BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkembang, karena pembangunan hanya dipersiapkan melalui

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah berperan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. itu, kegiatan pembelajaran harus direncanakan dalam bentuk program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan (5) batasan istilah. Kelima hal pokok itu dipaparkan berikut ini.

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Sarana dan Prasarana Belajar

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

PENINGKATAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 10 PADANG

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

MENGKAJI DAN MENANTI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKNAS RI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1. Oleh: Setya Raharja 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SDN 006 KECAMATAN SANGASANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Benawati Suardihan, Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Prasarana Pembelajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana sekolah yang dimiliki saat ini kurang memadai. Cukup banyak

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Slameto, belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), edisi revisi, hlm. 53.

2015 PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN DI SMPN SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISIS KONTEKS DALAM PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat di tumbuhkembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

PANDUAN P2M STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan global menuntut pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan digunakan dengan tujuan utama untuk. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di dalam kehidupannya manusia mengalami perubahan karena akibat kegiatan belajarnya. Pengembangan melalui belajar pada hakikatnya adalah merupakan proses aktualisasi potensi pengetahuan manusia yang telah ada dalam dirinya. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Slameto Menyatakan bahwa belajar atau proses perubahan tingkah laku yang terjadi di sekolah yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal siswa. 1 Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa (di rumah, di sekolah, dan di masyarakat). Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran sekolah dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, alat belajar dan tugas rumah. Masih menurut Slameto bahwa seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2 Guna meningkatkan prestasi belajar yang maksimal, tentunya perlu diperhatikan beberapa faktor yang membangkitkan para siswa untuk belajar dengan efektif. Salah satu sebab yang mempengaruhinya adalah motivasi belajar. Motivasi merupakan kondisi psikis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar. Tinggi rendahnya motivasi siswa tergantung pada faktor-faktor siswa itu sendiri, baik dari faktor-faktor instrintik maupun ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari diri (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik), sangatlah mempengaruhi kegitan proses belajar mengajar, misalnya di lingkungan sekolah. Menurut M. Dalyono bahwa, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid 1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Menpengaruhinya. (Jakarta, Rineka Cipta. 2003), 54. 2 Ibid., 64.

perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berasal dari dalam diri (intern), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar (ekstern) yaitu ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap. 3 Proses belajar mengajar akan lancar kalau ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Ketersediaan fasilitas yang memadai merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, maka pembaharuan dalam pendidikan kita harus sempat pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada masalah yang paling dominan yaitu alat peraga (sebagai penjelasan dalam menyampaikan pembelajaran). Bila suatu sekolah kurang memperhatikan fasilitas/sarana dan prasara pendidikan, maka siswa-siswanya kurang bersemangat untuk belajar dengan sungguhsungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi anak menjadi rendah. Sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri, yang dalam garis besarnya antara lain: 1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; 3 Dalyono, M., Psikologi pendidikan, Komponen MKDK. (Jakarta, PT Rineka Cipta. Cet.III, 2005), 59.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; 3. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia 4. Standar jumlah peralatan di atas, dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik. Alat peraga (alat yang digunakan oleh pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran yang jelas tentang pelajaran yang diberikan) dan media pengajaran (sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi evektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pendidikan seperti OHP, komputer, dan lainlain). Menurut E. Mulyasa, sarana fisik adalah sarana yang menunjang proses belajar mengajar diantaranya yaitu alat pelajaran (alat atau benda yang dipergunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar seperti buku,

pulpen, dan lain-lain. 4 Peranan guru disini adalah bagaimana mendorong siswa-siswa untuk belajar mencapai tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya kegian belajar tergantung juga kepada faktor cara siswa belajar dan fasilitas atau sarana prasarana pendidikan yang tersedia dan dimanfaatkan dengan baik. Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olah raga), serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional. Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup 4 Mulyasa, E., Kurikulum yang Disempurnakan (Pengembangan Standar Kompetensi Dasar), (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), 45.

untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Berdasarkan hasil observasi dan survey pendahuluan menngisyaratkan bahwa kedua lembaga pendidikan yang kami teliti mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban dan Madarasah Tsanawiyah MTsN Bandung Tulungagung yang keduanya merupakan salah satu wujud dari sistem pendidikan madrasah di Indonesia yang juga terus berupaya dalam peningkatan mutu lembaga pendidikannya. Kedua madrasah ini termasuk sama-sama lembaga pendidikan Islam di bawah naungan kementrian agama (Kemenag) yang keduanya berstatus negeri. Akan tetapi kedua madrasah ini terus berusaha meningkatkan mutu pendidikannya dengan bukti semakin banyaknya input pada masing-masing lembaga serta semakin meningkat dan bertambahnya sarana dan prasarananya yang ada. Kedua Madrasah tersebut merupakan madrasah yang disiapkan sebagai figur sentral yang menjadi contoh dan menjadi pusat pemberdayaan madrasah sejenis, baik negeri maupun swasta. Selain itu kedua madrasah tersebut juga dikembangkan untuk mencapai keunggulan bagi para lulusannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai perlakuan, baik dalam sistem seleksi calon peserta didik baru, dalam proses pembelajaran, melengkapi sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan peserta didik secara maksimal maupun memaksimalkan dana yang ada untuk peningkatan mutu lembaga pendidikannya. Peneliti memilih Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban dan Madarasah Tsanawiyah MTsN Bandung sebagai lokasi

