PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING. JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada Siswi di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA SISWI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

KOMPRES HANGAT MEMPENGARUHI DERAJAT NYERI MENSTRUASI PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 2 PAMEKASAN. Abstrak

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMPN 1 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Correspondence : Hamimatus Zainiyah, Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP SKALA NYERI DYSMENORHEA PADA REMAJA PUTRI DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

PENGARUH MINUMAN KUNYIT ASAM TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI DIII KEBIDANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT ASAM TERHADAP KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI PEDUKUHAN DAGEN PENDOWOHARDJO SEWON BANTUL

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINOREA PADA MAHASISWI TINGKAT II AKBID GRIYA HUSADA SURABAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

EFEKTIVITAS WILLIAM S FLEXION EXERCISE DALAM PENGURANGAN NYERI HAID (DISMENORHEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI MENSTRUASI PADA SISWI SMA 3 KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

THE INFLUENCE OF WARM COMPRESS TOWARD PRIMER DYSMENORRHEAL PAIN ON THE STUDENT OF PAMENANG MIDWIFERY ACADEMIC

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

PENGARUH PILATES EXERCISE TERHADAP NYERI PRIMARY DYSMENORRHEA PADA SISWI DI SMKN SUKARESIK KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya nyeri saat haid atau dysmenorrhea dan disebut juga menstrual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

ANEMIA DAN NYERI DISMENOREA

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i1 (34-39)

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

Transkripsi:

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA RAHMAWATI 201210201014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH 2016

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA RAHMAWATI 201210201014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH 2016 i

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: EKA RAHMAWATI 201210201014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH 2016 ii

i

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH Eka Rahmawati, Sarwinanti Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email ekkaa.rahma@gmail.com Abstract: Dysmenorrheal is stomach pain caused by womb cramp, and it happens during menstruation. The impact dysmenorrheal is disturbance toward daily activities and reproduction system. The study aim to investigate the influence of progressive relaxation technique on dysmenorrheal level. The study used pre experiment with the framwork of one group pre-post test design. The population was 38 female students. The samples used 22 students with simple random sampling. The analysis test used wilcoxon. The result of analysis test obtained Asymp Value Sign (2-tailed) for dysmenorrheal rate 0.000 < 0.05. There was positive effect of progressive relaxation technique on dysmenorrheal level. It is expected that students use progressive relaxation technique to overcome dysmenorrheal as a non-pharmacological way. Keywords: dysmenorrheal, progressive relaxation technique Abstrak: Nyeri haid (dismenorhea) adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Dampak dari dismenorhea yaitu terganggunya aktivitas hidup sehari-hari dan gangguan pada sistem reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap tingkat nyeri haid (dismenorhea). Penelitian ini menggunakan metode pre experiment dengan rancangan one grup pre-post test design. Populasi 38 orang mahasiswi. Sampel yang digunakan 22 mahasiswi dengan simple random sampling. Uji analisis menggunakan Wilcoxon. Hasil uji analisis didapatkan nilai Asymp. Sign (2-tailed) untuk tingkat nyeri haid (dismenorhea) 0,000 < 0,05. Ada pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap tingkat nyeri haid (dismenorhea). Disarankan bagi mahasiswi menggunakan teknik relaksasi progresif untuk mengatasi nyeri haid (dismenorhea) secara non farmakologi. Kata Kunci: nyeri haid (dismenorhea), teknik relaksasi progresif

PENDAHULUAN Nyeri haid (dismenorhea) adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Nugroho & Utama, 2014). Nyeri haid (dismenorhea) yang dirasakan sangat berat menyebabkan mahasiswi tidak masuk kuliah dan menyebabkan prestasi belajar mahasiswi menjadi menurun. Dismenorhea yang tidak segera mendapat penanganan yang tepat dapat menyebabkan mual, diare, sakit kepala dan bahkan pingsan (Prawirohardjo, 2010). Pada dismenorhea sekunder yang terjadi karena penyakit reproduksi dapat menyebabkan Retrograd menstruasi (menstruasi yang bergerak mundur), infertilitas (kemandulan), ektopic pecah, kista pecah, perforasi rahim, dan infeksi (Andrew, 2009). Menurut Proverawati dan Misaroh (2009) cara untuk mengatasi nyeri menstruasi adalah dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Potter dan Perry (2006) mengatakan bahwa salah satu yang termasuk jenis latihan relaksasi adalah latihan relaksasi progresif. Teknik relaksasi progresif adalah terapi non farmakologi yang termurah pada saat ini yang tidak memiliki efek samping, dan mudah untuk dilakukan. Efektivitas teknik relaksasi progresif juga telah diteliti di Indonesia pada berbagai masalah kesehatan. Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa teknik relaksasi progresif dapat menurunkan nyeri (Wahyuni & Rahman, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dari 96 mahasiswi terdapat 90 (93,7%) mahasiswi mengalami dismenorhea yang terdiri dari 38 (42,2%) mahasiswi yang mengalami dismenorhea saat menstruasi dan 52 (57,8%) mahasiswi yang kadang-kadang mengalami dismenorhea saat menstruasi dengan tingkat gejala yang berbeda-beda, sedangkan 6 (6,3%) mahasiswi tidak mengalami dismenorhea. Berdasarkan data-data yang ditemukan, peneliti tertarik meneliti tentang pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap tingkat nyeri dismenorhea pada mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre experiment dengan rancangan one grup pre-post test design tanpa kelompok pembandingan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi keperawatan semester VII di Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang mengalami nyeri haid (dismenorhea). Populasi pada penelitian ini berjumlah 38 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sample random sampling. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 22 orang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar pengisian data responden dan instrumen observasi skala nyeri yaitu Numerical Rating Scale (NRS). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Universitas Aisyiyah Yogyakarta terletak di Jalan Ring Road Barat No. 63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 21 10 45,5 % 22 10 45,5 % 23 2 9,1 % Jumlah 22 100 % Sumber data : data primer : 2016

