Efektifitas Bimbingan Kelompok dengan Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X SMA Al-Rifa ie Gondanglegi

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

Jurnal Bimbingan Konseling

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

THE EFFECTIVENESS OF GRUP COUNSELING BASED GAMES TO IMPROVE PEER COMMUNICATION SKILLS OF CLASS VIII-E STUDENTS OF SMP NEGERI 1 TALUN IN ACADEMIC YEAR

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BIMBINGAN KELOMPOK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODE PENELITIAN

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENGARARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LAS LISTRIK KOMPETENSI KEAHLIAN PEKERJAAN LAS DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SISWA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN GURU DI SMA YASMIDA AMBARAWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Unnes Physics Education Journal

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

GALIH PRIAMBADA NIM K

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

Edu Elektrika Journal

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM :

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Nor Mita Ika Saputri, M.Psi. Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

Transkripsi:

Efektifitas Bimbingan Kelompok dengan Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X SMA Al-Rifa ie Gondanglegi Gaby Yohardini 1, Khairul Bariyyah 2, Romia Hari Susanti 3 SMA Al Rifa`ie Gondanglegi 1, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang 2&3 Email: yohardinigaby@gmail.com 1, khairulbariyyah@unikama.ac.id 2, romia_arisandriami@yahoo.com 3 Abstract: Human life can not be separated from a communication, both verbal and non-verbal. Communication can take place in the context of interpersonal communication, interpersonal communication, group communication, organizational communication and also mass organization. Group counseling simulation technique is one way to reflect the realities of everyday life through the atmosphere to play and aims to help students learn about experiences related to social rules. The purpose of this study was to determine the effectiveness of group counseling with simulation techniques to improve interpersonal communication skills class X SMA Al-Rifa'ie Gondanglegi. The population of this research is class X MIA 1 and X IBB of 2 students and a sample of 10 students were taken by purposive sampling. Data were analyzed using SPSS 16.00 for windows by Wilcoxon Signed Ranks test. The results showed that the interpersonal communication skills of students before getting treatment pretest showed an average of 65 with a low category, and after getting treatment posttest showed an average of 109 with high category with the percentage increase in average by 68%. Based on test results obtained Wilcoxon Signed Ranks Test Z = - 2.807 with Asymp. Sig (2- tailed ) of 0.005 or less than 0.05. Which means that H0 is rejected and H1 is accepted it can be concluded that there are differences in interpersonal communication skills of students before getting treatment and after getting treatment simulation. This indicated that techniques to improve interpersonal communication skills class X SMA Al-Rifa'ie Gondanglegi. Keyword: Guidance Group, Simulation, Interpersonal Commu nication PENDAHULUAN Kelemahan komunikasi siswa sering dijumpai di sekolah yang ditunjukkan dalam proses belajar siswa yang aktif dalam mengungkapkan pendapat akan sering menyampaikan usul dan sering bertanya, sedangkan siswa yang pemalu dan takut tidak pernah menyampaikan pendapatnya dan tidak berani bertanya kepada guru walaupun sebenarnya siswa tersebut tidak mengerti materi yang telah disampaikan. Pada saat kegiatan belajar mengajar dengan metode kelompok siswa yang aktif hanya siswa tertentu saja. Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa (Romlah, 2006). Bimbingan kelompok adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau ketrampilan yang diperlukan dalam upaya pengembangan pribadi (Rusmana, 2009). Melalui kegiatan bimbingan kelompok diharapkan siswa dapat menggunakan dan mengembangkan kemampuannya secara optimal, membuat pilihan-pilihan yang tepat dan bijaksana, dan dapat mengatasi Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 49

