BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai jam enam sore jika ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Anggota

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurlaela Damayanti, 2013

BAB II LANDASAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. prenatal sampai fase lanjut usia. Di antara rentang fase-fase tersebut salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

KONFORMITAS. Konformitas dan Norma SoSial. Konformitas dan Penelitian Solomon Asch. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 1

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Havighurst (1972) kemandirian atau autonomy merupakan sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa perkembangan dimana manusia berada pada rentan umur 12 hingga 21 tahun. Masa transisi dari kanak-kanak menuju kedewasaan dalam psikologi disebut remaja.pada fase ini, individu mengalami banyak goncangan dari dalam dan luar dirinya sehingga akibat dari perubahan fisik seperti perubahan bentuk tubuh, perkembangan organ-organ seksual dan perubahan psikis seperti emosi yang tak stabil, keinginan untuk saling berbagi dengan lawan jenis dan keinginan akan pengakuan masyarakat terhadap dirinya. Remaja cenderung memilih teman dalam kelompoknya untuk penyelesaian masalah. Keluarga dianggap tidak dapat masuk dalam alur permasalahan yang ia alamai dan lebih banyak memberikan komentarkomentar yang sifatnya menyalahkan yang pada akhirnya memperburuk keadaan. Umumnya remaja berpendapat bahwa orang tua bukan tempat yang baik untuk berbagi cerita yang ia sebut dengan curhat (curahan hati). Menurutnya orang tua memiliki pemikiran yang selalu mengarah kepada hal yang negative tentang kegiatan anak muda saat ini. Pengetahuan yang dimiliki orang tua adalah aturan-aturan yang ditanamkan dari orang terdahulunya yang banyak menyiratkan larangan-larangan yang notabene efektivitasnya sudah mulai renggang saat ini dan kadang diabaikan. 1

2 Ada pula pengekangan mengenai seks dari masyarakat dan orang tua terhadap individu remaja. Begitupun yang terjadi pada remaja, masyarakat mempunyai system dan organiasai kekerabatan serta norma pergaulan seks yang membatasi tindakan remaja berhubungan dengan lawan jenis. Norma itu dijabarkan melalui aturan-aturan yang ada didalam masyarakat. Remaja saat ini menggangap bahwa aturan-aturan itu sudah tidak efisien untuk sekarang karena dalam hal penerapannya rumit dan kadang mempersulit.selain itu juga pendapat tentang hubungan percintaan anak muda yang selalu berujung pada sex bebas, hamil diluar nikah, sampai kepaa pernikahan dini. Perbedaan pandangan semacam inilah yang membuat anak enggan untuk berbagi cerita kepada ayah dan ibunya karena menganggap bahwa orang tuanya tidak pernah kompromi dalam hal perkembangan anak muda masa kini. Dukungan, perhatian dan ketidakselarasan ini membuat anak remaja keluar dari lingkup keluarga dan mencari tempat lain yang membuatnya nyaman dan mampu member solusi terhadap dampak dari gejolak remaja yang mereka alami saat ini. Beberapa dari mereka menemukannya dikelompok teman sebaya (geng). Kelompok teman sebaya member ruang bagi individu remaja untuk menceritakan masalah yang ia alami dan tanggapan terhadap masalah tersebut. Individu-individu didalamnya memiliki kesamaan tujuan dan ideology, sepakat membentuk satu kelompok kecil kemuian berkembang menjadi sebuah kelompok.