penelitian karena kedua lembaga pendidikan tersebut merupakan lembaga pendidikan berstatus negeri yang maju, keduanya telah banyak mengukir prestasi baik di bidang akademik maupun pengembangan diri siswa. 5 Keadaan madrasah dengan karakteristik yang hampir sama tersebut dilihat dari aspek akademik maupun non-akademiknya juga dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat. Madarasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban merupakan Madrasah yang berada di desa Sumberdadap kecamatan Pucanglaban Tulungagung. Madrasah ini berlokasi di kawasan pegunungan wilayah selatan Kabupaten Tulungagung dan jauh dari pusat pemerintahan, walaupun begitu madrasah ini tidak kalah dengan madrasah negeri yang lain yang ada di daerah yang lebih mudah aksesnya ke pusat pemerintahan. Madrasah ini memiliki lokasi yang luas dan banyaknya peserta didik, perlu adanya manajemen keuangan yang baik untuk meningkatkan mutu manajemen madrasahnya. Berbeda dengan Madarasah Tsanawiyah Negeri MTsN bandung, MTsN Bandung ini berlokasi di wilayah ujung barat Kabupaten Tulungagung yang berada di pedesaan yang sudah tergolong ramai penduduknya, selain itu MTsN ini adalah satu satunya Madrasah Negeri di wilayah 4 kecamatan yang ada di sekitarnya. Madrasah ini termasuk Madrasah Tsanawiyah Negeri yang patut untuk diperhitungkan dalam segi kualitas pendidikannya, apabila dibandingkan dengan sekolah sekolah negeri umum yang jumlahnya tentu lebih banyak dan pastinya perhatian pemerintah juga sangat besar. 5 Observasi, pada tanggal 12 April 2015 (data terlampir)

Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan komponen pendidikan sebagai satu kesatuan sistem yang lengkap dan terpadu untuk memperlancar proses pembelajaran. Melakukan perencaan, mengidentifikasi sarana dan prasarana yang tersedia baik yang menyangkut dengan kuantitas maupun kualitas, menentukan kebutuhan, penyusunan skala perioritas, penentuan sumber pendanaan, dan membuat usulan, kegiatan ini melibatkan guru, pengawas, dan komite. Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang, perabotan, dan fasilitas penunjang kerja lainnya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan secara kontinu dan secara berkala sesuai dengan jenis sarana dan prasarana pendidikan yang ada, kegiatan tersebut dilakukan oleh semua komponen madrasah/sekolah termasuk komite dan masyarakat sekitar. Pada umumnya sekolah-sekolah terutama yang berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan maupun perbaikan sarana pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia. Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya mencari berbagai alternatif sebagai solusi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menambahkan sarana prasarana yang ada di lembaga pendidikannya. Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara sistem sekolah yang ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang

lebih tinggi. Banyak sekolah yang sukses mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah dasar yang akhirnya gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran tersebut. Mungkin juga perhatian masyarakat di sekitarnya kurang bahkan tidak peduli dengan kondisi tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan judul Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Multi Kasus di MTsN Pucanglaban Dan MTsN Bandung Tulungagung) B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti fokus penelitian ini pada bidang manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa : Adapun pertanyaan penelitiannya sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 2. Bagaimana pengadaan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 3. Bagaimana pelaksanaan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 4. Bagaimana pengawasan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung.

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 2. Untuk mendeskripsikan pengadaan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 3. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. 4. Untuk mendeskripsikan pengawasan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis. 1. Kegunaan Secara Teoritis Untuk memperkokoh ilmu Manajemen Pendidikan. Implementasi manajemen tentang sarana prasarana pelaksanaan program sebagaimana menjadi fokus penelitian ini merupakan suatu hal yang menarik untuk menguji apakah sebuah teori mampu diimplementasikan secara tepat dilapangan. Dalam kerangka ini, kegunaan teoritis penelitian ini adalah

penguatan pada dimensi keilmuan manajemen, khususnya sarana prasarana di Lembaga Pendidikan Islam. 2. Kegunaan Secara Praktis. a. Kepala Sekolah Kepada Kepala Sekolah hendaknya selalu memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana belajar yang ada, terutama sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran secara langsung, seperti ruang kelas, apabila terdapat ketidak layakan perlengkapan yang ada di kelas hendaknya untuk segera diganti atau diperbaiki. Apabila media pembelajaran sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya hendaknya untuk segera diperbaiki. Koleksi buku-buku di perpustakaan hendaknya selalu ditambah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Peralatan yang ada di laboratorium komputer hendaknya selalu dijaga atau dirawat agar bias digunakan sebagaimana mestinya, karena sarana dan prasarana belajar tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. b. Bagi Guru Sebagai bahan memperluas wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang keahlian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bidang manajemen pendidikan Islam. c. Bagi Peneliti selanjutnya Kepada para peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian yang berkaitan dengan topik atau tema penelitian ini, maka hendaknya