masalah-masalah yang dihadapinya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan wawasan yang terarah, luwes dan luas serta dinamis. Bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik permainan simulasi ini merupakan salah satu cara untuk merefleksikan realitas kehidupan sehari-hari melalui suasana bermain dan dibuat untuk tujuan tertentu seperti untuk membantu siswa mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial. Manfaat bermain menurut Desmita (2007), adalah untuk mengembangkan aspek sosial anak. Bermain dengan teman-teman sebayanya dapat membuat anak belajar dalam membangun hubungan sosial dengan anak-anak lain yang belum dikenalnya dan mengatasi berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh hubungan tersebut. Dalam kondisi bermain bersama, anak diharapkan dapat memahami dan mengerti maksud dari tindakan orang lain, peka terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerakan tubuh yang ditunjukkan orang lain, dan mampu memberikan respon secara positif dalam berkomunikasi dengan orang lain. METODE PENELITIAN Bentuk desain eksperimen yang digunakan yaitu One Group Pretest-Posttest Design. Dimana peneliti membandingkan antara sebelum diberikannya bimbingan kelompok dengan teknik simulasi dan setelah diberikannya bimbingan kelompok dengan teknik simulasi terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : Pre test (O 1 ) Simulasi Post test (O 2 ) Gambar 1. Kerangka Penelitian (Sumber: Nazir, 2014) Keterangan : O 1 O 2 = Nilai sebelum diberi simulasi = Nilai setelah diberi simulasi Sampel penelitian ini diambil dari siswa kelas X MIA 1 sebanyak 32 siswa dan X IBB sebanyak 18 yang berjumlah 50 siswa dan ada 8 siswa yang tidak mengikuti pretest sehingga yang mengikuti pretest berjumlah 42 siswa. Pengambilan sampel dari 42 siswa dilakukan dengan teknik purposive sampling sebanyak 10 siswa (Sugiyono, 2012). Pengambilan sampel ini berdasarkan hasil pretest kemampuan komunikasi interpersonal dalam kategori rendah dimana skor yang didapat siswa adalah terendah. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang karakteristik variabel secara objektif. Sebelum membuat skala, diperlukan penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian dengan membuat beberapa indikator berdasarkan teori yang dijabarkan menjadi beberapa butir soal. Instrumen penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu variabel bebas (independent), yaitu bimbingan kelompok teknik simulasi (X) dan satu variabel terikat (dependent), yaitu kemampuan komunikasi interpersonal siswa (Y). Bimbingan kelompok teknik simulasi (X) instrumennya berupa skala dan kemampuan komunikasi interpersonal siswa (Y) instrumennya berupa skala. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen yaitu memberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik simulasi kepada siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal dalam kategori rendah. Teknik pengumpulan datanya berupa kuesioner (skala) yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya tentang kemampuan komunikasi interpersonal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan SPSS. Skala yang dinyatakan valid dan reliabel yang akan digunakan dalam pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan one group pretest and posttest design. Tidak ada perbandingan dengan kelompok kontrol dalam pengumpulan data. Metode one group pretest and posttest adalah satu kelompok tes diberikan satu perlakuan yang sama sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan simulasi. Pengukuran yang pertama dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik simulasi, dan pengukuran yang kedua untuk mengukur kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan perlakuan bimbingan kelompok teknik simulasi. Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 50

Skor Komunikasi Interpersonal Jurnal Konseling Indonesia HASIL Kemampuan Komunikasi Interpersonal Sebelum di Berikan Perlakuan Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi Tabel 1. Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa No Hasil Pretest Kategori Responden 1 62 Rendah 2 66 Rendah 3 64 Rendah 4 61 Rendah 5 65 Rendah 6 72 Rendah 7 72 Rendah 8 71 Rendah 9 54 Rendah 10 64 Rendah Rata-Rata 65 Rendah Berdasarkan tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa hasil pretest kemampuan komunikasi interpersonal subjek penelitian, semua masuk dalam kategori rendah dengan urutan peroleh skor 54 diperoleh 1 siswa nomor responden 9, skor 61 diperoleh 1 siswa nomor responden 4, skor 62 diperoleh 1 siswa nomor responden 1, skor 64 yang diperoleh 2 siswa dengan nomor responden 3 dan 10, skor 65 diperoleh 1 siswa nomor responden 5, skor 71 diperoleh 1 siswa nomor responden 8, dan nilai tertinggi skor 72 yang diperolah oleh 2 siswa nomor responden 6 dan 7. Adapun kemampuan komunikasi interpersonal subjek penelitian masuk dalam kategori rendah adalah rata-rata skor 65. Sebaran kemampuan komunikasi interpersonal siswa berdasarkan hasil pretest untuk lebih jelas dapat dibuat grafik perolehan hasil pretest yang dapat digambarkan secara visual. Hasil pretest kemampuan komunikasi interpersonal siswa secara visual dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Sebaran Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Interpersonal Hasil Pretest 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nomor Responden Berdasarkan gambar 2. diatas dapat diketahui hasil pretest terendah yaitu responden nomor 9 dengan hasil 54, dan hasil pretest tertinggi yaitu responden nomor 6 dan 7 dengan hasil 72. Setelah diketahui sebaran hasil pretest diatas, maka dilakukan layanan bimbingan kelompok teknik simulasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Simulasi yang diberikan berupa simulasi jendela diriku, kata berbisik dan perjalanan tiga orang cacat yang dilaksanakan selama satu minggu sekali secara berurutan. Pelaksanaan Setelah kegiatan bimbingan kelompok teknik simulasi selesai, maka diadakan posttest untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pelaksanaan posttest Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 51

