Goodlad seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah. melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. utuh. Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD TO IMPROVE MATHEMATICS RESULT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. menentukan karena guru adalah the man behind the gun yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).

THE IMPLEMENTATION OF HISTORY LEARNING BY THE TEACHERS NON TEACHING IN HISTORY TO IMPROVE STUDENTS UNDERSTANDING OF HISTORY IN SMAN 12 KERINCI.

Fety Novianti. Keyword: Efektifitas Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran, Motivasi Belajar Siswa, dan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, informasi dan arus globalisasi telah mengubah wajah dunia dan

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAH RAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. implementasi kurikulum di kelas, maka perlu mendapat perhatian serius. dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang profesional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

PENGELOLAAN KELAS YANG DINAMIS SEBAGAI DAYA TARIK MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI SAMPANGAN NO. 26 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

This study entitled "Analysis of Junior High School Students Aggressiveness XIII Koto Kampar Year 2 Lesson

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah ; (1) menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

ON THE JOB LEARNING. Oleh. Drs. Lasiman, M.Pd. Dosen Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Bandar Lampung (UPBJJ-UT Bandar Lampung)

Kegiatan Workshop Dengan Metode Kolaboratif Dan Konsultatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan KKM (Sasmito Pribadi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. mungkin akan terjadi di dalam pergaulan dewasa atau pergaulan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

STANDAR KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI INTERSTUDI OLEH: TIM PENYUSUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

Abstract. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PROBLEM POSSING. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Margaretha Argadian Asmara, 2015

Transkripsi:

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Goodlad seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul Behind the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru. Hal ini sangat masuk akal, karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas (Suyanto, 2007: 12). Dalam konteks pendidikan, guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Urgensinya peran dan posisi guru ini, adalah faktor kunci dalam proses pemberdayaan dalam dunia pendidikan. Dengan kata lain, kualitas pendidikan Indonesia sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai unsur dinamis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, perhatian terhadap guru sebagai profesi atau pribadi, menjadi satu bagian penting dalam proses peningkatan mutu layanan dan mutu lulusan pendidikan (Sudarma, 2007: 36). Guru yang mampu bekerja secara profesional salah satunya dipengaruhi oleh pola pemberdayaan guru. Guru yang tidak diberdayakan 1

11 akan selalu ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, agar guru tetap profesional perlu ada sistem pemberdayaan yang baik, tersistem, dan berkelanjutan (Suyanto, 2007: 28). Pemberdayaan guru pada hakikatnya adalah proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu peningkatan kedisiplinan tenaga pengajar yang berhubungan dengan kompetensikompetensi guru. Potensi-potensi guru seperti wawasan harus senantiasa dipertahankan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik di masa yang akan datang. Hakikat pemberdayaan adalah proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya, yang juga merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa elemen dasar pembinaan sumber daya manusia meliputi kegiatan sumber daya untuk mencapai tujuan, proses dilakukan secara rasional, melalui manusia lain, menggunakan metode atau teknik tertentu, dalam lingkungan organisasi tertentu (Fathoni, 2008: 5-6). Michelle Stacy (2013: 40) dalam Teacher Led Professional Development: Empowering Teachers As Self Advocates mengungkapkan: Teacher empowerment can be defined as teacher autonomy to make decisions (McGraw, 1992), to make professional judgments regarding teaching (Bolin, 1989), and to have a professional voice (Simon, 1987). Empowered teachers are professionals who have the power to create curricula, administer their own lessons, and, as a result, have the ability to effectively teach their students. When empowered to direct their own professional development, teachers claim ownership of their work and invest in it accordingly. Engaged, focused, positive teachers have a

12 tremendous impact on student achievement (Desimone, 2011). Moreover, empowered teachers are more likely to become activists for education reform within their own schools and advocates for themselves. In order for teachers to adequately be empowered,however, they need certain levels of autonomy, professional, and intellectual stimulation (Gutman, 1987; Webb, 2009) Mencermati arti penting pemberdayaan guru dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, menjadikan pemberdayaan memiliki kedudukan penting untuk dilakukan oleh kepala sekolah dan unsur pimpinan di atasnya. Dengan demikian, upaya-upaya konkrit perlu dilakukan agar guru berdaya, sehingga memberi kontribusi nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan. SD Negeri Magersari 3 sebagai sekolah yang berada di Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang merupakan sedikit sekolah yang mampu menjaga kualitas pedidikannya. Kualitas pendidikan yang dimaksud adalah kualitas pendidik dan peserta didik. Kualitas pendidik digambarkan dengan munculnya guru berprestasi di tingkat kota maupun propinsi. Kualitas peserta didik dengan memperoleh berbagai prestasi akademik maupun non akademik yang diraih siswa. Nilai rata-rata kelulusan dalan ujian nasional menunjukkan grafik peningkatan. SD Negeri Magersari 3 memiliki berbagai keistimewaan. Sebagai sekolah dasar, keberadaan SD ini oleh masyarakat di sekitar sekolah menjadi sebuah harapan mendapatkan kesempatan memperoleh kesempatan pendidikan bagi putra putri masyarakat sekitarnya. Berada di pinggiran Kota Magelang dengan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, menjadikan SD tersebut sebagai sekolah yang membantu masyarakat.