3 Dunia otomotif di Indonesia semakin bertambah maju dan berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat banyaknya pengemar-penggemar motor atau mobil dengan merk tertentu yang sering terlihat sedang berkumpul disuatu tempat atau sedang melintas dijalan. Pengendara sepeda motor setiap tahunnya juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dijalan raya mobil seolah-olah dikepung oleh banyaknya sepeda motor yang ada disekelilingnya. Mobil hanya bisa bergerak secara leluasa jika ada ruang kosong yang diberikan oleh pengendara motor. Beberapa tahun terakhir ini khususnya pada tahun 2010 sampai 2011, ada 75% banyaknya pengguna sepeda motor yang memunculkan banyak komunitas sepeda motor. Komunitas sepeda motor ini sama seperti geng motor yang sama-sama memiliki hobi mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi juga pada salah satu geng motor yang mulanya dimulai dari hobi mengendarai motor dan modifikasi motor supaya motor larinya kencang dan memiliki suara yang nyaring supaya semua orang bisa mendengarnya. Anggota geng motor tersebut yaitu kumpulan dari anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua. Mereka mencari perhatian dan dipuji-puji dari rekan satu gengnya karena dirumah tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Ada beberapa perkumpulan geng motor dikabupaten cilacap yang mana memang memiliki banyak anggota yaitu kalangan smp hingga kuliah yang mana termasuk usia remaja. Geng motor tersebut memiliki suatu adat atau norma yang mana harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh anggota geng tersebut. Beberapa norma atau adat yang ada didalam geng tersebut yaitu

4 meminum-minuman keras, melakukan hubungan seks pranikah dengan wanita yang memang sudah menjadi piala bergilir (wanita yang dipakai dari satu orang ke orang lain) dan memakai barang terlarang (narkoba). Remaja yang akan masuk kedalam anggota geng tersebut harus melakukan norma atau adat yang sudah berlaku digeng tersebut. Apabila ada seorang yang sudah masuk dalam geng tersebut dan tidak melakukan hal-hal yang sudah ada didalam geng motor tersebut makan akan mendapatkan bullying dan mulai tidak diakui didalam geng tersebut. Konformitas merupakan suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada (baron & byrne, 2005). Didalam suatu konformitas ada tekanan yang tiak kelihatan dari lingkungan sekitar yang memaksa seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompok. Bahkan, tingkat konformitas itu beragam, mulai dari yang sekear ikut-ikutan sampai pada ketaatan total. Misalnya fenomena negative dari geng motor bandung yang mewajibkan anggotanya mengikuti aturan-aturan yang ekstreem seperti melawan orang tua, mencuri, meminum darah anjing. Ada pula geng motor di cilacap yang mewajibkan anggotanya untuk melakukan hubungan seks pranikah dengan satu wanita, meminum-minuman keras dan memakai narkoba. Namun, geng motor tersebut justru banyak melahirkan generasigenerasi penerus untuk tetap mempertahankan aturan-aturan yang sudah ada sejak awal berdirinya geng tersebut.

5 Tekanan melakukan konformitas berakar dari kenyataan bahwa diberbagai kontekas ada aturan-aturan eksplisit ataupun tidak terucap yang mengindikasikan bagaimana manusia seharusnya atau sebaiknya bertingkah laku (Baron, dkk, 2005). Aturan-aturan ini yang dikenal sebagai norma sosial (social norms), dan aturan-aturan ini seringkali menimbulkan efek yang kuat pada tingkah laku seseorang. Pada dasarnya, orang menyesuaikan diri karena dua alasan utama. Pertama, perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat. Amerika serikat memberlakukan peraturan individu mengendarai kendaraan disebelah kanan dan di inggris disebelah kiri karena orang lain melakukan itu, dan perilaku tersebut memberikan informasi tentang bagaimana cara menghindari kecelakaan. Kedua, individu menyesuaikan diri karena ingin diterima secara sosial dan menghindari celaan. Salah satu alsan mengapa seseorang tidak bersendawa ditengah keramaian adalah untuk menghindari cemoohan dari orang-orang disekitar(sears dkk, 1991). Individu yang memiliki tingkat konformitas yang tinggi akan banyak tergantung pada aturan-aturan dan norma yang berlaku dalam kelompoknya, termasuk dalam berperilaku. Hal ini terjadi karena pengaruh kelompok terhadap individu sangat kuat, dan perilaku yang dilakukan oleh individu tersebut adalah agar mereka diterima oleh kelompoknya (Oktarina, 2008). Demikian juga dalam hal otomotif, misalnya konformitas yang terjadi pada anggota klub motor.

