BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sangat tergantung pada lingkungan, baik lingkungan biotik maupun abiotik. Setiap hari manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memperoleh pengalaman hidup dengan mempelajari apapun yang ada di lingkungannya. Dalam dunia pendidikan, lingkungan berfungsi untuk menyokong jalannya proses pembelajaran. Lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan yang aman dan nyaman akan membuat siswa dan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman akan membuat siswa maupun guru setengah hati bahkan malas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Banyak metode pembelajaran baru maupun pengembangan metodemetode belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, motivasi belajar, dan aktivitas siswa. Materi-materi juga telah didesain dan dikembangkan untuk membantu pembelajaran Matematika. Namun menurut penyusun, siswa masih kurang dalam memperhatikan maupun ikut andil atau aktif dalam proses pembelajaran. Minat siswa mengikuti pelajaran pun masih kurang, apalagi mata pelajaran Matematika. Dalam benak mereka, Matematika adalah pelajaran yang susah, tidak menyenangkan, dan tidak akan digunakan, sehingga motivasi siswa belajar Matematika menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dimyati & Mudjiono (2002), yaitu Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar. Di samping itu, keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar (hlm. 98). 1
2 Kegiatan pembelajaran diterapkan melalui beragam kiat untuk menambah kemampuan dan daya serap siswa terhadap materi. Kiat-kiat tersebut antara lain layanan matrikulasi, program remedial, program akselerasi, dan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Dalam pembelajaran di dalam dan di luar kelas diperlukan inisiatif, kreativitas, dan usaha dari semua tenaga kependidikan, khususnya guru. Guru perlu memperkuat pengetahuan dan penguasaan metodologi pembelajaran dengan mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Hasil observasi pembelajaran di SMPN 1 Tirtomoyo menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah yang kegiatannya seputar menerangkan dan memberikan soal sehingga siswa cenderung diam dan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika, siswa kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Sebagian besar siswa yang tidak memperhatikan dan tidak aktif saat pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa rendah. Hal ini sesuai dengan Sudjana (1994) yang berpendapat bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ditunjukkan dengan adanya kesenangan atau kenikmatan untuk belajar, yang berarti menaruh perhatian dan minat terhadap kegiatan-kegiatan belajar dan hasrat ingin tahu, yang berarti keinginan siswa dalam mencari hal-hal baru. Hasil belajar siswa juga masih rendah. Hal ini didukung oleh data laporan pengolahan Ujian Nasional tahun ajaran 2013/2014 yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2014) yang menyatakan bahwa daya serap materi geometri khususnya materi kesebangunan dan kekongruenan siswa SMPN 1 Tirtomoyo rendah. Ketercapaian indikator pada materi kesebangunan dan kekongruenan siswa SMPN 1 Tirtomoyo adalah 58.24%. Motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Setyowati (2007) bahwa motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan, besarnya motivasi belajar yang mempengaruhi hasil belajar commit siswa to user sebesar 29.766%. Hartati (2009)
menyatakan bahwa motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar Matematika. Prestasi belajar Matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang, prestasi belajar Matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, dan prestasi belajar Matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah (Hartati, 2009). 3 Kemudian, Burrow (2010) menyatakan bahwa makin tinggi motivasi belajar siswa, nilai akademik siswa juga makin tinggi. Pendidikan dalam ruang yang bersifat kaku dan formalitas dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah (Yuliarto, 2010). Fägerstam dan Blom (2012) menyatakan bahwa pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan motivasi belajar dan nilai kognitif siswa. Dalam American Institute for Research (AIR, 2005) dinyatakan bahwa nilai kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran di luar kelas meningkat secara signifikan dengan peningkatan rata-rata tiga poin atau 27%. Selain itu, motivasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran di luar kelas meningkat secara signifikan dengan peningkatan 0.59 poin atau 8.17%. SEER dalam Dillon, Rickinson, Teamey, Morris, Choi, Sanders, et al. (2006) menyatakan bahwa siswa pada pembelajaran di luar kelas memperoleh nilai akademik (membaca, ilmu pengetahuan alam, matematika) yang lebih tinggi 72% daripada siswa pada pembelajaran tradisional. Lalu, Eaton dalam Dillon, et al. (2006) mengungkapkan bahwa pengalaman pada pembelajaran di luar kelas lebih efektif untuk meningkatkan nilai kognitif daripada pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di luar kelas memiliki kelebihan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kelebihan pembelajaran di luar kelas tersebut adalah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Berangkat dari masalah tersebut, perlu diadakan penelitian upaya meningkatkan motivasi dan hasil commit belajar siswa to user melalui pembelajaran di luar kelas
(outdoor learning). Dengan penerapan pembelajaran di luar kelas, diharapkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa SMPN 1 Tirtomoyo meningkat. 4 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu. 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran di luar kelas yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMPN 1 Tirtomoyo? 2. Apakah penerapan pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMPN 1 Tirtomoyo? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah. 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di luar kelas yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMPN 1 Tirtomoyo. 2. Mengetahui apakah pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMPN 1 Tirtomoyo. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah. 1. Bagi Guru Mata Pelajaran a. Dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran selain pembelajaran yang berada di dalam kelas yang membuat siswa menjadi lebih leluasa karena tidak hanya duduk dan tidak merasa bahwa belajar harus di dalam kelas. b. Mendorong guru untuk memilih dan menerapkan metode yang mampu mendorong meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sehingga pada akhirnya mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
5 2. Bagi Siswa a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya dan dapat mengubah mindset siswa bahwa belajar tidak hanya di dalam kelas. b. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa dapat mengeksplorasi lingkungannya. c. Dapat memahami lebih dalam suatu materi sehingga materi tersebut dapat diingat lebih lama. 3. Bagi Peneliti a. Dapat memberikan kontribusi mengenai pembelajaran di luar kelas sebagai pilihan untuk memberikan variasi pembelajaran yang dapat diterapkan. b. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti mengenai metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar Matematika.