13 Kondisi lingkungan yang mewarnai pendidikan SD Negeri Magersari 3 yang berada di lingkungan miskin ternyata bagai sebuah oase bagi masyarakat. SD tersebut juga mampu mengukir berbagai prestasi baik akademis maupun non akademis oleh guru dan peserta didik. Berbagai prestasi yang diraih tersebut membuktikan bahwa lingkungan masyarakat pinggiran dan miskin tidak menghalangi sekolah meraih prestasi. Menjadikan SD Negeri Magersari 3 sebagaimana yang terlihat sekarang bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Kerja keras kepala sekolah dan guru dalam menjadikan sekolah yang dinamis dan berprestasi merupakan upaya yang terus dijalankan. Kepala sekolah dalam hal ini memiliki andil yang besar. Program pemberdayaan yang dicanangkan kepala sekolah merupakan motivasi sekolah untuk berprestasi. Kepala sekolah dengan program pemberdayaan guru mampu menjadikan guru berdaya. Berdaya dalam hal ini guru mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk berdayaguna dalam memajukan pendidikan di SD Negeri Magersari 3. Danim (2007: 56) mengemukakan bahwa pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan suatu kebijakan yang telah dilakukan kepala SD Negeri Magersari 3 yang intinya meningkatkan kompetensi guru. Mulyasa (2007: 38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk

14 menunjang keberhasilan pengelolaan pembelajaran. Kompetensi yang baik, maka seorang guru akan mampu mengelola pembelajaran dengan baik pula. Di samping pengetahuan tentang teori belajar, seorang guru juga harus mempunyai kemampuan merencanakan program pengelolaan pembelajaran. Menurut Joni (2009:80), kemampuan merencanakan pengelolaan pembelajaran mencakup kemampuan (1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3) merencanakan pengelolaan kelas, (4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran, dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Menurut Hamalik (2007: 79) pada dasarnya tujuan pengelolaan pembelajaran adalah mencakup nilai-nilai tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa. Tujuan yang baik ialah apabila mendorong kegiatan guru dan siswa. Pemberdayaan guru akan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa. Guru dapat memilih dan menentukan alat peraga pendidikan yang akan dipakai. Guru yang berdaya dapat menentukan teknik penilaian terhadap hasil belajar siswa dengan baik dan benar.

15 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada Bagaimana pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam pembelajaran di SD Negeri Magersari 3 Magelang Selatan Kota Magelang. Secara khusus penelitian ini difokuskan pada tiga subfokus, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam perencanaan pembelajaran yang meliputi persiapan Silabus dan penyusunan RPP? 2. Bagaimanakah pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pemilihan metode, teknik, prosedur, media dan materi pembelajaran? 3. Bagaimanakah pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam evaluasi pembelajaran yang meliputi evaluasi formatif dan sumatif, pelaporan hasil evaluasi dan pelaksanaan remidi? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan pemberdayaan guru untuk kepala sekolah dalam pembelajaran di SD Negeri Magersari 3 Magelang Selatan Kota Magelang. Tujuan khusus penelitian ini ada tiga, yaitu: 1. Untuk mendeskripsikan pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam perencanaan pembelajaran yang meliputi persiapan silabus dan penyusunan RPP.

16 2. Untuk mendeskripsikan pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pemilihan metode, teknik, prosedur, media dan materi pembelajaran. 3. Untuk mendeskripsikan pemberdayaan guru oleh kepala sekolah dalam evaluasi pembelajaran yang meliputi evaluasi formatif dan sumatif, pelaporan hasil evaluasi dan pelaksanaan remidi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen sumber daya guru. b. Bahan rujukan bagi penelitian sejenis, dalam mengembangkan teori pemberdayaan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis kepada stakeholder pendidikan. a. Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan untuk merumuskan konsep pemberdayaan guru yang sesuai dengan karakteristik daerah. b. Kepala sekolah sebagai bahan kajian dalam pemberdayaan guru, agar potensi yang dimiliki guru dapat terbina secara maksimal dan mampu bermanfaat dalam membangun mutu pendidikan.

17 c. Guru dapat dijadikan sebagai acuan potensi yang dapat diberdayakan dalam diri guru, sehingga mampu berkontribusi dalam membangun pendidikan berkualitas. E. Definisi Istilah 1. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna utuk memperoleh hasil yang lebih baik. 2. Guru Guru adalah profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 3. Kepala Sekolah Guru yang diberi tugas tambahan untuk mengelola sumberdaya sekolah dan bertanggung jawab atas sekolah yang dipimpinnya. 4. Pemberdayaan Guru Pemberdayaan guru adalah suatu konsep yang tidak statis atau final berupa perjalanan pekerjaan guru sejak diterima sebagai pegawai baru dan berakhir sampai guru tidak bekerja lagi dalam suatu institusi sekolah. 5. Pengelolaan Pemberdayaan Guru Kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam memberdayakan guru dengan cara mengelola pemberdayaan tersebut.

18 6. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan adalah suatu proses persiapan rencana pengembangan dan pengkoordinasian pembelajaran secara menyeluruh dari apa yang sudah ada sekarang untuk menjadi lebih baik agar dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 7. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan untuk dapat merealisasikan suatu rencana pekerjaan pembelajaran untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, disamping kita mengawasi atau mengontrol terhadap hasil yang telah dicapai pada masa sebelumnya. 8. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi (evaluation) berarti penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah, evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.