6 Perilaku menyimpang yang dilakukan individu merupakan bagian dari perilaku konformitas individu terhadap kelompok teman sebaya, dimana individu cenderung bertindak berdasarkan stimulus eksternalnya, yaitu lingkungan atau kelompok yang memegang peranan cukup besar. Besarnya pengaruh lingkungan atau kelompok tersebut mampu membentuk norma tingkah laku kelompok. Remaja sulit untuk tidak ikut dalam tindakan konformis karena apabila mereka tidak ikut-ikutan maka akan dimusuhi oleh orang lain dan tersingkir atau ditolak oleh kelompok, padahal disisi lain remaja perlu mengaktualisasikan dirinya dengan lingkunga. Rasa kebersamaan, persaudaraan, dan sikap konformitas remaja sangat tinggi dan mereka bisa keliru menggunakan perasaan terebut untuk melakukan hal-hal yang sifatnya negative (Talenta, 1996). Tentu saja situasi konformitas dirancang secara sempurna guna meningkatkan rasa takut individu untuk menjadi orang yang menyimpang. Dengan mengikuti kelompok, setidak-tidaknya individu dapat menghindari perbedaan dengan orang lain. Efek yang saling berkaitan antara kurangnya kepercayaan terhadap pendapat sendiri dan rasa takut menjadi orang yang menyimpang membuat individu menyesuaikan diri. Hal ini tampak dalam penelitian yang dilakukan oleh Schachter (1915) menyatakan bahwa individu yang mengubah posisinya akan diterima dan diperlukan seperti anggota kelompok yang lain. Sedangkan individu yang tetap bertahan pada posisi yang menyimpang pada akhirnya tidak akan dipedulikan.

7 Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Istilah kekompakan digunakan untuk menyatakan halhal tersebut. Maksudnya adalah jumlah total kekuatan yang menyebabkan orang tertatrik pada suatu kelompok dan yang membuat mereka ingin tetap menjadi anggotanya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta semakin besar kesetiaan mereka, akan semakin kompak kelompok itu (Sears dkk, 1991). Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Kemungkinan untuk menyesuaikan diri atau tidak menyesuaikan diri akan semakin besar bila kita mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Kesepakatan kelompok juga merupakan salah satu pengaruh yang sangat penting dalam konformitas. Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Namun bila kelompoknya tidak bersatu akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas. Menurut Acenk, hal yang membuat individu tidak nyaman dalam klub motor adalah kemungkinan berasal dari ketidak harmonisan anggota klub itu seniri yang bermasalah, adanya konflik dari anggota klub, jadwal kegiatan klub yang bertabrakan dengan kegiatan pribadi lainnya. Akibatnya, akan terjai penurunan konformitas yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan pendapat dari masing-masing individu didalam kelompok itu sendiri (Sears dkk, 1991).

8 Dampak yang dihasilkan dari remaja yang mengikuti geng/klub motor yaitu dengan adanya konformitas terhadap kelompoknya yang mana akan menggangap dirinya ada dan terlihat baik didepan teman-temannya, ada beberapa dampak negative yang akan diperoleh yaitu salah satunya remaja melakukan hubungan seksual pranikah yang mana dilakukan dengan salah satu wanita yang mana memang sudah ditunjuk oleh ketua geng motor tersebut. Dampak melakukan hubungan seksual pranikah ini dimana remaja akan melakukan terus menerus hingga dirinya merasa puas dan diterima dikalanganya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh bagaimana hubungan konformitas kelompok dengan perilaku seksual pranikah. Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka peneliti mengambil judul Hubungan antara Konformitas Kelompok dengan Perilaku Seksual Remaja Geng Motor di Kabupaten Cilacap. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara konformitas kelompok dengan perilaku seksual pranikah remaja geng motor di Kabupaten Cilacap?

9 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara konformitas kelompok dengan perilaku seksual pranikah remaja geng motor di Kabupaten Cilacap. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang perkembangan psikologi khusunya psikologi sosial serta menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharaga bagi para remaja untuk mengetahui dampak apa saja pada konformitas kelompok dan perilaku seksual pranikah.