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 22 responden terdapat 10 responden (45,5%) usia 21 tahun, 10 responden (45,5%) usia 22 tahun, dan 2 responden (9,1%) usia 23 tahun. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT Frekuensi Persentase 18,5 20,5 8 36,4 % 20,6 22,5 6 27,3 % 22,6 24,9 8 36,4 % Jumlah 22 100 % Sumber data : data primer : 2016 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 22 responden, seluruh responden (100%) diketahui IMT pada kisaran normal yaitu 18,5-24,9 (Dwijayanti, 2011). Terdiri dari 8 responden (36,4%) dengan IMT 18,5 20,5, 6 responden (27,3%) dengan IMT 20,6 22,5, 8 responden (36,4%) dengan IMT 22,6 24,9. Tabel 3 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Nyeri Haid (Dismenorhea) Sebelum dan Setelah Pemberian Teknik Relaksasi Progresif Pre-Test Post-Test Tingkat Nyeri Haid (Dismenorhea) (f) (%) (f) (%) Tidak Nyeri (0) 0 0 % 5 22,7 % Nyeri Ringan (1-3) 1 4,5 % 13 59,1 % Nyeri Sedang (4-6) 13 59,1 % 3 13,6 % Nyeri Berat Terkontrol (7-9) 8 36,4 % 1 4,5 % Nyeri Berat Tidak Terkontrol (10) 0 0 % 0 0 % Jumlah 22 100 % 22 100 % Sumber data : data primer : 2016 Tingkat Nyeri Haid Sebelum Pemberian Teknik Relaksasi Progresif Pada Mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa tingkat nyeri haid (dismenorhea) responden sebelum diberikan teknik relaksasi progresif adalah responden dengan kategori tidak nyeri sebanyak 0 responden (0%), kategori nyeri ringan sebanyak 1 responden (4,5%), kategori nyeri sedang sebanyak 13 responden (59,1%), kategori nyeri berat terkontrol sebanyak 8 responden (36,4%), dan kategori nyeri berat tidak terkontrol sebanyak 0 responden (0%). Nyeri haid (dismenorhea) menurut Mitayani (2009) di pengaruhi oleh usia, status ekonomi, pekerjaan, dan konstitusi. Berdasarkan teori tersebut, faktor yang kemungkinan mempengaruhi nyeri haid (dismenorhea) pada responden penelitian ini adalah faktor usia yang dapat dilihat pada tabel 4.1 tentang karakteristik responden berdasarkan usia, didapatkan data sebanyak 10 responden (45,5%) berusia 21 tahun, 10 responden (45,5%) berusia 22 tahun, dan 2 responden (9,1%) berusia 23 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novia & Puspitasari (2008) bahwa golongan umur 21-25 tahun rentan terjadi dismenorhea disebabkan oleh terjadinya optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga sekresi prostaglandin meningkat yang menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi. Sedangkan faktor status ekonomi yang pada penelitian ini dinilai dari perhitungan indeks masa tubuh (IMT) dapat dilihat pada tabel 4.2 tentang karakteristik responden berdasarkan IMT menunjukkan bahwa dari 22 responden, seluruh responden (100%) diketahui IMT pada kisaran normal yaitu 18,5-24,9 (Dwijayanti, 2011). Terdiri dari 8 responden (36,4%) dengan IMT 18,5 20,5, 6 responden (27,3%) dengan IMT 20,6 22,5, 8 responden (36,4%) dengan IMT 22,6 24,9.