Skor Komunikasi Interpersonal Jurnal Konseling Indonesia ini dilakukan setelah semua teknik simulasi diberikan dengan jeda satu minggu setelah simulasi perjalanan tiga orang cacat, dengan harapan mengetahui apakah terdapat perubahan setelah dilakukannya simulasi. Kemampuan Komunikasi Interpersonal Setelah di Berikan Perlakuan Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi Bimbingan kelompok teknik simulasi pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan tujuan untuk meningkatkan aspek keterbukaan, sikap positif dan empati. Simulasi jendela diri dilakukan dengan tujuan meningkatkan aspek keterbukaan, kata berbisik dilakukan dengan tujuan meningkatkan aspek sikap positif dan perjalanan tiga orang cacata dilakukan untuk meningkatkan aspek empati. Setelah kegiatan simulasi selesai dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan layanan. Adapun hasil posttest setelah perlakuan bimbingan kelompok teknik simulasi dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2. Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa No Hasil Kategori Responden Posttes 1 105 Tinggi 2 103 Tinggi 3 112 Tinggi 4 107 Tinggi 5 113 Sangat Tinggi 6 113 Sangat Tinggi 7 114 Sangat Tinggi 8 112 Tinggi 9 101 Tinggi 10 108 Tinggi Rata-Rata 109 Tinggi Berdasarkan hasil posttest kemampuan komunikasi interpersonal siswa diperoleh 7 siswa dalam kategori kemampuan komunikasi interpersonal tinggi dengan hasil skor 101, 103, 105, 107, 108 dan 112 yang dihasilkan oleh 2 siswa sedangkan 3 siswa dalam kategori kemampuan komunikasi interpersonal sangat tinggi dengan skor 113 yang dihasilkan oleh 2 siswa dan satu siswa mendapatkan skor 114. Rata-rata hasil posttet adalah 109 yang tergolong dalam kategori tinggi. Secara visual hasil posttest kemampuan komunikasi interpersonal siswa dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3. Sebaran Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Interpersonal Hasil Posttes 114 112 110 108 106 104 102 100 98 96 94 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nomor Responden Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 52

Berdasarkan gambar 3. diatas dapat diketahui bahwa hasil posttest setelah dilakukan bimbingan kelompok teknik simulasi diperoleh hasil posttest terendah adalah responden nomor 9 dengan skor 101, responden nomor 2 dengan skor 103, responden nomor 1 dengan skor 105, responden nomor 4 dengan skor 107, responden nomor 10 dengan skor 108, dua responden mendapatkan skor 112 yaitu responden nomor 3 dan 8, responden nomor 3 dan 6 dengan skor 113 dan skor tertinggi 114 yaitu responden nomor 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah perlakuan meningkat dari 10 siswa dengan kategori rendah menjadi 7 siswa kategori tinggi dan 3 siswa kategori sangat tinggi dalam komunikasi interpersonal. Efektivitas Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Perbedaan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Sebelum dan Setelah di Berikan Perlakuan Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi Berdasarkan hasil pretest kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum perlakuan dan hasil posttest kemampuan komunikasi interpersonal siswa sesudah perlakuan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Pretest dan Posttest kemampuan komunikasi interpersonal siswa No Responden Hasil Pretest Hasil Posttes Selisih Prosentase Kenaikan (%) 1 62 105 43 69% 2 66 103 37 56% 3 64 112 48 75% 4 61 107 46 75% 5 65 113 48 74% 6 72 113 41 57% 7 72 114 42 58% 8 71 112 41 58% 9 54 101 47 87% 10 64 108 44 69% Rata-Rata 65 109 44 68% Berdasarkan tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal terkecil adalah 56% yaitu responden nomor 2, responden nomor 6 kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal sebesar 57%, responden nomor 7 dan 8 kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal sebesar 58%, responden nomor 1 dan 10 kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal sebesar 69%, responden nomor 5 kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal sebesar 74%, responden nomor 3 dan 4 mengalami kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal sebesar 75%, responden nomor 9 mengalami kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal tertinggi sebesar 87%. Adapun kenaikan kemampuan komunikasi interpersonal rata-rata sebesar 68%. Secara visual hasil pretest dan posttest dapat dijelaskan pada gambar berikut: Gambar 4. Sebaran Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Komunikasi Interpersonal Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 53

