I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh IRA DESIYANTINA SULTAN DJASMI MAMAN SURAHMAN

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Ada dua

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memerankan peran yang sangat penting dalam membentuk

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses kegiatan pembentukan sikap

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan kita pengetahuan tentang dunia, mengembangkan perspektif kita dalam memandang kehidupan, membantu kita membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang serta membuka jalan untuk karir yang baik, membantu membangun karakter. Pendidikan meletakkan dasar untuk membangun bangsa yang kuat. Pendidikan yang sesungguhnya diperoleh dari pelajaran yang diajarkan kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan baik itu lembaga formal maupun informal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi

2 muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Pendidikan yang dilakukan disekolah akan memudahkan pemerintah untuk mengetahui hasil dari tujuan pendidikan tersebut. Pengetahuan yang kita miliki, untuk memperoeh pengetahuan ditempuh dengan melakukan usaha-usaha belajar. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai materi pelajaran yang diberikan sekolah yang diwujudkan dalam prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar yang memuaskan merupakan harapan bagi siswa, orang tua siswa, dan juga guru. Slameto (2013: 17) menyatakan bahwa: prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana pengetahuan anak terhadap materi yang diterima. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena menjadi salah satu alat ukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa berhasil melalui proses belajar yang mereka ikuti hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai belajar siswa yang masih rendah, dan salah satu diantaranya yaitu pelajaran IPS. Belajar adalah kegiatan berproses yang dapat dilakukan dimana saja, baik itu disekolah ataupun dirumah, asalkan dari proses tersebut dapat menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik. Guru sebagai seorang pengajar memiliki peran yang sangat penting dalam membantu keberhasilan belajar siswanya. Namun, sesungguhnya yang paling menentukan adalah siswa itu sendiri. Dalam usaha belajarnya siswa harus

3 memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai keberhasilannya termasuk dalam berusaha mengatasi kebiasannya yang kurang baik yang dapat menyebabkan prestasi belajar rendah. Berdasarakan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SDN 3 Gedung Air pada kelas V diketahui bahwa prestasi belajar siswa rendah pada mata pelajaran IPS. Guru kelas menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran, KKM tersebut dijadikan acuan dan standar nilai dalam penetapan tingkat ketuntasan belajar siswa. Adapun KKM yang ditetapkan untuk mata pelajarn IPS yaitu 65, dimana dengan KKM tersebut siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa dapat mencapai nilai 65 atau lebih. Berikut rincian nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS: Tabel 1. Nilai UAS IPS Siswa Kelas V No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 45-54 9 27,3 Belum Tuntas 2 55-64 16 48,5 Belum Tuntas 3 65-74 5 15,2 Tuntas 4 75-84 3 9 Tuntas Jumlah 33 100% Sumber: Wali KelasV SD Negeri 3 Gedung Air Berdasarkan kriteria ketuntasan nilai yang telah ditetapkan sekolah, dari data tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah 33 siswa, jumlah siswa yang sudah mencapai standar KKM hanya 8 orang atau 24,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 75,8%. Rendahnya prestasi belajar IPS siswa tersebut menunjukkan bahwa tujuan

4 pembelajaran di SD Negeri 3 Gedung Air tersebut belum tercapai karena prestasi belajar belum mencapai KKM yang diberlakukan untuk mata pelajaran IPS yaitu 65. Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipegruhi oleh beberapa faktor. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2013: 54) Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu: 1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa, misalnya disiplin belajar, Kemandirian belajar, kondisi fisiologis (keadaan fisik dari siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, motivasi). 2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, misal faktor lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat) alat instrument (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana belajar serta guru pengajar. Dari pendapat di atas, diketahui bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa, baik itu yang berasal dari dalam atau dari luar diri siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat melakukan penelitian pendahuluan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat dari bulan November 2013 hingga Januari 2014 tingkat disiplin dan kemandirian siswa di sekolah dapat dilihat sejak awal pelajaran dimulai sampai pelajaran berakhir. Pada saat pelajaran akan dimulai siswa sering terlambat padahal menurut tata tertib siswa harus ada di dalam kelas 5 sampai 10 menit pelajaran akan dimulai, ada siswa yang memakai seragam sekolah dengan tidak lengkap, siswa tidak membawa perlengkapan belajar, adanya siswa yang tidak

