BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMK PRAWIRA MARTA KARTASURA TAHUN Oleh: MUSTHAFA ARIP ISNANDAR A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itulah, pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan mutunya agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dengan efektif. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia seutuhnya.terlebih pada era globalisasi seperti sekarang ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang pesat dan sangat berpengaruh serta membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini bermanfaat bagi manusia, namun di sisi lain dampak dari perkembangan ini akan membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka bangsa Indonesia perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang dilakukan secara terencana dan terarah sehingga bisa tercapai tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien.peningkatan dalam bidang pendidikan ini perlu dititikberatkan pada pengembangan kualitas fisik dan mental pada generasi muda agar mampu meneruskan perjuangan generasi-generasi sebelumnya. Di Indonesia pernah menerapkan sistem sentralisasi pendidikan dimana pemerintah memiliki wewenang penuh dalam mengatur kebijakan pendidikan.dengan adanya sistem sentralisasi pendidikan tersebut setiap sekolah hanya tinggal menunggu instruksi dari pemerintah pusat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Tetapi sekarang di Indonesia telah menerapkan kebijakan otonomi daerah. Kebijakan tersebut menuntut adanya otonomi di bidang pendidikan yang 1

2 kemudian sistem sentralisasi pendidikan ini mengalami perubahan dan digantikan dengan sistem desentralisasi pendidikan dimana pemerintah masih memiliki wewenang tetapi tidak secara penuh dalam mengatur kebijakan pendidikan. Perubahan tersebut memiliki alasan bahwa dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah ditegaskan sistem pendidikan setralistis yang telah berjalan kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan.yaitu kurang bisa mengakomodasi keberagaman daerah, keberagaman sekolah, dan keberagaman peserta didik selain itu juga cenderung terhambatnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan.setelah adanya desentralisasi pendidikan ini masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Pemberian otonomi ini juga menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan komponen masyarakat secara efektif untuk mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam rangka inilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tampil sebagai alternatif manajemen pendidikan. MBS merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi kepada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi, dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari MBS adalah meningkatkan mutu pendidikan, yakni dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak terkait (guru, peserta didik, masyarakat, wali murid, dan instansi lain). Dengan demikian, sekolah dan masyarakat tidak perlu menunggu lagi instruksi dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan.sekolah dapat mengembangkan visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.

3 Menurut Hadiyanto (2004: 68) target utama MBS di Indonesia adalah pemberdayaan sekolah untuk secara mandiri meningkatkan mutu pendidikan masing-masing. Oleh karena itu, kemampuan manajemen dan kepemimpinan dari kepala sekolah serta kesediaan sumber yang memadai merupakan persyaratan untuk mencapai keberhasilan MBS di masa depan. Sehingga kemampuan kepala sekolah sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui MBS. Dengan demikian, adanya peraturan otonomi daerah yang mengubah sistem sentralisasi pendidikan menjadi desentralisasi pendidikan ini menuntut lembaga pendidikan atau sekolah agar memiliki pemimpin yang berkualitas yang mempunyai keterampilan dalam memimpin dan mengelola sekolah dengan baik selain itu kepala sekolah mempunyai kemampuan dalam menyusun visi sekolah dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten yang sehingga bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta dapat meningkatkan mutu pendidikan agar bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. Keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak akan tercapai jika kepala sekolah bergerak sendiri, tetapi harus ada campur tangan dari tenaga pendidik. Dalam hal ini yang dimaksud pendidik di sekolah adalah guru. Guru berperan sangat penting dalam kegiatan pendidikan yaitu pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan hal pokok yang harus ada dalam kegiatan pendidikan. Sedangkan keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada guru yang mengajar. Jika kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran baik maka keberhasilan dalam proses pembelajaran akan tercapai secara efektif. Oleh karena itu, dengan kinerja guru yang baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dalam uraian di atas guru berperan sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan menuntut adanya kinerja guru yang baik merupakan hal yang tepat. Dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dikatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, sertamemiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional.