menambah variabel yang akan diteliti karena ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya faktor internal yang meliputi faktor jasmani dan faktor psikologi. Sedangkan untuk factor eksternal meliputi faktor keadaan lembaga sekolah, faktor lingkungan keluarga dan masyarakat serta faktor sarana dan prasarana belajar yang telah diteliti dalam penelitian ini. d. Bagi Pembaca Penelitian ini berguna untuk memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. e. Bagi Perpustakaan Pascasarjana IAIN Tulungagung Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan koleksi penelitian dalam bidang manajemen pendidikan Islam khususnya terkait peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan juga bisa dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya atau peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai topik dengan fokus serta setting yang lain sehingga memperkaya temuan penelitian ini. E. Penegasan Istilah 1. Secara Konseptual a. Manajemen Manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber

daya manusia, keuangan fasilitas, dan informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif. 6 b. Sarana prasarana Pengertian Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media. 7 Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. 8 Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya 9. Menurut Ibrahim Bafadal bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. 10 6 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Ardadizya Jaya, 2000), 5. 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 700. 8 E. Mulyasa, Menejemen Berbasis Sekolah, Cet. VII, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 49 9 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Cet. IV, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 51. 10 Ibrahim Bafadal, Seri Menejemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Menejemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), 3.

c. Motivasi Pada dasarnya motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. 11 Dorongan yang bisa disebut sebagai motivasi ini juga berlaku utamanya dalam kegiatan belajar. 2. Secara Operasional Yang dimaksud dari judul tentang Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa adalah penelitian ini fokus pada: Perencanaan Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pengadaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pelaksanaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, dan Pengawaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN Pucanglaban Dan MTsN Bandung. F. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini peneliti membuat laporan dalam bentuk tesis menjadi enam bab, yaitu : 11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 23.

BAB I PENDAHULUAN, bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pentingnya manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Di samping itu, dalam bab I juga dipaparkan mengenai : Konteks Penelitian yang merupakan Fokus dan Pertanyaan Penelitian yang mengulas seputar Perencanaan Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pengadaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pelaksanaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, dan Pengawaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN Pucanglaban Dan MTsN Bandung. Tujuan Penelitian yang mana untuk mendeskripsikan Perencanaan Manajemen Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pengadaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pelaksanaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, dan Pengawaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN Pucanglaban Dan MTsN Bandung. Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika Pembahasan. BAB II KAJIAN TEORI, bab ini merupakan uraian tentang kajian dari berbagai literatur dan beberapa teori dari para ahli yang relevan dengan judul penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan sebagai landasan pembahasan hasil penelitian. Pada bab ini dikemukakan mengenai antara lain:

Pengertian managemen sarana prasarana yang meliputi : Tujuan sarana prasarana, serta prinsip-prinsip manajemen sarana prasarana pendidikan. Proses manajemen sarana prasarana pendidikan yang meliputi : Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, Pendistribusian, Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, Penggunaan sarana dan prasarana, Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah, dan Penghapusan. Standar dan tujuan manajemen sarana dan prasarana meliputi : Kriteria minimum dan kriteria maksimum sarana, sedangkan tujuan dari sarana prasarana lebih lengkapnya akan dibahas di bab II. Dalam kajian motivasi, ada dua hal yang akan dibahas pada bagian ini, pertama Pengertian Motivasi, yang mengulas tentang : Pendapat para ahli teori-teori Motivasi, Ciri-ciri motivasi, Bentuk-bentuk motivasi. kedua Pengertian Motivasi Belajar, yang membahas tentang : Definisi Belajar, Motivasi Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, Strategi Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi Dalam Belajar. Penelitian terdahulu, berisikan judul judul penelitian penelitian Tesis yang sudah pernah diteliti oleh para peneliti terdahulu untuk dijadikan kajian bagi penulisan tesis selanjutnya. Paradigma penelitian adalah pandangan atau model pola pikir yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab memlaui penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN, bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik keabsahan data, dan tahap penelitian. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, bab ini membahas tentang jawaban sistematis rumusan masalah dari hasil temuan penelitian yang mencakup gambaran umum lokasi penelitian dan temuan penelitian. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, pada bab ini membahas tentang diskusi hasil penelitian yang menjadi inti dari penelitian ini. Bahasan penelitian ini digunakan untuk mengklarifikasikan dan memposisikan hasil temuan yang lebih dirumuskan pada bab I, kemudian peneliti merelevansikannya dengan teori-teori yang dibahas dalam bab II, dan yang telah dikaji secara sistematis pada bab III melalui metode penelitian. Kesemuanya dipaparkan pada pembahasan sekaligus hasil penelitian didiskusikan dengan kajian teori. BAB VI PENUTUP, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan masalah-masalah aktual dari temuan penelitian yang dikemukakan pada bab terdahulu. Masalah-masalah tersebut dapat dijadikan bahan wacana, renungan, atau bahan kajian penelitian selanjutnya.