BAB VI IESIHPULAH. jaringan radio cellular pada bab-bab sebelurrmya maka. - penggunaan alokasi band frekuensi menjadi efisien

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA

Bab 7. Penutup Kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.

fading konstan untuk setiap user dengan asumsi perpindahan mobile station relatif

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

Radio dan Medan Elektromagnetik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN. broadband seperti high speed internet, digital video, audio broadcasting dan

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

Bab VII K e s i m p u l a n 7.1. Ringkasan Motivasi dan Permasalahan

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Universitas Kristen Maranatha

Dasar- dasar Penyiaran

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain ( Dalam

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB IV SIMULASI PERHITUNGAN INTERFERENSI

Dasar- dasar Penyiaran

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

BAB II LANDASAN TEORI. standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

2012, No BATASAN LEVEL EMISI SPEKTRUM (SPECTRUM EMISSION MASK) YANG WAJIB DIPENUHI OLEH PENYELENGGARA PCS1900

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Selain istilah sel, pada sistem seluler dikenal pula istilah cluster yaitu kumpulan

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB I PENDAHULUAN. global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN RADIO SELULER CDMA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi secara real time, dimana keterbatasan jarak, waktu dan ruang

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Topologi WiFi. Topotogi Ad Hoc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL HANDOVER PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II STUDI LITERATUR

STUDI PENGGUNAAN ALGORITMA ANT COLONY DALAM PENGALOKASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS TRAFIK BTS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI KELAYAKAN MIGRASI TV DIGITAL BERBASIS CAKUPAN AREA SIARAN DI BEKASI

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

Transkripsi:

BAB VI IESIHPULAH Dari pembahasan mengenai studi pengkajian jaringan radio cellular pada bab-bab sebelurrmya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan membuat jaringan radio menggunakan sistem cellular maka: - penggunaan alokasi band frekuensi menjadi efisien untuk pelayanan hubungan dengan kapasitas tinggi, karena sebuah grup kanal dapat digunakan secara berulang ulang pada sel-sel yang berbeda dengan jarak pisah tertentu untuk menjaga interferensi. Berdasarkan analisa traffic (bab IV), untuk jumlah sel 21 sel, radius sel 3 km, blocking probability 11. dan jumlah total kanal 350 kanal dapat dilayani 13.860 call/jam pada periode jam sibuk. - sistem mempunya1 adaptability terhadap perubar1an kepadatan traffic yaitu dengan merubah luasan sel menjadi lebih kecil untuk daerah dengan kepadatan traffic yang semakin meningkat. Dengan merubah jarak antar base station menjadi setengahnya dengan metode tertentu maka luas sel akan menjadi 1/4 dari luas sel sebelumnya sehingga Kepadatan 109

110 traffic yang dapat dilayani menjadi ~ kalinya. - jarak antara pemancar dan penerima menjadi pendek, maksimum sejauh radius sel. Hal ini pada dasarnya mengurangi rugi-rugi transfer daya yang disebabkan oleh halangan-halangan pada lintasan propagasinya, disamping itu dengan Jarak yang pendek maka daya pancar yang diperlukan tidak terlalu besar, hal ini menjadikan perlengkapan pada unit mobile mempunyai dimensi fisik yang relatif kecil dengan mobilitas yang tinggi seperti misalnya untuk pelayanan telepon portable. 2. Dengan membuat bentuk geometri sel adalan hexagonal maka berdasarkan sifat-sifat geometrinya dapat direncanakan penempatan base station dan penempatan grup kanal secara sistematis. Dengan menentukan harga D/R yang diperoleh berdasarkan pertimbangan intcrferensi karcna penggunaan Kanal yang sama pada sei-sel terdekat maka dapat diketahui berapa jumlah sel perkelompok atau jumlah grup Kanal yaitu dengan rumus D/R= {N, dimana N adalah Jumlah sel perkelompok atau jumlal1 gl'up kanal. Dengan mengetahui harga N maka dapat ditentul<an harga shift parameter (1 dan j} untlli{ prosedur penempatan grup I< anal. 3. Efisiensi penggunaan daya pancar untuk mencal<up luasan yang l<ecil sang at ditentul<an oleh

111 I}._ :;J perhi tungan Peredaman daya pad~~ sal"f:'l\n,transmisi. ~~,_.,..._.,.~--- --- - antena, maupun pada lintasan propagas1 radionya. Faktor- aktor yang mempengaruhi peredaman daya pad a lintasan propagasi adalah aktor al am (halangan yang berupa gedung-gedung, b\11{1 t-b\11{1 t, dan sebagainya), aktor Ket!nggian antena, dan rekuensi. SemaKin padat dan tinggi halangan yang ada maka redaman akan cenderung naik. Begitu juga jika frekuensi semakin tinggi redamannya juga cenderung naik. Untuk Ketinggian antena yang semakin tinggi redamannya akan cenderung berkurang. Disamping perhitungan peredaman di atas, dengan perhitungan secara statistik, distribusi besarnya daya yang diterima pada setiap titik di dalam sel, dapat diketahui kualitas cakupan sinyal radio di dalam luasan sel yang direncanakan yaitu dengan mengetahui berapa bagian dar! luasan tersebut yang menerima daya di atas batas ambang penerimaan (threshold receiver). ~. Variabel-variabel yang mempengaruhi perhitungan traffic adalah jumlah total kanal, kebutllhan kanal dan luasan sel. KebutUhan kanal dinyatakan dalam satuan Erlang yang merupakan hasil perhitungan jumlah call dan lama rata-rata tiap call yang dillkur dalam periode waktu tertentu. Pada daerah dengan kebutuhan call yang tinggi dapat dilayani dengan luasan-luasan sel yang lebih kecil, dan

112 untuk daerah dengan kebutuhan call yang rendah dapat dilayani dengan luasan-luasan sel yang lebih besar. 5. Penerapan jaringan radio cellular untuk pelayanan telepon kendaraan di Indonesia menggunakan sistem penomoran dan signalling yang memungkinkan secara langsung dapat dihubungi telepon rumah atau telepon kendaraan sendiri secara automat is melalui dialling nomor telepon. Dengan adanya rasilitas toll ticketing untuk keperluan penentuan charging maka perhitungan charging pada sistem telepon cellular pad~ prinsipnya sama dengan perhitungan charging pada sistem telepon tetap.