Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

DONALD HARIANJA J

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki lompatan yang tinggi kecepatan berlari juga sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. apa pun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu (HR. ath-

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

vii 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

Oleh: Sugito Dosen Program Studi Penjaskesrek, FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet,

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja dengan rentang usia 10-24 tahun berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2010. Usia remaja sering diidentikkan dengan suatu fasedimana pada saat tersebut individu mulai tertarik untuk mencoba berbagai hal baru, termasuk tren atau gaya hidup yang sedang berkembang. Dewasa ini olahraga mulai menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar. Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan seseorang secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo, 2005). Olahraga terbagi menjadi dua bagian yaitu olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Menurut Dorland s Medical Dictionary (2007), olahraga aerobik adalah aktivitas fisik yang dirancang untuk meningkatkan konsumsi oksigen dan meningkatkan fungsi sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Sedangkan olahraga anaerobik adalah jenis aktivitas fisik yang terjadi tanpa melibatkan oksigen (Kisner& Colby, 2007). Kedua jenis olahraga tersebut dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, namun olahraga secara berkelompok lebih berdampak baik karena dapat saling memotivasi satu sama lain. Olahraga dapat dilakukan dalam lingkup sekolah seperti mengikuti ekstrakurikuler olahraga ataupun bergabung dalam klub-klub olahraga diluar sekolah. Salah satu cabang olahraga jenis aerobikyang dapat dilakukan secara berkelompok dan banyak diminati kalangan remaja adalah basket. 1

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket merupakan suatu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua tim dan masing-masing tim terdiri atas lima pemain. Dalam olahraga basket tujuan setiap tim adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan untuk mendapatkan poin serta mencegah tim lawan untuk mendapatkan poin. Olahraga basket merupakan olahraga yang menyenangkan, kompetitif, edukasional, rekreasional serta berorientasi pada kebugaran. Pemain basket diharuskan memiliki individual skill yang baik, seperti shooting(melempar), passing (mengoper bola), catching (menangkap bola), dribbling (menggiring bola), dan rebounding. Kemampuan individual tersebut akan digunakan selama permainan tim pada saat melakukan penyerangan (offensive) ataupun saat bertahan (defensive) (Jon, 2004). Demi menunjang individual skill tersebut, seorang pemain diaruskan memiliki komponen-komponen penunjang yang baik. Terdapat tiga komponen penunjang yang mempengaruhi performa pemain dalam olahraga basket yang berkaitan dengan aspek motorik, yaitu power (daya ledak), speed (kecepatan) dan agility (kelincahan) (Abd allah & Nagi, 2013). Power merupakan suatu kemampuan otot dalam mengatasi beban atau tahanan dalam suatu gerakan yang utuh dalam waktu singkat atau dengan kata lain dengan kecepatan tinggi (Pangemanan, 2008). Pada olahraga basket power pada kedua ekstremitas sangatlah diperlukan. Power ekstremitas atas diperlukan pemain untuk mengoper (passing) bola sedangkan untuk ekstremitas bawah power dibutuhkan untuk melakukan lompat tinggi ke atas (vertical jump) pada saat meraih bola lambung ataupun pada saat lay up untuk memasukkan bola ke dalam keranjang. Speed atau kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakangerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat (Harsono, 2001). Olahraga basket merupakan olahraga yang bersifat dinamis sehingga 2

