BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja dengan rentang usia 10-24 tahun berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2010. Usia remaja sering diidentikkan dengan suatu fasedimana pada saat tersebut individu mulai tertarik untuk mencoba berbagai hal baru, termasuk tren atau gaya hidup yang sedang berkembang. Dewasa ini olahraga mulai menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar. Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan seseorang secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo, 2005). Olahraga terbagi menjadi dua bagian yaitu olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Menurut Dorland s Medical Dictionary (2007), olahraga aerobik adalah aktivitas fisik yang dirancang untuk meningkatkan konsumsi oksigen dan meningkatkan fungsi sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Sedangkan olahraga anaerobik adalah jenis aktivitas fisik yang terjadi tanpa melibatkan oksigen (Kisner& Colby, 2007). Kedua jenis olahraga tersebut dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, namun olahraga secara berkelompok lebih berdampak baik karena dapat saling memotivasi satu sama lain. Olahraga dapat dilakukan dalam lingkup sekolah seperti mengikuti ekstrakurikuler olahraga ataupun bergabung dalam klub-klub olahraga diluar sekolah. Salah satu cabang olahraga jenis aerobikyang dapat dilakukan secara berkelompok dan banyak diminati kalangan remaja adalah basket. 1
Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket merupakan suatu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua tim dan masing-masing tim terdiri atas lima pemain. Dalam olahraga basket tujuan setiap tim adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan untuk mendapatkan poin serta mencegah tim lawan untuk mendapatkan poin. Olahraga basket merupakan olahraga yang menyenangkan, kompetitif, edukasional, rekreasional serta berorientasi pada kebugaran. Pemain basket diharuskan memiliki individual skill yang baik, seperti shooting(melempar), passing (mengoper bola), catching (menangkap bola), dribbling (menggiring bola), dan rebounding. Kemampuan individual tersebut akan digunakan selama permainan tim pada saat melakukan penyerangan (offensive) ataupun saat bertahan (defensive) (Jon, 2004). Demi menunjang individual skill tersebut, seorang pemain diaruskan memiliki komponen-komponen penunjang yang baik. Terdapat tiga komponen penunjang yang mempengaruhi performa pemain dalam olahraga basket yang berkaitan dengan aspek motorik, yaitu power (daya ledak), speed (kecepatan) dan agility (kelincahan) (Abd allah & Nagi, 2013). Power merupakan suatu kemampuan otot dalam mengatasi beban atau tahanan dalam suatu gerakan yang utuh dalam waktu singkat atau dengan kata lain dengan kecepatan tinggi (Pangemanan, 2008). Pada olahraga basket power pada kedua ekstremitas sangatlah diperlukan. Power ekstremitas atas diperlukan pemain untuk mengoper (passing) bola sedangkan untuk ekstremitas bawah power dibutuhkan untuk melakukan lompat tinggi ke atas (vertical jump) pada saat meraih bola lambung ataupun pada saat lay up untuk memasukkan bola ke dalam keranjang. Speed atau kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakangerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat (Harsono, 2001). Olahraga basket merupakan olahraga yang bersifat dinamis sehingga 2
pemain diharuskan memiliki kecepatan untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain serta kecepatan dalam berlari. Selain itu, speed dalam olahraga basket diperlukan saat melakukan offensive ataupun saat melakukan serangan balik (fast break). Apabila seorang pemain basket memiliki kecepatan yang baik maka akan memiliki kemungkinan serangan yang dilakukan berhasil lebih besar. Agility atau kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan (Wahjoedi, 2001). Basket olahraga yang sangat cepat dalam hal transisi, oleh karena itu setiap pemain diharuskan memiliki agility yang baik. Agility tersebut dapat menunjang performa pemain saat hendak menembus keranjang untuk memperoleh skor dan saat