5 mengumpulkan PR yang diberikan oleh guru secara tepat waktu, ada siswa yang mengerjakan PR pada saat disekolah dengan mencontek PR temannya. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian siswa enggan membuka buku atas kesadaran sendiri pada awal pembelajaran dimulai. Siwa tidak mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan atau yang diterangkan oleh guru, berbicara tanpa seizin guru, ketika guru tidak ada dikelas siswa keluar masuk kelas dan berbuat pada saat jam pelajaran berlangsung, pelanggaran juga terjadi pada saat praktek diluar kelas seperti praktek olahraga atau kesenian. Dalam kegiatan praktek luar kelas pun siswa masih ada yang melanggar tata tertib atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, seperti harus membawa alat-alat dan bahan praktek yang telah ditentukan, siswa diwajibkan memakai pakaian praktek dan kelengkapan praktek, siswa dilarang makan dan minum pada saat praktek, siswa dilarang berbicara yang berlebihan saat praktek. Kedisiplinan dan kemandirian siswa kelas V SDN 3 Gedung Air, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rekapitulasi absensi siswa kelas V Tahun Pelajaran 2014/2015 Bulan Keterangan Jumlah Alpa Izin Sakit Absensi Agustus 22 9 7 38 September 17 11 9 37 Oktober 19 15 14 48 November 21 12 5 38 Desember - 4 7 11 Jumlah 79 51 42 172 Sumber: Wali KelasV SD Negeri 3 Gedung Air

6 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total ketidak hadiran siswa dari bulan Juli sampai Desember sebanyak 159 hari, jumlah tersebut terbagi atas alpa sebanyak 79 hari atau 45,93%, izin sebanyak 51 hari atau 29,65%, dan sakit sebanyak 42 hari atau 24,41%. Tabel 3. Data tingkat kemandirian belajar siswa di kelas V SD Negeri 3 Gedung Air No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Siswa memakai seragam sekolah dengan tidak lengkap 17 51,51% 2 Siswa tidak membawa perlengkapan belajar 23 69,69% 3 Siswa mencontek pekerjaan teman 18 54,54% 4 Siswa enggan membuka buku atas kesadaran sendiri pada awal pembelajaran hendak dimulai 21 63,63% 5 Siswa enggan belajar secara tertib saat guru tidak berada di kelas 11 33,33% Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ternyata seorang siswa tidak hanya memiliki saatu cerminan sikap kurang mandiri melainkan dapat lebih dari satu, terlihat dari beberapa point diatas jelas hal tersebut dilakukan lebih dari sebagian siswa dikelas dengan persentase 51,51% siswa berpaikan seragam tidak lengkap, 69,69% siswa kerap tidak membawa perlengkapan belajar, 54,54% siswa kerap mencontek pekerjaan teman dan 63,63% siswa enggan membuka buku pada awal pembelajaran atas kesadaran diri sendiri, hal tersebut jelas menggambarkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air memiliki sikap kemandirian belajar yang rendah. Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat disimpulkan pelanggaran yang terjadi merupakan indikasi dan gejala kurang disiplin serta kurangnya

7 sikap mandiri dalam belajar yang dimiliki siswa di Sd Negeri 3 Gedung Air. Soegeng Prijodarminto dalam Arifieani (2013: 5) mengemukakan Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin memang susah dalam penerapan dan berat untuk dilakukan, namun apabila kita tetap untuk disiplin maka hasil yang akan diperoleh cenderung akan sesuai dengan yang diinginkan. Disiplin belajar siswa dapat dipengaruhi oleh taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar dan perasaan sikap serta minat. Masalah disiplin belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab tidak adanya disiplin belajar bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat belajar tetapi dapat mempengaruhi tujuan belajar. Kemandirian belajar sangat diperlukan dalam proses belajar siswa seperti yang dikemukaan Suryadi (2006: 1) bahwa siswa dengan kemandirian belajarnya tinggi akan berusaha bertanggung jawab untuk kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri memiliki inisiatif dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengukir prestasinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2007: 182) mengemukakan ketika peserta didik belajar dengan kemauannya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya. Dengan adanya kemadirian siswa akan belajar dengan kemauannya sendiri tanpa paksaan, tentunya ini akan

