BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai sarana bagi perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. maju (developed countries) yang dikenal sebagai emerging market (Morgan Stanley,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini telah mampu menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menguji

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu aset yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai perantara untuk mempertemukan pemodal (investor) dengan perusahaanperusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang paling populer di pasar modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di pasar modal, saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return saham yang lebih besar dalam waktu yang cepat ( high return), karena harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik dan transaksi jual beli saham dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Selain mendapatkan return yang cukup besar dan cepat, saham juga memiliki sifat high risk, yaitu suatu ketika harga saham dapat juga merosot dengan cepat bahkan sahamnya delist dari bursa efek. Dengan karakteristik high risk dan high return ini, maka pemodal perlu terus memantau pergerakan harga saham, karena harga saham adalah informasi yang digunakan untuk melihat seberapa besar return saham yang akan didapatkan oleh pemodal. Sektor pertambangan Indonesia merupakan sektor yang menarik untuk berinvestasi saham. Hal ini dapat dilihat dari sumber tambang yang dimiliki Indonesia: peringkat 6 cadangan emas, nomor 5 dalam produksi tembaga, urutan 5 dalam produksi bauksit, penghasil timah terbesar di dunia setelah Cina, produsen nikel terbesar kedua di dunia. Dapat disimpulkan bahwa Indonesia berada dalam urutan teratas dalam hal bahan mentah (raw material). Serta Indonesia merupakan

Pertambangan produsen sumber energi terbesar (http://kompasiana.com). Hal ini mengindikasikan bahwa potensi produksi barang tambang Indonesia kaya akan sumber daya alam dan diprediksi akan selalu meningkat. Hal tersebut membuat investor optimis dengan kondisi internal pertambangan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam akan dapat memberikan return besar dan jangka panjang. Di sisi lain sektor pertambangan merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Terlihat dari kontribusi penerimaan negara berasal dari pertambangan setiap tahunnya yang mengalami peningkatan dan sektor tambang juga menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya (http://www.esdm.go.id). Hal ini mengindikasikan bahwa sektor tambang juga merupakan pengerak roda perekonomian Indonesia yang membuat investor semakin tertarik utnuk menanamkan sahamnya di sektor pertambangan. Namun dalam perkembangannya return saham sektor pertambangan semakin menurun, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Pergerakan Harga Saham dan Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan 2010 2014 di BEI Tahun Harga Saham (P) Return Saham (R t = P t P t 1 P t 1 ) 2009 Rp 2.203,48-2010 Rp 3.274,16 48,00% 2011 Rp 2.532,38-22,66% 2012 Rp 1.863,67-26,41% 2013 Rp 1.429,31-23,31% 2014 Rp 1.369,00-4,20% 2015 Rp.811.072-40,75 % Sumber: IDX Statistics 2010 2014/www.idx.co.id (data diolah) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan harga saham dan return saham perusahaan sektor pertambangan 2011 2015 semakin tertekan. Hal ini terlihat

dari pergerakan harga saham dan return saham yang berturut-turut mengalami penurunan dari 2011 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tambang mengalami penurunan laba dan kinerja yang mengakibatkan return saham menurun. Namun, penurunan return saham ini bukan serta-merta berasal dari penurunan kinerja saja, kondisi makro-ekonomi suatu negara juga turut mempengaruhinya. Hal ini didukung oleh peryataan Samsul (2006: 335) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham, baik yang bersifat makro maupun mikro-ekonomi. Faktor mikro-ekonomi terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba per saham, deviden per saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya. Sedangkan faktor makroekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs, valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham regional. Dalam melakukan kegiatan investasi saham, para investor tidak hanya memperhatikan kondisi mikro-ekonomi saja namun kondisi makro-ekonomi suatu negara juga perlu diperhatikan Apabila kondisi makro suatu negara mengalami perubahan baik itu positif atau negatif, investor akan bereaksi dan memprediksi kinerja perusahaan di masa depan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham. Aksi jual dan beli ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan kenaikan atau penurunan harga saham, yang akhirnya berpengaruh ke return saham. Hal ini didukung oleh (Bodie dan Alex, 2006: 173) yang menyatakan bagi beberapa perusahaan lingkungan ekonomi makro dan industri mungkin mempunyai pengaruh relative besar dibandingkan dengan kinerja di dalam

industri dan peryataan Tandelilin (2010: 342) faktor-faktor makro-ekonomi secara empiris telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di suatu negara. Indikator makro-ekonomi domestik yang seringkali mempengaruhi pergerakan harga saham maupun ke return saham adalah fluktuasi minyak dunia, nilai tukar mata uang dan inflasi. Banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang faktor-faktor makro-ekonomi tersebut, namun menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Yasmiandi (2011) suku bunga dan harga minyak berpengaruh ke return saham sedangkan inflasi dan nilai tukar tidak berpengaruh ke return saham. Hasil yang berbeda muncul pada penelitian Kewal (2012) tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG, sedangkan kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Halim (2013) nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan inflasi dan BI rate tidak berpengaruh signifikan return saham. Fariko (2013) inflasi dan suku bunga berpengaruh signifikan ke return saham, sedangkan nilai tukar tidak berpengaruh signifikan ke return saham. Dapat disimpulkan bahwa masih terjadi perbedaan hasil antar penelitian dan perbedaan hasil sensitivitas antar sektor, perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor makroekonomi tersebut sehingga peneliti memilih minyak dunia, nilai tukar mata uang dan inflasi sebagai variabel penelitian. Minyak dunia merupakan salah satu faktor makro-ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan return saham terutama pada sektor pertambangan. Barang-barang pertambangan yang didominasi oleh jenis barang yang dapat