melakukan serangan balik. Pada olahraga basket, pemain akan berhadapan dengan individu lain dan memungkinkan terjadinya kontak fisik. Oleh karena itu seorang pemain basket diharuskan memiliki postur tubuh yang baik. Postur tubuh yang baik menandakan stabilitas postural atau core stability yang baik pula.core stability merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan dan posisi dari trunk terhadap pelvis, sistem ini akan mengontrol dan mentransfer kekuatan menuju anggota gerak bagian distal selama kegiatan berolahraga (Pouya & Ghaffarinejad, 2013). Core stability ditunjang oleh otot-otot core yang terdiri dari grup otot utama yaitu, (1) otot transversus abdominis, yang berada di bawah otot oblikus internus, oblikus eksternus dan rektus abdominis, (2) otot multifidus, yang berada diantara tulang vertebra, (3) otot diafragma, merupakan otot primer untuk bernapas, (4) otot-otot dasar panggul. Keempat grup ototakan ini bekerja secara harmonis dan berkontraksi secara bersama-sama serta akan menjaga posisi stabil pada area vertebra (the netral zone) (Pramita, 2014). Core stabilityjuga berpengaruh terhadap kemampuan mengontrol dan mengendalikan posisi serta gerakan sentral pada tubuh diantaranya: head and neck alignment, alignment of vertebrae column thorax and pelvic stability/mobility, dan ankle and hip strategies(saunders, 2008). Postur yang baik 3
merupakan dasar dari terbentuknya gerakan pada area ekstremitas, baik ekstremitas atas (lengan) maupun ekstremitas bawah (tungkai). Pada pemain basket dengan core stability yang baik akan menghasilkan gerakan yang lebih bertenaga dan efisien, memiliki keseimbangan yang lebih baik, meminimalisasi terjadinya cedera, memiliki otot yang lebih kuat serta memiliki kontrol gerakan ekstremitas yang lebih baik (Chabut, 2009). Seiring dengan manfaat tersebut maka akan meningkatkan athletic performance para pemain. Core merupakan dasar bagi seluruh gerakan tubuh dan pada dasarnya setiap gerakan bertenaga yang dihasilkan oleh ekstremitas bukan hanya berasal dari otot-otot yang berada pada ekstremitas tersebut, namun diawali oleh core. Beberapa literature menyatakan bahwa dengan core stability yang baik maka indivitu akan mentransfer energi dengan kekuatan penuh pada ekstremitas atas maupun bawah. Dengan core stability yang baik maka akan menciptakan keseimbangan dan stabilitas yang penting dalam gerakan atletik, seperti memukul (hitting), melempar (throwing), memutar (twisting), mengayun (swing) ataupun lari (running) (Allah & Nagi, 2013). Core yang kuat memungkinkan tubuh untuk menjaga pondasi yang kokoh pada batang tubuh dan kemudian akan mentransfer kekuatan dari pusat tubuh menuju anggota gerak yang lain (Lovelace, 2009). Dengan demikian maka individu dengan core stability yang baik akan memiliki kecepatan yang baik, dengan kecepatan dalam hal gerak ataupun berlari akan memperoleh kelincahan yang lebih baik pula. Selain itu dengan core stability yang baik maka distribusi kekuatan pada otot-otot area ekstremitas sangat baik sehingga power atau daya ledak gerakan yang dihasilkan akan semakin baik. Pada sisi lain, apabila seseorang memiliki core stability yang buruk maka akan menghambat transfer energi ke setiap ekstremitas sehingga dapat menurunkan performa pemain. Dengan terhambatnya transfer energi tersebut gerakan yang dihasilkan tidak cepat dan efisien, karena tubuh akan terlebih dahulu menstabilkan tubuhnya yang kemudian diikuti mobilitas atau gerak. Hal 4