pemain diharuskan memiliki kecepatan untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain serta kecepatan dalam berlari. Selain itu, speed dalam olahraga basket diperlukan saat melakukan offensive ataupun saat melakukan serangan balik (fast break). Apabila seorang pemain basket memiliki kecepatan yang baik maka akan memiliki kemungkinan serangan yang dilakukan berhasil lebih besar. Agility atau kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan (Wahjoedi, 2001). Basket olahraga yang sangat cepat dalam hal transisi, oleh karena itu setiap pemain diharuskan memiliki agility yang baik. Agility tersebut dapat menunjang performa pemain saat hendak menembus keranjang untuk memperoleh skor dan saat melakukan serangan balik. Pada olahraga basket, pemain akan berhadapan dengan individu lain dan memungkinkan terjadinya kontak fisik. Oleh karena itu seorang pemain basket diharuskan memiliki postur tubuh yang baik. Postur tubuh yang baik menandakan stabilitas postural atau core stability yang baik pula.core stability merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan dan posisi dari trunk terhadap pelvis, sistem ini akan mengontrol dan mentransfer kekuatan menuju anggota gerak bagian distal selama kegiatan berolahraga (Pouya & Ghaffarinejad, 2013). Core stability ditunjang oleh otot-otot core yang terdiri dari grup otot utama yaitu, (1) otot transversus abdominis, yang berada di bawah otot oblikus internus, oblikus eksternus dan rektus abdominis, (2) otot multifidus, yang berada diantara tulang vertebra, (3) otot diafragma, merupakan otot primer untuk bernapas, (4) otot-otot dasar panggul. Keempat grup ototakan ini bekerja secara harmonis dan berkontraksi secara bersama-sama serta akan menjaga posisi stabil pada area vertebra (the netral zone) (Pramita, 2014). Core stabilityjuga berpengaruh terhadap kemampuan mengontrol dan mengendalikan posisi serta gerakan sentral pada tubuh diantaranya: head and neck alignment, alignment of vertebrae column thorax and pelvic stability/mobility, dan ankle and hip strategies(saunders, 2008). Postur yang baik 3

merupakan dasar dari terbentuknya gerakan pada area ekstremitas, baik ekstremitas atas (lengan) maupun ekstremitas bawah (tungkai). Pada pemain basket dengan core stability yang baik akan menghasilkan gerakan yang lebih bertenaga dan efisien, memiliki keseimbangan yang lebih baik, meminimalisasi terjadinya cedera, memiliki otot yang lebih kuat serta memiliki kontrol gerakan ekstremitas yang lebih baik (Chabut, 2009). Seiring dengan manfaat tersebut maka akan meningkatkan athletic performance para pemain. Core merupakan dasar bagi seluruh gerakan tubuh dan pada dasarnya setiap gerakan bertenaga yang dihasilkan oleh ekstremitas bukan hanya berasal dari otot-otot yang berada pada ekstremitas tersebut, namun diawali oleh core. Beberapa literature menyatakan bahwa dengan core stability yang baik maka indivitu akan mentransfer energi dengan kekuatan penuh pada ekstremitas atas maupun bawah. Dengan core stability yang baik maka akan menciptakan keseimbangan dan stabilitas yang penting dalam gerakan atletik, seperti memukul (hitting), melempar (throwing), memutar (twisting), mengayun (swing) ataupun lari (running) (Allah & Nagi, 2013). Core yang kuat memungkinkan tubuh untuk menjaga pondasi yang kokoh pada batang tubuh dan kemudian akan mentransfer kekuatan dari pusat tubuh menuju anggota gerak yang lain (Lovelace, 2009). Dengan demikian maka individu dengan core stability yang baik akan memiliki kecepatan yang baik, dengan kecepatan dalam hal gerak ataupun berlari akan memperoleh kelincahan yang lebih baik pula. Selain itu dengan core stability yang baik maka distribusi kekuatan pada otot-otot area ekstremitas sangat baik sehingga power atau daya ledak gerakan yang dihasilkan akan semakin baik. Pada sisi lain, apabila seseorang memiliki core stability yang buruk maka akan menghambat transfer energi ke setiap ekstremitas sehingga dapat menurunkan performa pemain. Dengan terhambatnya transfer energi tersebut gerakan yang dihasilkan tidak cepat dan efisien, karena tubuh akan terlebih dahulu menstabilkan tubuhnya yang kemudian diikuti mobilitas atau gerak. Hal 4