Pada penelitian ini responden yang mengalami nyeri haid (dismenorhea) tidak dipengaruhi oleh status IMT karena penelitian ini mengambil responden yang mempunyai status IMT dalam kisaran normal. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Pande dan Purnawati (2013) dengan judul Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Dismenorea Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara IMT dan dismenorea primer dengan nilai p sebesar 0,202 (nilai p>0,05). Faktor lain yang mungkin mempengaruhi terjadinya nyeri haid (dismenorhea) pada responden adalah stres. Gunawati dan Hartati (2006) menyatakan seseorang dapat dikatakan mengalami stres, ketika ia mengalami suatu kondisi tekanan dalam diri akibat tuntutan-tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan individu tersebut. Penelitian yang dilakukan Okoro (2013) menjelaskan beberapa faktor risiko terjadinya dismenore yakni usia, paritas, lama menstruasi, stres, aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan indeks massa tubuh. Salah satu faktor yang paling dekat dengan mahasiswa adalah stres. Stres merupakan salah satu faktor psikologis manusia di mana faktor ini dapat menyebabkan suplai darah tidak lancar sehingga terjadi defisiensi oksigen di uterus dan meningkatkan produksi serta merangsang sekresi prostaglandin (PGs) di uterus (Silvana, 2012). Menurut Hurlock (2007) salah satu faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid yaitu faktor kejiwaan. Gangguan psikis akan mengakibatkan gangguan pada fisik, misalnya gangguan haid seperti dismenorhea. Didukung penelitian Prihatama (2013) dengan judul hubungan antara stres dan dismenore pada siswi kelas tiga SMA Negeri 2 Ngawi. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan cross sectional. Metode sampel menggunakan purposive sampling didapatkan besar sampel 54 siswi dan diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Dari analisis statistik menggunakan uji Chi- Square didapatkan nilai p sebesar 0,002 (interval kepercayaan 95%) artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan dismenore. Tingkat Nyeri Haid Setelah Pemberian Teknik Relaksasi Progresif Pada Mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Setelah pemberian teknik relaksasi progresif, seperti disajikan pada tabel 4.3 responden yang dikategorikan tidak mengalami nyeri meningkat dari 0 responden (0%) menjadi 5 responden (22,7%). Responden yang dikategorikan mengalami nyeri ringan meningkat dari 1 responden (4,5%) menjadi 13 responden (59,1%). Responden yang dikategorikan mengalami nyeri sedang menurun dari 13 (59,1%) menjadi 3 responden (13,6%). Responden yang dikategorikan mengalami nyeri berat terkontrol menurun dari 8 responden (36,4%) menjadi 1 responden (4,5%). Sedangkan responden yang dikategorikan mengalami nyeri berat tidak terkontrol yaitu 0 responden (0%). Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan yang berarti setelah pemberian teknik relaksasi progresif. Perubahan tingkat nyeri haid (dismenorhea) pada responden setelah dilakukan teknik relaksasi progresif sesuai dengan teori menurut Wahyuni dan Rahman (2009) bahwa teknik relaksasi progresif merupakan cara yang dapat digunakan untuk meringankan nyeri menstruasi melalui vasodilatasi pembuluh darah, dan peningkatan sekresi hormon endorfin yang berfungsi memblok reseptor nyeri di otak sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang. Proverawati dan Misaroh (2009) menyatakan penurunan tingkat nyeri pada relaksasi progresif dikarenakan oleh adanya relaksasi yang dapat menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah serta merangsang sekresi endorphin. Endorphin yang disekresikan ini berhubungan

