik (ASA), dan monitoring vital sign (tekanan darah, nadi, suhu). 3. Setelah subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, subjek dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pemberian isofluran minimal sebanyak 16 orang dan kelompok pemberian sevofluran minimal sebanyak 16 orang. 4. Pada masing-masing kelompok, subjek diinjeksikan midazolam 0,07 mg/kgbb sebagai premedikasi dan fentanyl 2 µg/kgbb intravena sebagai analgetik fasilitas intubasi. 5. Dilakukan induksi anestesi menggunakan propofol 1,5 mg/kgbb IV dan dilumpuhkan dengan atracurium 0,5 mg/kgbb IV sebelum intubasi. 6. Diambil sampel I darah vena sebanyak 5 ml untuk memperoleh data dasar dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan. 7. Intubasi endotrakeal dilakukan. 8. Subjek diberi maintenance melalui mesin anestesi berupa isofluran 1 MAC yaitu 0,8 1,2 vol% (kelompok isofluran) dan sevofluran 1 MAC yaitu 1 2 vol% (kelompok sevofluran) serta O 2 : N 2 O = 50% : 50%. 9. Setelah 30 menit pemberian maintenance, diambil sampel II darah vena sebanyak 5 ml untuk memperoleh data kedua dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan.
59 10. Setelah 60 menit pemberian maintenance, diambil sampel III darah vena sebanyak 5 ml untuk memperoleh data kedua dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan. 11. Setelah 90 menit pemberian maintenance, diambil sampel IV darah vena sebanyak 5 ml untuk memperoleh data kedua dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan 12. Seluruh sampel darah kemudian dibawa ke Laboratorium Parahita Surakarta untuk diolah. 13. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis data yang telah dipilih. I. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah analisis bivariat (Tumbelaka 2008) dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Uji normalitas data kadar magnesium serum sebelum dan setelah perlakuan dengan Shapiro-Wilk test karena n<50 (Budiarto 2004). Apabila data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan transformasi data untuk mengubah data sehingga dapat terdistribusi normal (Ghozali 2005). 2. Analisis statistik bivariat berupa paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kadar magnesium serum sebelum dan setelah pemberian isofluran atau sevofluran pada masing-masing kelompok jika distribusi data normal. Jika distribusi data tidak normal maka digunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon Signed Rank Test pada masing-masing kelompok perlakuan. 3. Analisis statistik bivariat berupa independent t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kadar magnesium serum setelah perlakuan pada kedua kelompok yaitu kelompok pemberian isofluran dan kelompok pemberian sevofluran jika distribusi data normal. Jika distribusi data tidak normal maka digunakan uji alternatif yaitu Mann- Whitney U test. Semua uji menggunakan kriteria α = 0,05.
60 4. Hasil statistik akan ditampilkan dalam bentuk tabel. 5. Perhitungan statistik menggunakan software SPSS 17.