BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kulon Progo. Dipilihnya Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kulon Progo dikarenakan badan ini yang berwenang dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal, melaksanakan kegiatan pelayanan dan pengaduan perizinan terpadu, melaksanakan kegiatan pengawasan, pengelolaan data dan informasi serta melaksanakan kegiatan ketatausahaan sehingga badan ini yang paling mengetahui tentang upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan 09 Januari 2014 sampai dengan 09 April 2014. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2007: 44). Hal ini 49
50 didukung oleh Sumanto (1995 : 77), yang menyatakan bawa penelitian deskriptif berusaha mendiskripsi dan menginterpretasi apa yang ada. Disebut penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan suatu keadaan objek penelitian, yaitu menjelaskan program pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2009 : 9), penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaah dokumen. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian data yang terkumpul adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka (Lexy Moleong, 2009 : 11). Berdasarkan jenis dan metode penelitian tersebut maka penelitian ini sebagai prosedur untuk mengetahui upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. C. Penentuan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, penetuan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu teknik pemilihan subjek penelitian dengan mempertimbangkan kriteria, ciri-ciri tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian ( Lexy J. Moleong, 2006 : 224). Kriteria-kriteria tertentu dalam penentuan subjek penelitian ini, yakni:
51 a. Pejabat atau orang-orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan informasi mengenai upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. b. Orang-orang atau masyarakat yang pernah memperoleh perizinan investasi di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kulon Progo. Setelah ditetapkan kriteria-kriteria tersebut di muka, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi, maka subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bapak Ir. Robi Ampera selaku Kepala Bidang Penanaman Modal di BPMPT Kabupaten Kulon Progo 2. Ibu Nuryani selaku Kepala Sub Bidang Kerja sama dan Promosi beserta Bapak Dorojatun Kuncoroyakti selaku staf Sub Bidang Kerja sama dan Promosi di BPMPT Kabupaten Kulon Progo 3. Bapak Junihardi T. selaku Kepala Bidang Pelayanan dan Pengaduan beserta Bapak Susilo selaku Kepala Sub Bidang Perizinan di BPMPT Kabupaten Kulon Progo 4. Bapak Hanif Indra Perdana selaku staf Sub Bidang Fasilitasi dan Pengembangan di BPMPT Kabupaten Kulon Progo 5. Masyarakat pemohon perizinan investasi di BPMPT Kabupaten Kulon Progo
52 D. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, teknik- teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Menurut Lexy J. Moleong (2009: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dengan kata lain wawancara merupakan interaksi timbal balik antara peneliti dengan responden, dimana peneliti mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh responden. Menurut Sugiyono (2008: 194), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur dengan membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Lexy J Moleong, 2009: 187). Menurut Sugiyono (2008: 197), wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
53 digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini dilakukan dengan pihak yang mempunyai tugas dan wewenang dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi yaitu Kepala Bidang Penanaman Modal, Kepala Sub Bidang Kerja sama dan Promosi beserta 1 staf, Kepala Sub Bidang Fasilitasi dan Pengembangan yang diwakilkan 1 orang staf, dan Kepala Bidang Pelayanan dan Pengaduan beserta Kepala Sub Bidang Perizinan, dan 2 masyarakat pemohon perizinan investasi di BPMPT Kabupaten Kulon Progo untuk mengetahui upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. 2. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2008: 329). Hal itu didukung oleh W. Gulo (2002: 123), dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi. Dokumen yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Peraturan daerah Kabupaten Kulon Progo tentang Penanaman Modal, aturan-aturan tentang Standar Operasional Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal, dan dokumen lain yang dibutuhkan terkait dengan upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di bidang perizinan investasi.
54 E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk memperoleh data yang valid, maka data dari hasil penelitian berupa data hasil wawancara dan dokumentasi perlu dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Menurut Sugiyono (2008: 365), dalam penelitian kualitatif, temuan data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dilakukan cross check dari hasil wawancara antara subyek penelitian yang satu dengan subyek penelitian yang lainnya, antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lainnya dan antara hasil wawancara dengan dokumen. F. Teknik Analisis Data 1. Reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2008 : 338). Untuk mendapatkan data yang relevan dan menunjang dalam menjawab permasalahan penelitian, yaitu mengenai upaya peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi di Badan Penanaman Modal
55 dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kulon Progo maka perlu dilakukan penyederhanaan data. 2. Unitisasi dan Kategorisasi Data. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Lexy J. Moleong, 2009: 288). Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikelompokkan sesuai dengan kategori yang ditentukan. Sehingga data dapat memberikan gambaran penelitian yang jelas. Dari unit-unit data yang terkumpul kemudian dipilah-pilah kembali dan data dikelompokkan sesuai dengan kategori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi yang jelas dari penelitian upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi. 3. Display data Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Penyajian data ini dapat dilakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan anta kategori dan sejenisnya. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami (Sugiyono, 2008: 341). Dalam tahap ini, data yang direduksi dipaparkan dalam bentuk narasi yang berupa informasi-informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian upaya pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dalam peningkatan kualitas pelayanan publik bidang perizinan investasi.
56 4. Pengambilan kesimpulan Data yang telah diinterpretasikan secara sistematis tersebut kemudian dianalisis dengan perspektif tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berpikir induktif, yaitu dari hal-hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini. Dalam pengambilan kesimpulan ini, dilakukan semenjak diperoleh data dari awal penelitian.