Skor Komunikasi Interpersonal Jurnal Konseling Indonesia 120 100 80 60 40 20 Hasil Pretest Hasil Posttes 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nomor Responden Berdasarkan gambar 4. diatas dapat diketahui kenaikan dari terendah sampai tertinggi adalah responden nomor 2, responden nomor 6, responden nomor 7 dan 8 mengalami peningkatan yang sama, responden nomor 1 dan 10 juga mengalami peningkatan yang sama besar, responden nomor 5, responden nomor 3 dan 4 mengalami peningkatan yang sama besar, responden nomor 9 mengalami peningkatan paling tinggi. Dari tabel 3. dan gambar 4. diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik simulasi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pemberian layanan bimbingan kelompok teknik simulasi dilaksanakan sebanyak tiga kali. Hal ini dilaksanakan berdasarkan aspek yang ingin ditingkatkan. Simulasi berupa jendela diriku bertujuan untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa dalam berkomunikasi terhadap dirinya dan lingkungan sekitar. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kegiatan bimbingan kelompok teknik simulasi efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini disebabkan simulasi merupakan salah satu bentuk permainan sebagai cara belajar yang menyenangkan. Simulasi merupakan gabungan antara teknik bermain peranan dengan teknik diskusi. Dalam permainan simulasi ini, para pemain berkelompok dan berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu dengan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama. Kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek keterbukaan dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan simulasi jendela diriku. Kegiatan ini efektif dilakukan karena dengan simulasi jendela diriku siswa dapat melihat kelebihan dan kelemahan yang dimiliki dalam dirinya, berdiskusi bersama teman tentang kebiasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Dari kegiatan ini kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek keterbukaan meningkat dengan adanya saling keterbukaan antar teman. Indikator keterbukaan siswa terlihat dari keberanian menyampaikan apa yang mereka pikirkan, mau berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, lebih percaya diri dalam melakukan komunikasi interpersonal dan membina hubungan yang harmonis dengan teman-teman dalam anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek keterbukaan dengan simulasi jendela diriku yaitu adanya keinginan untuk mengerti orang lain ditunjukkan dengan menerima masukan yang diberikan oleh teman pada saat mengisi lembar jendela diriku, keinginan dimengerti orang lain dengan memberikan masukan kepada teman dan menjelaskan dengan bahasa yang dapat dipahami dan sopan, ingin diterima orang lain dengan keinginan senang berkenalan dan menambah teman baru. Kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek sikap positif dengan simulasi kata berbisik ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan komunikasi berdasarkan berbicara yaitu siswa yang menyampaikan pesan dan mendengarkan yaitu siswa yang menerima pesan. Tujuan simulasi kata berbisik yaitu tercipta sikap: a) Tidak suka menghakimi atau orang lain, peserta tidak menghakimi teman yang telah menyampaikan pesan yang kurang tepat. b) Dapat menggendalikan diri sendiri, yang dilakukan dengan tidak meluapkan emosi pada teman yang berbuat salah. Mampu mengakui kesuksesan teman. Adapu faktor yang mempengaruhi peningkatan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek sikap positif yaitu: adanya keyakinan diri dan kemampuan diri, bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 54