4 Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosialdankompetensi profesi. Selain itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru.salah satu kebijakan yang ditetapkan pemerintah yaitu disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tentang guru dan dosen, standar nasional pendidikan dan sertifikasi guru. Kebijakan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 yang berkaitan dengan sertifikasi yaitu semua guru diwajibkan untuk memiliki ijazah S-1 atau D-4 sehingga kedepan paling lambat tahun 2015 semua guru di wilayah Republik Indonesia bergelar sarjana dan bersertifikat pendidik. Ini semua dilakukan untuk memberikan penghargaan terhadap profesi guru, meningkatkan kesejahteraan guru, sekaligus meningkatkan kinerja para guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.walaupun sudah adanya kebijakan tersebut pada kenyataanya kinerja guru di Indonesia belum sepenuhnya baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru pada tahun 2015 dari nilai kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Rata-rata Uji Kompetensi Guru nasional 53.02, sedangkan pemerintah menargetkan rata-rata nilai di angka 55. Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, sedangkan nilai rata-rata kompetensi pedagogik 48,94 (sergur.kemdiknas.go.id). Kepala sekolah merupakan pejabat professional yang ada dalam organisasi sekolah, yang mengatur semua sumber daya sekolah dan bekerja sama dengan guru-guru, staf, dan pegawai lainnya dalam mendidik peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan lembaga pendidikannya.di zaman modern seperti sekarang ini ilmu pengetahuan dan tekologi mempunyai pengaruh yang sangat besar dikarenakan dunia pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat.untuk mengahadapi hal tersebut maka kepala sekolah dituntut untuk bisa meningkatkan kinerja para guru agar bisa meningkatnya mutu pendidikan

5 sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang pada akhirnya kepercayaan masyarakat terus bertambah. Sekolah Menengah Kejuruan Prawira Marta yang berada di Kartasura, merupakan sekolah swasta yang berdiri dibawah naungan yayasan pendidikan Oxford Course Indonesia.Sekolah tersebut memiliki kepala sekolah yang bisa dikatakan mempunyai kinerja yang baik.dengan waktu kepemimpinannya kurang lebih berjalan 4 tahun ini berbagai perubahan ke arah yang lebih baik sudah banyak dilakukan oleh kepala sekolah di SMK tersebut. Menurut salah satu guru di Sekolah tersebut, SMK Prawira Marta yang dulunya bisa dikatakan sebagai sekolah yang kurang terpandang oleh masyarakat dengan jumlah peserta didik yang tergolong sangat kurang, tetapi dengan semangat dan kepintaran yang dimilikinya, kepala sekolah bersama para guru disana terus mencoba berbagai strategi sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saat ini kepala sekolah di SMK tersebut dikatakan cukup berhasil dalam memajukan sekolah terbukti dengan kepercayaan masyarakat yang terus bertambah sehingga jumlah peserta didik mengalami peningkatan, pembangunan gedung dan ruang kelas yang juga terus bertambah, dan akhirnya bisa menyelenggarakan pendidikan dengan lancar dan nyaman. Tidak hanya itu, dalam hal kesejahteraan guru pun juga digagasnya, dahulu yang gurunya kurang kompak sekarang bisa menjadi lebih kompak, dahulu para guru yang memiliki kinerja kurang baik atau kurang maksimal dalam menunjukkan potensinya dengan berbagai upaya yang telah dilakukan kepala sekolah sekarang kinerja guru sudah menjadi lebih meningkat. Dengan meningkatnya kinerja guru itulah para guru di sekolah tersebut bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional sehingga tujuan dalam pembelajaran bisa tercapai yang secara otomatis bisa tercapainya tujuan sekolah atau pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di organisasi sekolah sangat berpengaruh terhadap kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja para guru merupakan suatu keharusan terlebih pada sekolah kejuruan, guru dituntut untuk menguasai bidang yang diampunya. Karena guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya suatu pendidikan, maka

6 kepala sekolah melakukan penilaian kinerja guru baik secara individual maupun keseluruhan agar mengetahui keadaan kinerja guru yang baik dan yang kurang baik.jika didapatkan hasil yang kurang baik kepala sekolah bisa mengambil tindakan atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melihat dari di atas tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMK Prawira Marta Kartasura. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMK Prawira Marta Kartasura? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMK Prawira Marta Kartasura. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Sebagai bahan masukkan dalam meningkatkan kinerja guru khusunya di SMK. b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan, 2. Secara praktis Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi maupun pengembangan pembelajaran di sekolah.serta penulis dapat mengetahui kinerja guru khususnya di SMK Prawira Marta Kartasura.