tersebut tidak baik dalam olahraga basket karena basket merupakan olahraga dengan kecepatan yang menuntut pemainnya untuk bergerak dengan cepat dan efisien. Selain berdampak pada gerakan, core stability yang buruk juga akan berdampak pada menurunnya power yang dihasilkan oleh ekstremitas baik atas ataupun bawah. Menurut World Cofederation for Physical Therapy (2013), fisioterapi merupakan penyedia layanan kesehatan yang mengembangkan, menjaga, serta memulihkan kemampuan gerak dan fungsional seseorang selama daur hidup kehidupan. Fisioterapis berperan pada tahap promosi, preventif, treatment/ intervensi, habilitatif, dan rehabilitatif. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan perlunya berolahraga demi meningkatkan kualitas hidup, fisioterapi pun turut berperan di dalamnya. Fisioterapis dapat berperan untuk membuat desain latihan, pencegahan terhadap cedera ataupun menangani cedera olahraga. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisa hal diatas dalam bentuk penelitian dalam bentuk penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan Core Stability danpower, Speed serta Agility padapemain Basket Usia 15-16 Tahun B. Identifikasi Masalah Usia remaja merupakan saat dimana individu sedang aktif dan tertarik untuk mengikuti tren, salah satunya adalah tren olahraga. Salah satu jenis olahraga yang diminati di kalangan anak SMA adalah basket. Pada olahraga basket dibutuhkan kemampuan penunjang berupa core stability dan kemampuan fungsional pemain yang baik guna menunjang performa pemain dalam pertandingan. Dengan adanya core stability yang baik maka akan menciptakan postur yang baik serta menciptakan stabilitas tubuh sehingga distribusi energi pada otot-otot area ektremitas tidak terhambat sehingga tercipta gerakan yang efisien dan powerfull. Hal tersebut akan meningkatkan komponen 5

penunjang seperti power, speed dan agility dan berdampak pada meningkatnya performa dalam bermain basket. Olahraga dengan tingkat mobilitas tinggi seperti basket, pemain diharuskan memiliki speed (kecepatan) serta agility (kelincahan) yang baik guna menunjang performa tim. Selain itu, olahraga basket memerlukan para pemainnya memiliki power pada ekstremitas. Power pada ekstremitas atas bermanfaat saat pemain hendak mengoper bola (passing) dan pada ekstremitas bawah berguna saat pemain hendak melakukan vertical jump ketika merebut bola lambung ataupun ketika pemain hendak melakukan lay up untuk memasukkan bola ke dalam keranjang. Core stability dan power, speed serta agility merupakan komponen berbeda yang memiliki hubungan linier satu sama lain. Dimana apabila seseorang memiliki core stability yang baik maka akan menghasilkan speed, power serta agility yang lebih baik, begitupula sebaliknya. Masalah berupa core stability yang buruk maka tubuh membutuhkan energi lebih untuk mengontrol gerakannya serta transfer energi ke ekstremitas akan terhambat. Hal tersebut mengakibatkan gerakan yang dihasilkan tidak efisien dan power yang dikeluarkan akan berkurang sehingga berdampak pada buruknya performa pemain terutama dalam faktor power, speed serta agility. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini, yaitu Apakah terdapat hubungan antara core stability danpower, speed serta agility pada pemain basket usia 15-16 tahun?. 6

D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini berupa: 1. Untuk mengetahui hubungan core stability dan power pada pemein basket usia 15-16 tahun. 2. Untuk mengetahui hubungan core stability dan speed pada pemein basket usia 15-16 tahun. 3. Untuk mengetahui hubungan core stability dan agility pada pemein basket usia 15-16 tahun. Untuk mengetahui hubungan core stabilitydan power, speed serta agility padapemain basket usia 15-16 tahun. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan bagi penulis untuk lebih memahami tentang core stability serta hubungannya dengan power, speed dan agilitypemain basket b. Sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. 2. Bagi Intitusi Pendidikan a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut serta dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa ataupun teman sejawat. b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan informasi untuk program fisioterapi. 3. Bagi Keilmuan Fisioterapi Dapat memperkaya dan menambah khasanah keilmuan fisioterapi 4. Bagi Kelompok Basket a. Memberikan pemahaman mengenai peran fisioterapi terhadap olahraga 7

b. Memberi pemahaman mengenai pentingnya core stability dalam menunjang performa bermain basket terutama pada faktor power, speed dan agility. 5. Bagi Peserta Penelitian Menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan performa dalam bermain basket. 8