dijadikan sumber energi merupakan barang subsitusi dari minyak dunia tersebut. Sehingga pergerakan harga minyak dunia juga akan diikuti oleh harga saham sektor pertambangan. Serta bagi perusahaan pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan pertambangan, karena harga yang sedang tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai sektor komoditi minyak dan pertambangan dan sebaliknya ketika harga minyak dunia turun investor akan menjual sahamnya dan menginvestasikan ke investasi yang lebih menguntungkan. Sektor pertambangan tidak hanya memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada fluktuasi harga minyak dunia, perusahaan pertambangan juga bergantung pada teknologi, modal asing dan bahan-bahan impor. Perusahaan tambang juga melakukan aktivitas perdagangan internasional yang relatif tinggi lewat ekspor hasil tambang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tambang sangat sensitif terhadap perubahan kurs. Fluktuasi kurs berpotensi mempengaruhi kondisi internal pada perusahaan, yang berdampak pada kenaikan laba atau malah menimbulkan risiko kerugian pada perusahaan. Dapat dikatakan bahwa perubahan kurs berhubungan negatif dengan return saham pertambangan. Faktor makro-ekonomi salanjutnya adalah inflasi. Menurut Samsul (2006: 201) tingkat inflasi dapat berpengaruh positif ataupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahwa inflasi yang tinggi akan dapat menjatuhkan harga saham di pasar terutama pada pertambangan. Sementara jika

inflasi sangat rendah akan membuat pertumbuhan ekonomi semakin lamban dan akhirnya harga saham juga bergerak lamban. Menyadari bahwa pengetahuan mengenai hubungan antara perkembangan ekonomi makro dengan perkembangan return saham merupakan hal yang penting bagi investor terutama bagi mereka yang berkecimpung di investasi sektor high profile seperti bisnis pertambangan, serta melihat adanya inkosistensi hasil mengenai penelitian variabel makro-ekonomi yaitu harga minyak dunia, inflasi dan kurs yang mempengaruhi return saham, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul pengaruh perubahan harga minyak dunia, inflasi dan kurs terhadap return saham pada badan usaha pertambangan yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) Tahun 2011 2015 1.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh harga minyak dunia terhadap return saham sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 2015? 2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap return saham sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 2015? 3. Bagaimana pengaruh kurs Rupiah terhadap return saham sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 2015?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. menganalisis pengaruh harga minyak dunia terhadap return saham sektor pertambangan, 2. menganalisis pengaruh inflasi terhadap return saham sektor pertambangan, 3. menganalisis pengaruh kurs Rupiah terhadap return saham sektor pertambangan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Bagi Calon Investor, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi return saham pada sektor pertambangan. Sehingga para investor yang menginvestasikan dananya pada sektor pertambangan dapat memprediksi faktor yang akan mempengaruhi return saham sektor pertambangan. 2. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai hubungan harga minyak dunia, kurs, dan inflasi terhadap returnsaham sektor pertambangan. Sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan ketika akan melakukan investasi pada sektor pertambangan. 3. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran dalam memahami hubungan antara harga minyak dunia, kurs, inflasi terhadap return saham sektor pertambangan. Selain itu, penelitian ini juga sebagai proses belajar

untuk lebih kritis dalam menganalisis suatu permasalahan serta membuka wawasan dan pemahaman untuk mencari jawaban atas perumusan masalah. 4. Bagi Akademisi, bagi kalangan akademisi, agar bias menarik minat para peneliti untuk menelaah sektor saham secara lebih mendalam. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dan mempunyai suatu susunan yang sistematis agar dapat memudahkan dalam mengetahui dan memahami hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Skripsi ini disusun dengan sistematika dan deskripsi sebagai berikut ini. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian.penelitian terdahulu meupakan penelitian yang dilakukan oleh penelitipeneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka pemikiran adalah skema yang dibuat untuk menjelaskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional dimana deskripsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian

akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara operasional. Jenis dan sumber data adalah gambaran tentang data yang digunakan untuk variabel penelitian.penentuan yang berkaitan dengan jumlah populasi dan jumlah sampel yang diambil.kemudian metode pengumpulan data yang digunakan. Dan metode analisis mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV : Hasil Dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil yang menguraikan interpretasi terhadap hasil analisis sesuai dengan teknik analisis yang digunakan, termasuk di dalamnya pemberian argumentasi. BAB V : Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan, implikasi dan juga berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak tertentu.