dengan teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) yang mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorphin (penghilang nyeri alami) yang akan menghambat pelepasan impuls nyeri. Studi eksperimen yang dilakukan di Brasil oleh Praseetha (2012) dalam Akbar, Putria, dan Efriyanti (2014) didapatkan hasil bahwa relaksasi otot progresif dapat mengurangi persepsi nyeri pada 61 responden. Nyeri yang dirasakan mengalami penurunan satu tingkat dari berat menjadi sedang dan sedang menjadi ringan setelah diberikan relaksasi otot progresif. Hasil ini menyatakan bahwa relaksasi otot progresif memiliki nilai yang signifikan untuk penurunan dismenorea. Penelitian ini didukung oleh penelitian Akbar, Putria, dan Efriyanti (2014) dengan judul Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan UNAND. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah relaksasi otot progresif berpengaruh dalam mengatasi nyeri dismenorea. Subjek penelitian adalah mahasiswi A 2012 di Fakultas Keperawatan UNAND. Jenis penelitian ini menggunakan Quasi-experiment tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan one group pretest-posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan 37 orang. Analisa data menggunakan wilcoxon. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif terhadap nyeri dismenorea pada mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan UNAND dengan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa relaksasi otot progresif dapat menurunkan nyeri dismenorea pada mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan UNAND. Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Progresif Pada Mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nyeri haid (dismenorhea) mengalami penurunan setelah pemberian teknik relaksasi progresif. Hal ini dapat dibuktikan pada table 4.5 mengenai hasil analisis data penelitian sebelum dan setelah teknik relaksasi progresif yang menunjukkan bahwa sebelum diberikan teknik relaksasi progresif, rata-rata nilai skor responden sebesar 5,86 dan setelah diberikan teknik relaksasi progresif rata-rata nilai skor menurun menjadi 2,36. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai pre test yaitu sebelum diberikan teknik relaksasi progresif dan post test setelah diberikan teknik relaksasi progresif dengan selisih sebesar 3,5. Nyeri menstruasi merupakan sensasi nyeri. Rasa nyeri sering digambarkan sebagai nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama haid, terkadang hingga menggangu aktivitas. Terdapat dua kategori nyeri menstruasi yaitu primer dan sekunder. Nyeri menstruasi primer disebabkan produksi prostaglandin endometrium yang lebih besar sehingga menyebabkan kontraksi uterus, iskemia uterus, dan nyeri pelvis. Prostaglandin yang berlebihan terlepas dari sel-sel endometrium uterus adalah prostaglandin F2 alfa. Prostaglandin F2 alfa adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan kontriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat (Corwin, 2008). Teknik relaksasi progresif merupakan suatu latihan untuk membantu meringankan ketidaknyamanan menstruasi melalui peningkatan vasodilatasi penurunan iskemia berikutnya pada endometrium. Hal ini juga melepaskan opiat endogen yang menekan prostaglandin ( O Donohue & Fisher, 2012).

Zainiyah (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh relaksasi progresif terhadap nyeri dismenorhea primer pada mahasiswa DIV Kebidanan Ngudia Husada Madura. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-experimental Design dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest. Hasil analisa data menggunakan uji statistik wilcoxon match pairs test dengan tingkat kemaknaan 0,05 dengan skala ordinal dengan p value 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh relaksasi progresif terhadap nyeri dismenorhea primer. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Simamora, Sinaga, dan Olivia (2014) dengan judul pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap nyeri menstruasi pada remaja di asrama putri STIKES Santo Borromeus. Hasil penelitian dari 20 responden sebelum dilakukan teknik relaksasi otot progresif sebanyak 18 (90%) responden menyatakan nyeri sedang dan 2 (10%) responden menyatakan nyeri ringan, sedangkan setelah dilakukannya teknik relaksasi otot progresif sebanyak 12 (60%) responden menyatakan nyeri ringan, 4 (20%) responden menyatakan tidak nyeri, dan 4 (20%) responden lainnya menyatakan nyeri sedang. Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon dengan p-value = 0,000 ( α) sehingga disimpulkan ada pengaruh setelah dilakukan teknik relaksasi otot progresif terhadap nyeri menstruasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa tingkat nyeri haid (dismenore) sebelum diberikan teknik relaksasi progresif yaitu 5,86 dalam kategori nyeri sedang. Tingkat nyeri haid (dismenorhea) setelah diberikan teknik relaksasi progresif yaitu 2,36 dalam kategori nyeri ringan. Sesuai dengan hasil uji analisis menggunakan Wilcoxon didapatkan data bahwa ada pengaruh pemberian teknik relaksasi progresif terhadap tingkat nyeri haid (dismenorhea). Saran Bagi mahasiswi penelitian ini diharapkan dapat menggunakan teknik relaksasi progresif untuk mengatasi nyeri haid (dismenorhea) secara non farmakologi. Bagi institusi Universitas Aisyiyah Yogyakarta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa tentang cara mengatasi nyeri haid (dismenorhea) dengan menggunakan teknik relaksasi progresif. Bagi profesi keperawatan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan keperawatan dalam mengatasi nyeri haid (dismenorhea) secara non farmakologi. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding. DAFTAR PUSTAKA Akbar, I., Putria, D.E., Efriyanti, E. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Dismenore Pada Mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan UNAND. Ners Jurnal Keperawatan Volume 10, No 1, Maret 2014 : 1-9. Diakses pada 1 Juni 2016. Andrew, G. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta. Nugroho, T., Utama, B.I. (2014). Masalah Reproduksi Wanita. Nuha Medika Press: Yogyakarta.

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Keperawatan Fundamental: Konsep, Proses, Dan Praktik, E/4, Vol.2. EGC: Jakarta. Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka: Jakarta. Proverawati, A., & Misaroh, S. (2009). Menarche: Pertama Penuh Makna. Nuha Medika: Bandung. Wahyuni, & Rahman, F. (2009). Pengaruh Penambahan Teknik Relaksasi Progresif Pada Terapi Latihan Terhadap Penurunan Nyeri Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Skripsi dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada 30 November 2015.