tersebut tidak baik dalam olahraga basket karena basket merupakan olahraga dengan kecepatan yang menuntut pemainnya untuk bergerak dengan cepat dan efisien. Selain berdampak pada gerakan, core stability yang buruk juga akan berdampak pada menurunnya power yang dihasilkan oleh ekstremitas baik atas ataupun bawah. Menurut World Cofederation for Physical Therapy (2013), fisioterapi merupakan penyedia layanan kesehatan yang mengembangkan, menjaga, serta memulihkan kemampuan gerak dan fungsional seseorang selama daur hidup kehidupan. Fisioterapis berperan pada tahap promosi, preventif, treatment/ intervensi, habilitatif, dan rehabilitatif. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan perlunya berolahraga demi meningkatkan kualitas hidup, fisioterapi pun turut berperan di dalamnya. Fisioterapis dapat berperan untuk membuat desain latihan, pencegahan terhadap cedera ataupun menangani cedera olahraga. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisa hal diatas dalam bentuk penelitian dalam bentuk penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan Core Stability danpower, Speed serta Agility padapemain Basket Usia 15-16 Tahun B. Identifikasi Masalah Usia remaja merupakan saat dimana individu sedang aktif dan tertarik untuk mengikuti tren, salah satunya adalah tren olahraga. Salah satu jenis olahraga yang diminati di kalangan anak SMA adalah basket. Pada olahraga basket dibutuhkan kemampuan penunjang berupa core stability dan kemampuan fungsional pemain yang baik guna menunjang performa pemain dalam pertandingan. Dengan adanya core stability yang baik maka akan menciptakan postur yang baik serta menciptakan stabilitas tubuh sehingga distribusi energi pada otot-otot area ektremitas tidak terhambat sehingga tercipta gerakan yang efisien dan powerfull. Hal tersebut akan meningkatkan komponen 5
penunjang seperti power, speed dan agility dan berdampak pada meningkatnya performa dalam bermain basket. Olahraga dengan tingkat mobilitas tinggi seperti basket, pemain diharuskan memiliki speed (kecepatan) serta agility (kelincahan) yang baik guna menunjang performa tim. Selain itu, olahraga basket memerlukan para pemainnya memiliki power pada ekstremitas. Power pada ekstremitas atas bermanfaat saat pemain hendak mengoper bola (passing) dan pada ekstremitas bawah berguna saat pemain hendak melakukan vertical jump ketika merebut bola lambung ataupun ketika pemain hendak melakukan lay up untuk memasukkan bola ke dalam keranjang. Core stability dan power, speed serta agility merupakan komponen berbeda yang memiliki hubungan linier satu sama lain. Dimana apabila seseorang memiliki core stability yang baik maka akan menghasilkan speed, power serta agility yang lebih baik, begitupula sebaliknya. Masalah berupa core stability yang buruk maka tubuh membutuhkan energi lebih untuk mengontrol gerakannya serta transfer energi ke ekstremitas akan terhambat. Hal tersebut mengakibatkan gerakan yang dihasilkan tidak efisien dan power yang dikeluarkan akan berkurang sehingga berdampak pada buruknya performa pemain terutama dalam faktor power, speed serta agility. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini, yaitu Apakah terdapat hubungan antara core stability danpower, speed serta agility pada pemain basket usia 15-16 tahun?. 6
D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini berupa: 1. Untuk mengetahui hubungan core stability dan power pada pemein basket usia 15-16 tahun. 2. Untuk mengetahui hubungan core stability dan speed pada pemein basket usia 15-16 tahun. 3. Untuk mengetahui hubungan core stability dan agility pada pemein basket usia 15-16 tahun. Untuk mengetahui hubungan core stabilitydan power, speed serta agility padapemain basket usia 15-16 tahun. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan bagi penulis untuk lebih memahami tentang core stability serta hubungannya dengan power, speed dan agilitypemain basket b. Sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. 2. Bagi Intitusi Pendidikan a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut serta dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa ataupun teman sejawat. b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan informasi untuk program fisioterapi. 3. Bagi Keilmuan Fisioterapi Dapat memperkaya dan menambah khasanah keilmuan fisioterapi 4. Bagi Kelompok Basket a. Memberikan pemahaman mengenai peran fisioterapi terhadap olahraga 7
b. Memberi pemahaman mengenai pentingnya core stability dalam menunjang performa bermain basket terutama pada faktor power, speed dan agility. 5. Bagi Peserta Penelitian Menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan performa dalam bermain basket. 8