BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar dapat dilakukan melalui apa saja, kapan saja dan dimana saja termasuk di dalam dunia pendidikan formal pada umumnya. Dalam dunia pendidikan terdapat siswa sebagai peserta didik, terdapat pula guru sebagai pendidik, dan materi ajar. Ketiganya saling berkaitan yang pada akhirnya melalui proses pendidikan akan nampak perubahan perilaku khususnya bagi siswa sebagai peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Maka dengan demikian tujuan pendidikan dapat dikatakan telah tercapai. Menutut Dimyati & Mudjiono (2006, hlm. 7) menyatakan bahwa Belajar adalah tindakan dan perilaku oleh siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, manusia, hewan, atau hal-hal lain yang dapat dijadikan bahan ajar. Dalam Undang Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 antara lain disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Maka dengan adanya dasar tujuan pendidikan tersebut diharapkan siswa dengan sendirinya mampu mengembangkan potensi diri untuk mencapai hasil belajar dengan baik. Sayangnya masih banyak terdapat siswa yang belum mampu menjadikan diri sebagai pribadi yang mandiri dengan mencontek hasil pekerjaan teman selagi ujian. Itu artinya siswa tidak percaya diri sehingga mengandalkan temannya. Hal ini bisa jadi dikarenakan siswa tidak mampu memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif dan mandiri untuk berusaha merespon konsep dengan baik.
2 Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam menghadapi suatu permasalahan sebagaimana dalam Supriadi (2014, hlm. 50) menyebutkan bahwa Kemampuan berpikir secara kreatif dapat diartikan cara berpikir untuk mengubah atau mengembangkan sesuatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide perbaikan. Demikian halnya dalam belajar ilmu matematika, perlu adanya inovasi berupa kreativitas pembelajaran agar siswa dengan lebih mudah untuk merespon apa yang diajarkan oleh guru yakni berupa suatu konsep. Pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematis adalah diibaratkan cara siswa untuk memilih jalan sebagai solusi dalam menghadapi tantangan kehidupan. sebagaimana pernyataan menurut Johnson & Rising (dalam Supriadi, 2014, hlm. 4) menyatakan bahwa Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Setelah melaksanakan wawancara pada sampel penelitian untuk mencari pokok permasalahan dalam pembelajaran matematika khususnya pada konsep bilangan romawi menurut guru rata-rata siswa mudah dalam menyusun bilangan romawi tapi merasa sulit menulis angka romawi dikarenakan tidak hafal angka romawinya apalagi kalau melebihi angka romawi sepuluh ke atas. Maka dibutuhkan inovasi berupa metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan tujuan mempermudah siswa baik untuk menerima dan merespon suatu konsep. Kurikulum di sekolah saat ini cenderung membuat anak berpikir rutin, karena harus mengerjakan berbagai latihan soal dan lembar kerja siswa. Hal ini membuat anak menjadi malas dan lebih suka mencontek hasil kerja siswa lainnya dikarenakan rutinitas yang membosankan tersebut. Maka perlu adanya upaya menggunakan metode yang lebih mutahir sesuai dengan konsep yang akan diajarkan daripada metode lain yang masih secara konvensional. Sehingga
3 pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping diharapkan siswa dapat menulis angka romawi tanpa membuka ulang buku catatan karena lupa yang disebabkan dalam pembelajaran menggunakan metode menghafal yang secara konvensional. Dengan alasan tersebut penulis termotivasi untuk melaksanakan jenis penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Konsep Bilangan Romawi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti mendapat rumusan masalah: 1. Bagaimana pengaruh metode mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep bilangan romawi? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan apakah metode mind mapping berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep bilangan romawi. 2. Untuk mempresentasikan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian eksperimen ini adalah: 1. Bagi Peneliti
4 Peneliti mampu membantu kendala yang dialami siswa dalam memahami konsep bilangan romawi yaitu dengan penerapan metode mind mapping dalam proses pembelajaran untuk membantu kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan referensi pada penelitian yang sejenis. 2. Bagi Siswa Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep bilangan romawi dengan menggunakan metode mind mapping. 3. Bagi Guru Dapat memecahkan dan mengatasi masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas IV khususnya pada konsep bilangan romawi. Selain itu dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa dengan penerapan metode yang lebih mutahir yaitu mind mapping. 4. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta mampu mengoptimalkan kegiatan proses pembelajaran yang ada di Sekolah Dasar. E. Hipotesa Hipotesa dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode mind mapping dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam konsep bilangan romawi. Serta memunculkan respon positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping. F. Definisi Operasional Berikut akan dijelaskan secara operasional tentang variabel-veriabel penelitian yang dianggap penting untuk diketahui : 1. Metode Mind Mapping (Peta Pemikiran) merupakan metode yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an sebagai metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dapat melatih siswa untuk bisa
5 berpikir lebih berdayaguna. Dengan memanfaatkan gambar dan teks ketika seorang mencatat atau mengeluarkan sesuatu ide yang ada di dalam pikiran, maka kita telah menggunakan dua belahan otak dengan sinergis. 2. Menurut Swartz (dalam Supriadi, 2014, hlm. 50) bahwa kreativitas (kemampuan berpikir kreatif) merupakan ekspresi tertinggi individualitas manusia. Berpikir kreatif adalah dapat diartikan cara berpikir untuk mengubah, mengembangkan suatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide perbaikan. 3. Dalam Sugiyono (2013, hlm.107) Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. G. Struktur Organisasi Kepenulisan Dalam penulisan penelitian ini tersusun dari beberapa bab dan pembahasan: 1. BAB I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesa, Definisi Operasional Juga Struktur Organisasi Penulisan Skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka, berisi Metode Mind Mapping, Kemampuan Berpikir Kreatif, Konsep Bilangan Romawi, dan Hasil Penelitian yang Relevan. 3. BAB III Metodologi Penelitian, berisi Metode Penelitian, Desain Penelitan, Prosedur Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Analisis Data. 4. BAB IV Temuan dan Pembahasan, berisi Hasil Penelitian, Analisis Data Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif terdiri dari Analisis Data Uji Tes Awal dan Akhir, termasuk Analisis Data N-Gain Hasil Nilai Tes Awal dan Akhir, serta Hasil Wawancara.
6 5. BAB V yaitu Simpulan dan Saran.