8 berpengaruh pula dalam proses belajarnya, dalam transfer informasi pengetahuan yang ia lakukan. Siswa akan lebih meresapi dan memahami pembelajaran karena belajar tanpa paksaan. Kemandirian belajar sangat perlu di tumbuhkembangkan dalam diri siswa sebab berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kemandirian belajar mencakup lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Dari aspekaspek yang terkandung dalam kemandirian belajar itu sendiri disebutkan bahwa terdapat unsur dispilin di dalamnya dengan demikian jelas bahwa sikap disiplin dan mandiri merupakan hal penting yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain kedua sikap tersebut harus dimiliki dan dikembangkan oleh siswa yang tentunya akan berpengaruh positif bagi prestasi belajar yang akan diperoleh siswa. Prestasi belajar yang baik dalam memperoleh nya, tidak terlepas dari cara belajar siswa itu sendiri, cara belajar yang baik merupakan salah satu usaha untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Untuk melaksanakannya diperlukan suatu pedoman agar usaha yang dilakukan dapat berhasil. Salah satu prinsip belajar itu adalah kedisiplinan. Disiplin mendorong siswa belajar secara konkrit baik di sekolah maupun dirumah. Sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar, dengan bersikap disiplin siswa dapat mencapai tujuan belajar. Di era global ini sangat disayangkan apabila siswa memiliki sikap disiplin dan kemandirian yang rendah dalam belajar sebab, di era global ini terdapat disparitas fenomena yang menyiratkan banyak

9 persoalan dan memiliki lingkup yang sangat kompleks seperti kesenjangan yang kerap kita temui dalam memperoleh pendidikan. Jika dalam era globalisasi ini tidak ada upaya untuk mengantisipasi, manusia dapat larut dan hanyut didalamnya yang mungkin saja bisa merugikan individu itu sendiri. Menanggapi perubahan yang cepat di era global ini seharusnya ada upaya terhadap anak agar mereka memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnainya. Salah satu upaya yaitu dengan cara membimbing anak yang sejatinya adalah generasi penerus cita-cita bangsa dimasa yang akan datang ini untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk memiliki dan mengembangkan dasardasar disiplin dan kemandirian diri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam keberhasilan di dunia pendidikan ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu faktor yang memegang peranan sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar adalah siswa itu sendiri. Karena itu, dibutuhkan disiplin, serta kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar di era global ini. Berdasarkan masalah-masalah yang tertuang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini yang berjudul Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas V di SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

10 B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Siswa kerap datang terlambat ke sekolah. 2. Siswa kerap lupa membawa buku mata pelajaran dan alat tulis. 3. Siswa kerap tidak hadir kesekolah dengan alasan yang tidak jelas. 4. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas dari guru. 5. Rasa tanggung jawab siswa sebagai seorang pelajar kurang. 6. Rendahnya sikap Disiplin belajar siswa disekolah. 7. Rendahnya Kemandirian belajar siswa. 8. Prestasi belajar IPS yang masih rendah. C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini masalah dapat dibatasi pada. 1. Rendahnya Disiplin belajar siswa kelas V SD Negeri Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung dalam mata pelajaran IPS. 2. Rendahnya Kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung dalam mata pelajaran IPS. 3. Prestasi belajar IPS di kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung yang masih rendah, nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-ratakan masih banyak yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu >65.

11 D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat hubungan antara Disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air di Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Apakah terdapat hubungan antara Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air di Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015? 3. Apakah terdapat hubungan antara Disiplin belajar dan Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015?? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara. 1. Disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Disiplin dan Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

12 F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis: 1. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan tentang pentingnya disiplin dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa. 2. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang. Manfaat Praktis: 1. Manfaat bagi Siswa, agar siswa lebih meningkatkan disiplin dan kemandirian belajarnya bukan hanya pada mata pelajaran IPS saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya. 2. Mnafaat Bagi Guru, memberikan informasi keapada guru bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang baik maka perlu menerapkan disiplin dan kemandirian belajar pada siswa sehingga prestasi yang dicapai menjadi meningkat. 3. Manfaat bagi Kepala Sekolah, sebagai sumbang pemikiran bahwa disiplin dan kemandirian siswa dalam belajar sangat perlu di tanamkan di lingkungan sekolahnya. 4. Manfaat bagi Peneliti lain, dengan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan penelitian lain yang mungkin tertarik dengan permasalahan yang sama.