merasa bersalah, tidak terfokus hanya pada hasil akhir, adanya keyakinan diri mampu menghadapi persoalan, mampu menerima kemenangan atau kekalahan. Peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek sikap positif mendukung hasil penelitian Kanti (2014), dimana peningkatan sikap positif ditunjukkan dengan menghargai orang lain, tidak manaruh curiga secara berlebihan, menyakini pentingnya orang lain, serta memberikan pujian kepada orang lain. Kemampuan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek empati dengan dilakukan simulasi perjalanan tiga orang cacat efektif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. Empati merupakan kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan dan dapat melakukan sesuatu yang nyata untuk mewujudkan rasa kepedulian kita terhadap apa yang orang lain alami. Empati membuat seseorang dapat memahami orang lain secara emosional, merasa simpatik, dan mencoba untuk ikut menyelesaikan masalah. Dengan simulasi perjalanan tiga orang cacat diharapkan muncul empati pada siswa, dimana siswa dapat merasakan kesulitan yang dialami oleh orang yang mempunyai kekurangi seperti si buta yang tidak bisa melihat tetapi masih bisa mendengar dan berjalan, si tuli yang tidak bisa mendengan tetapi bisa berjalan dan melihat dan si lumpuh yang tidak bisa berjalan tetapi bisa melihat dan berbicara. Dengan adanya komunikasi baik lisan maupun isyarat siswa dapat menyelesaikan permainan dengan lancar untuk mencapai tujuan. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kanti (2014) yang berjudul Efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Hasil uji Wilcoxon martch pairs menunjukkan T(0) dan T tabel 5 % (8) sehingga T hitung < T tabel (0<8) yang berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan dalam rangka pengembangan diri, baik secara personal maupun professional. Ada empat keterampilan dasar yang ada dalam komunikasi yaitu menulis membaca (bahasa tulisan) dan mendengar berbicara (bahasa lisan). Oleh karena itu, kemampuan untuk mengerjakan keterampilan dasar komunikasi dengan baik mutlak diperlukan demi efektifitas dan keberhasilan. Komunikasi sangat penting dalam proses layanan Bimbingan dan Konseling. Dalam proses konseling, komunikasi menjadi fokus utama. Komunikasi dalam konseling tidak hanya menyangkut bagaimana individu mencurahkan perasaannya, namun juga proses seseorang mendengar secara baik dan menuntut kemampuan verbal yang bagus. Proses komunikasi adalah kemampuan dan kemauan para pihak untuk mampu memahami isi atau pesan komunikasi dan bukan saja melihat siapa yang berbicara sebagai komunikator. Artinya secara bergantian harus belajar menjadi komunikator yang baik dan di lain waktu harus belajar menjadi komunikan yang baik pula. Hal ini akan efektif untuk konseling dan mempunyai kekuatan dalam sebuah permainan ketika menguasai kemampuan dalam komunikasi. Ketidakmampuan individu dalam menempatkan diri (sebagai komunikator-komunikan) akan menyebabkan bias-bias komunikasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian tentang kemampuan komunikasi interpersonal den pemberian layanan bimbingan kelompok teknik simulasi siswa kelas X di SMA Al-Rifa ie Gondanglegi Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil pretest dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa dari skor paling rendah sampai dengan tinggi yaitu: skor 54 responden nomor 9, skor 61 responden nomor 4, 62 responden nomor 1, skor 64 responden nomor 3 dan 10, skor 65 responden nomor 5, skor 71 responden nomor 8, dan skor tertinggi 72 responden nomor 6 dan 7. Dari kesepuluh responden hasil pretest yang didapat masuk dalam kategori kemampuan komunikasi interpersonal rendah. 2. Berdasarkan hasil posttest dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa dari skor paling rendah sampai dengan tinggi yaitu: skor 101 responden nomor 9, skor 103 responden nomor 2, skor 105 responden nomor 1, skor 107 responden nomor 4, skor 108 responden nomor 10, skor 112 responden nomor 3 dan 8 masuk dalam kategori kemampuan komunikasi interpersonal tinggi dan skor 113 responden nomor 5 dan 6, skor 114 responden nomor 7 masuk dalam kategori kemampuan komunikasi interpersonal sangat tinggi. 1. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh Z = - 2,807 dengan Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05 yang artinya H 0 ditolak dan H 1 diterima maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi. Hal ini dapat diartikan bahwa bimbingan Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 55

kelompok dengan teknik simulasi efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, antara lain: 1. Peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa melakui kegiatan bimbingan kelompok teknik simulasi akan lebih tinggi apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai serta pemberian waktu layanan yang lebih lama, dimana pada saat penelitian dilakukan 45 menit saja. 2. Untuk lebih meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, bagi siswa yang mengalami kenaikan terkecil perlu mendapatkan perhatian khusus dengan melakukan konseling individu. Untuk lebih memahami peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dengan teknik bimbingan kelompok dengan teknik simulasi perlu dilakukan penelitian lanjutan yang difokuskan pada aspek yang ingin ditingkatkan. DAFTAR RUJUKAN Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Budyatna. 2012. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.Ramaja Rosdakarya. Fithriyana, Arina. 2014. Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Pribadi Siswa Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Gibson, Robert L dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasan, Lilik Muyassaroh. 2009. Efektifitas Teknik Permainan Simulasi dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Hubungan Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Malang, Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Kanti, Wahyu Nila. 2014. Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antar-Personal. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Perdana Media Group. Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Prayitno dan Erma Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Ramayulis, Ibid. 2005. Strategi Belajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Rusmana. 2009. Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi Press. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Perdana Media Group. Suciati. 2015. Komunikasi Interpersonal Sebagai Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam. Yogyakarta: Mata Padi Presindo. Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suwarjo dan Eva Imania Eliasa. 2011. 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing. Copyright 2017 - Jurnal Konseling Indonesia (JKI) - All Rights Reserved 56